Anda di halaman 1dari 7

PENDAPAT SISWA TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

DALAM RANGKA PENGEMBANGAN DIRI


(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas X di SMA Adabiah Padang)

ARTIKEL ILMIAH







Oleh:
DESNIWATI
NIM. 07382/ 2008
S1 Transfer





JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
2



PENDAPAT SISWA TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
DALAM RANGKA PENGEMBANGAN DIRI

(Studi Deskriptif Terhadap Siswa Kelas X di SMA Adabiah Padang)
Oleh
Desniwati
Abstract Self-development is the outside school educational activities as an integral part of the school
curriculum or madras. Self development is an attempt formation of personality of students through activities
of counseling with regard to personal problems, social life, learning, and career development, as well as
extra-curricular activities. Extracurricular activities at the school are part of the educational world that
should get special attention from schools and Government, for the activity that is to channel this talent and
interests play an important role in the lives of students in the future. In the process of extra-curricular
activities, problems that often occur is students follow the extracurricular activities do not correspond to
their potential, talent and interest. So the development of the student did not develop optimally. The aim of
this research is to describe students opinion about the application of extracurricular activities as the self-
development in SMA Adabiah Padang.
Keyword: education, Self-development, students

PENDAHULUAN
Sekolah merupakan suatu lembaga yang
bertujuan mengembangkan dan meningkatkan
potensi individu, baik potensi fisik maupun
psikis. Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal tidak hanya berperan dalammentransfer
ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa,
melainkan juga dituntut untuk dapat merangsang
siswa untuk mengembangkan kreativitasnya
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Tidak
hanya itu, mereka juga dapat menerima serta
memahami segala kekurangan atau kelebihan
yang terdapat pada dirinya.
Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk
menunjang kegiatan intra sekolah. Fattah
Nanang (1999:42) berpendapat tujuan kegiatan
ekstrakurikuler adalah usaha memperluas
pengetahuan dan mengenal hubungan antara
berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan
minat serta melengkapi upaya pembinaan
manusia seutuhnya. Di samping itu kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah juga bertujuan untuk
mengaktifkan dan untuk mengisi waktu luang
siswa dengan kegiatan yang bermanfaat, siswa
juga bisa belajar mandiri, berorganisasi dan juga
dapat menyalurkan hobi. Dengan demikian kecil
kemungkinan siswa melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat karena pikiran mereka
dipenuhi oleh hal-hal yang positif.
Di SMA Adabiah Padang ada beberapa
kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan
diantaranya Paskibraka, Pramuka, SKR
(Sanggar Konsultasi Remaja), Tari, PMR,
Komputer, Sispala, Biologi, Basket, dan Pencak
Silat. Sekolah sudah begitu banyak menyediakan
kegiatan ekstrakurikuler akan tetapi diantara
kegiatan tersebut masih ada yang tidak diikuti
oleh siswa, disebabkan tidak ada peserta dari
kegiatan tersebut.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena
yang ada di lapangan, maka perlu diketahui
bagaimana pendapat siswa tentang kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan
diri.
Adapun tujuan penelitian yang hendak di
capai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendiskripsikan pendapat siswa tentang
sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka pengembangan diri.
2. Mendiskripsikan pendapat siswa tentang
fasilitas yang mendukung pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka
pengembangan diri.
3. Mendiskripsikan pendapat siswa tentang
peranan guru Bimbingan dan Konseling
(BK) dalam pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka
pengembangan diri.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif, karena hanya tertuju pada
pengungkapan masalah yang terjadi pada masa
sekarang dan apa adanya
Populasi dalampenelitian ini adalah seluruh
siswa kelas X yang terdaftar pada tahun ajaran
2012. Dengan pertimbangan siswa kelas X
3



sudah mengikuti berbagai kegiatan
ekstrakurikuler semenjak dari kelas X.

Tabel 1. Populasi Penelitian


Sampel dari penelitian ini adalah sebagian
dari populasi yaitu obyek yang akan diteliti,
karena jumlah populasi telah diketahui seperti
tertera pada tabel 1 di atas, maka dalam
penelitian ini penarikan sampel menggunakan
rumus dari Taro Yamane (dalam Riduwan.
2004:64).

n = N
N.d
2
+1

Keterangan :
n: Besarnya Sampel
N: Jumlah Populasi
d
2
: Persentasi ketidaktelitian karena
kesalahan pengambilan sampel (10%)
Sebagaimana jumlah populasi dalam
penelitian ini 293 orang maka
n = 1 01 , 0 .
633
633

n =
33 , 7
633

n =86,35
n =86 Orang siswa
Jumlah sampel sebesar 86 siswa. Karena
sampel terdiri dari satu tingkat kelas yaitu kelas
X maka teknik pengambilan sampelnya secara
proportional random sampling. ( A. Muri Yusuf
1997:2007) .

Tabel 2. Sampel Penelitian


Dalam penelitian ini data langsung
diperoleh dari subyek penelitian yaitu siswa
kelas X SMA Adabiah Padang.
Alat yang digunakan dalam pegumpulan
data pada penelitian ini yaitu angket, Herman
Wasito (1995:14) menjelaskan bahwa: Angket
merupakan alat pengumpul data yang biasa
digunakan dalam teknik komunikasi tidak
langsung, yaitu berupa serentetan pernyataan
yang bertujuan untuk mencari informasi yang
lengkap mengenai suatu masalah yang akan
diteliti.
Dalam melaksanakan penelitian deskriptif
tidak hanya terbatas pada upaya pengumpulan
dan penyusunan data saja, melainkan sampai
dengan menafsirkan dan menganalisis data yang
diperoleh itu. Winarno Surakhmad (1980:139)
menegaskan bahwa Pelaksanaan metode-
metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai
pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisis dan interpretasi tentang arti
data itu. Teknik analisis data yang digunakan
adalah teknik persentase yaitu:

P =F x 100
N
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
n : Jumlah Responden







4



HASIL

Pendapat siswa tentang kegiatan
eksrakurikuler daram rangka pengembanga diri
di SMA Adabaih Padang dapat dilihat pada tabel
3 berikut:

Tabel 3. Gambaran Keseluruhan Pendapat
Siswa Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam Rangka Pengembangan Diri di SMA
Adabiah Padang.

No Sub
Variabel
Indikator %
1 Sosialisasi Orientasi kegiatan
ekstrakurikuler siswa
berjalan dengan baik
87,5
Informasi kegiatan
ekstrakurikuler
berjalan dengan baik
81,98
Penempatan dan
penyaluran dalam
kegiatan
ekstrakurikuler
berjalan dengan baik
69,15
2 Fasilitas Fasilitas yang
mendukung kegiatan
ekstrakurikuler
tersedia telah
mencukupi
60,73
3 Peran
guru BK
Mengarahkan bakat
peserta didik
terlaksana dengan
baik
68,77


PEMBAHASAN
Pembahasan ini dilakukan berdasarkan
pernyataan penelitian yaitu pendapat siswa
tentang sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler dan
pendapat siswa tentang fasilitas yang
mendukung kegiatan ekstrakurikuler serta
pendapat siswa tentang peran guru BK dalam
pelaksanaan kegiatan pengembangan diri
(ekstrakurikuler), dikelompokkan kepada empat
kategori yaitu sangat setuju, setuju, kurang
setuju, dan tidak setuju.

Adapun pembahasan tentang hasil
penelitian ini adalah:

1. Pendapat siswa tentang sosialisasi kegiatan
ekstrakurikuler
Berdasarkan hasil penelitian terungkap
siswa berpendapat bahwa guru BK dan pembina
ekstrakurikuler telah mensosialisasikan
pelaksanaan yang meliputi pengenalan,
pemahaman dan penempatan penyaluran, yang
mana menurut H Bonner (dalamAbu Ahmadi
2004:44) Sosialisasi berarti adanya suatu
hubungan antara dua individu atau lebih dimana
perilaku individu yang satu mempengaruhi,
mengubah atau memperbaiki perilaku individu
yang lain dan sebaliknya. Dengan adanya
pengenalan, pemahaman dan penempatan
penyaluran siswa tentang kegiatan
ekstrakurikuler diharapkan bisa memperbaiki
konsep siswa tentang pelaksanaan kegiatan
pengembangan diri (ekstrakurikuler).
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
siswa berpendapat bahwa guru BK dan pembina
telah mensosialisasikan kegiatan pengembangan
diri yang meliputi pengenalan, pemahaman dan
penempatan dan penyaluran.
Berdasarkan hasil penelitian terungkap
bahwa sosialisasi kegiatan ekstrakurikuler
berkenaan dengan pengenalan kegiatan
ekstrakurikuler sebagian besar siswa telah
mendapatkan sosialisasi kegiatan pengembangan
diri (87,5%) siswa berpendapat sangat setuju
bahwa mereka telah mendapatkan pengenalan
dari guru BK dan pembina berkaitan dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya
pengenalan kegiatan tersebut diharapkan siswa
mendapatkan pemahaman baru mengenai
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Prayitno (2004:1) pengenalan/orientasi
membantu siswa memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah, dan obyek-obyek
yang dipelajari untuk menyesuaikan diri serta
mempermudah dan memperlancar peran siswa
dilingkungan baru.
Berdasarkan dari hasil pengolahan data ada
sebagian kecil siswa (12,5%) belum merasa
memperoleh pengenalan tentang kegiatan
ekstrakurikuler dengan baik adapun pengenalan
yang belumdiperoleh dengan baik oleh siswa
adalah berkenaan dengan pengenalan tujuan
kegiatan ekstrakurikuler, pengenalan tentang
syarat-syarat untuk menjadi anggota salah satu
kegiatan ekstrakurikuler dan pengenalan
manfaat kegiatan ekstrakurikuler .
Berdasarkan hasil penelitian berkenaan
dengan pemahaman siswa tentang pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler terungkap bahwa siswa
telah memahami kegiatan ekstrakurikuler
(81,98%) menyatakan sangat setuju tentang
pernyataan tentang pemahaman kegiatan
ekstrakurikuler.
Walaupun berdasarkan hasil penelitian
sebagian besar siswa telah memiliki pemahaman
yang sangat baik tentang kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan
diri, bukan berarti guru BK dan pembina sudah
lepas tangan, untuk terus memberikan
pemahaman kegiatan ekstra kurikuler tentang
peserta didik, karena masih ada sebagian dari
siswa yang belumsepenuhnya dapat memahami
kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana yang
dikemukakan oleh Prayitno dan Erman Amti
(1994:234) menjelaskan bahwa salah satu
tanggung jawab dari guru BK adalah
5



memperhatikan sepenuhnya kebutuhan siswa
(kebutuhan yang menyangkut pendidikan,
pribadi, sosial) dan mendorong perkembangan
yang optimal.
Berdasarkan dari hasil pengolahan data
ada sebagian siswa (18,02%) yang belum
memperoleh pemahaman tentang sosialisasi
kegiatan ekstrakurikuler , adapun sosialisasi
yang belumdiperoleh dengan baik oleh siswa
adalah berkenaan dengan penginformasian
tentang pembina yang akan membina setiap
kegiatan ekstrakurikuler , dan siswa kurang
memahami tentang jadwal pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler , serta siswa kurang memahami
format kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan hasil penelitian berkenaan
dengan penempatan dan penyaluran siswa
berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler
telah bisa membantu mengembangkan potensi,
bakat dan minat mereka (69,15%) menyatakan
setuju tentang pernyataan tentang penempatan
dan penyaluran kegiatan ekstrakurikuler .
Penempatan dan penyaluran dalam
kegiatan ekstrakurikuler bertujuan agar siswa
memiliki keterampilan, keahlian yang akan
menunjang kehidupannnya. Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan bagian dari
kurikulum sebagaimana dalam kegiatan lain,
kegiatan tersebut pun dapat menjadi wadah
belajar bagi peserta didik.
Agar tersalur bakat dan minat siswa di
sekolah, pihak sekolah terutama guru BK dapat
bekerja sama dengan berbagai pihak khususnya
dengan orang tua peserta didik. Fadhilah
Syafwar (2007:72) menegaskan bahwa Guru
BK memiliki tanggung jawab untuk membangun
kerja sama yang baik dengan komponen yang
ada di luar lingkungan sekolah terutama dengan
orang tua, ini membantu memaksimalkan
kesempatan siswa untuk berkembang.

2. Pendapat siswa tentang fasilitas yang
mendukung kegiatan ekstrakurikuler.

Berdasarkan hasil penelitian terungkap
bahwa lebih dari separoh siswa (60,73%)
berpendapat bahwa fasilitas pendukung yang
digunakan dalamkegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka pengembangan diri siswa telah tersedia
di SMA Adabiah Padang dan sudah bisa
membantu mengembangkan potensi, bakat dan
minat peserta didik.
Berdasarkan dari hasil pengolahan data,
ada sebagian siswa (39,27%) berpendapat bahwa
fasilitas pendukung yang mendukung kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah tersebut
belum tersedia seluruhnya. Adapun pendapat
siswa berkenaan fasilitas yang kurang
mendukung adalah tentang pendistribusian
sarana kegiatan ekstrakurikuler belum setuju
dengan semestinya, anggota kegiatan
ekstrakurikuler kurang memelihara prasarana
yang ada dengan baik, pendataan sarana kurang
dilakukan, sarana penunjang kegiatan
ekstrakurikuler bila dibandingkan dengan
jumlah siswa kurang memadai, Pembina belum
menjelaskan fungsi dari masing-masing sarana
yang ada, sarana prasarana yang rusak tidak
diganti sehingga bisa terganggu pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler .
Kegiatan pengembangan diri hendaknya
difasilitasi sekolah yang bersangkutan supaya
kegiatan yang dilaksanakan bisa terkoordinir
dengan baik, karena tanpa fasilitas sesuatu hal
tidak akan bisa dilaksanakan, sarana kegiatan
ekstrakurikuler yang ada hendaknya dikelola
dengan baik, supaya terselenggaranya kegiatan
ekstrakurikuler yang baik dan bermutu. Setuju
dengan pendapat Ibrahim Bafadal (2003:8)
secara umumpengelolaan perlengkapan sekolah
adalah untuk memberikan layanan secara
profesional dibidang sarana dan prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggaranya
pendidikan secara efektif dan efisien.

3. Pendapat siswa tentang peran guru BK dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

Berdasarkan hasil penelitian berkenaan
dengan peran guru BK sebagai perencana
kegiatan ekstrakurikuler terungkap bahwa
sebagian siswa (68,77%) memiliki pendapat
bahwa guru BK telah berperan sebagai salah
seorang perencana kegiatan ekstrakurikuler
dalamrangka pengembangan diri peserta didik.
Berarti masih ada (31,23%) siswa yang
berpendapat bahwa guru BK belum berperan
sebagai perencana kegiatan ekstrakurikuler ,
hendaknya guru BK lebih meningkatkan
perencanaan yang terprogramtentang kegiatan
ekstrakurikuler seperti sasaran kegiatan,
pembina, waktu, tempat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Prayitno (2006:15)
perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu
pada jenis-jenis kegiatan yang memuat unsur-
unsur: (1) sasaran kegiatan, (2) substansi
kegiatan, (3) pelaksanaan kegiatan dan pihak-
pihak terkait, serta keorganisasiannya, (4) waktu
dan tempat (5) sarana.
Walaupun sebagian besar siswa sudah
berpendapat baik tentang pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya terus meningkatkan
perencanaan yang terprogramtentang kegiatan
tersebut supaya siswa bisa mengembangkan
potensi, bakat dan minatnya dengan baik.







6



SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan tentang pendapat siswa tentang
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka pengembangan diri diperoleh
kesimpulan:
1. Pendapat siswa tentang sosialisasi kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka
pengembangan diri di SMA Adabiah
Padang, diketahui bahwa sebagian besar
siswa merasa terbantu dengan sosialisi yang
dilakukan oleh guru BK.
2. Pendapat siswa tentang fasilitas yang
mendukung pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler dalam rangka
pengembangan diri, dapat dilihat bahwa
siswa merasa fasilitas dan penghargaan
yang diberikan mencukupi dan tersedia
dengan baik.
3. Pendapat siswa tentang peranan guru BK
dalampelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
dalam rangka pengembangan diri, dapat
dilihat bahwa sebagian besar siswa merasa
guru BK telah berperan dalammengarahkan
bakat dan minat siswa.

Berdasarkan kesimpulan dari temuan
penelitian maka saran yang dapat disampaikan
adalah:
1. Guru BK dan pembina kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya lebih
memperkenalkan kegiatan ekstrakurikuler
supaya memudahkan siswa dalam
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
2. Guru BK dan pembina kegiatan
ekstrakurikuler hendaknya bekerja sama
dalam pengadaan fasilitas kegiatan
ekstrakurikuler. Dalam pengadaan jenis
sarana kegiatan ekstrakurikuler yang masih
belum lengkap, pihak sekolah bisa bekerja
sama dengan komite sekolah untuk
mencarikan dana atau meminta bantuan
fasilitas tersebut kedinas pendidikan.
3. Dengan adanya siswa yang memiliki
pendapat bahwa guru BK belum
melaksanakan perannya dalampelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler berkenaan dengan
perencanaan, pengawasan dan pengevaluasi,
diharapkan kepada guru BK lebih
melibatkan diri lagi dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang memang bisa
mengembangkan potensi, bakat dan minat
siswa. Misalnya setiap akhir semester genap
guru BK meminta saran kepada seluruh
siswa kegiatan ekstrakurikuler apa yang
ingin dikembangkan untuk kedepannya,
kemudian saran tersebut dimasukkan
kedalamkotak masalah yang ada di ruang
Bimbingan dan Konseling atau diserahkan
langsung kepada guru pembimbing. Hal
tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan
dalam pembuatan programekstra kurikuker
yang akan dikembangkan pada semester
berikutnya.

DAFTAR RUJUKAN
Akhyar Hasibuan. 2001. Bahan Ajar Ilmu
Prilaku (psikologi). Padang :
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Pendidikan Ahli Madya
Keperawatan.
Alex Sobur. 2003. Psikologi Umum. Bandung:
CV Pustaka Setia.
A. Muri Yusuf. 1997. Bahan Ajar Ilmu Perilaku
(Psikologi). Padang: Depdikbud.
. 2007. Metode Penelitian.
Padang: UNP Press.
Basuki Gunarto. 2008.Peranan Guru Dalam
Membangun Kecakapan Hidup Siswa
Melalui Kegiatan Di Luar Sekolah
(Ekstra kurikuler)
http:// desjava wordpress.com diakses
10 April 2009 pukul 10.00 Wib.
Bimo Walgito.2003. Psikologi Sosial (Suatu
Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.
Conny Semiawan .1984. Memupuk bakat dan
kreativitas siswa sekolah menengah
(petunjuk guru dan orang tua). Jakarta:
PT.Gramedia.
Depdikbud. 1994. Buku Satu Landasan . Jakarta:
Padang.
1994/1995. Petunjuk Administrasi
Sekolah Menengah Umum. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
dan Menengah.
1996. Pedoman Bimbingan Siswa
Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler.
Jakarta: Proyek Pembinaan Karir Guru.
1997. Kurikulum Muatan Lokal
Propinsi SUMBAR. Padang: Depdikud.
Fadhilah Syafwar. 2007. Pelaksanaan Layanan
Penempatan Dan Penyaluran Siswa
Oleh Guru Pembimbing Di SMA N 1
Batu Sangkar Kabupaten Tanah Datar
. Tesis tidak diterbitkan. PPs.-UNP
Fattah Nanang. 1999. Konsep Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) dan dewan
sekolah. Bandung: C.V Pustaka Gani
Quraisy.

Hadiyanto.2000. Iklim Sekolah, Iklim Kelas,
Teori, Riset Dan Aplikasi. Padang:
UNP.
7



Hadari Nawawi. 1986. Kepemimpinan Yang
Efektif. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Perss.
Herman Wasito. 1992. Penelitian Pendidikan
Bahasa dan Sastra. Surakarta: Maret
Sebelas University Press.
Ibrahim Bafadal. 2003. Manajemen
Perlengkapan Sekolah. Jakarta:Bumi
Aksara
Jalaludin Rahmat. 1985. Psikologi Komunikasi.
Bandung: CV.Remaja Karya.
Koenjaraningrat.1993.Metode-Metode
Penelitian Masyarakat. Jakarta:
Gramedia.
Kartini Kartono. 1987. Kamus Psikologi.
Bandung: Pustaka Jaya.
Kartono. 1981. Psikologi Sosial. Jakarta:
Rajawali.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. J akarta: Pustaka
Setia.
Marat.1981. Sikap Manusia Serta
Pengukurannya. Bandung: Ghalia Indonesia.
Mudjiran dan Sofyan Suri. 1988. Dasar-Dasar
Komunikasi Antar Pribadi. Padang: IKIP
Padang.
Marmai Ongsi Antara Oku. 1999. Metode
Penelitian Pendidikan. Fakultas Teknik:
UNP.
Masnur Muslich. 2008. KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan). Dasar
Pemahaman Dan Pengembangan .
Jakarta: Bumi Aksara.
MHD. Uswah. 2008.Perbedaan Prestasi Belajar
Siswa Yang Aktif dan Tidak Aktif
Megikuti Kegiatan Ekstra Kurikuler Di
Kelas II Madrasah Tsanawiyah Model
Padang.Skripsi tidak diterbitkan. BK
FIP UNP.
Nana Sudjana, Ibrahim. 1989. Penelitian dan
penelian pendidikan. Bandung. Sinar
baru.
Padang Ekspres. 2008, 8 November. Penting
Ekstrakurikuler di kembangkan. Hlm7.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19
Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional. 2005. Diperbanyak oleh
Cemerlang.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 22
tahun 2006.
Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-Dasar
Bimbingan Dan Konseling. Padang: FIP
IKIP Padang
Prayitno. 2004. Layanan I 9. Padang: BK FIP
UNP.
. 2006. Panduan Pengembangan Diri.
Padang: UNP.
Riduwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru, Karyawan, Penelitian
Pemula.Bandung: Alfabeta.
Ruslan A Gani. 1991. Bimbingan Penjurusan.
Bandung. Angkasa.
Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta:
PT Raja Grafindo.
Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin Abdul
Jafar. 2004. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suharsimi Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian
(Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi. 1993. Statistik Pendidikan Jilid
II. Jakarta: Pustaka Jaya.
Suryosubroto. 1996. Proses Belajar Mengajar
Di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta.
Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial
Dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi
Offset.
Undang-Undang Republik Indonesia No.20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional. 2003. Bandung: Di perbanyak
oleh PT. Citra Umbara.
Winarno Surakhmad. 1980. Pengantar
Penelitian Ilmiah Dasar Methode Dan
Teknik. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai