Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“TEKNIK BIMBINGAN DAN KONSELING KELOMPOK”

Dosen Pengampu : Dra.Rahmulyani,M.Pd.,Kons

Disusun oleh :

Nama : MARTAULI O SIHALOHO

NIM : 1193351039

Kelas : BK Reguler C 2019

No. Urut : 29

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat AllahYang Maha Esa karena atas kemurahan yang telah diberikan
oleh-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari di
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pembahasan.

Oleh karena itu, penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaan penyusunan artikel ini dan
juga memohon kritik dan saran untuk agar bisa lebih baik lagi. Harapan penulis mudah-mudahan
apa yang penulis susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri penulis sendiri, teman-teman,
serta orang lain.

Medan, Oktober 2020

Martauli O Sihaloho

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

2.1 Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Kelompok...........................................................2

BAB III KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN........................................................................8

BAB IV PENUTUP......................................................................................................................12

4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................12

4.2 SARAN................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 

Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku
(Prayitno, 2001: 10-11). 

Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa
agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar
dan karir.

1.2 Rumusan Masalah 

1) Apa saja teknik-teknik bimbingan konseling kelompok ?


2) Apa kelebihan teknik-teknik bimbingan konseling kelompok ?
3) Apa kekurangan teknik-teknik bimbingan konseling kelompok ?

1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah

1) Untuk mengetahui apa saja teknik-teknik bimbingan konseling kelompok.


2) Untuk mengetahui kelebihan teknik-teknik bimbingan konseling kelompok.
3) Untuk mengetahui kekurangan teknik-teknik konseling kelompok.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling Kelompok

Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan


kelompok dilaksanakan. Kegiatan bimbingan kelompok menggunakan basis kurikuler dan
sebagian besar kegiatannya berupa kegiatan di kelas dengan menggunakan kegiatan pemberian
informasi, tanya jawab, diskusi, dan kegiatan latihan dalam kelompok-kelompok kecil, maka
aktivitas siswa dalam kegiatan-kegiatan itu sangat penting. Teknik bukan merupakan tujuan
tetapi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bimbingan.Berikut ini adalah beberapa
teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, yaitu antara lain:

1. Teknik Role Playing


Teknik Role playing merupakan suatu metode bimbingan dan konseling kelompok yang
dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok. Penggunaan teknik bermain
peran (role playing), konselor sangat memegang peranan penting dan dapat menentukan
masalah, topik untuk siswa dapat membawakan situasi role playing yang disesuaikan dari hasil
need assesment siswa sehingga dapat disusun skenario bermain peran, setelah itu baru dapat

2
mendiskusikan hasil, dan mengevaluasi seluruh pengalaman yang dirasakan oleh siswa setelah
melakukan role playing.

Penggunaan Role Playing dalam kegiatan pembelajaran banyak memberikan manfaat


pada siswa. Tujuan dari teknik Role playing adalah (1) Menyenangkan dan dapat menimbulkan
motivasibagi pembelajaran, (2) Semakin banyak kesempatan pembelajaran untuk
mengungkapkan diri, (3) Memberikan kesempatan yang lebih luas untuk berbicara, dan (4)
Dapat memberikan kesenangan kepada siswa karena role playing pada dasarnya permainan.
Dengan bermain siswa menjadi senang karena bermain adalah dunia siswa.

Shaftels (Sagala, 2010: 155) membagi tahapan - tahapan melaksanakan role playing
menjadi Sembilan :

1. Tahap I : Pemanasan : Mengidentifikasi dan mengenalkan masalah, Memperjelas


masalah, Menafsirkan masalah serta Menjelaskan role playing.
2. Tahap II : Memilih Partisipan (peran) : Menganalisis peran dan Memilih pemain yang
akan melakukan peran.
3. Tahap III : Mengatur Setting Tempat Kejadian : Mengatur sesi-sesi/batas tindakan,
Menegaskan kembali peran, dan Lebih mendekat pada situasi yang bermasalah.
4. Tahap IV : Menyiapkan Observer (pengamat) : Memutuskan apa yang dicari /diamati dan
Memberikan tugas pengamatan.
5. Tahap V : Pemeranan : Memulai role playing dan Mengukuhkan role playing.
6. Tahap VI : Diskusi dan evaluasi : Mereviw pemeranan (kejadian, posisi, kenyataan),
Mendiskusikan fokus –fokus utama dan Mengembangkan pemeranan selanjutnya.
7. Tahap VII : Pemeranan kembali : Memainkan peran yang telah direvisi dan Memberikan
masukkanatau alternatif perilaku dalam langkah selanjutnya.
8. Tahap VIII : Diskusi dan evaluasi : Mereviw pemeranan (kejadian, posisi, kenyataan),
Mendiskusikan fokus –fokus utama dan Mengembangkan pemeranan selanjutnya.
9. Tahap IX : Berbagi pengalaman dan melakukan generalisasi : Menghubungkan situasi
yang bermasalah dengan kehidupan sehari-hari serta masalah-masalah aktual dan
Menjelaskan prinsip –prinsip umum dalam tingkah laku.

3
2. Teknik Diskusi Kelompok

Menurut Suryanto, diskusi kelompok adalah teknik bimbingan kelompok yang


dilaksanakan dengan maksud agar para siswa anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
memecahkan masalah secara bersama-sama. Dalam diskusi tersebut semua anggota kelompok
diikutsertakan secara aktif dalam mencapai kemungkinan pemecahan masalah secara bersama-
sama mengutarakan masalahnya, mengutarakan ide-ide, mengutarakan saran-saran, saling
menanggapi satu dengan yang lain dalam rangka pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Dalam kegiatan diskusi kelompok yang memegang peranan adalah pembimbing. Pembimbing
berusaha menciptakan situasi yang mendorong konseli untuk ikut terlibat dalam diskusi dan
selalu aktif berpartisipasi dan saling berinteraksi diantara mereka. Setelah diskusi kelompok
berjalan, diharapkan pembimbing untuk tidak terlalu mencampuri pola suatu permasalahan.

Sebagaimana Sujiono yang telah mengutip dari Winkel , adapun tujuan kelompok adalah
membahas bersama masalah yang dihadapi. Sedangkan tujuan diskusi adalah:

a) Memberi kesempatan pada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari
pengalaman teman-teman peserta yang lain dalam mencapai jalan keluar suatu masalah.
b) Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai
masalah sendiri-sendiri apabila ada persamaan masalah yang diutarakan, oleh salah satu
anggota hal ini akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan
masalahnya sama.
c) Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya, untuk berani
mengutarakan masalahnya.
d) Kecenderungan mengubah sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan
pandangan, kritikan atau saran teman anggota kelompok.

3. Teknik PKC-KO

4
Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) adalah kegiatan kelompok
yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam membahas suatu masalah ataupun topik yang
memiliki nilai-nilai karakter. Prayitno (2014) mengungkapkan bahwa PKC-KO merupakan
kegiatan kelompok yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai karakter cerdas dalam wujud
perilaku dan kehidupan pada umumnya.

Tujuan dalam pelaksanaan PKC-KO ini adalah memberikan pembelajaran dengan


memasukkan nilai-nilai karakter cerdas, sehingga benar-benar dihayati dan diamalkan.
Pengamalan karakter cerdas ini dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari yang nyata. Menurut
Prayitno (2014) mengungkapkan pembelajaran PKC-KO diharapkan dapat memberikan dampak
positif terkait dengan berbagai hal, diantara lain sebagai berikut.

a. Dihayatinya nilai-nilai karakter cerdas dalam konteks kehidupan nyata oleh subjek yang
mengikuti kegiatan PKC-KO.
b. Diamalkannya nilai-nilai karakter cerdas yang telah dihayati itu dalam kehidupan sendiri,
baik dalam bentuk perilaku sehari-hari maupun dalam kaitannya dengan tugas kegiatan di
dalam berbagai tugas untuk bidang kehidupan yang menjadi tanggung jawab masing-
masing.
c. Meningkatnya suasana dan makna positif kehidupan pribadi dan sosial pada umumnya
dengan acuan nilai-nilai karakter cerdas.

Pelaksanaan PKC-KO dilakukan dengan lima tahapan antara lain sebagai berikut.

1. Tahap Pengawalan
Pada tahap ini pemimpin kelompok (fasilitator) membuka kegiatan dengan cara berdoa.
Selanjutnya fasilitator membacakan pancasila secara bersama-sama dengan anggota
kelompok. Kemudian fasilitator menjelaskan apa itu PKC-KO, cara kegiatan, serta tujuan
pelaksanaan PKC-KO, dan melanjutkan kegiatan dengan perkenalan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok dalam mengikuti
kegiatan PKC-KO. Selanjutnya fasilitator membagikan buku saku yang berisi nilai-nilai
5
karakter cerdas. Fasilitator kemudian mempersilakan anggota kelompok mempelajari isi
buku saku dan mempersilakan anggota kelompok memberikan contoh pengamalan nilai-
nilai karakter cerdas pada kehidupan nyata.
3. Tahap Pembahasan.
Fasilitator mempersilakan anggota untuk menyampaikan topik yang akan dibahas,
selanjutnya mengarahkan anggota kelompok untuk menyepakati topik apa yang akan
dibahas. Topik yang telah disepakati selanjutnya dikaitkan dengan buku saku yang
memiliki nilai-nilai karakter cerdas.
4. Tahap Penyimpulan
Fasilitator mengarahkan penyimpulan mengenai apa yang dibahas oleh anggota
kelompok. Anggota kelompok mengevaluasi keadaan dirinya mengenai topik yang
dibahas. Selanjutnya masing-masing anggota kelompok memberikan tanggapan
mengenai kesimpulan yang telah diperoleh.
5. Tahap Penutup
Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yang telah mengikuti
kegiatan PKC-KO dan menutup kegiatan dengan berdoa.

4. Teknik Problem Solving.

Teknik problem solving adalah suatu proses untuk melatih siswa untuk berpikir dan
mengajak siswa untuk menilai perubahan-perubahan yang ada pada diri dan lingkungannya,
membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan , atau penyesuaian yang selaras dengan
tujuan dan nilai hidupnya. Teknik problem solving dalam penelitian akan digunakan sebagai
treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Penggunaan metode eksperimen
digunakan dalam penelitian bersamaan bersamaan dengan layanan bimbingan konseling.

5. Teknik Modelling

Teknik modeling adalah suatu proses belajar melalui observasi orang lain sebagai model
yang memiliki peran sebagai perangsang pikiran, sikap, dan tingkah laku bagi individu yang
mengobservasi model yang ditampilkan.

6
Adapun prinsip-prinsip dari teknik modelingini menurut Komalasari (2011: 178) adalah:

1. Belajar diperoleh melalui pengalaman langsung dan tidak langsung dengan mengamati
tingkah laku orang lain beserta konsekuensinya.
2. Kecapakan sosial dapat diperoleh dengan mengamati dan meniru tingkah laku model.
3. Reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan mengamati orang lain.
4. Pengendalian diri dapat dipelajari dengan cara mengamati model yang dikenai hukuman.

Tujuan dari teknik modeling adalah untuk membentuk perilaku baru menjadi lebih baik
dan mengurangi perilaku yang kurang sesuai. Manfaat dari teknik modeling adalah respon atau
keterampilan baru, mencegah perilaku yang tidak diinginkan, dan meningkatkan perilaku positif
yang dimiliki.

Menurut Purnamasari (2012: 44) prosedur teknik modeling adalah sebagai berikut:

1. Menentukan perilaku tujuan.


2. Menentukan jenis modeling yang akan digunakan.
3. Meminta klien untuk memperhatikan apa yang harus ia pelajari sebelum modeling
dilakukan.
4. Konselor menunjukkan perilaku model, menggunakan model yang teramati dan dipahami
jenis perilaku yang hendak dicontoh.
5. Konselor meminta klien untuk mengamati model dan memintanya untuk menyimpulkan
apa yang dilihat dari demonstrasi model.
6. Konselor meminta klien untuk memperagakan perilaku yang dilakukan model dan
konselor memberikan penguatan pada klien terhadap usahanya meniru model.
7. Melakukan evaluasi dan penugasan.

7
BAB III

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

3.1 Teknik Role Playing


 Keunggulan

8
a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di samping menjadi
pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam
memori otak.
b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis
dan antusias.
c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
d. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam
proses belajar.

 Kelemahan
a. Role playing membutuhkan waktu yang relatif panjang atau banyak.
b. Membutuhkan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa
dan ini tidak semua guru memilikinya.
c. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan
suatu adegan tertentu.
d. Tidak semua materi pelajaran bisa disajikan.

3.2 Teknik Diskusi Kelompok


 Keunggulan
a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal dan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain

 Kelemahan
a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan bicara

9
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.

3.3 Teknik PKC-KO


 Keunggulan
a. Pelaksanaan teknik PKC-KO dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang telah
mendapatkan pelatihan khusus mengenai konsep dan bagaimana cara pelaksanaan
PKC-KO.
b. Teknik PKC-KO dapat diberikan di berbagai lapisan masyarakat, baik dalam dunia
pendidikan formal, nonformal maupun dikalangan masyarakat umum seperti pegawai
pemerintah maupun non pemerintah.
c. Adanya pelaksanaan teknik PKC-KO , anggota kelompok maupun fasilitator dapat
terarah untuk melakukan pengamalan dan penghayatan nilai-nilai karakter cerdas
yang terdapat pada buku saku.

 Kelemahan
a. Apabila fasiliator sebagai pembina tidak dapat berperan dalam mengarahkan
terciptanya suasana grup , dinamika kelompok PKC-KO dan tidak mampu
mengelolah berlangsungnya kegiatan kelompok dengan sebaik-baiknya maka tidak
akan mencapai hasil kegiatan yang maksimal.

3.4 Teknik Problem Solving


 Keunggulan
a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan khususnya dengan dunia kerja.
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa
menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi

10
permasalahan di dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu
kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh.

 Kelemahan
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir
siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu
yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.

3.5 Teknik Modelling


 Keunggulan
a. Sangat memudahkan siswa untuk menyerap materi pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran akan dirancang melalui pengamatan melibatkan proses modelling dan
imitation.

 Kelemahan
a. Membutuhkan penguasaan materi maupun kompetensi yang akan ditirukan, jadi
memerlukan latihan sebelum disampaikan kepada siswa. Tanpa adanya penguasaan
materi atau kompetensi tersebut pembelajaran tidak akan bermakna.
b. Keberhasilan teknik modeling tergantung persepsi konseli terhadap model. Jika
konseli tidak menaruh kepercayaan pada model, maka konseli akan kurang
mencontoh tingkah laku model tersebut.
c. Jika model kurang bisa memerankan tingkah laku yang diharapkan, maka tujuan
tingkah laku yang didapat konseli bisa jadi kurang tepat.

11
12
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Teknik-teknik dalam bimbingan konseling sangat penting untuk dipelajari dan dipahami
dalam proses belajar mengajar di karenakan dengan kita mengetahui dan mempelajari teknik-
teknik bimbingan konseling kita mampu berpikir dengan baik dalam mengambil sebuah
keputusan dengan bijak sehingga cara ataupun metode yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan dapat membantu, dan dapat mengarahkan seseorang atau kelompok agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya supaya bisa menentukan tujuan hidup.

Teknik-teknik bimbingan kelompok adalah cara-cara bagaimana kegiatan bimbingan


kelompok dilaksanakan. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam bimbingan dan konseling
kelompok yaitu

1. Teknik Role Playing


2. Teknik Diskusi Kelompok
3. Teknik PKC-KO
4. Teknik Problem Solving
5. Teknik Modelling

4.2 SARAN

Kepada yang ingin melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok untuk
terlebih dahulu lebih memahami teknik-teknik kegiatan bimbingan dan konseling kelompok
sehingga kegiatan BKP dapat dilakukan dengan tujuan yang tepat serta mendapatkan solusi yang
baik dalam memecahkan permasalahan yang sedang terjadi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azkiyah, Maulina. 2016. PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK


MODELING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER PADA SISWA
KELAS VIII SMP NEGERI SIRAMPOGBREBES TAHUN AJARAN 2015/2016. Skripsi. FIP.
Bimbingan dan Konseling. Universitas Negeri Semarang : Semarang.

Prayitno. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Satriah, Lilis. (2014). Bimbingan Konseling Kelompok (Seting Masyarakat). Bandung: Pustaka
Kasidah Citra
Natawidjaja, Rochman. (1987). Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I.
Bandung: CV. Diponegoro.

Natawidjaja, Rochman. (2009). Konseling kelompok. Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung:
Rizqi Press.

14

Anda mungkin juga menyukai