Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang bertema
GEOMETRI NETRAL dan GEOMETRI FRAKTAL menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperanserta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
KATA PENGANTAR..........................................................................1
DAFTAR ISI.....................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................3
A. Latar Belakang..........................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan Pembelajaran..................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................5
2.1 GEOMETRI NETRAL.................................................................5
A. Sejarah Geometri Netral...........................................................5
B. Definisi................................................................................6
C. Konsep Konsep Dasar Dalam Geometri Netral.............................6
2. 2 GEOMETRI FRAKTAL............................................................24
A. Sejarah Geometri Fraktal........................................................24
B. Perbandingan Geometri Fraktal dan Geometri Euklides..................26
C. Konsep-Konsep Dasar Dalam Geometri Fraktal............................26
D. Perkembangan Aplikasi Geometri Fraktal....................................28
BAB III PENUTUP..........................................................................30
A. Kesimpulan............................................................................30
B. Saran....................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................32
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
PEMBAHASAN
B. Definisi
Teorema: Jumlah ukuran ketiga sudut dalam suatu segitiga adalah kurang dari
Hasil ini akan amat mengejutkan Anda, oleh karena Anda sudah terbiasa
Lemma: Jumlah ukuran dua sudut dalam suatu segitiga kurang dari
180
Bukti:
3 2 4
B C D
ABC A1 B 1 C 1
Lemma: Untuk sembarang terdapat yang jumlah
1
ABC A1 A
ukuran sudutnya sama dengan , tetapi 2
Bukti:
ABC E
BC .
Pandanglah di mana adalah titik tengah dari
F
AE E
Tempatkanlah titik pada sedemikian sehingga ada di
mudah dapat ditunjukkan bahwa BEA CEF (S, Sd, S), sehingga
1
1 5 A
salah satu dari atau yang lebih kecil dari 2 Jika
1
1 A A= A 1 F=B 1 C=C1
2 , misalkan , dan . Jika
1
5 A F=A 1 ,C=C 1 , dan A=B1 A 1 B1 C1
2 , misalkan . dan adalah
A
2 1
3 4
B C
E 6
180 .
Bukti:
Kita akan gunakan pembuktian tidak langsung dan misalkan bahwa terdapat
A1 B 1 C 1
kita dapat menghasilkan suatu yang juga sama dengan jumlah sudut
1
ABC=180 + p , A1 A
2 . Sekarang kita dapat menerapkan Lemma
A2 B 2 C 2
ini juga untuk menghasilkan dengan jumlah sudut yang sama
A1 B 1 C 1 ABC
dengan dan sama dengan jumlah sudut dengan
1 1
A2 A1 A
2 4 . Jika kita ulangi proses ini, kita dapat
A1 B 1 C 1
mengkonstruksikan suatu barisan segitiga-segitiga : ,
A2 B 2 C 2 A n Bn C n
, ..., masing-masing dengan jumlah sudut
1
180 + p n>0, An A
, sedemikian sehingga untuk sembarang 2n .
Sekarang sifat Archimedes untuk bilangan real memungkinkan kita untuk memilih
n , An
sembarang yang cukup besar sedemikian sehingga sekecil
, An p
mungkin kita pilih, dan secara khusus sedemikian sehingga .
B n+C n 180
yang bertentangan dengan lemma pertama (jumlah dua
Jadi, Jumlah sudut-sudut suatu segitiga adalah kurang dari atau sama dengan
180 .
Teorema akibat ini sejalan dengan kesimpulan Saccheri bahwa hipotesis sudut
tumpul adalah salah. Demikian juga teorema ini menyangkal bahwa jumlah sudut
suatu segitiga dapat melebihi 180, tetapi kemungkinan bahwa jumlah sudut
dalam segitiga kurang dari 180. Teorema ini bersesuaian dengan hipotesis
Saccheri tentang sudut lancip.
2. Persegi Panjang
Definisi:
Sebuah segiempat dinamakan persegi panjang apabila besar setiap
sudutnya 900. Oleh karena geometri yang kita bicarakan adalah geometri netral
yang tidak menganut aksioma kesejajaran euclides, maka sifat-sifat dalam persegi
panjang yang kita kenal harus dibuktikan tidak dengan menggunakan sifat-sifat
yang ada pada persegi panjang.
Berikut Ini adalah Pembuktian dari Teorema-Teorema Persegi Panjang
pada Geometri Netral.
Bukti:
Andaikan diketahui persegi panjang ABCD dan ruas garis yang diketahui
adalah XY. Harus dibuktikan adanya persegi panjang dengan panjang salah satu
sisi melebihi XY.
B C C1 C2 Cn
A D D1 D2 Dn
X Y
G H
Q
C
B E
P
A D F
X Y
Teorema 3
Jika ada sebuah persegi panjang, maka ada persegi panjang dengan
XY
panjang dua sisi yang berdekatan masing-masing sama dengan dan
ZW .
Bukti :
Berdasarkan teorema akibat sebelumnya , kita dapat membuat persegi
panjang PQRS. Dengan PQ > XY dan PS > ZW. ( lihat gambar dibawah). Jika kita
PQ ' XY
PQ
tempatkan Q pada sehingga dan buat garis tegak lurus dari
SR
Q memotong di R , terbetuk segiempat PQRS. Kiata akan menunjukkan
bahwa PQRS adalah persegi panjang. Sudut pada R, S, dan P adalah sudut siku-
siku, maka kita hanya akan menunjukkan bahwa PQ' R' adalah sudut siku-
Tetapi jika kita asumsikan m P Q' R' <90 0 , dan mQQ R >90 0 , Maka
PQ' R' adalah sudut sikusiku . dan segiempat PQRS adalah persegi
panjang.
S R R
W S R
Z
P Q Q
X Y
Teorema 4
Jika dalam suatu geometri netral ada persegi panjang, maka jumlah
besar sudut-sudut dalam segitiga siku-siku sama dengan 1800.
Bukti :
Prosedur pembuktiannya adalah dengan cara menunjukkan bahwa:
i. Setiap segitiga siku-siku adalah tiruan dari segitiga yang dibentuk dengan
cara membelah persegi panjang pada diagonalnya.
ii. Segitiga tersebut mempunyai jumlah sudut 1800.
p D
q
p
B C
Misalkan p adalah jumlah sudut segitiga ABC dan q adalah jumlah sudut
segitiga ABC, maka menurut definisi segi empat semua sudutnya adalah 900,
maka p + q = 4 x 900 (1)
Menurut teorema Jumlah sudut dalam Segitiga, maka p 1800.Andaikan p <
1800.
Sedangkan menurut persamaan (1), p + q = 3600, maka diperoleh q > 1800.
Hal ini bertentangan dengan teorema Jumlah sudut dalam Segitiga.
Jadi, p = 1800 (terbukti).
Teorema 5
Jika dalam geometri netral ada persegi panjang, maka jumlah besar
sudut-sudut dalam segitiga 1800.
Bukti :
Perhatikan gambar berikut:
C
A B
A + B +( C1 + C2) = 1800
Teorema 6
Jika dalam geometri netral ada sebuah segitiga dengan jumlah sudut
1800, maka akan ada sebuah persegi panjang.
Bukti:
Perhatikan gambar berikut.
C
p q
A B
D
Misalkan segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800.
1800
Jika p < 1800, q > 1800 maka ini bertentangan dengan teorema Jumlah sudut
dalam Segitiga.
Jadi, ada dua segitiga siku-siku, misalnya segitiga ABD dengan sudut siku-siku di
D yang mempunyai jumlah sudut 1800. Sekarang kita mengambil dua segitiga
siku-siku, kemudian kedua segi tiga siku-siku tersebut kita tempelkan bersama
untuk membentuk sebuah persegi panjang.
A E
1
2
2
1
B D
Lukis segitiga BAE kongruen dengan segitiga BDE dengan E berlainan pihak
dengan D dari sisi AB, dengan BE bersesuaian dengan EB. (lihat gambar di atas).
Karena jumlah sudut segitiga BDE adalah 1800, maka
1 + 2 = 900, karena 1 = 1, 2 = 2, maka kita peroleh 1 + 2 = 900 dan 1 + 2 = 900.
Tetapi 1 + 2 = ABD dan 1 + 2 = AED
Jadi, BAE = EDB = ABD= AED= 900, berarti ADBE persegi panjang
Akibat 1 Teorema 6:
Jika sebuah segitiga mempunyai jumlah sudut 1800, maka setiap segitiga
mempunyai jumlah sudut 1800.
Akibat 2 Teorema 6:
Jika sebuah segitiga ABC mempunyai jumlah sudut kurang dari 180 0, maka
setiap segitiga mempunyai jumlah sudut kurang dari 1800.
Bukti :
Misalkan segitiga ABC dengan jumlah sudut < 1800, perhatikan sebarang
segitiga PQR.
Menurut teorema 1, jumlah sudut p 1800.
Misalkan p = 1800, maka menurut akibat 1 dari teorema 6 di atas, sehingga
segitiga ABC mempunyai jumlah sudut 1800.
Hai ini bertentangan dengan pemisalan di atas.
Jadi, yang benar adalah p < 1800.
a. Dua garis yang tidak berimpit mempunyai paling banyak satu titik
potong.
b. Setiap segmen garis mempunyai tepat satu titik tengah.
Bukti:
. . .
A C B
Misalkan C dan D adalah titik-titik tengah ruas garis AB.
d ( A ,C )=d ( B ,C ) atau| X A X C|=|X B X C|
d ( A , D ) =d ( B , D ) atau| X A X D|=|X BX D|
X A X C =
{ X A X D , X A X D
X D X A , X A < X D
X A X C =X A X D X C =X D
Jika , maka atau C=D .
X A X C =X D X A
Jika , maka
XC+X D
=X A , A titik tengan C dan D, tidak mungkin C-A-D.
2
. . . .
C R
D S
. . . .
A B P Q
Jika m ABD m PQS , maka mCBD m RQS .
m
b
a c
a+ b=1800 ..(1)
b+c=1800 .(2)
Jadi , a= c
Diberikan dua segitiga yaitu ABC dan DEF dengan CAB FDE
C F
x x
B E
A D
DF
AC atau CB
FE
Jika antara Kita akan menyelesaikannya
SS).
Untuk SS-SS-SS bisa dibuktikan sendiri.
B C
Bukti:
A
B D C
AB AC (diketahui)
AD AD (berhimpit)
B C
Bukti:
A
B D C
Terdapat titik D pada sisi BC.
Karena salah satu sisinya sama (AD = AD), maka ABD ACD
Akibatnya, AB A C .
i. Hanya ada satu garis yang tegak lurus garis tertentu melalui satu titik
pada garis tertentu tersebut.
j. Hanya ada satu garis yang tegak lurus garis tertentu melalui satu titik di
luar garis tertentu.
k. Titik T terletak pada sumbu segmen garis AB jika dan hanya jika TA=TB.
Bukti :
() Jika TA = TB maka titik T terletak pada sumbu segmen garis
AB.
APT BPT .
APT BPT
TA=TB
x x
A T B
TB
Jelas karena T terletak pada sumbu segmen garis AB maka TA = TB
( ingat definisi garis sumbu ).
l. Jika ada dua sisi suatu segitiga tidak sama, maka sudut-sudut di
hadapannya juga tidak sama, dan sudut yang lebih besar berhadapan
dengan sisi yang lebih besar.
Bukti :
CB AC
CD
terdapat titik D pada sehingga C-B-D dan .
itu mCBA >m CDA . Karena titik B adalah titik dalam pada
D
A
m. Jika ada dua sudut suatu segitiga tidak sama, maka sisi-sisi di
hadapannya juga tidak sama, dan sisi yang lebih panjang berhadapan
dengan sudut yang lebih besar.
n. Segmen garis terpendek yang menghubungkan sebuah titik dan sebuah
garis adalah segmen tegak lurus.
o. Jumlah panjang dua sisi lebih besar dari sisi yang ketiga.
P Q S
QR
QS
Karena P-Q-S kita lihat bahwa PQ + QS = PS. Karena , maka
p. Jika dua sisi dari segitiga yang pertama masing-masing sama dengan dua
sisi dengan dua sisi yang kedua, dan sudut apit segitiga pertama lebih
besar dari sudut apit segitiga kedua, maka sisi ketiga dari segitiga
pertama lebih panjang dari sisi ketiga dari segitiga kedua.
Bukti :
ABC dan DE
AB
Diberikan dua segitiga yaitu dengan ,
DF
AC mCAB >m FDE . Akan kita tunjukkan bahwa BC >
,
EF.
C
. R
S
F
P
A B D E
ABP . Buat
AR CAP
sehingga garis bagi dan
BC ACS APS SP
CS
memotong di S. maka dan .
= BC, oleh sebab itu BC > BP. Karena BP EF , akibatnya BC > EF.
q. Jika dua sisi dari segitiga yang pertama masing-masing sama dengan dua
sisi segitiga yang kedua, dan sisi ketiga dari segitiga pertama lebih
panjang dari sisi ketiga dari segitiga kedua, maka sudut apit dari segitiga
pertama lebih besar dari sudut apit dari segitiga kedua.
r. Besar sudut luar suatu segitiga adalah lebih besar dari salah satu sudut
dalamnya yang tidak bersisian dari salah satu sudut dalamnya yang tidak
bersisian dengan sudut luar tersebut.
s. Jumlah dua sudut dari suatu segitiga adalah kurang dari 1800.
Bukti :
CAB+ ABC=180 0A .
180
0
- ABC > CAB CAB+ ABC = 1800 .
t. Jika dua garis dipotong oleh garis lain dan membentuk sepasang sudut
dalam bersebrangan yang sama dua garis tersebut sejajar.
u. Dua garis yang tegak lurus pada garis yang sama adalah sejajar.
v. Sekurang-kurangnya ada satu garis yang sejajar dengan suatu garis
tertentu yang melalui titik diluar garis tertentu tersebut.
w. Misalkan l melalui titik C yang jaraknya ke pusat lingkaran kurang dari
panjang jari-jarinya, maka garis l memotong lingkaran di dua titik.
x. Sebuah garis merupakan garis singgung lingkaran jika dan hanya jika
garis tersebut tegaklurus pada ujung-ujung jari-jari lingkaran.
y. Jika diketahui segitiga ABC dan segmen garis PQ sedemikian hingga
PQ = AB, maka ada titik R di luar PQ sedemikian hingga segitiga PQRS
kongruen dengan segitiga ABC.
z. Sebuah lingkaran dapat digambar melalui sebarang segitiga.
Geometri pada awalnya dicetus oleh Euclid dari Alexandria (300 SM) dan
Descartes dari Perancis (permulaan abad 16), Euclid membuat aksioma bahwa
garis adalah panjang yang tak bertebal. Dari aksioma ini kemudian dapat dibuat
aturan -aturan logika konsisten yang dapat menerangkan tentang titik, garis lurus,
dan bentuk-bentuk sederhana. Kemudian Descartes memajukan gagasan bahwa
alam raya ini seharusnya dapat diukur melalui tiga buah garis yang tegak lurus
satu sama lain. Dengan tiga garis lurus ini lokasi benda apa saja dapat diketahui
dengan tepat. Kemudian Sir Isaac Newton dan Baron Gottfried von Leibnitz
menemukan kalkulus diferensial. Dalam diferensial kalkulus semua bentuk
lengkung atau kurva berubah menjadi lurus, sehingga persamaan linier dapat
digunakan untuk kurva. Leibnitz mengajukan gagasan bahwa semua kurva terdiri
dari segmen-segmen yang kecil tidak berhingga yang disebutnya sebagai garis-
garis tangen atau diferensial . Jika sisi suatu kurva diperbesar akan semakin
terlihat seperti sebuah garis lurus. Namun gagasan Leibnitz itu belum dapat
dibuktikan kebenarannya. Sehingga muncul konsep mengenai fraktal.
Secara umum fraktal bentuknya tidak teratur (tidak halus), jadi bukan
termasuk benda yang terdefinisikan oleh geometri tradisional. Ini berarti bahwa
fraktal cenderung memiliki detil yang signifikan, terlihat dalam skala berapapun;
saat ada keserupa dirian, ini bisa terjadi karena memperbesar fraktal tersebut akan
menunjukkan gambar yang mirip. Himpunan-himpunan tersebut biasanya
didefinisikan dengan rekursi.Sebagai perbandingan, ambil benda euklid biasa,
misalnya lingkaran. Lengkung pada lingkaran akan terlihat semakin datar jika
diperbesar. Pada perbesaran tak terhingga tidak mungkin lagi terlihat perbedaan
antara lengkung lingkaran dengan garis lurus. Fraktal tidak seperti ini. Ide
konvensional kurvatur, yang merupakan resiprokal dari jari-jari lingkaran
aproksimasi, tidak bisa digunakan. Pada fraktal, meningkatkan perbesaran akan
menunjukkan detil yang tidak terlihat sebelumnya.
Ruang X adalah suatu himpunan. Titik pada ruang tersebut adalah elemen
dari himpunan
2. Ruang Fraktal
3. Pemetaan Kontraktif
Sistem fungsi interasi adalah suatu sistem yang terdiri dari Ruang Metrik
Lengkap (X,d) dan pemetaan kontraktif Sk, k=1,2,,n dan dinotasikan {X; Wk,
k=1,2,,n} dengan faktor kontraktif S= mak{Sk},
Contoh :
Titik tetap mirip deangan istilah idempoten pada bidang aljabar. Yaitu
suatu fungsi yang memetakan sauatu elemen menjadi elemen itu sendiri, atau
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah jika suatu garis lurus memotong dua garis lurus dan membuat sudut-sudut
dalam sepihak kurang dari dua sudut siku-siku, kedua garis itu diperpanjang
tak terbatas, akan bertemu di pihak tempat kedua sudut dalam sepihak kurang dari
Rusia.
netral yang di temukan oleh euclid yakni kesebangunan dan puzzle geometri.
kemudian disebut sebagai Bapak Fraktal pada pertengahan 70-an. Pada tahun
1872 Karl Theodor Wilhelm Weierstrass menemukan contoh fungsi dengan sifat
manapun.
B. Saran