DALAM BIMBINGAN
KONSELING
KELOMPOK 2:
AFRI HELMI
DESI NOFRIYANNI
MIFTA HURRAHMA
MUNANI SALWA
RITA FEBRINA
VERA HITA
A. Pengertian Bimbingan
Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah tenaga konselor profesional memang masih
relatif terbatas, maka peran guru sebagai pembimbing menjadi penting. Ada atau tidak ada
konselor profesional di sekolah, upaya pembimbingan terhadap siswa tetap diperlukan. Jika
kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru dapat bekerja sama
dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum,
maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru. Beberapa
keterbatasan guru antara lain :
Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,
karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.
Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas
yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.
Selain mengajar guru juga memiliki suatu tuntutan dalam
membentuk dan membimbing peserta didik untuk menjadi cikal bakal
generasi penerus bangsa. Tidak hanya guru pembimbing yang harus
melakukan kegiatan pelaksanaan bimbingan dan konseling, melainkan
guru mata pelajaran memiliki beberapa tugas dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling
Dapat disimpulkan bahwa peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu alasan
yang mendasar bahwa guru mata pelajaran adalah unsur bimbingan
dan konseling. Karena dalam proses belajar mengajar disekolah hanya
guru mata pelajaran saja yang posisinya paling strategis. Sehingga jika
peran-peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dapat terlaksana dengan baik, maka prestasi peerta didik
pasti akan meningkat dan menunjukkan kemampuan yang baik bagi
sekolah.
Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan