MAKALAH
Oleh Kelompok 1
JURUSAN MATEMATIKA
Maret 2018
A. FUNGSI EKSPONENSIAL
Sebagai pendahuluan (bag. 14), disini kami mendefinisikan fungsi eksponensial ez
dengan menuliskan
(1) ez = ex eiy (z = x + iy)
dengan rumus Euler ( lihat bag. 6)
(2) eiy = cos y + i sin y
dengan y dalam radian. Kita lihat dari definisi ini bahwa ez direduksi dari fungsi
eksponensial biasa dalam kalkulus ketika y = 0; dan mengikuti kaidah yang
digunakan di dalam kalkulus.
𝑛
Perhatikan jika nilai √𝑒 akar pangkat n dari e adalah positif lalu ditentukan
menjadi ex dengan x = 1/n (n= 2,3,....). pernyataan (1) memberi tahu kita bahwa
𝑛
fungsi eksponensial kompleks ez sama dengan √𝑒 dengan z = 1/n (n = 2,3, ...). ini
merupakan pengecualian kaidah (Bag. 9) yang biasanya menyuruh kita untuk
mengartikan e1/n sebagai himpunan akar ke-n dari e.
Berdasarkan definisi (1), exeiy = ex+iy; dan, sebagaimana telah ditunjukkan
dalam Bag. 14, definisi dijabarkan dengan sifat penjumlahan
ex1ex2 = ex1+ x2
dengan ex di kalkulus. Perluasan sifatnya,
(3) ez1ez2 = ez1+z2
untuk analisis kompleks mudah untuk ditunjukkan. Untuk melakukan ini, kami
menuliskan
z1 = x1 + iy1 dan z2 = x2 + iy2.
Maka
ez1ez2 = (ex1eiy1)(ex2eiy2) = (ex1ex2)(eiy1eiy2)
tetapi x1 dan x2 keduanya real, dan kita tahu dari Bag. 7 bahwa
eiy1eiy2 = ei (y1+y2).
Jadi,
ez1ez2 = e(x1+x2) ei(y1 + y2);
dan, karena
(x1 + x2) + i(y1 + y2) = (x1 + iy1) + (x2 + iy2) = z1 + z2,
Sisi kanan dari persamaan terakhir ini menjadi ez1+z2. Sifat (3) sekarang terbukti.
Tunjukkan bagaimana sifat (3) memungkinkan kita untuk menulis ez1-z2ez2 =
ez1, atau
𝒆𝒛𝟏
(4) = ez1-z2.
𝒆𝒛𝟐
Berdasarkan ini dan fakta bahwa e0 = 1, hal ini menunjukkan bahwa 1⁄𝑒 𝑧 = e-z.
Ada sifat penting dari ez yang diperoleh. Berdasarkan contoh 1 pada Bag.
22, misalnya,
𝒅 z
(5) e = ez
𝒅𝒛
sehingga
𝟏 𝟏
(10) z = 𝟐 ln 2 + (𝟐𝒏 + 𝟒)πi (n = 0, ±1, ±2,...).
EXERCISE
1.a) Tunjukkan bahwa exp( 2± 3𝜋𝑖 ) = -e2
Jawab :
𝑒2
exp( 2± 3𝜋𝑖 ) = e2e3πi atau 𝑒 3𝜋𝑖
= -e2
CONTOH 1
Jika = −1 – √3 𝑖 , maka 𝑟 = √(−1)2 + (−√3)2 = √1 + 3 = √4 = 2
𝑦
𝑡𝑎𝑛 𝛩 =
𝑥
−√3
tan 𝛩 =
−1
tan 𝛩 = √3
−2𝜋
𝛩 = (𝐾𝑊 𝐼𝐼𝐼)
3
Sehingga
−2𝜋
log( −1 − √3𝑖) = 𝑙𝑛 2 + 𝑖 ( + 2𝑛𝜋)
3
1
= 𝑙𝑛 2 + 2 (𝑛 − )𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )
3
Ini boleh dikatakan bahwa itu tidak benar yang mana order dari ruas kiri dari
persamaan (3) merupakan eksponen dan fungsi logaritma, sehingga persamaan (2)
dapat ditulis
𝑙𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑛 |𝑧| + 𝑖 𝑎𝑟𝑔 𝑧
Dari Sec.29
|𝑒 𝑧 | = 𝑒 𝑥 dan 𝑎𝑟𝑔 (𝑒 𝑧 ) = 𝑦 + 2𝑛𝜋 (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )
dimana 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, kita tahu bahwa
log(𝑒 𝑧 ) = ln |𝑒 𝑧 | + 𝑖 arg((𝑒 𝑧 )
= ln(𝑒 𝑥 ) + 𝑖(𝑦 + 2𝑛𝜋)
= (𝑥 + 𝑖𝑦) + 2𝑛𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … )
Berarti
(4) 𝑳𝒐𝒈(𝒆𝒛 ) = 𝒛 + 𝟐𝒏𝝅𝒊 (𝒏 = 𝟎, ±𝟏, ±𝟐, … )
Prinsip nilai dari 𝑙𝑜𝑔 𝑧 diperoleh dari persamaan (2) ketika 𝑛 = 0 ada dan
dinotasikan dengan 𝐿𝑜𝑔 𝑧, sehingga
(5) 𝑳𝒐𝒈 𝒛 = 𝒍𝒏 𝒓 + 𝒊𝜣
Perhatikan bahwa Log z adalah gambaran yang benar dan nilai tunggal ketika 𝑧 ≠
0 dan
(6) 𝑳𝒐𝒈 𝒛 = 𝑳𝒐𝒈 𝒛 + 𝟐𝒏𝝅𝒊 (𝒏 = 𝟎, ±𝟏, ±𝟐, . . . )
Ini mengurangi penggunaan logaritma dalam kalkulus ketika 𝑧 anggota bilangan
real positif, 𝑧 = 𝑟. Untuk membuktikan ini, yang dibutuhkan hanya menulis 𝑧 =
𝑟 𝑒 𝑖𝜃 yang mana kasus dari persamaan (5) menjadi 𝐿𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑛 𝑟 maka
𝐿𝑜𝑔 𝑟 = 𝑙𝑛 𝑟 .
CONTOH 2
Dari persamaan (2), kita dapat temukan bahwa
𝑙𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑛 𝑟 + 𝑖(𝛩 + 2𝑛𝜋)
karena 𝑧 = 1 sehingga terletak pada sumbu 𝑥
sehingga 𝑟 = 1 dan 𝛩 = 0 maka
𝑙𝑜𝑔 1 = 𝑙𝑛 1 + 𝑖(0 + 2𝑛𝜋 ) = 2𝑛𝜋𝑖 ( 𝑛 = 0, ±1 , ±2, … )
C. CABANG DAN TURUNAN LOGARITMA
Fungsi (2) tidak hanya kontinu tetapi juga analitik di seluruh domain r >
0, α < θ < α + 2π ketika order pertama turunan parsial dari u dan v kontinu
disana dan memenuhi bentuk polar (Bag.23)
rur = v θ, 𝑢𝜃 = − 𝑟𝑣𝑟
dari persamaan Cauhy-Rieman. Selanjutnya, berdasarkan Bag.23,
𝑑 1 1
log 𝑧 = 𝑒 −1𝜃 (𝑢𝑟 + 𝑖𝑣𝑟 ) = 𝑒 −1𝜃 ( + 𝑖0) = 𝑖𝜃 ;
𝑑𝑧 𝑟 𝑟𝑒
sehingga
𝒅 𝟏
(4) 𝐋𝐨𝐠 𝒛 = 𝒛 (|z| > 0, ∝ < arg 𝑧 < ∝ + 2𝜋).
𝒅𝒛
khususnya
𝒅 𝟏
(5) 𝐋𝐨𝐠 𝒛 = 𝒛 (|z| > 0, −𝜋 < arg 𝑧 < 𝜋).
𝒅𝒛
dan
𝜋 3𝜋`
3 Log i = 3 (ln 1 + i `) = i
2 2
sehingga
Log (i3) ≠ 3 log i
(Lihat juga Latihan 3 dan 4)
Pada Bagian. 32, kita akan meperoleh beberapa identitas yang melibatkan
logaritma yang terbawa dari kalkulus, terkadang dengan kualifikasi bagaimana
mereka menafsirkannya. Pembaca yang ingin melewati Bagian.33 secara
sederhana dapat merujuk ke hasil Bagian. 32 saat diperlukan.
Artinya, itu menunjukkan n dengan nilai yang berbeda, dan hasil z akar n. Untuk
membuktikannya, kita menuliskan 𝑧 = 𝑟 exp(𝑖Θ), dimana Θ adalah nilai pokok
dari arg z. Lalu, dengan melihat definisi (2), bagian 30 dari log z,
1 1 𝑖( Θ + 2kπ)
𝑒𝑥𝑝 ( log 𝑧) = 𝑒𝑥𝑝 [ ln 𝑟 + ]
𝑛 𝑛 𝑛
dimana k = 0, ±1, ±2, ... Sehingga
𝟏 𝒓 𝚯 𝟐𝒌𝝅
(7) 𝒆𝒙𝒑 (𝒏 𝐥𝐨𝐠 𝒛) = √𝒏 𝒆𝒙𝒑 [(𝒏 + )] (𝑘 = 0, ±1. ±2, … . ).
𝒏