Disusun oleh :
NIM : 1193351039
No. Urut : 29
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat AllahYang Maha Esa karena atas kemurahan yang telah diberikan
oleh-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis menyadari di
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pembahasan.
Oleh karena itu, penulis meminta maaf atas ketidaksempurnaan penyusunan artikel ini dan
juga memohon kritik dan saran untuk agar bisa lebih baik lagi. Harapan penulis mudah-mudahan
apa yang penulis susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri penulis sendiri, teman-teman,
serta orang lain.
Martauli O Sihaloho
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................12
4.1 KESIMPULAN....................................................................................................................12
4.2 SARAN................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam
bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku
(Prayitno, 2001: 10-11).
Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling adalah sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu siswa
agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar
dan karir.
1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
2
mendiskusikan hasil, dan mengevaluasi seluruh pengalaman yang dirasakan oleh siswa setelah
melakukan role playing.
Shaftels (Sagala, 2010: 155) membagi tahapan - tahapan melaksanakan role playing
menjadi Sembilan :
3
2. Teknik Diskusi Kelompok
Sebagaimana Sujiono yang telah mengutip dari Winkel , adapun tujuan kelompok adalah
membahas bersama masalah yang dihadapi. Sedangkan tujuan diskusi adalah:
a) Memberi kesempatan pada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari
pengalaman teman-teman peserta yang lain dalam mencapai jalan keluar suatu masalah.
b) Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai
masalah sendiri-sendiri apabila ada persamaan masalah yang diutarakan, oleh salah satu
anggota hal ini akan memberi keringanan beban batin bagi anggota yang kebetulan
masalahnya sama.
c) Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengutarakan masalahnya, untuk berani
mengutarakan masalahnya.
d) Kecenderungan mengubah sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan
pandangan, kritikan atau saran teman anggota kelompok.
3. Teknik PKC-KO
4
Pendidikan Karakter Cerdas Format Kelompok (PKC-KO) adalah kegiatan kelompok
yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam membahas suatu masalah ataupun topik yang
memiliki nilai-nilai karakter. Prayitno (2014) mengungkapkan bahwa PKC-KO merupakan
kegiatan kelompok yang menghayati dan mengamalkan nilai-nilai karakter cerdas dalam wujud
perilaku dan kehidupan pada umumnya.
a. Dihayatinya nilai-nilai karakter cerdas dalam konteks kehidupan nyata oleh subjek yang
mengikuti kegiatan PKC-KO.
b. Diamalkannya nilai-nilai karakter cerdas yang telah dihayati itu dalam kehidupan sendiri,
baik dalam bentuk perilaku sehari-hari maupun dalam kaitannya dengan tugas kegiatan di
dalam berbagai tugas untuk bidang kehidupan yang menjadi tanggung jawab masing-
masing.
c. Meningkatnya suasana dan makna positif kehidupan pribadi dan sosial pada umumnya
dengan acuan nilai-nilai karakter cerdas.
Pelaksanaan PKC-KO dilakukan dengan lima tahapan antara lain sebagai berikut.
1. Tahap Pengawalan
Pada tahap ini pemimpin kelompok (fasilitator) membuka kegiatan dengan cara berdoa.
Selanjutnya fasilitator membacakan pancasila secara bersama-sama dengan anggota
kelompok. Kemudian fasilitator menjelaskan apa itu PKC-KO, cara kegiatan, serta tujuan
pelaksanaan PKC-KO, dan melanjutkan kegiatan dengan perkenalan.
2. Tahap Peralihan
Pada tahap ini fasilitator menanyakan kesiapan anggota kelompok dalam mengikuti
kegiatan PKC-KO. Selanjutnya fasilitator membagikan buku saku yang berisi nilai-nilai
5
karakter cerdas. Fasilitator kemudian mempersilakan anggota kelompok mempelajari isi
buku saku dan mempersilakan anggota kelompok memberikan contoh pengamalan nilai-
nilai karakter cerdas pada kehidupan nyata.
3. Tahap Pembahasan.
Fasilitator mempersilakan anggota untuk menyampaikan topik yang akan dibahas,
selanjutnya mengarahkan anggota kelompok untuk menyepakati topik apa yang akan
dibahas. Topik yang telah disepakati selanjutnya dikaitkan dengan buku saku yang
memiliki nilai-nilai karakter cerdas.
4. Tahap Penyimpulan
Fasilitator mengarahkan penyimpulan mengenai apa yang dibahas oleh anggota
kelompok. Anggota kelompok mengevaluasi keadaan dirinya mengenai topik yang
dibahas. Selanjutnya masing-masing anggota kelompok memberikan tanggapan
mengenai kesimpulan yang telah diperoleh.
5. Tahap Penutup
Fasilitator mengucapkan terima kasih kepada anggota kelompok yang telah mengikuti
kegiatan PKC-KO dan menutup kegiatan dengan berdoa.
Teknik problem solving adalah suatu proses untuk melatih siswa untuk berpikir dan
mengajak siswa untuk menilai perubahan-perubahan yang ada pada diri dan lingkungannya,
membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan , atau penyesuaian yang selaras dengan
tujuan dan nilai hidupnya. Teknik problem solving dalam penelitian akan digunakan sebagai
treatment yang diberikan kepada kelompok eksperimen. Penggunaan metode eksperimen
digunakan dalam penelitian bersamaan bersamaan dengan layanan bimbingan konseling.
5. Teknik Modelling
Teknik modeling adalah suatu proses belajar melalui observasi orang lain sebagai model
yang memiliki peran sebagai perangsang pikiran, sikap, dan tingkah laku bagi individu yang
mengobservasi model yang ditampilkan.
6
Adapun prinsip-prinsip dari teknik modelingini menurut Komalasari (2011: 178) adalah:
1. Belajar diperoleh melalui pengalaman langsung dan tidak langsung dengan mengamati
tingkah laku orang lain beserta konsekuensinya.
2. Kecapakan sosial dapat diperoleh dengan mengamati dan meniru tingkah laku model.
3. Reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan mengamati orang lain.
4. Pengendalian diri dapat dipelajari dengan cara mengamati model yang dikenai hukuman.
Tujuan dari teknik modeling adalah untuk membentuk perilaku baru menjadi lebih baik
dan mengurangi perilaku yang kurang sesuai. Manfaat dari teknik modeling adalah respon atau
keterampilan baru, mencegah perilaku yang tidak diinginkan, dan meningkatkan perilaku positif
yang dimiliki.
Menurut Purnamasari (2012: 44) prosedur teknik modeling adalah sebagai berikut:
7
BAB III
8
a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, di samping menjadi
pengalaman yang menyenangkan juga memberi pengetahuan yang melekat dalam
memori otak.
b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan membuat kelas menjadi dinamis
dan antusias.
c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta
menumbuhkan rasa kebersamaan.
d. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam
proses belajar.
Kelemahan
a. Role playing membutuhkan waktu yang relatif panjang atau banyak.
b. Membutuhkan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun siswa
dan ini tidak semua guru memilikinya.
c. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerankan
suatu adegan tertentu.
d. Tidak semua materi pelajaran bisa disajikan.
Kelemahan
a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang
memiliki keterampilan bicara
9
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
Kelemahan
a. Apabila fasiliator sebagai pembina tidak dapat berperan dalam mengarahkan
terciptanya suasana grup , dinamika kelompok PKC-KO dan tidak mampu
mengelolah berlangsungnya kegiatan kelompok dengan sebaik-baiknya maka tidak
akan mencapai hasil kegiatan yang maksimal.
10
permasalahan di dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat, dan bekerja kelak, suatu
kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh.
Kelemahan
a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir
siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah
dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu
yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
Kelemahan
a. Membutuhkan penguasaan materi maupun kompetensi yang akan ditirukan, jadi
memerlukan latihan sebelum disampaikan kepada siswa. Tanpa adanya penguasaan
materi atau kompetensi tersebut pembelajaran tidak akan bermakna.
b. Keberhasilan teknik modeling tergantung persepsi konseli terhadap model. Jika
konseli tidak menaruh kepercayaan pada model, maka konseli akan kurang
mencontoh tingkah laku model tersebut.
c. Jika model kurang bisa memerankan tingkah laku yang diharapkan, maka tujuan
tingkah laku yang didapat konseli bisa jadi kurang tepat.
11
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Teknik-teknik dalam bimbingan konseling sangat penting untuk dipelajari dan dipahami
dalam proses belajar mengajar di karenakan dengan kita mengetahui dan mempelajari teknik-
teknik bimbingan konseling kita mampu berpikir dengan baik dalam mengambil sebuah
keputusan dengan bijak sehingga cara ataupun metode yang digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan dapat membantu, dan dapat mengarahkan seseorang atau kelompok agar
menyadari dan mengembangkan potensi-potensi dirinya supaya bisa menentukan tujuan hidup.
4.2 SARAN
Kepada yang ingin melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok untuk
terlebih dahulu lebih memahami teknik-teknik kegiatan bimbingan dan konseling kelompok
sehingga kegiatan BKP dapat dilakukan dengan tujuan yang tepat serta mendapatkan solusi yang
baik dalam memecahkan permasalahan yang sedang terjadi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Satriah, Lilis. (2014). Bimbingan Konseling Kelompok (Seting Masyarakat). Bandung: Pustaka
Kasidah Citra
Natawidjaja, Rochman. (1987). Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I.
Bandung: CV. Diponegoro.
Natawidjaja, Rochman. (2009). Konseling kelompok. Konsep Dasar dan Pendekatan. Bandung:
Rizqi Press.
14