Anda di halaman 1dari 30

MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP NEGERI I GUNDHI

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata Satu
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : LAURINA ARISANDI


NPM : 07220220
Program Studi : BIMBINGAN DAN KONSELING
Fakultas : ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) VETERAN SEMARANG
2008
PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan Judul “Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar PPKn Siswa di Kelas X SMA

Pancasila Purwodadi” telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Srihadi Tri Joko Purnomo, S.H.


NIP.131642657 NIY. 604071955

Mengetahui

Ketua Jurusan PPKn IKIP Veteran Semarang

Tri Joko Purnomo, S.H


NIY. 604071955
I. Judul : MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN

LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP NEGERI I GUNDHI

II. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan bimbingan dan konseling adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari upaya pendidikan. Didalam peraturan pemerintah No 29 tahun

1990 di gariskan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada

siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan

merencanakan maa depan. Dalam mencapai tujuan tersebut di harapkan siswa

memperoleh berbagai jenis layanan. Adanya kesadaran hal tersebut dapat

memotivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di

sekolah. Motivasi yang di wujudkan dapat mempengaruhi faktor-faktor lain

yang akan di ungkapkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini. Hasil dari

penemuan faktor-faktor tersebut maka dapat memberikan masukan kepada

pihak-pihak yang terkait, sehingga pemanfaatan layanan bimbingan dan

konseling oleh siswa dapat di tingkatkan dari sebelumnya.

Permasalahan yang dialami oleh siswa di sekolah seringkali tidak dapat

dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini disebabkan

oleh sumber-sumber permasalahan siswa yang banyak terletak di luar sekolah.

Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh di biarkan begitu saja. Apabila

misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas dan efektif, maka dapat

membantu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan


pernasalahannya. Dalam tugas pelayanan yang luas , maka bimbingan dan

konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada

keseluruhan perkembangan mereka. Mengingat bahwa sumber permasalahan

anak-anak, remaja dan pemuda, bahkan orang-orang dewasa di dalam keluarga,

dalam lembaga-lembaga kerja dan di dalamorganisasi serta lembaga-lembaga

kemasyarakatan pada umumnya akan menghadapi kemungkinan untuk

menghadapi masalah dalam kehidupan dan perkembangannya.( Ivey dan

Goncaves, 1978 ).

Kesadaran akan perlunya bimbingan dan konseling bukan saja kepada

siswa, tetapi juga kepada guru pembimbingnya agar dapat di upayakan

pengembangan pelayanan agar menjadi lebih baik. Dasar inilah yang di pakai

oleh para guru pembimbing di SLTP N 1 Gundhi, sehingga pemanfaatan

bimbingan dan konseling oleh siswa di sekolah tersebut lebih tinggi.

Hasil dari survey yang telah dilakukan oleh penulis di SLTP N 1

Gundhi, tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan siswa

datang sendiri kepada guru pembimbing yang mempunyai beberapa hambatan

dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling. Hambatannya antara

lain adalah hambatan dari segi waktu dan tenaga. Setiap guru pembimbing harus

membimbing 152 anak. Waktu melaksanakan laynan-layanan juga masih

terbatas, sehingga dengan jumlah kelas yang begitu banyak siswanya masih ada

yang kurang memenuhi tentang apa tujuan serta manfaat binbingan dan

konseling sebenarnaya. Akibat dari itu masih banyak siswa yang “salah kaprah”

terhadap bimbingan dan konseling yang diantaranya menganggap guru

pembimbing sebagai guru disiplin.


Berdasarkan dari data yang telah dipeeroleh dari lapangan dapat

disimpulkan bahwa pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling ini sangat

penting. Atas dasar tersebut, maka dapat di lihat bahwa layanan bimbingan dan

konseling harus diberikan kepada siswa.Oleh karena itu penulis merasa perlu

untuk meneliti MOTIVASI SISWA DALAM MEMANFAATKAN

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP NEGERI 1

GUNDHI.

B. Pembatasan Masalah

Hasil dari uraian diatas telah memunculkan satu permasalahan yang

dituangkan ke dalam bentuk pertanyaan.

“Apakah yang memotivasi siswa dalam memanfaatkan layanan

bimbingan dan konseling di SLTP N 1 Gundhi ?”

C. Perumusan Masalah

Dalam suatu penelitian terdapat banyak permasalah yang dapat

menghambat pelaksanaan penelitian, maka perumusan masalah adalah langkah

yang sangat penting. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengarahkan

peneliti untuk mengumpulkan data dan memilih metodologi yang tepat untuk

penelitian yang positif dan signifikan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah manfaat

motivasi siswa dalam layanan bimbingan dan konseling?”.


D. Tujuan Penelitian

Manfaat yang hendak diperoleh dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan

konseling di SLTP Negeri 1 Gundhi.

E. Manfaat Peneliti

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai bahan masukan untuk

pengembangan ilmu, khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling di

sekolah.

b. Manfaat Praktis

Dapat digunakan sebagai bahan masukan oleh pihak-pihak yang

terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah untuk

meningkatkan pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling disekolah.

Sehingga pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah itu akan

lebih meningkat dari sebelumnya.

III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Landasan teori ini akan menguraikan tentang teori-teori yang akan

dijadikan landasan dalam membuat penelitian oleh penulis. Dalam landasan teori

ini juga akan dijadikan sebagai pedoman bagi penulis dalam membuat

instrumen, dimana instrumen tersebut digunakan sebagai alat untuk menilai

tentang pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling oleh siswa. Teori-teori

yang akan dijelaskan adalah sebagai berikut :


a) Bimbingan dan konseling

b) Siswa sebagai subyek utama

c) Motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling

Selanjutnya dapat diuraikan tentang landasan teori yang pertama adalah berkaitan

dengan bimbingan dan konseling :

A. BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Pengertian Bimbingan

“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam

membuat pilihan-pilihan dan penyesuain-penyesuain yang bijaksana.

Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokrasi yang merupakan tugas

dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh

tidak mencampuri hak orang lain. Kemampuan membuat pilihan

seperti itu tidak diturunkan ( diwariskan ) tetapi harus dikembangkan.”(

Jones, Staffire & Stewart, 1970 : dalam Prayitno, Erman Anti, 1994 ).

2. Pengertian Konseling

“Konseling adalah suatu kegiatan dimana semua fakta yang

dikumpulkan dan semua pengalaman siswa yang difokuskan pada

masalah tertentu yang harus diatasi, dimana ia diberi bantuan secara

pribadi maupun langsung dalam memecahkan masalah itu

sendiri.Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling

harus ditunjukan pada perkembangan yang progresif dari individu

untuk memecahkan masalah-masalah sendiri tanpa bantuan” ( Jones,

1951 ).
B. TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

a) Tujuan Umum

Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama

dengan tujuan pendidikan, sebagaiman dinyatakan dalam UU No.2

sistem pendidikan Nasional, yaitu terwujudnya manusia Indonesia

seutuhnya yang cerdas, yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan,

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,

serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan

( DIPDIKBUD, 1996 / 1997 ).

Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah adalah pemberian

bantuan kepada siswa sama ada siswa yang bermasalah maupun yang

tidak bermasalah. Pernyataan ini di dukung oleh ( Ridwan, 1998 )

yaitu : “Penanganan siswa secara luas tidak hanya menyangkut siswa

yang bermasalah ( misalnya : melanggar peraturan, underachiever atau

slow learner ) tetapi juga penangan siswa yang menunjukkan prestasi

tinggi”

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari bimbingan dan konseling menurut ( George &

Christiani, 1981) adalah sebagai berikut :

1) Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku.

2) Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu.

3) Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan.

4) Meningkatkan dalam hubungan antara perorangan.


5) Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien.

C.KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan uraian yang disajikan diatas, maka dapat disajikan kerangka

berpikir sebagai berikut :

1) Layanan bimbingan dan konseling memiliki motivasi intrinsik dan

ekstrinsik.

2) Minat merupakan keterkaitan seseorang terhadap sesuatu, sehingga

menjadi penyebab terhadap partisipasinya ke dalam kegiatan tersebut.

3) Pelaksanaan layanan dapat di lihat dari aspek dan metode yang di gunakan

serta fasilitas yang mendukung dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling.

4) Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sangat erat kaitannya

dengan metode yang digunakan serta fasilitas yang menunjang pelaksanaan

bimbingan dan konseling.

D. HIPOTESIS

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang mungkin benar atau

mungkin salah, sehingga hipotesis perlu dibuktikan kebenaranya. ( Suharsimi

Arikunto,1994:78).

Berdasarkan pengertian tersebut dikemukakan hipotesis adalah jawaban

sementara dari hasil penelitian yang dilakukan.

Hipotesis yang dikenal dalam suatu penelitian Y,umumnya ada dua

yaitu Hipotesis Kerja (Ha) hipotesis nihil (Ho) namun dalam penelitian hipotesis

yang diajukan adalah hipotesis kerja yang berbunyi:


“Motivasi siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan

konseling di SLTP N I GUNDHI”.

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Setiap langkah memecahkan masalah perlu menggunakan metode yang

sesuai, sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Metode penelitian

adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan (Surachmad,

1984 :131). Sedangkan menurut pendapat Sutrisno Hadi (1996 : 4) metode adalah

suatu cara untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan, usaha kebenaran suatu pengetahuan usaha mana dilakukan dengan

metode ilmiah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode

penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara yang

ditempuh untuk mengadakan penelitian artinya pengetahuan yang dapat diterima

dengan akal pikiran yang sehat disertai bukti yang menyakinkan, dikumpulkan

secara logis, sistematis dan terkontrol.

1. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksud untuk diteliti (Sutrisno

Hadi, 1994 : 220). Dalam Penelitian yang dimanfaatkan sebagai populasi adalah

seluruh siswa SLTP N I GUNDHI. Sedangkan menurut (Suharsimi Arikunto,

1996 : 120) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah

sebagian dari populasi yang ada . Dalam penelitian ini jumlah populasinya

adalah 152 siswa, sehingga populasi sejumlah tersebut sekaligus juga dipakai

sebagai sampel. Alasan penggunaan populasi sekaligus dijadikan sebagai

sampel adalah mengacu pada pendapat (Suharsimi Arikunto, 1996 : 107)

menurut pendapatnya bila jumlah populasinya kurang dari 100 (seratus) lebih

baik digunakan seluruhnya sebagai sampel, sehingga penelitiannya penelitian

populasi.

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa yang telah memanfaatkan

layanan bimbingan dan konseling dengan cara datang sendiri. Dengan

demikian teknik yang digunakan untuk memilih sampel adalah purposive

sampling. Menurut ( Suharsimi Arikumto : 1986 ) memberikan pikiran dalam

buku prosedur penelitian tentang pengambilan sampel dimana beliau

mengatakan apabila subyek lebih dari 100 orang, dapat diambil 10 – 15 %.

2. Variabel Penelitian

Setiap variabel penelitian tidak lepas dengan variabel adalah objek

penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi

Arikumto, 1996:97). Sedangkan menurut (Sutrisno Hadi, 1994 : 224) variabel

adalah gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenisnya maupun

tingkatannya. Faktor-faktor yang mendorong siswa memanfaatkan layanan

bimbingan dan konseling merupakan variabel yang diteliti yang terdiri dari sub

variabel motivasi yang dibagi menjadi 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan

ekstrinsik.
3. Teknik Pengumpulan Data

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif maka teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Metode Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan

diukur (responden) (Arikunto, 1993 : 24). Angket ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang berasal dari sampel sejumlah 70. Dalam penelitian

ini angket yang digunakan adalah angket jenis langsung bersifat tertutup.

Angket langsung adalah angket yang dikirim dan diisi langsung oleh

orang

yang akan dimintai jawaban tentang dirinya (Arikunto, 1990 : 25).

Sedangkan angket tertutup adalah angket yang disusun dengan menyediakan

pilihan jawaban lengkap, sehingga responden tinggal memberi tanda pada

jawaban yang dipilihnya (Arikunto, 1990 : 225). Dalam penelitian ini angket

yang digunakan adalah angket langsung tertutup dengan empat (4) pilihan

jawaban (option) dengan ketentuan setiap optionnya adalah :

1) Alternatif jawaban a skornya 4

2) Alternatif jawaban b skornya 3

3) Alternatif jawaban c skornya 2

4) Alternatif jawaban d skornya 1 (Suharsimi Arikunto, 1990 : 225)

Berdasarkan jawaban angket yang telah disebarkan kepada sejumlah

responden maka akan disajikan kreteria hasil penelitian untuk mengetahui

seberapa jauh manfaat layanan bimbingan dan konseling di SLTP N 1

Gundhi dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Sangat berperan, jika responden jumlah total jawaban responden antara

80 % - 100 %.
2) Berperan , jika responden jumlah total jawaban responden antara 60 % -

79 %.

3) Kurang berperan, jika responden jumlah total jawaban responden antara

40 % - 59 %.

4) Tidak berperan, jika responden jumlah total jawaban responden antara 0

% - 39 %.

b. Teknik Wawancara

Wawancara ini terutama dilakukan dengan berbagai pihak yang telah

dipilih sebagai informan dan sebagai sumber data yang ingin diungkap. Hal

ini menggali dan memperoleh informasi yang lebih lengkap dan lebih efektif

atau sesuai keadaan yang sebenarnya. Wawancara jenis ini tidak dilakukan

dengan struktur mengikat, tetapi dengan pertanyaan yang semakin memfokus

sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Keluwesan cara ini

memberikan informasi yang sebenarnya (Miles & Huberman dalam Sutopo,

1988 : 131). Dalam hal ini terutama yang berkaitan dengan perasaan,

sikap, pendapat dan pandangan mereka tentang motivasi manfaat layanan

bimbingan dan konseling di sekolah sangat penting.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mendapatkan dan

mengenai hal-hal atau sesuatu variabel yang berupa catatan, prasasti dan

sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1993 : 202).

Metode ini digunakan untuk mencari atau mengetahui peran guru

pembimbing dalam mendorong siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah.
4. Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat atau

kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1991 : 136). Suatu isntrumen yang

sahih atau valid mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Untuk mengukur validitas item penelitian ini peneliti menggunakan rumus

Korelasi Product Moment dari Pearson.

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

N. XY – (X)( Y)


rxy =

{N. X² - (X)²} {N . Y² - (Y)²}

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Jumlah nilai X

Y = Jumlah nilai Y

X² = Jumlah Kuadrat X

Y² = Jumlah Kuadrat Y

N = Jumlah sampel penelitian (Arikunto, 1996 : 69)

Untuk mengukur validitas item digunakan koefisien sebagai berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 cukup


Antara 0,200 sampai dengan 0,400 rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 sangat rendah. (Arikunto, 1996 : 69).

b. Reliabilitas

Masalah yang erat hubungannya dengan validitas adalah reliabilitas.

Reliabilitas atau keajegan dari alat pengumpul data (Instrumen) yang dapat

menunjukkan atau mengungkap gejala tertentu dari kelompok individu,

walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang tertentu (Hadari Nawawi, 1987

: 139).

Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :

“Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang

baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen menghasilkan data yang

dapat digunakan ulang”. (Arikunto, 1996 : 168).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka yang dimaksud

reliabilitas dalam penelitian ini adalah suatu kemantapan, ketepatan dan

homogenitas dari suatu instrumen sehingga dapat menghasilkan data yang tepat.

Untuk menentukan reliabilitas ada bermacam-macam teknik yang dapat

digunakan. Pada dasarnya ada tiga, yaitu :

1) Teknik ulang yaitu menunjukkan adanya pengulangan, yaitu

pengukuran yang sama kepada responden yang sama, dengan situasi

yang kira-kira sama pada waktu yang berbeda.


2) Teknik bentuk paralel yaitu menunjukkan pada kesatuan yang sama,

atau kelompok variabel diukur dua kali pada waktu yang sama atau

hampir bersamaan pada sampel atau responden yang sama.

3) Teknik belah dua yaitu menunjukkan pada pengujian suatu instrumen

dengan cara skor pada kedua bagian instrumen itu dikorelasikan

(Surachman, 1988 : 93 – 94).

Reliabilitas yang dipilih oleh penulis adalah reliabilitas Alpha. Seperti

yang di jelaskan oleh ( Suharismi, 95 : 1998 ) bahwa angket dan skala

bertingkat di uji dengan rumus Alpha sebagai berikut :

Keterang

: Reliabilitas instrumen

K : Banyaknya butir item

Esb² : Jumlah varian butir

Est² : Varian total

5. Teknik Analisis Data

Setelah diperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian, maka

langkah selanjutnya yaitu menyajikan dan menganalisis data tersebut.

Pengolahan data merupakan langkah kritis dalam penelitian, dalam arti bahwa

analisis data akan menentukan kesimpulan dari suatu penelitian. Benar tidaknya

kesimpulan tergantung dari analisis data.


Menurut Sutrisno Hadi (1989 : 257) analisis data adalah cara-cara

ilmiah yang digunakan untuk mempersiapkan data, menyusun, menyajikan dan

menganalisa data penyelidikan yang berujud angka-angka.

Sedangkan menurut Muhamad Ali (1989 : 156) analisis data adalah

suatu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mengumpulkan, mengelola

atau menganalisis data, menarik kesimpulan, bahkan mengambil keputusan

yang mempunyai landasan kuat, yaitu data atau fakta empiris yang berhubungan

dengan angka-angka.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik

analisis data deskreptif prosentase.

Teknik ini digunakan untuk menjelaskan kualitas tentang Peran Guru

pembimbing dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP

N 1 Gundhi.

Untuk memudahkan penelitian dalam menetaokan skor pada item yang

dijabarkan, maka dibuat skor menggunakan skala. Skala yang digunakan adalah

skala Likert menggunakan 4 pilihan jawaban. 4 pilihan jawaban adalah sebagai

berikut dengan skor sebagai :

a. Sanagat setuju (4)

b. Setuju (3)

c. Tidak setuju (2)

d. Sabgat tidak setuju (1)

Tujuan menggunakan skala likert adalah item dapat dinyatakan dalam

beberapa responsif seperti sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju, sangat
tidak setuju. Sesuai dengan tujuan penelitian yang faktor-faktor apa saja yang

mendorong siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di SLTP N

1 Gundhi, maka dibuat alternatif jawaban seperti di atas untuk melihat apakah

responden setuju atau tidak setuju dan seterusnya dengan item yang dijabarkan

dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang mendorong memanfaatkan layanan

bimbingan dan konseling oleh responden.

Hasil yang diperoleh akan dihitung untuk mendapatkan presentasinya.

Presentasi yang tinggi dari faktor-faktor tersebut mendorong siswa atau

respondan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu

juga sebaliknya. Langkah yang digunakan adalah :

1. Mencari jumlah skor yang ideal yaitu 4 ( sangat

setuju ).

4 X ( jumlah item ) X N = Hasil ( skor yang ideal atau tertinggi ).

2. Mencari jumlah skor empirik atau skor yang diperoleh

dengan

menjumlah semua skor.

3. Prosentase di aplikasikan mengikuti faktor atau

indikator.

Contohnya : Pengetahuan 70 %.

Rumus untuk menghitung prosentase adalah :

Skor empirik X 100 %


Skor ideal

4. Presentase yang diperoleh dalam setiap faktor akan dibandingkan


dengan kriteria yang sudah ditetapkan dengan tujuan memberikan

makna terhadap presentase yang di peroleh.

Cara untuk mendapatkan tabel kriteria adalah dengan :

1). Menentukan jenjang kriteria yaitu 4.

2). Menentukan lebar kelas menurut ( Sutrisno Hadi, 12 : 1989 ) adalah :

i = Jarak pengukuran ( R )
Jumlah imterval

i = Hasil tertinggi – hasil terendah


4

Hasil yang di peroleh akan dijadikan satu tabel kriterian yang

mempunyai predikat sangat mendorong, mendorong, kurang mendorong dan

tidak mendorong.

Sebagai contoh untuk faktor pengetahuan adalah hasil tetinggi 56 ( 4 x

14) dan hasil terendah ialah 14 ( 1 x 14).

56-14 = 10,5 di bulatkan menjadi 11


4

Lebar kelasnya adalah 11 dengan 4 jenjang kriteria yaitu sangat

mendorong, mendorong, kurang mendorong dan tidak mendorong.

Cara menghitung presentasenya adalah :

47 X 100 % = 82 %
57
Kriteria Analisis Deskreptif

Pemanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling oleh siswa

Skor Presentase Predikat

45 - 47 82 – 100 Sangat memotivasi

36 – 46 63 – 81 Memotivasi

25 – 25 44 – 62 Kurang memotivasi

41 – 24 25 – 43 Tidak memotivasi

Keterangan :

Di lihat pada kriteria, maka faktor atau indikator pengetahuan dapat diartikan

sebagai motivasi siswa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.

Indikator pengetahuan sebesar 70 % termasuk pada kriteria motivasi, yaitu berada

pada presentase antara 63% sampai dengan 81 %.


E. Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini disusun

sistematika skripsi seperti yang telah ditentukan yaitu : Bagian awal skripsi

meliputi : halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan,

ringkasan skripsi, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar lampiran.

Bagian isi skripsi, meliputi lima bab yaitu :

Bab I Pendahuluan terdiri dari : latar belakang masalah, permasalahan,

penegasan istilah, tujuan peelitian, manfaat penelitian, sistematika skripsi.

Bab II Landasan Teori terdiri dari : Peran Guru, Pengertian Belajar,

Prestasi Belajar, PPKn dan Peran Guru Dalam Pengelolaan Kelas Untuk

Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar PPKn Siswa Di Kelas X SMA

Pancasila Purwodadi

Bab III Metodologi Penelitian terdiri dari : populasi dan sampel,

variabel penelitian, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas,

analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan terdiri dari : Gambaran umum subyek

penelitian, analisis data, pembahasan hasil penelitian.

Bab V Penutup terdiri dari : kesimpulan dan saran-saran.

Bagian akhir skripsi, pada bagian ini disajikan mengenai daftar pustaka, dan

lampiran-lampiran.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, 1990, Psikologi Sosial, Jakarta : PT Rineka Cipta

Asmara Husni, 1985, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta : Ghalia


Indonesia.

Depdikbud, 1996, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Depdiknas Dirjen Dikdasmen, 2002, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis


Sekolah, Jakarta : Depdiknas.

Kartini Kartono, 1980, Pengantar Metodologi Research Sosial, Bandung : Alumni.

Koentjoroningrat, 1985, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta : Gramedia.

Maman Rachman, 1998, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka


Cipta.

Ngalim Purwanto, 1997, Psikologi Pendidikan , Bandung : PT. Remaja Rasdakarya.

Suharsimi Arikunto, 1991, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara.

, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :


PT. Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi, 1996, Statistik 2, Yogyakarta : Andi Offset.

, 1996, Metodologi Research I, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

, 1996, Metodologi Research II, Yogyakarta : Fakultas Psikologi


UGM.

, 1996, Metodologi Research III, Yogyakarta : Fakultas Psikologi


UGM.

, 1996, Metodologi Research IV, Yogyakarta : Fakultas Psikologi


UGM.
Winarno Surachmad, 1989, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung : CV. Transito.

31

32

Winkel, 1983, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : Gramedia.

Witherington, HC/M Bhucori, 1991, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineke Cipta.


ANGKET PENELITIAN

PERAN SERTA GURU SD NEGERI DALAM MENYUKSESKAN

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DI DESA TEMON

KECAMATAN BRATI KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2003

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. N a m a : ______________________________

2. NIP : ______________________________

3. Pangkat/Gol : ______________________________

4. Unit Kerja : ______________________________

B. PETUNJUK PENGERJAAN

1. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti !

2. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan yang ada alami

dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang

tersedia !

3. Setelah anda mengisi angket ini, maka kami mohon segera dikumpulkan

kembali kepada kami !


4. Jawaban yang anda berikan tidak berpengaruh terhadap keberadaan anda di

tempat kerja dan akan kami jaga kerahasiaannya !

C. PETANYAAN ANGKET

1. Bagaimana tanggapan saudara dengan adanya pergeseran sistem pengelolaan

manajemen sekolah dari berbasis pusat kepada pola manajemen berbasis

sekolah ?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

2. Apakah saudara setuju dengan sistem manajemen berbasis sekolah ?

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju

d. Tidak setuju

3. Apakah MBS cocok diterapkan untuk SD ?

a. Sangat cocok

b. Cocok

c. Kurang cocok

d. Tidak cocok
4. Apakah MBS cocok diterapkan di setiap sekolah dasar baik di desa maupun

di kota ?

a. Sangat cocok

b. Cocok

c. Kurang cocok

d. Tidak cocok

5. Apakah MBS tepat diterapkan pada era otonomi daerah ?

a. Sangat tepat

b. Tepat

c. Kurang tepat

d. Tidak tepat

6. Apakah saudara pernah mengikuti sosialisasi tentang MBS ?

a. Sangat sering

b. Sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

7. Apakah program MBS dapat diterima secara bulat oleh semua peserta ?

a. Sangat dapat

b. Dapat

c. Kurang dapat

d. Tidak dapat

8. Apakah sosialisasi tentang MBS mendapat respon baik dari peserta ?


a. Sangat baik

b. Baik

c. Kurang baik

d. Tidak baik

9. Apakah sudara aktif mengikuti sosialisasi MBS secara aktif ?

a. Sangat aktif

b. Aktif

c. Kurang aktif

d. Tidak aktif

10. Apakah sosialisasi MBS itu butuh waktu lama ?

a. Sangat lama

b. Lama

c. Kurang lama

d. Tidak lama

11. Apakah saudara sudah melaksanakan MBS di sekolah ?

a. Sudah lama menerapkan

b. Baru saja menerapkan

c. Belum menerapkan

d. Tidak menerapkan

12. Apakah saudara punya bekal yang banyak dalam menerapkan MBS di

sekolah ?

a. Sangat banyak
b. Banyak

c. Agak banyak

d. Tidak banyak

13. Apakah semua rekan guru yang ada di SD saudara menerapkan MBS dengan

baik ?

a. Sangat menerapkan

b. Menerapkan

c. Kurang menerapkan

d. Tidak menerapkan

14. Apakah saudara punya perasaan ragu dalam menerapkan MBS di SD tempat

bekerja ?

a. Tidak ragu

b. Agak ragu

c. Ragu

d. Sangat ragu

15. Apakah saudara menerapkan MBS di SD, saudara mendapatkan hambatan ?

a. Banyak hambatan

b. Ada sedikit hambatan

c. Kurang ada hambatan

d. Tidak ada hambatan

16. Adakah perbedaan yang berarti pada hasil belajar setelah penerapan MBS ?
a. Ada perbedaan

b. Agak ada perbedaan

c. Kurang ada perbedaan

d. Tidak ada perbedaan

17. Apakah dalam pelaksanaan MBS, orang tua siswa juga ikut dilibatkan ?

a. Sangat dilibatkan

b. Dilibatkan

c. Kurang dilibatkan

d. Tidak dilibatkan

18. Apakah orang tua siswa/masyarakat ikut memberi bantuan dalam

pelaksanaan MBS ?

a. Sangat memberi

b. Memberi

c. Kurang memberi

d. Tidak memberi

19. Apakah masyarakat juga ikut mengevaluasi pelaksanaan MBS ?\

a. Sangat mengevaluasi

b. Mengevaluasi

c. Kurang mengevaluasi

d. Tidak mengevaluasi

20. Apakah saudara ada upaya meningkatkan peran serta dalam melaksanakan

MBS ?
a. Sangat berupaya

b. Berupaya

c. Kurang perupaya

d. Tidak berupaya

------ooo000ooo------

Anda mungkin juga menyukai