(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas X di SMA Adabiah Padang)
ARTIKEL ILMIAH
Oleh: DESNIWATI NIM. 07382/ 2008 S1 Transfer
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 2
PENDAPAT SISWA TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM RANGKA PENGEMBANGAN DIRI
(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas X di SMA Adabiah Padang) Oleh Desniwati Abstract Self-development is the outside school educational activities as an integral part of the school curriculum or madras. Self development is an attempt formation of personality of students through activities of counseling with regard to personal problems, social life, learning, and career development, as well as extra-curricular activities. Extracurricular activities at the school are part of the educational world that should get special attention from schools and Government, for the activity that is to channel this talent and interests play an important role in the lives of students in the future. In the process of extra-curricular activities, problems that often occur is students follow the extracurricular activities do not correspond to their potential, talent and interest. So the development of the student did not develop optimally. The aim of this research is to describe students opinion about the application of extracurricular activities as the self- development in SMA Adabiah Padang. Keyword: education, Self-development, students
PENDAHULUAN Sekolah merupakan suatu lembaga yang bertujuan mengembangkan dan meningkatkan potensi individu, baik potensi fisik maupun psikis. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tidak hanya berperan dalammentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa, melainkan juga dituntut untuk dapat merangsang siswa untuk mengembangkan kreativitasnya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Tidak hanya itu, mereka juga dapat menerima serta memahami segala kekurangan atau kelebihan yang terdapat pada dirinya. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk menunjang kegiatan intra sekolah. Fattah Nanang (1999:42) berpendapat tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah usaha memperluas pengetahuan dan mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Di samping itu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga bertujuan untuk mengaktifkan dan untuk mengisi waktu luang siswa dengan kegiatan yang bermanfaat, siswa juga bisa belajar mandiri, berorganisasi dan juga dapat menyalurkan hobi. Dengan demikian kecil kemungkinan siswa melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat karena pikiran mereka dipenuhi oleh hal-hal yang positif. Di SMA Adabiah Padang ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan diantaranya Paskibraka, Pramuka, SKR (Sanggar Konsultasi Remaja), Tari, PMR, Komputer, Sispala, Biologi, Basket, dan Pencak Silat. Sekolah sudah begitu banyak menyediakan kegiatan ekstrakurikuler akan tetapi diantara kegiatan tersebut masih ada yang tidak diikuti oleh siswa, disebabkan tidak ada peserta dari kegiatan tersebut. Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada di lapangan, maka perlu diketahui bagaimana pendapat siswa tentang kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri. Adapun tujuan penelitian yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan pendapat siswa tentang sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri. 2. Mendiskripsikan pendapat siswa tentang fasilitas yang mendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri. 3. Mendiskripsikan pendapat siswa tentang peranan guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri.
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, karena hanya tertuju pada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan apa adanya Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran 2012. Dengan pertimbangan siswa kelas X 3
sudah mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler semenjak dari kelas X.
Tabel 1. Populasi Penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu obyek yang akan diteliti, karena jumlah populasi telah diketahui seperti tertera pada tabel 1 di atas, maka dalam penelitian ini penarikan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane (dalam Riduwan. 2004:64).
n = N N.d 2 +1
Keterangan : n: Besarnya Sampel N: Jumlah Populasi d 2 : Persentasi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel (10%) Sebagaimana jumlah populasi dalam penelitian ini 293 orang maka n = 1 01 , 0 . 633 633
n = 33 , 7 633
n =86,35 n =86 Orang siswa Jumlah sampel sebesar 86 siswa. Karena sampel terdiri dari satu tingkat kelas yaitu kelas X maka teknik pengambilan sampelnya secara proportional random sampling. ( A. Muri Yusuf 1997:2007) .
Tabel 2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini data langsung diperoleh dari subyek penelitian yaitu siswa kelas X SMA Adabiah Padang. Alat yang digunakan dalam pegumpulan data pada penelitian ini yaitu angket, Herman Wasito (1995:14) menjelaskan bahwa: Angket merupakan alat pengumpul data yang biasa digunakan dalam teknik komunikasi tidak langsung, yaitu berupa serentetan pernyataan yang bertujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah yang akan diteliti. Dalam melaksanakan penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada upaya pengumpulan dan penyusunan data saja, melainkan sampai dengan menafsirkan dan menganalisis data yang diperoleh itu. Winarno Surakhmad (1980:139) menegaskan bahwa Pelaksanaan metode- metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik persentase yaitu:
P =F x 100 N Keterangan: P : Persentase F : Frekuensi n : Jumlah Responden
4
HASIL
Pendapat siswa tentang kegiatan eksrakurikuler daram rangka pengembanga diri di SMA Adabaih Padang dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Gambaran Keseluruhan Pendapat Siswa Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Rangka Pengembangan Diri di SMA Adabiah Padang.
No Sub Variabel Indikator % 1 Sosialisasi Orientasi kegiatan ekstrakurikuler siswa berjalan dengan baik 87,5 Informasi kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik 81,98 Penempatan dan penyaluran dalam kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik 69,15 2 Fasilitas Fasilitas yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler tersedia telah mencukupi 60,73 3 Peran guru BK Mengarahkan bakat peserta didik terlaksana dengan baik 68,77
PEMBAHASAN Pembahasan ini dilakukan berdasarkan pernyataan penelitian yaitu pendapat siswa tentang sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler dan pendapat siswa tentang fasilitas yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler serta pendapat siswa tentang peran guru BK dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler), dikelompokkan kepada empat kategori yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.
Adapun pembahasan tentang hasil penelitian ini adalah:
1. Pendapat siswa tentang sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler Berdasarkan hasil penelitian terungkap siswa berpendapat bahwa guru BK dan pembina ekstrakurikuler telah mensosialisasikan pelaksanaan yang meliputi pengenalan, pemahaman dan penempatan penyaluran, yang mana menurut H Bonner (dalamAbu Ahmadi 2004:44) Sosialisasi berarti adanya suatu hubungan antara dua individu atau lebih dimana perilaku individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau memperbaiki perilaku individu yang lain dan sebaliknya. Dengan adanya pengenalan, pemahaman dan penempatan penyaluran siswa tentang kegiatan ekstrakurikuler diharapkan bisa memperbaiki konsep siswa tentang pelaksanaan kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa siswa berpendapat bahwa guru BK dan pembina telah mensosialisasikan kegiatan pengembangan diri yang meliputi pengenalan, pemahaman dan penempatan dan penyaluran. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler berkenaan dengan pengenalan kegiatan ekstrakurikuler sebagian besar siswa telah mendapatkan sosialisasi kegiatan pengembangan diri (87,5%) siswa berpendapat sangat setuju bahwa mereka telah mendapatkan pengenalan dari guru BK dan pembina berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya pengenalan kegiatan tersebut diharapkan siswa mendapatkan pemahaman baru mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prayitno (2004:1) pengenalan/orientasi membantu siswa memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah, dan obyek-obyek yang dipelajari untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran siswa dilingkungan baru. Berdasarkan dari hasil pengolahan data ada sebagian kecil siswa (12,5%) belum merasa memperoleh pengenalan tentang kegiatan ekstrakurikuler dengan baik adapun pengenalan yang belumdiperoleh dengan baik oleh siswa adalah berkenaan dengan pengenalan tujuan kegiatan ekstrakurikuler, pengenalan tentang syarat-syarat untuk menjadi anggota salah satu kegiatan ekstrakurikuler dan pengenalan manfaat kegiatan ekstrakurikuler . Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan pemahaman siswa tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler terungkap bahwa siswa telah memahami kegiatan ekstrakurikuler (81,98%) menyatakan sangat setuju tentang pernyataan tentang pemahaman kegiatan ekstrakurikuler. Walaupun berdasarkan hasil penelitian sebagian besar siswa telah memiliki pemahaman yang sangat baik tentang kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri, bukan berarti guru BK dan pembina sudah lepas tangan, untuk terus memberikan pemahaman kegiatan ekstra kurikuler tentang peserta didik, karena masih ada sebagian dari siswa yang belumsepenuhnya dapat memahami kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana yang dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti (1994:234) menjelaskan bahwa salah satu tanggung jawab dari guru BK adalah 5
memperhatikan sepenuhnya kebutuhan siswa (kebutuhan yang menyangkut pendidikan, pribadi, sosial) dan mendorong perkembangan yang optimal. Berdasarkan dari hasil pengolahan data ada sebagian siswa (18,02%) yang belum memperoleh pemahaman tentang sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler , adapun sosialisasi yang belumdiperoleh dengan baik oleh siswa adalah berkenaan dengan penginformasian tentang pembina yang akan membina setiap kegiatan ekstrakurikuler , dan siswa kurang memahami tentang jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler , serta siswa kurang memahami format kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan penempatan dan penyaluran siswa berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler telah bisa membantu mengembangkan potensi, bakat dan minat mereka (69,15%) menyatakan setuju tentang pernyataan tentang penempatan dan penyaluran kegiatan ekstrakurikuler . Penempatan dan penyaluran dalam kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa memiliki keterampilan, keahlian yang akan menunjang kehidupannnya. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari kurikulum sebagaimana dalam kegiatan lain, kegiatan tersebut pun dapat menjadi wadah belajar bagi peserta didik. Agar tersalur bakat dan minat siswa di sekolah, pihak sekolah terutama guru BK dapat bekerja sama dengan berbagai pihak khususnya dengan orang tua peserta didik. Fadhilah Syafwar (2007:72) menegaskan bahwa Guru BK memiliki tanggung jawab untuk membangun kerja sama yang baik dengan komponen yang ada di luar lingkungan sekolah terutama dengan orang tua, ini membantu memaksimalkan kesempatan siswa untuk berkembang.
2. Pendapat siswa tentang fasilitas yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa lebih dari separoh siswa (60,73%) berpendapat bahwa fasilitas pendukung yang digunakan dalamkegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri siswa telah tersedia di SMA Adabiah Padang dan sudah bisa membantu mengembangkan potensi, bakat dan minat peserta didik. Berdasarkan dari hasil pengolahan data, ada sebagian siswa (39,27%) berpendapat bahwa fasilitas pendukung yang mendukung kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut belum tersedia seluruhnya. Adapun pendapat siswa berkenaan fasilitas yang kurang mendukung adalah tentang pendistribusian sarana kegiatan ekstrakurikuler belum setuju dengan semestinya, anggota kegiatan ekstrakurikuler kurang memelihara prasarana yang ada dengan baik, pendataan sarana kurang dilakukan, sarana penunjang kegiatan ekstrakurikuler bila dibandingkan dengan jumlah siswa kurang memadai, Pembina belum menjelaskan fungsi dari masing-masing sarana yang ada, sarana prasarana yang rusak tidak diganti sehingga bisa terganggu pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler . Kegiatan pengembangan diri hendaknya difasilitasi sekolah yang bersangkutan supaya kegiatan yang dilaksanakan bisa terkoordinir dengan baik, karena tanpa fasilitas sesuatu hal tidak akan bisa dilaksanakan, sarana kegiatan ekstrakurikuler yang ada hendaknya dikelola dengan baik, supaya terselenggaranya kegiatan ekstrakurikuler yang baik dan bermutu. Setuju dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2003:8) secara umumpengelolaan perlengkapan sekolah adalah untuk memberikan layanan secara profesional dibidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya pendidikan secara efektif dan efisien.
3. Pendapat siswa tentang peran guru BK dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan hasil penelitian berkenaan dengan peran guru BK sebagai perencana kegiatan ekstrakurikuler terungkap bahwa sebagian siswa (68,77%) memiliki pendapat bahwa guru BK telah berperan sebagai salah seorang perencana kegiatan ekstrakurikuler dalamrangka pengembangan diri peserta didik. Berarti masih ada (31,23%) siswa yang berpendapat bahwa guru BK belum berperan sebagai perencana kegiatan ekstrakurikuler , hendaknya guru BK lebih meningkatkan perencanaan yang terprogramtentang kegiatan ekstrakurikuler seperti sasaran kegiatan, pembina, waktu, tempat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Prayitno (2006:15) perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur- unsur: (1) sasaran kegiatan, (2) substansi kegiatan, (3) pelaksanaan kegiatan dan pihak- pihak terkait, serta keorganisasiannya, (4) waktu dan tempat (5) sarana. Walaupun sebagian besar siswa sudah berpendapat baik tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya terus meningkatkan perencanaan yang terprogramtentang kegiatan tersebut supaya siswa bisa mengembangkan potensi, bakat dan minatnya dengan baik.
6
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang pendapat siswa tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri diperoleh kesimpulan: 1. Pendapat siswa tentang sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri di SMA Adabiah Padang, diketahui bahwa sebagian besar siswa merasa terbantu dengan sosialisi yang dilakukan oleh guru BK. 2. Pendapat siswa tentang fasilitas yang mendukung pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri, dapat dilihat bahwa siswa merasa fasilitas dan penghargaan yang diberikan mencukupi dan tersedia dengan baik. 3. Pendapat siswa tentang peranan guru BK dalampelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan diri, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa merasa guru BK telah berperan dalammengarahkan bakat dan minat siswa.
Berdasarkan kesimpulan dari temuan penelitian maka saran yang dapat disampaikan adalah: 1. Guru BK dan pembina kegiatan ekstrakurikuler hendaknya lebih memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler supaya memudahkan siswa dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. 2. Guru BK dan pembina kegiatan ekstrakurikuler hendaknya bekerja sama dalam pengadaan fasilitas kegiatan ekstrakurikuler. Dalam pengadaan jenis sarana kegiatan ekstrakurikuler yang masih belum lengkap, pihak sekolah bisa bekerja sama dengan komite sekolah untuk mencarikan dana atau meminta bantuan fasilitas tersebut kedinas pendidikan. 3. Dengan adanya siswa yang memiliki pendapat bahwa guru BK belum melaksanakan perannya dalampelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berkenaan dengan perencanaan, pengawasan dan pengevaluasi, diharapkan kepada guru BK lebih melibatkan diri lagi dalam kegiatan ekstrakurikuler yang memang bisa mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa. Misalnya setiap akhir semester genap guru BK meminta saran kepada seluruh siswa kegiatan ekstrakurikuler apa yang ingin dikembangkan untuk kedepannya, kemudian saran tersebut dimasukkan kedalamkotak masalah yang ada di ruang Bimbingan dan Konseling atau diserahkan langsung kepada guru pembimbing. Hal tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan programekstra kurikuker yang akan dikembangkan pada semester berikutnya.
DAFTAR RUJUKAN Akhyar Hasibuan. 2001. Bahan Ajar Ilmu Prilaku (psikologi). Padang : Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pendidikan Ahli Madya Keperawatan. Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia. A. Muri Yusuf. 1997. Bahan Ajar Ilmu Perilaku (Psikologi). Padang: Depdikbud. . 2007. Metode Penelitian. Padang: UNP Press. Basuki Gunarto. 2008.Peranan Guru Dalam Membangun Kecakapan Hidup Siswa Melalui Kegiatan Di Luar Sekolah (Ekstra kurikuler) http:// desjava wordpress.com diakses 10 April 2009 pukul 10.00 Wib. Bimo Walgito.2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset. Conny Semiawan .1984. Memupuk bakat dan kreativitas siswa sekolah menengah (petunjuk guru dan orang tua). Jakarta: PT.Gramedia. Depdikbud. 1994. Buku Satu Landasan . Jakarta: Padang. 1994/1995. Petunjuk Administrasi Sekolah Menengah Umum. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. 1996. Pedoman Bimbingan Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler. Jakarta: Proyek Pembinaan Karir Guru. 1997. Kurikulum Muatan Lokal Propinsi SUMBAR. Padang: Depdikud. Fadhilah Syafwar. 2007. Pelaksanaan Layanan Penempatan Dan Penyaluran Siswa Oleh Guru Pembimbing Di SMA N 1 Batu Sangkar Kabupaten Tanah Datar . Tesis tidak diterbitkan. PPs.-UNP Fattah Nanang. 1999. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan dewan sekolah. Bandung: C.V Pustaka Gani Quraisy.
Hadiyanto.2000. Iklim Sekolah, Iklim Kelas, Teori, Riset Dan Aplikasi. Padang: UNP. 7
Hadari Nawawi. 1986. Kepemimpinan Yang Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Perss. Herman Wasito. 1992. Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Maret Sebelas University Press. Ibrahim Bafadal. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara Jalaludin Rahmat. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: CV.Remaja Karya. Koenjaraningrat.1993.Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Kartini Kartono. 1987. Kamus Psikologi. Bandung: Pustaka Jaya. Kartono. 1981. Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. J akarta: Pustaka Setia. Marat.1981. Sikap Manusia Serta Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia. Mudjiran dan Sofyan Suri. 1988. Dasar-Dasar Komunikasi Antar Pribadi. Padang: IKIP Padang. Marmai Ongsi Antara Oku. 1999. Metode Penelitian Pendidikan. Fakultas Teknik: UNP. Masnur Muslich. 2008. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dasar Pemahaman Dan Pengembangan . Jakarta: Bumi Aksara. MHD. Uswah. 2008.Perbedaan Prestasi Belajar Siswa Yang Aktif dan Tidak Aktif Megikuti Kegiatan Ekstra Kurikuler Di Kelas II Madrasah Tsanawiyah Model Padang.Skripsi tidak diterbitkan. BK FIP UNP. Nana Sudjana, Ibrahim. 1989. Penelitian dan penelian pendidikan. Bandung. Sinar baru. Padang Ekspres. 2008, 8 November. Penting Ekstrakurikuler di kembangkan. Hlm7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional. 2005. Diperbanyak oleh Cemerlang. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006. Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling. Padang: FIP IKIP Padang Prayitno. 2004. Layanan I 9. Padang: BK FIP UNP. . 2006. Panduan Pengembangan Diri. Padang: UNP. Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, Penelitian Pemula.Bandung: Alfabeta. Ruslan A Gani. 1991. Bimbingan Penjurusan. Bandung. Angkasa. Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo. Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul Jafar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Sutrisno Hadi. 1993. Statistik Pendidikan Jilid II. Jakarta: Pustaka Jaya. Suryosubroto. 1996. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta. Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. 2003. Bandung: Di perbanyak oleh PT. Citra Umbara. Winarno Surakhmad. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Methode Dan Teknik. Bandung: Tarsito.