Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
SHINTA AMALIA
19005097
2020
PENDAHULUAN
Ringkasan Materi
Mutu pendidikan baik pendidikan formal, nonformal dan pendidikan informal, salah
satunya akan dipengaruhi oleh kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Artinya bahwa
peran pendidik dan tenaga kependidikan merupakan factor yang signifikan dalam
peningkatan mutu pendidikan. Dengan segala yang dimiliki, mereka berpartisipasi aktif
dalam menyelenggarakan proses pendidikan dengan peran antara lain sebagai fasilitator,
pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari
pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus
melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan sampai pada
kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional, harus benar-benar dipikirkan
karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan tenaga lapangan yang
A.Tutor
1.Pengertian
Dalam pendidikan nonformal, tenaga pendidik dikenal dengan sebutan tutor. Tutor
merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaran pembelajaran. Tutor
adalah ujung tombak yang berprofesi mengelola proses pembelajaran pada kelompok belajar
dan dengan tutor terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif, melalui
transformasi. Peranan tutor sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, antara
lain sebagai pembimbing, pembina, motivator dan dinamisator kelompok belajar dan sangat
menentukan keberhasilan program-program pendidikan nonformal seperti Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Kesetaraan.
2.Karakteristik
3.Lingkup Kerja
Kinerja tutor dalam kegiatan pembelajaran diamati untuk mengetahui sesuai tidaknya
kegiatan yang dilaksanakan oleh tutor oleh rencana pembelajaran yang telah disusunnya,
permasalahan yang kontekstual, dan penggunaan alat dan media pembelajaran yang tepat dan
mudah. Selain itu kinerja tutor juga diamati tentang apakah tutor sudah memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan dan mengembangkan kemampuannya melalui
presentasi dan pembuatan kesimpulan. Pemberian motivasi dan penguatan kepada peserta
didik juga diamati, apakah pemberian dan penguatan itu dilakukan dengan baik. Tutor juga
perlu merancang pembelajarannya secara sistematik sebelum memasuki mata pelajaran yang
akan diajarinya.
4.Peserta didik
5.Mekanisme/tahapan kerja
B.Instruktur
1.Pengertian
Instruktur adalah seorang yang bekerja sebagai pendidik dalam suatu lembaga
pendidikan dan latihan dan mempunyai sejumla kompetensi untuk membelajarakan peserta
didik, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu agar pesertadidik tersebut
dapat meningkatkan kemampuan dalam bekerja.
Dengan demikian dapat digaris bawahi bahwa instruktur aalah orang dewasa yang
diberi tanggung jawaboleh lembaga kursus atau pelatihan untuk mengembangkan potensi
warga belajarnya dalam hal kognitif, apektif dan psikomotor.
2.Karakteristik
3.Lingkup Kerja
Adapun peran instruktur menurut Moh Uzer Usman (1994: 6-9) dalam Mustika (2007: 23)
mengemukakan bahwa peran instruktur dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi :
peran sebagai demonstrator, pengelola kelas, fasilitator, dan evaluator.
(1) Educational Change Agent artinya bahwa instruktur merupakan agen perubahan
melaluipendidikan yang dilakukan
(2) The Learner, proses belajar akan berjalan dengan baik jika instrktur mengenal peserta
didiknya dengan baik.
(3) Methodology, instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mengetahuao macam-
macam metode dan dapat menggunakan metode yang sesuai dengan bahan yang akan
diajarkan.
(4) Multi Media, penggunaan beberapa media/ multi media akan lebih efektif dibandingkan
dengan hanya menggunakan satu media.
(5) Evaluation, dilakukan untuk mengetahui prestasi yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa instruktur harus dapat mempertajam kemampuan
yang signifikan dengan peran-perannya sebagai gambaran tanggungjawab yang besar dan
konsekuensi. Instruktur harus daapat menjalani hubungan yang kuat tetapi tidak memberikan
doktrin dan menanamkan nilai-nilai standar pribadinya tetapi melihat kebutuhan dan metode
pendekatannya.
4.Peserta Didik
Peserta didik sendiri memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, karena
peserta didik merupakan objek sekaligus subjek dalam kegiatan pembelajaran yang
diikutinya. Oleh sebab itu, peserta didik harus memiliki motivasi belajar dalam mengikuti
segala kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Berkaitan dengan hal tersebut, Sardiman A. M
(1992: 82) mengatakan bahwa “belajar sangat memerlukan adanya motivasi”. Pendapat
lainnya mengenai pentingnya motivasi belajar di utarakan oleh Ishak Abdulhak (2000, hlm.
8-9)
5.Mekanisme/Tahapan kerja
Mekanisme/Tahapan kerja instruktur Kursus adalah Tenaga Pendidik yang bertugas
untuk melaksanakan pembelajaran bagi warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan
tertentu yang dapat digunakan untuk keterampilan hidup dan dimanfaatkan sebagai mata
pencarian. Membimbing dan mengawasi peserta pelatihan dalam mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan untuk bekerja. Instruktur bersama-sama dengan tenaga perencana,
penganalisis kebutuhan pelatihan, pengembang kurikulum, pengadministrasi pelatihan,
pemeliharaan sarana, pengelola pelatihan, penyelia, dan pengelola lembaga pelatihan
didefinisikan sebagai tenaga pelatihan pada proses pelatihan kerja[1].
C.Pelatih
1.Pengertian
2.Karakteristik
Karakteristik yang menonjol adalah disiplin dan agresif. Pelatih ini akan selalu
terjebak dalam situasi "Do or Die" (memaksakan kehendak), akan tetapi dapat menumbuhkan
perhatian anak asuhnya dalam berlatih. Tipe ini biasanya terorganisasi dan terencana dengan
baik, menuntut perhatian penuh dari atlit dan diwarnai adanya hukuman-hukuman dalam
menegakkan disiplin yang diterapkan. Keuntungan tipe pelatih ini adalah terciptanya suasana
yang disiplin dan mendukung pencapaian prestasi serta menimbulkan dedikasi untuk
mencapai tujuan. Sedangkan kelemahannya adalah terlalu sensitif dan rentan konflik, apalagi
jika terjadi kekalahan beruntun.
3.Lingkup Kerja
Pelatihan merupakan suatu proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan
keterampilan agar dapat mencapai efektivitas dalam melaksanakan tugas tertentu melalui
pengembangan proses berpikir, sikap, pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan. Pelatihan
pada umumnya memiliki ruang lingkup kerja diantaranya adalah :
Pelatihan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kinerja, karena
dengan pelatihan peserta lebih dapat memahami kesulitan-kesulitan yang di dapat saat
bekerja, dan disini pelatihan memberikan sebuah solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut.
Peserta didik yang dilatih oleh seorang pelatih ialah orang orang yang mengikuti
program suatu pelatihan. Misalnya pada pelatihan sepakbola. Maka peserta didik dari pelatih
tersebut ialah anggota tim sepakbola.
Pelatih harus memiliki peran dalam melaksanakan pelatihan kepada peserta didiknya,
diantaranya :
Pelatih sebagai narasumber, artinya adalah pelatih harus menguasai materi dan
mampu mendemontrasikan materi praktek.
Pelatih sebagai fasilitator, artinya adalah pelatih mampu menjembatani antara peserta
didik dan materi pelatihan.
Pelatih sebagai pembimbing, artinya adalah pelatih mampu menolong peserta didik
dalam mengembangkan rencana belajar individu, dan memotivasi peserta didik secara
perseorangan.
Pelatih sebagai penilai, artinya adalah pelatih dapat menilai capaian kompetensi
peserta didik menurut kriteria dan standar yang ditetapkan.
Pelatih sebagai mechanisme, artinya adalah pelatih lebih memfokuskan pada proses
pelatihan dan mampu menggerakkan proses dari pelatihan.
Peserta didik yang dilatih oleh seorang pelatih ialah orang orang yang mengikuti
program suatu pelatihan. Misalnya pada pelatihan sepakbola. Maka peserta didik dari
pelatih tersebut ialah anggota tim sepakbola.
Pelatih harus memiliki peran dalam melaksanakan pelatihan kepada peserta didiknya,
diantaranya :
Pelatih sebagai narasumber, artinya adalah pelatih harus menguasai materi dan
mampu mendemontrasikan materi praktek.
Pelatih sebagai fasilitator, artinya adalah pelatih mampu menjembatani antara peserta
didik dan materi pelatihan.
Pelatih sebagai pembimbing, artinya adalah pelatih mampu menolong peserta didik
dalam mengembangkan rencana belajar individu, dan memotivasi peserta didik secara
perseorangan.
Pelatih sebagai penilai, artinya adalah pelatih dapat menilai capaian kompetensi
peserta didik menurut kriteria dan standar yang ditetapkan.
Pelatih sebagai mechanisme, artinya adalah pelatih lebih memfokuskan pada proses
pelatihan dan mampu menggerakkan proses dari pelatihan.
Pelatih harus memiliki alur proses dalam menyelenggarakan suatu pelatihan, diantaranya :
Identifikasi kebutuhan, bertujuan agar pelatihan diadakan secara betul-betul dan akan
menjadi minat peserta.
Perencanaan pelatihan, dengan adanya perencanaan maka suatu proses pelatihan tidak
terkesan sembarangan atau asal-asalan.
Penyelenggaraan pelatihan, dalam menyelenggarakan pelatihan perlu diperhatikan
konsistensi antara perencanaan yang sudah dibuat dan disepakati sejak awal agar
proses pelatihan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Evaluasi pelatihan, proses evaluasi merupakan posisi yang sangat penting dalam
pelatihan, karena tidak ada satupun usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
kualitas pelatihan jika tidak disertai dengan langkah evaluasi.
TANGGAPAN
Profesi kependidikan terdiri dari dua ranah yang saling berkaitan satu sama lain.
Ranah tersebut yaitu profesi pendidik dan profesi tenaga kependidikan.
Sudah menjadi pemahaman bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan, namun tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut sebagai profesi. Profesionalisme adalah suatu
upaya untuk menerapkan paham profesi terhadap jabatan atau pekerjaan tertentu dan
membandingkannya dengan jabatan lain sehingga menjadi jabatan atau pekerjaan tersebut
sebagai profesi yang professional.
Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa
mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang professional. Untuk lebih lanjut,
dalam pembahasan kali ini akan mengupas lebih tajam tentang Ranah Profesi Kependidikan.
Pembelajaran pada Pendidikan Luar Sekolah salah satunya yaitu pembelajaran orang
dewasa pada institusi terkait yang membelajarkan orang-orang dewasa agar menjadi pribadi
yang cakap dan mampu berwirausaha bahkan memiliki pegawai sehingga bermanfaat bagi
dirinya dan juga bagi orang lain.
Pembelajaran atau disebut juga dengan pelatihan menuntut pendidik dan peserta didik
dapat memotivasi dan termotivasi dengan baik agar kualitas output yang dihasilkan pada
suatu pelatihan atau pembelajaran akan menjadi baik, sehingga Pendidikan Luar Sekolah
tidak lagi dipandang sebelah mata oleh khalayak ramai.
Namun yang terjadi pada dewasa ini adalah hal yang tidak kita inginkan, proses
pembelajaran yang tidak memiliki perubahan dari waktu ke waktu membuat luaran dari
pembelajaran dan pelatihan pada program PLS menjadi tidak begitu diminati bahkan terkesan
ketinggalan. Selain itu, proses pembelajaran seperti metode dan taktik belajar pun menjadi
faktor penentu berkualitas atau tidaknya output pelatihan yang dihasilkan.
SIMPULAN
Salah satu cara yang dapat mepercepat perluasan akses untuk meningkatkan
kompetensi tutor adalah melalui teman sebaya atau sesama profesi, dengan melatih lebih
dahulu salah seorang yang terbaik dari sekelompok tutor sejenis. Pemberdayaan tutor yang
terpilih tersebut melalui pelatihan dan pemberian kewenangan dan tanggung jawab akan
mendorong untuk menjadi kreatif dan inovatif. Seorang tutor sebagai agen
pembelajaran, perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki
oleh orang yang bukan tutor, karena tugas mengajar bukan hanya menyampaikan
informasi, tetapi suatu proses mengubah perilaku peserta didik atau warga belajar. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan membimbing warga belajar agar
berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya, melatih keterampilan, baik keterampilan
intelektual maupun keterampilan motorik, memotivasi warga belajar agar tetap semangat
menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, serta kemampuan merancang dan
menggunakan berbagai media dan sumber belajar untuk menambah efektivitas mengajarnya.
Karakteristik yang menonjol pada pelatih adalah disiplin dan agresif. Tipe ini
biasanya terorganisasi dan terencana dengan baik, menuntut perhatian penuh dari atlit dan
diwarnai adanya hukuman-hukuman dalam menegakkan disiplin yang diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Al
Gesindo.