Dosen Pengampu :
Dr. Drs. Heru Mugiarso, M. Pd., Kons
Mata Kuliah : Bimbingan Konseling
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
pelayanan pendidikan di sekolah, agar setiap peserta didik dapat berkembang ke
arah perkembangan yang optimal, baik sebagai makhluk individu maupun sosial.
Pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal merupakan tanggung
jawab besar guru dalam kegiatan pendidikan. Oleh karena itu, penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu sangat penting untuk pengembangan peserta didik.
Menurut Mugiarso, dkk (2012:22), terdapat 3 bidang pelayanan pendidikan
yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi dan supervisi, serta
bidang bimbingan dan konseling. Bidang kurikulum dan pengajaran merupakan
suatu bidang yang meliputi pengembangan kurikulum di sekolah dan pengajaran
dalam bentuk penyaluran pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan
berkomunikasi peserta didik. Bidang administrasi dan supervisi merupakan bidang
yang meliputi bentuk pengelolaan administrasi sekolah seperti perencanaan,
pembiayaan, pengadaan, serta pengembangan sarana dan prasarana fisik. Selain
itu, juga memuat supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Bidang bimbingan
dan konseling merupakan suatu bidang yang meliputi kegiatan pemberian layanan
bimbingan kepada peserta didik agar masalah yang dihadapi peserta didik dapat
terselesaikan dan dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan
tahap-tahap perkembangannya. Meskipun ketiga bidang tersebut tampaknya
terpisah antara satu dengan yang lainnya, namun semuanya memiliki arah yang
sama yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal
bagi peserta didik. Antara bidang yang satu dan yang lain terdapat hubungan yang
saling mengisi.
2. Apa saja tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling?
1.3 Tujuan
2. Mendeskripsikan apa saja tugas dan tanggung jawab guru mata pelajaran
dalam membantu pelaksanaan bimbingan konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bimbingan dan Konseling
Definisi dari bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus menerus dari
seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya
dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan
menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan yang
normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat baik bagi dirinya
sendiri maupun bagi lingkungannya.
Menurut Prayitno dan Erman Amti, konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli ( di sebut
konselor) kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi klien.
Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan membantu konseli agar
dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial
(afektif), belajar (akademik/kognitif), dan karier (psikomotorik).
2.2 Peran dan Kontribusi Guru Mapel Dalam Pelayanan BK
Di sekolah, memang tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Walaupun begitu, bukan berarti
seorang guru mata pelajaran lepas tangan dengan kegiatan pelayanan bimbingan
dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan
guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah.
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis
Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh
karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting
dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam
kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar
informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi
kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,
jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan
serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)
sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan
belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
Press.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta,2008).
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).