BAB II
LANDASAN TEORI
diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki
yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
1
Ahmad Rohani Hm And Abu Ahmadi, Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah (Jakarta: Pt
Rineka Cipta, 1991).
2
Prayitno And Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling (Jakarta: Rineka
Cipta, 1994).
17
kepada seseorang atau beberapa orang individu agar mampu menolong dirinya
sendiri, bertanggung jawab, dan memiliki rasa percaya diri dan dapat
Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan
perubahan tingkah laku dengan sengaja dan bersifat relative permanen. Sedangkan
dalam Islam, belajar bukan hanya sekedar ditunjukkan dengan adanya perubahan
tingkah laku, tetapi lebih dari itu. Belajar merupakan sebuah konsep yang ideal
karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Bimbingan belajar menurut Dewa
dihadapi dalam belajar sehingga setelah melalui proses perubahan dalam belajar
3
Kartini Kartono, Bimbingan Dan Dasar-Dasar Pelaksanaannya (Jakarta: Rajawali Bina
Aksara, 2014).
4
Djumhur And Mohammad Surya, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah (Bandung:
Cahaya, Cetakan Keempat, 2005).
18
kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar
adalah suatu proses pemberian bantuan kepada peserta didik dalam menyelesaikan
masalah-masalah belajar yang dihadapi oleh peserta didik, sehingga tujuan dari
belajar akan tercapai. Bimbingan belajar adalah suatu kegiatan bantuan belajar
kepada peserta didik yang bertujuan agar peseta didik dapat mencapai prestasi
Tujuan dari layanan bimbingan belajar adalah agar peserta didik mampu
diharapkan peserta didik termotivasi dalam mencapai prestasi yang optimal dan
mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dari sekolah. 6 Tohirin
a. Secara umum tujuan bimbingan belajar adalah membantu peserta didik agar
5
Ni Putu, “Penerapan Layanan Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Bagi Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Siswa Kelas X4 Sma Negeri 1 Sukasada,” Jurnal
Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling 2, No. 1 (2014).
6
Rifda El Fiah And Adi Putra Purbaya, “Penerapan Bimbingan Belajar Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Smp Negeri 12 Kota Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2015/2016,” Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling 3, No. 2 (2016): 230.
19
belajarnya
b. Secara khusus dapat bertujuan agar peserta didik mampu menghadapi dan
dalam belajar.7
Jadi tujuan bimbingan belajar adalah membantu agar mampu mengatasi dan
Fungsi utama dari bimbingan belajar adalah membantu peserta didik dalam
masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran
atau penempatan dan juga menjadi perantara dari peserta didik dalam
a. Fungsi kognitif
b. Fungsi konatif-dinamik
Fungsi psikis ini berkisar pada penentuan suatu tujuan dan pemenuhan suatu
7
Tohirin, Bimbingan Konseling Sekolah Dan Madrasah (Berbasis Integrasi) (Jakarta: Raja
Grafindo, 2011).
20
tujuan.
c. Fungsi afektif
seseorang, baginya berharga atau bernilai atau tidak. Bila objek itu dihayati
d. Fungsi sensorik-motorik
merupakan bagian dari keadaan awal dipihak peserta didik, yang dapat
Menurut Prayitno ada 11 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam
sebagai berikut:
8
Djumhur Dan Mohammad Surya, Op.Cit, H.75-81 .
9
Prayitno, Pedoman Khusus Bimbingan Dan Konseling (Jakarta: Depdiknas, 2003).
21
1) Asas kerahasiaan
dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu
data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang
2) Asas keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
3) Asas kekinian
Asas kekinian yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan
depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang
4) Asas kemandirian
5) Asas kegiatan
Asas kegiatan yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat aktif dalam
6) Asas kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap
7) Asas keterpaduan
dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
23
terpadukan. Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan berbagai
8) Asas kenormatifan
segenap layanan atau kegiatan bimbingan dan konseling ini harus dapat
9) Asas keahlian
Asas keahlian yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan
Asas alih tangan kasus yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak
secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien)
kiranya dapat mengalih tangankan kepada pihak yang lebih ahli. Guru
pembimbing (konselor) dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua,
Asas tut wuri handayani yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan
berbagai format layanan, salah satunya adalah dengan format bimbingan belajar.
yaitu:
a. Langkah 1
10
Prayitno Dan Erman, Op.Cit, H.115-120.
25
sedang dihadapi oleh para peserta didik, baik sebagai individu maupun
sebanyak kelompok.
b. Langkah 2
c. Langkah 3
d. Langkah 4
sebelumnya.
e. Langkah 5
f. Langkah 6
g. Langkah 7
26
B. Teknik Diskusi
1. Pengertian Diskusi
Diskusi adalah percakapan yang telah direncanakan antara tiga orang atau
kelompok sangat beraneka macam kreasi bersama lari bersama, bekerja bersama,
dan banyak manfaat dipetik oleh para siswa maupun bimbingan melalui diskusi
oleh sebab itu pembimbing perlu memperhatikan dan membina intensif kegiatan
11
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Angkasa, 2004).
12
Romlah, Teori Dan Praktek Bimbingan Kelompok (Malang: Universitas Negeri Malang,
2001).
27
ini.13 Diskusi adalah suatu pertemuan dua orang atau lebih yang diajukan untuk
harus turut serta berbicara secara aktif sehingga ada sesuatu pertanggung jawaban
a. Peserta didik memperoleh informasi yang berharga dari teman diskusi dan
ada juga informasi yang bersifat kompleks dan manfaatnya tidak langsung
belajar.
tentang manfaat membuat ringkasan, maka timbul minat dan kemauan untuk
13
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksana Program: Bimbingan Dan Konseling Di
Sekolah (Jakarta: Renika Cipta, 2002).
14
Ibid. H.220
15
Bimo Walgito, Bimbingan Dan Koseling ( Studi & Karier ) (Pt Andi Offset, 2010).
28
analisis dan sintesis atas data atau informasi yang diterimanya. Dalam
bertahap akan mampu menanggapi secara kritis dan lambat laun mampu
mengemukakan pedapat secara jelas dan terarah. Tanpa latihan akan sulit
peserta didik. Dalam diskusi, peserta didik dibimbing untuk berani dan
pendapat yang mungkin saja berbeda yang satu dengan yang lainnya,
(d) para peserta didik mendapatkan informasi yang berharga dari teman-
(f) memberi suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu
Menyampaikan tujuan dari diskusi yang akan dilakukan. Tujuan dari diskusi
2. Mengarahkan diskusi
disampaikan.
3. Menyelenggarakan diskusi
ditentukan oleh guru yaitu selama 20-30 Guru berhak memotong jalannya
diskusi apabila ada peserta didik yang saling beradu argumen, dan
4. Mengakhiri diskusi
wawasan
memecahkan masalah.
panjang.
menonjolkan diri.
5. Bentuk-bentuk Diskusi
bentuk diskusi yang akan dibinanya. Setiap bentuk tentu saja memerlukan
pembinaan yang berbeda-beda bentuk lainnya. Bentuk diskusi menurut aspek dan
Tabel 2.1
Bentuk - Bentuk Diskusi Kelompok Dilihat Berbagai Aspek
Dilihat dari Bentuk Ciri utama
a. Jumlah A. Kelompok besar Anggota 20 orang atau lebih
anggota B. Kelompok kecil Anggota kurang dari 20 orang
biasanya sekitar 2-12 orang
C. Burnout Belajar
1. Definisi Burnout
Jenuh secara harfiah berarti padat atau penuh sehingga tidak mampu
memuat apapun. Jenuh juga dapat diartikan jemu atau bosan. Peserta didik dalam
18
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2015). h. 180.
33
sikap dan emosi individu atau pekerjaan karena keterlibatan yang intensif
peserta didik merasa lelah dan jenuh secara mental maupun fisik sebagai
yang dialami peserta didik yang sedang dalam keadaan jenuh sistem akalnya
mengalami rasa bosan dan lelah yang sangat amat sehingga menimbulkan
suatu kondisi kelelahan emosional, lelah mental dan fisik yang dialami peserta
didik saat belajar yang disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan dalan jangka
cemas dengan hasil belajar, dan suasana hati mudah terganggu (mudah marah
2. Jenis-jenis Burnout
Akan tetapi ada satu langkah penting yang harus dilakukan sebelum menangani
secara umum. Berikut adalah jenis-jenis burnout yang dikemukakan oleh Abu
Abdirrahman Al-Qawi.
a. Burnout Positif
Burnout positif merupakan kejenuhan yang dialami individu pada suatu hal
dan lain-lain. Burnout ini tidak perlu diberikan penanganan khusus atau dicegah,
b. Burnout Wajar
Kejenuhan belajar ini sering terjadi pada saat proses belajar, bekerja, berumah
tangga dan lain sebagainya. Burnout ini adalah Burnout yang paling banyak
dialami oleh seseorang karena hal ini sudah menjadi kodrat manusia.
c. Burnout Negatif
dapat menjadi pemicu timbulnya keburukan lain yang lebih serius. Contohnya
manusia.23
3. Indikator Burnout
individu disebabkan oleh sumber daya atau energy individu yang habis dan
mereka merasa bahwa tidak mampu pada tahap psikologis. Berikut tiga dimensi
a. Kelelahan Emosional
kelelahan karena suatu pekerjaan. Kelelahan emosional dapat terjadi saat individu
emosional, misalnya perasaan keletihan, frustasi, putus asa, sedih, tidak berdaya,
tertekan, apatis, mudah marah dan mudah tersinggung serta merasa terbelenggu
23
Ibid. h. 263.
36
Depersonalisasi adalah sebuah perasaan buruk pada respon diri sendiri. Gambaran
dari depersonalisasi adalah adanya sikap negatif, pasif, merasa terbebani dengan
lingkungan sosial, dan cenderung tidak peduli terhadap lingkungan dan orang-
orang disekitarnya.
Penurunan Kinerja
didik. Hal ini ditandai dengan adanya perasaan puas terhadap diri sendiri, belajar
bahkan kehidupan serta merasa bahwa dirinya belum pernah melakukan sesuatu
yang bermanfaat. Hal tersebut mengacu pada penilaian yang rendah terhadap
kompetensi diri dan pencapaian dan pencapaian keberhasilan diri dalam belajar.
Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh perasaan bersalah karena peristiwa
sebelumnya.24
a. Kesibukan Monoton
24
Maslach and Jackson, “The Measurement Of Experienced Burnout.” h. 1.
37
b. Prestasi Mandeg
dengan giat dan konsisten dan tidak kenal lelah dan pantang menyerah.
c. Lemah Minat
Kondisi ini dapat terjadi pada peserta didik yang harus menekuini sesuatu
didik tidak menyukai mata pelajaran tersebut, akan tetapi mereka harus
mempelajarinya.
lingkungan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Seperti halnya sekolah
e. Kegagalan Beruntun
padahal dirinya telah belajar dan berusaha semaksimal mungkin dan masih
mengalami kegagalan.
f. Penghargaan Nihil
38
g. Ketegangan Panjang
h. Perlakuan Buruk
Perlakuan buruk seperti yang dilakukan kepada peserta didik dapat menjadi
5. Gejala-gejala Burnout
belajar tidak ada kemajuan. Siswa yang mulai memasuki kejenuhan dalam
didapatnya.
39
sebagai berikut:
pengubahan posisi meja tulis, lemari, rak buku, alat-alat perlengkapan belajar
d. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk
motivasi yang bertujuan agar individu termotivasi untuk melakukan hal serupa
dari apa yang telah diamatinya. Selain memberikan contoh perilaku baru
individu tersebut;
25
Syah, Psikologi Belajar. h.182.
40
e. Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara
D. Penelitian Relevan
Sebagai acuan dalam penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang
yang termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa aspek
interpersonal yang efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat De Vito dalam
penelitian ini teknik diskusi akan peneliti gunakan atau terapkan dalam
2. Penelitian yang dilakukan oleh Urip Mulyani, Wirda Hanim, dan Endang
27
Fransiska, Slamat Fitriyadi, And Iip Istirahayu, “Layanan Bimbingan Kelompok Dengan
Teknik Diskusi Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas Viii
Smp Negeri 7 Singkawang Tahun Ajaran 2014/2015,” Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia 2,
No. 1 (2017): 12–14.
42
penelitian ini teknik diskusi akan peneliti gunakan atau terapkan dalam
3. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Lisdiana, Giyono, dan Ratna Widiastuti
penelitian ini teknik diskusi akan peneliti gunakan atau terapkan dalam
E. Kerangka Berfikir
28
Urip Mulyani, Wirda Hanim, And Endang Setiyowati, “Pengaruh Teknik Diskusi
Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang
Dimensi Seksualitas Manusia,” Jurnal Bimbingan Konseling 5, No. 1 (2016): 116–25.
29
Eka Lisdiana, Ratna Widiastuti, And Eka Lisdiana, “Penggunaan Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Diskusi Untuk Mengurangi Kenakalan Remaja Siswa Kelas Xi Di Sekolah
Pertanian Pembangunan Negeri Lampung Tahun Ajaran 2012/2013,” No. 3 (2013): 1–14.
43
Penelitian ini memiliki dua variabel utama yaitu independen (bebas) dan
variabel dependent (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah teknik
Tabel 2.2
Burnout
Burnout adalah suatu kondisi kelelahan emosional, lelah mental dan
fisik yang dialami peserta didik saat belajar yang mengakibatkan
munculnya rasa keletihan, merasa cemas dengan hasil belajar, dan
suasana hati mudah terganggu (mudah marah tanpa alasan yang jelas).
F. Hipotesis Penelitian
sementara karena kebenaran masih perlu diuji atau dites kebenarannya dengan
data yang asalnya dari lapangan. Hipotesis juga penting perannya karena dapat
atau variabel dalam permasalahan peneliti.31 Adapun hipotesis dalam penelitian ini
burnout belajar pada peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Waway Karya.
31
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).H.41