Anda di halaman 1dari 23

PERAN GURU BIDANG STUDI

DALAM BIMBINGAN
KONSELING
KELOMPOK 2:

AFRI HELMI
DESI NOFRIYANNI
MIFTA HURRAHMA
MUNANI SALWA
RITA FEBRINA
VERA HITA
A. Pengertian Bimbingan

Bantuan yang di berikan oleh


pembimbing kepada individu agar
yang di bimbing mencapai
kemandirian dengan mempergunakan
berbagai bahan melalui interaksi dan
pemberian nasehat serta gagasan
dalam suasana asuhan berdasarkan
norma-norma yang berlakku.
B. Pengertian Konseling

Kontak atau hubungan timbal balik


antara dua orang (konselor atau dan
klien) untuk menangani masalah klien
yang di dukung oleh keahlian dan
dalam suasana yang laras dan
interaksi berdasarkan norma-norma
yang berlaku untuk tujuan yang
berguna bagi klien.
C. Pengertian Bimbingan dan
Konseling
Proses bantuan dan pertolongan yang di
berikan oleh pembimbing (konselor) kepada
individu (konseli) melalui pertemuan tatap
muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya agar konseli memiliki kemampuan
melihat dan menemukan masalahnya serta
mampu memecahkan masalah nya sendiri.
PERANAN GURU dalam
BIMBINGAN KONSELING
Guru adalah pelaksana pengajarran serta
bertanggung jawab memberikan informasi tentang
siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Di
sekolah salah satu tugas utama guru adalah mengajar.
Dalam kesempatan mengajar siswa, guru mengenal
tingkah laku, sifat-sifat, kelebihan dan kelemahan
tiap-tiap siswa. Dengan demikian, disamping bertugas
sebagai pengajar, guru juga dapat bertugas dan
berperan dalam bimbingan antara siswa dengan
siswa, siswa dengan guru, maupun guru dengan
orang tua.
Menurut Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan
tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan
dan konseling adalah :
– Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada siswa
– Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi
siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa
tersebut.
– Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan
bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing/konselor.
– Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu
siswa yang menuntut guru pembimbing/konselor memerlukan
pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti pengajaran/ latihan
perbaikan, program pengayaan).
– Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan
hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan
pembimbingan dan konseling.
– Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang
memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk
mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
– Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa,
seperti konferensi kasus.
– Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka
penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak
lanjutnya.
Menurut Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada
sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
– Guru sebagai informator Seorang guru dalam kinerjanya dapat
berperan sebagai informator, terutama berkaitan dengan
tugasnya membantu guru bimbingan dan konseling atau
konselor dalam memasyarakatkan layanan bimbingan dan
konseling kapada siswa pada umumnya.
– Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,
jadwal pelajaran dan lain-lain.
– Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan
dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi
siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta
(kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses
belajar-mengajar.
– Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan
kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
– Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-
mengajar.
– Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan
dalam pendidikan dan pengetahuan.
– Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar.
– Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
– Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak
didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya,
sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil
atau tidak.
Peranan guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan
Bimbingan Konseling sangat penting dalam rangka mengefektifkan
pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Peranan guru
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat di bedakan menjadi
2 (dua) yaitu:
1. Tugas guru dalam layanan bimbingan di dalam kelas
Perilaku guru dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, misalnya
guru yang bersifat otoriter akan menimbulkan suasana tegang,
hubungan guru siswa menjadi kaku, keterbukaan siswa untuk
mengemukakan kesulitan- kesulitan sehubungan dengan pelajaran itu
menjadi terbatas. Oleh karena itu, guru harus dapat menerapkan fungsi
bimbingan dalam kegiatan belajar-mengajar. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan guru dalam proses belajar-mengajar sesuai dengan
fungsinya sebagai guru dan pembimbing, yaitu :
 Mengusahakan agar siswa-siswa dapat memahami dirinya, kecakapan- kecakapan,
sikap, minat, dan pembawaannya.
 Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan
berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat
penghargaan dan perhatian.
 Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik.
 Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap siswa untuk memperoleh hasil
yang lebih baik.
 Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan dan
minatnya.
 Perlakuan terhadap siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan.
 Perlakuan terhadap siswa didasarkan atas keyakinan bahwa sebagai individu, siswa
memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya
sendiri untuk mandiri.
 Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa
untuk menyadari perasaannya itu.
– Kesadaran bahwa tujuan mengajar bukan terbatas pada
penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja, melainkan
menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih
dewasa.
– Sikap yang positif dan wajar terhadap siswa.
– Pemahaman siswa secara empatik.
– Penghargaan terhadap martabat siswa sebagai individu.
– Penampilan diri secara asli (genuine) tidak pura-pura, di depan
siswa.
– Kekonkretan dalam menyatakan diri.
– Penerimaan siswa secara apa adanya.
– Penyesuaian diri terhadap keadaan yang khusus.
Tugas guru mata pelajaran dalam layanan
bimbingan didalam kelas,yaitu
– Melaksanakan kegiatan diagnostik kesulitan
belajar. Dalam hal ini guru mencari atau
mengidentifikasi sumber-sumber kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa.
– Guru dapat memberikan bantuan sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya kepada murid
dalam memecahkan masalah pribadi.
2. Tugas guru dalam operasional bimbingan di luar kelas
 Bimbingan bagi peserta didik yang sesuai tingkat kecerdasannya
 Melakukan kunjungan rumah
 Menyelenggarakan kelompok belajar
 Pertemuan guru dan murid

Jika melihat realita bahwa di Indonesia jumlah tenaga konselor profesional memang masih
relatif terbatas, maka peran guru sebagai pembimbing menjadi penting. Ada atau tidak ada
konselor profesional di sekolah, upaya pembimbingan terhadap siswa tetap diperlukan. Jika
kebetulan di sekolah sudah tersedia tenaga konselor profesional, guru dapat bekerja sama
dengan konselor bagaimana seharusnya membimbing siswa di sekolah. Namun jika belum,
maka kegiatan pembimbingan siswa tampaknya akan bertumpu pada guru. Beberapa
keterbatasan guru antara lain :
 Guru tidak mungkin lagi menangani masalah-masalah siswa yang bermacam-macam,
karena guru tidak terlatih untuk melaksanakan semua tugas itu.
 Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas
yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah siswa.
Selain mengajar guru juga memiliki suatu tuntutan dalam
membentuk dan membimbing peserta didik untuk menjadi cikal bakal
generasi penerus bangsa. Tidak hanya guru pembimbing yang harus
melakukan kegiatan pelaksanaan bimbingan dan konseling, melainkan
guru mata pelajaran memiliki beberapa tugas dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling
Dapat disimpulkan bahwa peran guru mata pelajaran dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu alasan
yang mendasar bahwa guru mata pelajaran adalah unsur bimbingan
dan konseling. Karena dalam proses belajar mengajar disekolah hanya
guru mata pelajaran saja yang posisinya paling strategis. Sehingga jika
peran-peran guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling dapat terlaksana dengan baik, maka prestasi peerta didik
pasti akan meningkat dan menunjukkan kemampuan yang baik bagi
sekolah.
Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan

Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya (1985) mengutip


pendapat
Miller yang Mengatakan bahwa:

• Proses belajar menjadi sangat efektif, apabila bahan yang


dipelajari dikaitkan langsung dengan tujuan-tujuan pribadi
siswa.
• Guru yang memahami siswa dan masalah-masalah yang
dihadapinya, lebih peka terhadap hal-hal yang dapat
memperlancar dan menggangu kelancaran kegiatan kelas.
• Guru Dapat memperhatikan perkembangan masalah atau
kesulitan siswa secara lebih nyata.
Bentuk - Bentuk Bimbingan Guru Terhadap Siswa
Tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan
kegiatan pembelajran siswa. Kendati demikian, ini bukan dia lepas sama
sekali dengn kegiatan pelayanan binbingan dan konseling. Peran dan
kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna bagi
kepentingan efektivitas dan efesien pelayanan bimbingan dan konseling
di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu, guru pun dapat
bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Peran yang dijalankan oleh
guru, yaitu sebagai pembimbing. Untuk menjadi pembimbing yang baik,
guru harus memiliki pemahanman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan dengan guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling, guru-guru mata pelajaran melakukan
pendekatan kepada siswa harus bersifat manusiawi-reigius.,
bersahabat, ramah, mendorong, kongkrit, mendorong, jujur dan asli,
memahami dan menghargai tanpa syarat. Rincian, tugas, dan tanggung
jawab guru-guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling.
      Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan
tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Di sekolah, guru berperan sebagai perancang
pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil
pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan
pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga,
guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family
educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan
sebagai pembina masyarakat (social developer), penemu
masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat (social
agent).
Di pandang dari segi diri-pribadinya (self oriented), seorang
guru berperan sebagai :
a.    Pekerja sosial (social worker), yaitu seorang yang harus
memberikan pelayanan kepada masyarakat;
b.    Pelajar dan ilmuwan, yaitu seorang yang harus senantiasa
belajar secara terus menerus untuk mengembangkan penguasaan
keilmuannya;
c.    Orang tua, artinya guru adalah wakil orang tua peserta didik
bagi setiap peserta didik di sekolah;
d.   model keteladanan, artinya guru adalah model perilaku yang
harus dicontoh oleh mpara peserta didik; dan
e.    Pemberi keselamatan bagi setiap peserta didik. Peserta didik
diharapkan akan merasa aman berada dalam didikan gurunya.
      Dari sudut pandang secara psikologis, guru berperan sebagai :
a.    Pakar psikologi pendidikan, artinya guru merupakan seorang yang
memahami psikologi pendidikan dan mampu mengamalkannya dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik;
b.    seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relations),
artinya guru adalah orang yang memiliki kemampuan menciptakan suasana
hubungan antar manusia, khususnya dengan para peserta didik sehingga
dapat mencapai tujuan pendidikan;
c.    Pembentuk kelompok (group builder), yaitu mampu mambentuk
menciptakan kelompok dan aktivitasnya sebagai cara untuk mencapai
tujuan pendidikan;
d.   Catalyc agent atau inovator, yaitu guru merupakan orang yang yang
mampu menciptakan suatu pembaharuan bagi membuat suatu hal yang
baik; dan
e.    Petugas kesehatan mental (mental hygiene worker), artinya guru
bertanggung jawab bagi terciptanya kesehatan mental para peserta didik.
Sementara itu, Doyle sebagaimana dikutip oleh
Sudarwan Danim (2002) mengemukan dua peran utama
guru dalam pembelajaran yaitu menciptakan keteraturan
(establishing order) dan memfasilitasi proses belajar
(facilitating learning). Yang dimaksud keteraturan di sini
mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak
langsung dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak
tempat duduk, disiplin peserta didik di kelas, interaksi
peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik
dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata
pelajaran, pengelolaan sumber belajar, pengelolaan bahan
belajar, prosedur dan sistem yang mendukung proses
pembelajaran, lingkungan belajar, dan lain-lain.
Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan
tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin
kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa
melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian
kemampuan profesionalnya. Guru harus lebih dinamis dan
kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran
peserta didik. Guru di masa mendatang tidak lagi menjadi
satu-satunya orang yang paling well informed terhadap
berbagai informasi dan pengetahuan yang sedang tumbuh,
berkembang, berinteraksi dengan manusia di jagat raya ini.
Di masa depan, guru bukan satu-satunya orang yang lebih
pandai di tengah-tengah peserta didiknya.
     Peran Wali Kelas
a.    Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan
konseling, Wali Kelas berperan  :
b.    Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
c.    Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
d.   Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling;
e.    Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling,
seperti konferensi kasus; dan
f.     Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor.
g.    Kerjasama guru dan konselor dalam layanan bimbingan konseling.

Anda mungkin juga menyukai