Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1 PROFESI PLS

“PROFESI PENDIDIK KEAHLIAN PLS”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Jamaris, M.Pd

Disusun oleh:

SHINTA AMALIA

19005097

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKUTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PENDAHULUAN

Ringkasan Materi

Mutu pendidikan baik pendidikan formal, nonformal dan pendidikan informal, salah

satunya akan dipengaruhi oleh kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. Artinya bahwa

peran pendidik dan tenaga kependidikan merupakan factor yang signifikan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Dengan segala yang dimiliki, mereka berpartisipasi aktif

dalam menyelenggarakan proses pendidikan dengan peran antara lain sebagai fasilitator,

motivator, pemacu, pemberi inspirasi belajar maupun sebagai pelayanan administrasi

pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya

pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus

dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk

melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan sampai pada

usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan. Kemarnpuan guru sebagai tenaga

kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun profesional, harus benar-benar dipikirkan

karena pada dasarnya guru sebagai tenaga kependidikan merupakan tenaga lapangan yang

langsung melaksanakan kependidikan dan sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.


PEMBAHASAN

A.Tutor 

1.Pengertian

Dalam pendidikan nonformal, tenaga pendidik dikenal dengan sebutan tutor. Tutor
merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaran pembelajaran. Tutor
adalah ujung tombak yang berprofesi mengelola proses pembelajaran pada kelompok belajar
dan dengan tutor terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif, melalui
transformasi. Peranan tutor sangat penting dalam pelaksanaan proses pembelajaran, antara
lain sebagai pembimbing, pembina, motivator dan dinamisator kelompok belajar dan sangat
menentukan keberhasilan program-program pendidikan nonformal seperti Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD), Pendidikan Keaksaraan dan Pendidikan Kesetaraan. 

Menganalisis tenaga pendidik nonformal, merupakan bagian dari aktivitas dalam


mencari tahu dan menentukan seberapa banyak dan berfariasinya sumber daya lokal sehingga
menjadi dasar dukungan dalam pelaksanaan program pendidikan nonformal dengan empat
pilar pendidikan, yaitu belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk mampu
melakukan (learning to do), belajar untuk untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan
belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together) (Sudjana, 2005). Tutor yang
berkualitas dapat dihasilkan dengan melibatkan mereka dalam pelatihan, pengkajian dan
menganalisis komponen-komponen pembelajaran tersebut. Kompetensi tutor dapat
ditingkatkan secara bertahap, sistematis dan berkesinambungan melalui berbagai cara dengan
meninggalkan pelatihan bentuk konvensional. Salah satu cara yang dapat mepercepat
perluasan akses untuk meningkatkan kompetensi tutor adalah melalui teman sebaya atau
sesama profesi, dengan melatih lebih dahulu salah seorang yang terbaik dari sekelompok
tutor sejenis. Pemberdayaan tutor yang terpilih tersebut melalui pelatihan dan pemberian
kewenangan dan tanggung jawab akan mendorong untuk menjadi kreatif dan inovatif.

2.Karakteristik 

Seorang tutor sebagai agen pembelajaran, perlu memiliki kemampuan (competency)


khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan tutor, karena tugas
mengajar bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi suatu proses mengubah perilaku
peserta didik atau warga belajar. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran terdapat
kegiatan membimbing warga belajar agar berkembang sesuai dengan tugas
perkembangannya, melatih keterampilan, baik keterampilan intelektual maupun keterampilan
motorik, memotivasi warga belajar agar tetap semangat menghadapi berbagai rintangan dan
tantangan, serta kemampuan merancang dan menggunakan berbagai media dan sumber
belajar untuk menambah efektivitas mengajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut harus
dimiliki tutor, maka tugas tutor adalah sebagai tugas profesional, yakni sebagai tugas yang
hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu, sesuai apa yang diungkapkan Cooper, 1990
(dalam Sanjaya, 2005: 142) bahwa “A professional is a person who processes some
specialized knowledge and skills, can weight alternatives and can select from among a
number of potentially productive actions one that is particularly appropriate in a given
situation.” Peneliti meyakini bahwa pekerjaan tutor adalah pekerjaan profesional yang
memiliki karakteristik (1) pekerjaan ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara mendalam; (2)
pekerjaan yang menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu yang spesifik sesuai
dengan profesinya; (3) tingkat kemampuan dan keahlian dalam melaksanakan tugas
pekerjaannya didasarkan pada latar belakang pendidikan tertentu yang diakui; dan (4)
pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki dampak terhadap sosial
kemasyarakatan.

3.Lingkup Kerja

Kinerja tutor dalam kegiatan pembelajaran diamati untuk mengetahui sesuai tidaknya
kegiatan yang dilaksanakan oleh tutor oleh rencana pembelajaran yang telah disusunnya,
permasalahan yang kontekstual, dan penggunaan alat dan media pembelajaran yang tepat dan
mudah. Selain itu kinerja tutor juga diamati tentang apakah tutor sudah memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan dan mengembangkan kemampuannya melalui
presentasi dan pembuatan kesimpulan. Pemberian motivasi dan penguatan kepada peserta
didik juga diamati, apakah pemberian dan penguatan itu dilakukan dengan baik. Tutor juga
perlu merancang pembelajarannya secara sistematik sebelum memasuki mata pelajaran yang
akan diajarinya.

4.Peserta didik

Tutor sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa. Tutor


memasuki kelas dengan bekal sejumlah pengetahuan dan pengalaman. Pengetahuan dan
pengalaman ini seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh peserta.  Tutor memberikan
bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik kepada siswa untuk kelancaran
proses belajar mandiri mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi
ajar.

5.Mekanisme/tahapan kerja

Tahapan kerja seorang Tutor :

 membuka dan menutup tutorial


bertanya lanjut
 memberi penguatan
 mengadakan variasi
 menjelaskan
 memimpin diskusi kelompok kecil
 mengelola kelas
 mengajar kelompok kecil dan perorangan.

B.Instruktur

1.Pengertian

Instruktur merupakan tugas seorang yang mengerjakan sesuatu sekaligus memberikan


latihan dan bimbingan. Istilah instruktur ini digunakan dalam lingkungan jalur pendidikan
luar sekolah yaitu pada kursus dan pelatihan. Jadi pada hakekatnya instruktur berperan
sebagai guru yang merupakan komponen terpenting dalam suatu proses pembelajaran. Hal ini
dipertegas lagi oleh Hamalik (2000: 40) yang mendefinisikan nstruktur sebagai berikut :

Instruktur adalah seorang yang bekerja sebagai pendidik dalam suatu lembaga
pendidikan dan latihan dan mempunyai sejumla kompetensi untuk membelajarakan peserta
didik, sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu agar pesertadidik tersebut
dapat meningkatkan kemampuan dalam bekerja.

Dengan demikian dapat digaris bawahi bahwa instruktur aalah orang dewasa yang
diberi tanggung jawaboleh lembaga kursus atau pelatihan untuk mengembangkan potensi
warga belajarnya dalam hal kognitif, apektif dan psikomotor.

2.Karakteristik

karakteristik instruktur yaitu:


(1) menarik
(2) sopan
(3) rapi
(4) humoris
(5) ramah
(6) perhatian
(7) disiplin.

3.Lingkup Kerja

Seorang instruktur harus memiliki beberapa peranan, dimana peranan terseb


merupakan kunci dari suksesnya kegiatan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Hamalik (2000: 145-147) bahwa instruktur harus dapat menjalankan beberapa peranan
yaitu : sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, fasilitator, peranan sebagai peserta
aktif, peranan sebagai ekspeditor, peranan sebagai perencana pembelajaran, pengawas,
motivator, evaluator, dan konselor.

(1)Peran sebagai pengajar


Instruktur berperan menyampaikan pengetahuan dengan cara menyajikan berbagai informasi
yang diperlukan berupa konsep-konsep, fakta dan informasi lainnya yang memperkaya
wawasan, pengetahuan para peserta dengan cara melibatkan mereka secara aktif untuk
mencari sendiri pengetahun yang mereka butuhkan.

(2) Peran sebagai pemimpin kelas


Sebagai pemimpin kelas instruktur berperan sebagai pemimpin kelas secara keseluruhan,
pemimpin kelompok dan sekaligus sebagai anggota kelompok. Karena perannya itu maka
setiap pelatihan perlu menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan penilaianselama
berlangsungnya proses pembelajaran.

(3) Peran sebagai pembimbing


Sebagai pembimbingin struktur perlu memberikanbantuan dan pertolongan nepada peserta
yang mengalami kesulitan atau masalahkhususnya dalam kegiatan belajar, yang pada
gilirannya peserta didik aktif membimbing dirinya sendiri.

(4) Peran sebagai peserta aktif


Instruktur dapat berperan serta sebagai peserta dalam kelompok diskusi, dengan cara
memberikan informasi, mengarahkan pemikiran, menunjukan jalan pemecahan masalah,
menunjukan sumber-sumber yang diperlukan oleh kelas dalam rangka menunjang kegiatan
belajar peserta.

(5) Peran sebagai ekspeditor


Instruktur sebagai ekspeditor bertugas untuk melakukan pencarian, penjelajahan dan
penyediaan mengenai sumber-sumber yang diperlukan oleh kelas dalam rangka menunjang
kegiatan belajar peserta.

(6) Peran sebagai perencana pembelajaran


Sebagai perencana pembelajaran instruktur berperan menyusun perencanaan pembelajaran,
mulai dari rencana materi yang disusun berdasarkan GBPP, perencanaan harian dan
perencanaan satuan acara dan pertemuan.

(7) Peran sebagai pengawas


Sebagai pengawas instruktur harus mengawasi kelas secara terus menerus supaya proses
pembelajaran terarah dan terkendali sehingga menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas.

(8) Peran sebagai motivator


Instruktur sebagai motivator perlu terus menggerakan motivasi belajar para peserta, baik
selama berlangsungnya proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.

(9) Peran sebagai evaluator


Instruktur berkewajiban melakukan penilaian pada awal pelatihan, selama berlangsungnya
proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran.

(10) Peran sebagai konselor


Instruktur sebagai konselor harus dapat memberikan penyuluhan tentang kesulitan pribadi
dan sosial masyarakat jika memungkinkan.
(11) Peran sebagai penyelidik sikap dan nilai
Sistem nilaiyang dijadikan panutan hidup dan sikap perlu diselidiki oleh instruktur,
mengingat semua peserta pada gilirnnya akan didayagunakan sebagai tenaga kerja yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun peran instruktur menurut Moh Uzer Usman (1994: 6-9) dalam Mustika (2007: 23)
mengemukakan bahwa peran instruktur dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi :
peran sebagai demonstrator, pengelola kelas, fasilitator, dan evaluator.

(a) Peran instruktur sebagai demonstran


Peran instruktur adalah mendemonstrasikan suatu materi pembelajaran sehingga lebih mudah
dimengertidan dipahami oleh peserta. Oleh karena itu instruktur harus menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan kemampuannya yang
pada akhirnya mampu memperagakan ap yang diajarkan secara didaktis.

(b) Peran sebagai fasilitator


Instruktur memperhatikan dan mendengarkan apa yang diungkapkan, dirasakan oleh peserta
dan bagaimana peserta mencari jalan pemecahan masalah selama kegiatan berlangsung serta
mencari hubungan dari kegiatan yang telah dikatakan dengan kehidupan sehari-hari.
Instruktur yang efektif kerap kali memperagakan suatu media yang mendukung materi
sehingga peserta lebih merasa jelas. Oleh karena itu nstruktur hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan sebagai alat komunikasi
guna mengefektifkan proses belajar mengajar.

(c) Peran instruktur sebagai evaluator


Sebagai evaluator instruktur harus mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu
instruktur harus melaksanakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu selama satu periode
pendidikan untuk mengadakan penilaan pada hasil yang telah dicapai baik oleh pihak terdidik
maupun oleh pendidik.
Notoatmojo (1992;61) dalam Mustika (2007 : 25) berpendapat bahwa ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh seorang instruktur, yaitu :

(1) Educational Change Agent artinya bahwa instruktur merupakan agen perubahan
melaluipendidikan yang dilakukan
(2) The Learner, proses belajar akan berjalan dengan baik jika instrktur mengenal peserta
didiknya dengan baik.
(3) Methodology, instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mengetahuao macam-
macam metode dan dapat menggunakan metode yang sesuai dengan bahan yang akan
diajarkan.
(4) Multi Media, penggunaan beberapa media/ multi media akan lebih efektif dibandingkan
dengan hanya menggunakan satu media.
(5) Evaluation, dilakukan untuk mengetahui prestasi yang diperoleh peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa instruktur harus dapat mempertajam kemampuan
yang signifikan dengan peran-perannya sebagai gambaran tanggungjawab yang besar dan
konsekuensi. Instruktur harus daapat menjalani hubungan yang kuat tetapi tidak memberikan
doktrin dan menanamkan nilai-nilai standar pribadinya tetapi melihat kebutuhan dan metode
pendekatannya.

4.Peserta Didik

Peserta didik sendiri memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran, karena
peserta didik merupakan objek sekaligus subjek dalam kegiatan pembelajaran yang
diikutinya. Oleh sebab itu, peserta didik harus memiliki motivasi belajar dalam mengikuti
segala kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Berkaitan dengan hal tersebut, Sardiman A. M
(1992: 82) mengatakan bahwa “belajar sangat memerlukan adanya motivasi”. Pendapat
lainnya mengenai pentingnya motivasi belajar di utarakan oleh Ishak Abdulhak (2000, hlm.
8-9)

terkait kemampuan instruktur pada penguasaan materi yang disampaikan kepada


peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Kehadiran instruktur pada program pelatihan
sangat bagus, . Instuktur selalu memotivasi peserta didik untuk terus semangat mengikuti
kegiatan pelatihan,supaya dapat merubah hidupnya menjadi lebih baik lagi.

5.Mekanisme/Tahapan kerja
Mekanisme/Tahapan kerja instruktur Kursus adalah Tenaga Pendidik yang bertugas
untuk melaksanakan pembelajaran bagi warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan
tertentu yang dapat digunakan untuk keterampilan hidup dan dimanfaatkan sebagai mata
pencarian. Membimbing dan mengawasi peserta pelatihan dalam mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan untuk bekerja. Instruktur bersama-sama dengan tenaga perencana,
penganalisis kebutuhan pelatihan, pengembang kurikulum, pengadministrasi pelatihan,
pemeliharaan sarana, pengelola pelatihan, penyelia, dan pengelola lembaga pelatihan
didefinisikan sebagai tenaga pelatihan pada proses pelatihan kerja[1].

C.Pelatih

1.Pengertian

Pelatih adalah seseorang yang memberikan latihan keterampilan untuk mencapai


tujuan yang diharapkan.

2.Karakteristik
Karakteristik yang menonjol adalah disiplin dan agresif. Pelatih ini akan selalu
terjebak dalam situasi "Do or Die" (memaksakan kehendak), akan tetapi dapat menumbuhkan
perhatian anak asuhnya dalam berlatih. Tipe ini biasanya terorganisasi dan terencana dengan
baik, menuntut perhatian penuh dari atlit dan diwarnai adanya hukuman-hukuman dalam
menegakkan disiplin yang diterapkan. Keuntungan tipe pelatih ini adalah terciptanya suasana
yang disiplin dan mendukung pencapaian prestasi serta menimbulkan dedikasi untuk
mencapai tujuan. Sedangkan kelemahannya adalah terlalu sensitif dan rentan konflik, apalagi
jika terjadi kekalahan beruntun.

3.Lingkup Kerja
Pelatihan merupakan suatu proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan
keterampilan agar dapat mencapai efektivitas dalam melaksanakan tugas tertentu melalui
pengembangan proses berpikir, sikap, pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan. Pelatihan
pada umumnya memiliki ruang lingkup kerja diantaranya adalah :

 Perencanaan, artinya adalah melakukan analisis terhadap semua cara menyusun


rencana pelatihan dan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelatihan.
 Pengorganisasian, artinya adalah membentuk panitia dan membagi tugas-tugas yang
akan dikerjakan oleh panitia tersebut.
 Pelaksanaan, artinya adalah diharapkan pelaksanaan dalam pelatihan sudah benar dan
sudah beres.
 Evaluasi, artinya adalah kita mengevaluasi apakah ada kelemahan pada pelatihan
tersebut.

Pelatihan memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kinerja, karena
dengan pelatihan peserta lebih dapat memahami kesulitan-kesulitan yang di dapat saat
bekerja, dan disini pelatihan memberikan sebuah solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut.

4.Peserta Didik Pelatih

Peserta didik yang dilatih oleh seorang pelatih ialah orang orang yang mengikuti
program suatu pelatihan. Misalnya pada pelatihan sepakbola. Maka peserta didik dari pelatih
tersebut ialah anggota tim sepakbola.

Pelatih harus memiliki peran dalam melaksanakan pelatihan kepada peserta didiknya,
diantaranya :

 Pelatih sebagai narasumber, artinya adalah pelatih harus menguasai materi dan
mampu mendemontrasikan materi praktek.
 Pelatih sebagai fasilitator, artinya adalah pelatih mampu menjembatani antara peserta
didik dan materi pelatihan.
 Pelatih sebagai pembimbing, artinya adalah pelatih mampu menolong peserta didik
dalam mengembangkan rencana belajar individu, dan memotivasi peserta didik secara
perseorangan.
 Pelatih sebagai penilai, artinya adalah pelatih dapat menilai capaian kompetensi
peserta didik menurut kriteria dan standar yang ditetapkan.
 Pelatih sebagai mechanisme, artinya adalah pelatih lebih memfokuskan pada proses
pelatihan dan mampu menggerakkan proses dari pelatihan.
 Peserta didik yang dilatih oleh seorang pelatih ialah orang orang yang mengikuti
program suatu pelatihan. Misalnya pada pelatihan sepakbola. Maka peserta didik dari
pelatih tersebut ialah anggota tim sepakbola.
 Pelatih harus memiliki peran dalam melaksanakan pelatihan kepada peserta didiknya,
diantaranya :
 Pelatih sebagai narasumber, artinya adalah pelatih harus menguasai materi dan
mampu mendemontrasikan materi praktek.
 Pelatih sebagai fasilitator, artinya adalah pelatih mampu menjembatani antara peserta
didik dan materi pelatihan.
 Pelatih sebagai pembimbing, artinya adalah pelatih mampu menolong peserta didik
dalam mengembangkan rencana belajar individu, dan memotivasi peserta didik secara
perseorangan.
 Pelatih sebagai penilai, artinya adalah pelatih dapat menilai capaian kompetensi
peserta didik menurut kriteria dan standar yang ditetapkan.
 Pelatih sebagai mechanisme, artinya adalah pelatih lebih memfokuskan pada proses
pelatihan dan mampu menggerakkan proses dari pelatihan.

5.Mekanisme atau Tahapan Kerja Pelatih

Pelatih harus memiliki alur proses dalam menyelenggarakan suatu pelatihan, diantaranya :

 Identifikasi kebutuhan, bertujuan agar pelatihan diadakan secara betul-betul dan akan
menjadi minat peserta.
 Perencanaan pelatihan, dengan adanya perencanaan maka suatu proses pelatihan tidak
terkesan sembarangan atau asal-asalan.
 Penyelenggaraan pelatihan, dalam menyelenggarakan pelatihan perlu diperhatikan
konsistensi antara perencanaan yang sudah dibuat dan disepakati sejak awal agar
proses pelatihan tersebut dapat berjalan dengan lancar.
 Evaluasi pelatihan, proses evaluasi merupakan posisi yang sangat penting dalam
pelatihan, karena tidak ada satupun usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
kualitas pelatihan jika tidak disertai dengan langkah evaluasi.
TANGGAPAN

Profesi berasal dari bahasa latin “proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu


janji/ ikrar dan pekerjaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan
sebagainya. Profesi itu merupakan suatu bidang pekerjaan tertentu yang menuntut
persyaratan khusus sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang
memerlukannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa profesi adalah pekerjaan yang dijalankan
oleh seseorang yang menuntut adanya suatu keterampilan atau keahlian tertentu.

Profesi kependidikan terdiri dari dua ranah yang saling berkaitan satu sama lain.
Ranah tersebut yaitu profesi pendidik dan profesi tenaga kependidikan.

Sudah menjadi pemahaman bahwa profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan, namun tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut sebagai profesi. Profesionalisme adalah suatu
upaya untuk menerapkan paham profesi terhadap jabatan atau pekerjaan tertentu dan
membandingkannya dengan jabatan lain sehingga menjadi jabatan atau pekerjaan tersebut
sebagai profesi yang professional.

Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk
komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya. Seseorang yang memiliki jiwa profesionalisme senantiasa
mendorong dirinya untuk mewujudkan kerja-kerja yang professional. Untuk lebih lanjut,
dalam pembahasan kali ini akan mengupas lebih tajam tentang Ranah Profesi Kependidikan.

Sedangkan Tenaga kependidikan adalah semua anggota masyarakat yang


mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelengaraan pendidikan. Bisa jadi yang
dimaksud termasuk dengan tenaga kependidikan tersebut di samping pendidik, seperti guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, dan fasilitator. Termasuk
kepala sekolah, direktur, ketua, rektor, pimpinan PLS, penilik, pengawas, peneliti,
pengembang bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, penguji dan
yang lainnya, namun pada saat ini dalam kebijakan pemerintah yang mengatur tentang tenaga
kependidikan tampaknya hanya baru guru dan dosen ditetapkan dan diatur secara legal
sebagai profesi. Berdasarkan pada berbagai jenis kualifikasi tenaga kependidikan, jelas guru
adalah termasuk tenaga kependidikan yang memiliki kualifikasi sebagai tenaga pendidik,
karena secara fungsional tugas utamanya secara langsung memberikan pela-yanan teknis
kependidikan kepada peserta didik.

Satuan pembelajaran pada Pendidikan Luar Sekolah yang melengkapi kegiatan


persekolahan yaitu seperti; kursus, lembaga pelatihan, program paket, majlis ta’lim, PKBM
yang di ajar langsung oleh para tutor, instruktur dan pelatih yang memberi peluang untuk
siapa saja yang tidak terjamah oleh sistem persekolahan yang memiki persyaratan usia, untuk
siapa saja yang pernah drop out tanpa mementingkan latar belakang pendidikan dan ekonomi
seseorang.

Pembelajaran pada lingkup Pendidikan Luar Sekolah menekankan pada pembelajaran


sepanjang hayat, dimana setiap orang dari berbagai kalangan dan usia dapat melakukan
pembelajaran sepanjang hayatnya tanpa harus merasa tertekan dan terbebani.

Pembelajaran pada Pendidikan Luar Sekolah salah satunya yaitu pembelajaran orang
dewasa pada institusi terkait yang membelajarkan orang-orang dewasa agar menjadi pribadi
yang cakap dan mampu berwirausaha bahkan memiliki pegawai sehingga bermanfaat bagi
dirinya dan juga bagi orang lain.

Pembelajaran atau disebut juga dengan pelatihan menuntut pendidik dan peserta didik
dapat memotivasi dan termotivasi dengan baik agar kualitas output yang dihasilkan pada
suatu pelatihan atau pembelajaran akan menjadi baik, sehingga Pendidikan Luar Sekolah
tidak lagi dipandang sebelah mata oleh khalayak ramai.

Namun yang terjadi pada dewasa ini adalah hal yang tidak kita inginkan, proses
pembelajaran yang tidak memiliki perubahan dari waktu ke waktu membuat luaran dari
pembelajaran dan pelatihan pada program PLS menjadi tidak begitu diminati bahkan terkesan
ketinggalan. Selain itu, proses pembelajaran seperti metode dan taktik belajar pun menjadi
faktor penentu berkualitas atau tidaknya output pelatihan yang dihasilkan.
SIMPULAN

Salah satu cara yang dapat mepercepat perluasan akses untuk meningkatkan
kompetensi tutor adalah melalui teman sebaya atau sesama profesi, dengan melatih lebih
dahulu salah seorang yang terbaik dari sekelompok tutor sejenis. Pemberdayaan tutor yang
terpilih tersebut melalui pelatihan dan pemberian kewenangan dan tanggung jawab akan
mendorong untuk menjadi kreatif dan inovatif. Seorang tutor sebagai agen
pembelajaran, perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki
oleh orang yang bukan tutor, karena tugas mengajar bukan hanya menyampaikan
informasi, tetapi suatu proses mengubah perilaku peserta didik atau warga belajar. Oleh
karena itu, dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan membimbing warga belajar agar
berkembang sesuai dengan tugas perkembangannya, melatih keterampilan, baik keterampilan
intelektual maupun keterampilan motorik, memotivasi warga belajar agar tetap semangat
menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, serta kemampuan merancang dan
menggunakan berbagai media dan sumber belajar untuk menambah efektivitas mengajarnya.

Seorang instruktur harus memiliki beberapa peranan, dimana peranan tersebut


merupakan kunci dari suksesnya kegiatan pembelajaran.

Karakteristik yang menonjol pada pelatih adalah disiplin dan agresif. Tipe ini
biasanya terorganisasi dan terencana dengan baik, menuntut perhatian penuh dari atlit dan
diwarnai adanya hukuman-hukuman dalam menegakkan disiplin yang diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, Ishak. (2000). Metodologi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung: CV


Andira.

Dharma, Mustika, 2007. Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh


Pasal 23 Dari Masa Ke Masa. Semarang.

Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Al
Gesindo.

Moh. Uzer Usman, (1994) Menjadi Guru Profesional, Bandung : Remaja


Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2005). Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis


kompetensi. Jakarta: Pernada Media.

Soekinjo, Notoatmodjo. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Sudjana, H.D.(2005) Strategi pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sudjana, H.D.(2005). Metoda dan teknis pembelajaran partisipatif. Bandung: Falah


Production.

Soekinjo, Notoatmodjo. 1992. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai