Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 4 :

Deswitha Paramitha Sari 15.601040.001


Hulwanun Lika Hanifa 15.601040.007
Risca Novita Sari 15.601040.009
Widya Destiyanti Adjie 15.601040.023

Peran dan Tugas Guru Sebegai Mediator dan Fasilitator

A. Mediator
1. Menurut Winarno Surachmad dalam Cepi Triatna (2007), Guru sebagai mediator
artinya, guru sebagai pengantara dalam usaha untuk memperoleh perubahan tingkah
laku siswa.
2. Solichan Abdulah (2007), Mengatakan bahwa peran guru atau pendidik adalah sebagai
fasilitator atau moderator dan tugasnya adalah merangsang atau memberikan stimulus,
membantu peserta didik untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengertiannya.
3. Menurut Mulyasa. (2008), Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah to
facilitate of learning (memberi kemudahan belajar), bukan hanya menceramahi, atau
mengajar apalagi menghajar peserta didik. Kita perlu guru yang demokratis, jujur dan
terbuka, serta siap dikritik oleh peserta didiknya.
4. Mediator menurut Sudirman AM, berarti guru sebagai penyedia media, yakni
bagaimana upaya guru meyediakan dan mengorganisasikan penggunaan media
pembelajaran. Karena guru sebagai mediator, praktis bahwa ia juga berperan sebagai
fasilitator, yakni memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar mengajar
yang sedemikian rupa, dan serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi
belajar akan berlangsung secara efektif. Hal ini, sesuai dengan paradigma Tut Wuri
Handayani.

Guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
Misalnya menengahi atau memberikan jalan keluar kemacetan dalam kegiatan diskusi siswa.
Mediator juga diartikan penyedia media. Bagaimana cara memakai dan mengorganisasikan
penggunaan media.
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar
yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan, tetapi juga
harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan
baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu dan sistematis , baik
melalui pre-service maupun melalui inservice training. Memilih dan menggunakan media
pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampuan guru serta
minat dan kemampuan siswa.

Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan antarmanusia. Untuk
keperluan itu guru harus terampilan mempergunakan pengetahuan tentang bagaimana orang
berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuan agar guru dapat menciptakan secara maksimal kualitas
lingkungan yang interaktif. Dalam hal ini ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh
guru, yaitu mendorong berlangsungnya tingkah laku social yang baik, mengembangkan gaya
interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan para siswa.

B. Fasilitator

Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan
dalam proses belajar-mengajar. Misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang
sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan
berlangsung secara efektif. Hal ini bergayut dengan semboyan Tut Wuri Handayani.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik yang berupa nara sumber,
buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

Sikap- Sikap Guru Sebagai Fasilitator


Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki tujuh sikap seperti yang
diidentifikasikan Rogers (dalam Anonimus 2011).
1. Tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinan, atau kurang terbuka.
2. Dapat lebih mendengarkan peserta didik, terutama tentang aspirasi dan perasaannya.
3. Mampu menerima ide peserta didik yang inofatif, kreatif dan bahkan sulit sekalipun.
4. Lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik seperti halnya
terhadap bahan pembelajaran.
5. Dapat menerima masukan, baik yang bersifat positif, maupun negatif dan menerimanya
sebagai pandangan yang konstruktif terhadap diri dan perilakunya.
6. Toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik selama proses pembelajaran.
7. Menghargai prestasi peserta didik, meskipun biasanya mereka sudah tahu prestasi yang
dicapainya.
Hal- hal yang perlu diperhatikan guru sebagai fasilitator dari peserta didik beberapa yang
perlu dipahami guru dari peserta didik antara lain : kemampuan, potensi, minat, hobi, sikap,
kepribadian, kebiasaan, catatan kesehatan, latar belakang keluarga dan kegiatannya di sekolah
sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta
dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran, baik yang berupa nara sumber, buku teks,
majalah, maupun surat kabar. Guru juga harus memberikan fasilitas dan kemudahan dalam
proses pembelajaran, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian
rupa, serasi dengan perkembangan siswa sehingga interaksi edukatif akan berlangsung secara
efektif.
Perbedaan fungsi guru sebagai fasilitator dan sebagai pengarah terletak baik dalam
orientasi maupun dalam perilaku. Seorang pengarah berdiri di depan anak dan menekankan
tujuan, keinginan, dan kebutuhannya kepada anak. Sedangkan seorang fasilitator berada di
belakang anak, membimbing mereka untuk mencapai tujuan, keinginan dan kebutuhannya.
Pengarah memberikan tugas, menentukan persyaratan, dan menilai hasil belajar. Sedangkan
seorang fasilitator membantu anak dalam belajar mandiri, dalam menentukan tujuan sendiri, dan
dalam memberi umpan balik terhadap penilaian diri.
Seorang guru dapat mencari keseimbangan antara perannya untuk berada di depan anak,
di belakang anak, atau di samping diantara anak-anak, sesuai dengan ciri khas (karakteristik
anak). Untuk anak berbakat sebaiknya seorang guru lebih banyak berada dibelakang anak
daripada di depan anak. Jadi, dalam perannya sebagai fasilitator seorang guru harus:
a. Mendorong belajar mandiri sebanyak mungkin.
b. Dapat menerima gagasan-gagasan dari semua siswa.
c. Memupuk siswa untuk memberikan kritik secara konstruktif dan untukmemberikan
penilaian diri sendiri.
d. Berusaha menghindari pemberian hukuman atau celaan terhadap ide-ide yang tidak biasa.
e. Dapat menerima perbedaan menurut waktu dan kecepatan antar siswa dalam kemampuan
memikirkan ide-ide baru.

C. Fungsi Mediator dan Fasilitator Dalam Media Pembelajaran

Seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu
agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Tekanan ada pada siswa yang belajar dan bukan
pada disiplin atau pun guru yang mengajar. Fungsi mediator dan fasilitator dapat dijabarkan
dalam beberapa tugas sebagai berikut:
1. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab
dalam membuat rancangan, proses, dan penelitian. Karena itu, jelas memberi
kuliah atau ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
2. Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin
tahuan siswa dan membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan-gagasan dan
mengkomunikasikan ide ilmiah mereka. Menyediakan sarana yang merangsang
siswa berpikir secara produktif. Menyediakan kesempatan dan mengalaman yang
paling mendukung proses belajar siswa.
3. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa jalan atau
tidak. Dan guru membantu mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan siswa.

Agar peran dan tugas tersebut berjalan dengan optimal, diperlukan beberapa kegiatan
yang perlu dikerjakan dan juga beberapa pemikiran yang perlu disadari oleh pengajar, yaitu:
a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa yang sudah
mereka ketahui dan pikirkan.
b. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai denga kebutuhan siswa,
dengan cara berpartisipasi sebagai siswa juga ditengah pelajar.
c. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti dan menghargai
pemikiran siswa.
d. Guru perlu belajar mengerti cara berpikir mereka sehingga dapat membantu
memodifikasi dan membantu mengaktifkan siswa untuk berfikir.
e. Guru perlu melihat kesalahan sebagai suatu sumber informasi tentang penalaran dan sifat
semata anak.

Daftar Referensi :
User Usman.2011. Menjadi Guru Prefesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
A.M. Sadirman.2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta : PT
Rajagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai