Anda di halaman 1dari 10

FUNGSI EKSPONENSIAL, FUNGSI LOGARITMA, CABANG

DAN TURUNAN LOGARITMA, BEBERAPA IDENTITAS


YANG MELIBATKAN LOGARITMA

MAKALAH

untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fungsi Kompleks

yang diampu oleh Bapak Sukoriyanto

Oleh Kelompok 1

1. Amelia Karnaini (160311604646)


2. Asmariyah (160311604651)
3. Heri Setiawan (160311601711)
4. Pipin Ika Iryunitasari (160311604719)
5. Radhita Rizki Nilna S. (160311600219)
6. Umi Fitria Ayu (160311604649)

Offering B Program Studi S1 Pendidikan Matematika

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

Maret 2018
A. FUNGSI EKSPONENSIAL
Sebagai pendahuluan (bag. 14), disini kami mendefinisikan fungsi eksponensial ez
dengan menuliskan
(1) ez = ex eiy (z = x + iy)
dengan rumus Euler ( lihat bag. 6)
(2) eiy = cos y + i sin y
dengan y dalam radian. Kita lihat dari definisi ini bahwa ez direduksi dari fungsi
eksponensial biasa dalam kalkulus ketika y = 0; dan mengikuti kaidah yang
digunakan di dalam kalkulus.
𝑛
Perhatikan jika nilai √𝑒 akar pangkat n dari e adalah positif lalu ditentukan
menjadi ex dengan x = 1/n (n= 2,3,....). pernyataan (1) memberi tahu kita bahwa
𝑛
fungsi eksponensial kompleks ez sama dengan √𝑒 dengan z = 1/n (n = 2,3, ...). ini
merupakan pengecualian kaidah (Bag. 9) yang biasanya menyuruh kita untuk
mengartikan e1/n sebagai himpunan akar ke-n dari e.
Berdasarkan definisi (1), exeiy = ex+iy; dan, sebagaimana telah ditunjukkan
dalam Bag. 14, definisi dijabarkan dengan sifat penjumlahan
ex1ex2 = ex1+ x2
dengan ex di kalkulus. Perluasan sifatnya,
(3) ez1ez2 = ez1+z2
untuk analisis kompleks mudah untuk ditunjukkan. Untuk melakukan ini, kami
menuliskan
z1 = x1 + iy1 dan z2 = x2 + iy2.
Maka
ez1ez2 = (ex1eiy1)(ex2eiy2) = (ex1ex2)(eiy1eiy2)
tetapi x1 dan x2 keduanya real, dan kita tahu dari Bag. 7 bahwa
eiy1eiy2 = ei (y1+y2).
Jadi,
ez1ez2 = e(x1+x2) ei(y1 + y2);
dan, karena
(x1 + x2) + i(y1 + y2) = (x1 + iy1) + (x2 + iy2) = z1 + z2,
Sisi kanan dari persamaan terakhir ini menjadi ez1+z2. Sifat (3) sekarang terbukti.
Tunjukkan bagaimana sifat (3) memungkinkan kita untuk menulis ez1-z2ez2 =
ez1, atau
𝒆𝒛𝟏
(4) = ez1-z2.
𝒆𝒛𝟐

Berdasarkan ini dan fakta bahwa e0 = 1, hal ini menunjukkan bahwa 1⁄𝑒 𝑧 = e-z.
Ada sifat penting dari ez yang diperoleh. Berdasarkan contoh 1 pada Bag.
22, misalnya,
𝒅 z
(5) e = ez
𝒅𝒛

Dimanapun pada bidang z. Perhatikan bahwa pendiferensialan dari ez untuk setiap


z memberitahu kita bahwa ez adalah entire(Bag. 24). Itu juga benar jika
(6) ez ≠ 0 untuk setiap bilangan kompleks z.
Ini dapat dituliskan dalam definisi (1) menjadi bentuk
ez = 𝝆eiϕ dengan 𝜌 = ex dan ϕ = y.
Memberi tahu kita bahwa
(7) |ez| = ex dan arg (ez) = y + 2nπ (n = 0, ±1, ±2,...)
Pernyataan (6) menghasilkan pernyataan yaitu |ez| selalu positif.
Beberapa sifat dari ez tidak dibuktikan. Contohnya, karena
ez+2πi = eze2πi dan e2πi = 1.
Kita menemukan bahwa ezadalah periodik, dengan periode imaginer 2πi :
(8) ez+2πi = ez
Untuk sifat lain dari ez dimana ex tidak memiliki sifat itu, kita perhatikan
bahwa ketika ex selalu positif, ez dapat berupa negatif. Kita ingat kembali (Bag. 6),
misalnya eiπ = -1. Faktanya,
ei(2n+1)π = ei2nπ + iπ = ei2nπ eiπ = (1)(-1) = -1 (n = 0, ±1, ±2,...)
Selain itu, nilai dari z sedemikian hingga ez adalah setiap bilangan kompleks tak
nol. Hal ini ditunjukkan pada bagian selanjutnya, dengan dihasilkannya fungsi
logaritma , dan diilustrasikan pada contoh di bawah ini.

CONTOH . Untuk menemukan bilangan z = x + iy sedemikian hingga


(9) ez = 1 + i,
kita menulis persamaan (9) sebagai
exeiy = √2eiπ/4.
Maka, pada pernyataan yang didituliskan dalam huruf miring pada permulaan
Bag. 9 mengenai persamaan dari dua bilangan kompleks tak nol dalam bentuk
eksponensial.
𝜋
ex = √2 dan y = 4 + 2n 𝜋 (n = 0, ±1, ±2,...)

karena ln (ex) = x, berarti


1 1
x = ln √2 = 2 ln 2 dan y = (2𝑛 + 4) π (n = 0, ±1, ±2,...);

sehingga
𝟏 𝟏
(10) z = 𝟐 ln 2 + (𝟐𝒏 + 𝟒)πi (n = 0, ±1, ±2,...).

EXERCISE
1.a) Tunjukkan bahwa exp( 2± 3𝜋𝑖 ) = -e2
Jawab :
𝑒2
exp( 2± 3𝜋𝑖 ) = e2e3πi atau 𝑒 3𝜋𝑖

Jika e2e3πi maka, e2e3πi = e2(Cos 3π + i Sin3π)


= e2 (Cos π + i Sin π)
= e2 (-1)
= -e2
𝑒2 𝑒2 𝑒2
Jika 𝑒 3𝜋𝑖 , maka 𝑒 3𝜋𝑖 = −1

= -e2

1. c) Tunjukkan exp(z + πi) = -exp z.


Jawab :
exp (z+πi) = ez+πi
= eze πi
= ez (cos π + i sin π)
= ez (-1+ 0)
= -ez
= -exp z (terbukti)
B. FUNGSI LOGARITMA
Untuk mendefinisikan fungsi logaritma, kita harus memecahkan persamaan
(1) 𝒆𝒘 = 𝒛
untuk w, dimana z sebarang bilangan komplek bukan nol. Untuk menyelesaikan
persamaan (1), kita misalkan 𝑧 = 𝑟 𝑒 𝑖Θ ( −𝜋 < Θ ≤ 𝜋 ) dan 𝑤 = 𝑢 + 𝑖𝑣,
sehingga persamaan (1) menjadi
𝑒 𝑢 𝑒 𝑖𝑣 = 𝑟 𝑒 iΘ
Berdasarkan pernyataan pada awal bagian 9 tentang persamaan dari dua bilangan
kompleks yang dinyatakan dalam bentuk eksponen, hal ini memberitahukan kita
bahwa
𝑒 𝑢 = 𝑟 dan 𝑣 = Θ + 2𝑛𝜋
dimana n sebarang bilangan bulat. Ketika persamaan 𝑒 𝑢 = 𝑟 hal ini serupa
dengan 𝑢 = 𝑙𝑛 𝑟, ini memenuhi persamaan (1) jika dan hanya jika 𝑤 mempunyai
satu nilai
𝑤 = 𝑙𝑛 𝑟 + 𝑖(𝛩 + 2𝑛𝜋) ( 𝑛 = 0, ±1 , ±2, … )
sehingga jika kita menulis :
(2) 𝒍𝒐𝒈 𝒛 = 𝒍𝒏 𝒓 + 𝒊(𝜣 + 𝟐𝒏𝝅), ( 𝒏 = 𝟎, ±𝟏 , ±𝟐, … )
persamaan 1 memberitahukan bahwa :
(3) 𝒆𝒍𝒐𝒈 𝒛 = 𝒛, (𝒛 ≠ 𝟎)
yang mana menyebabkan pernyataan (2) sebagai definisi fungsi komplek
logaritma bukan nol bervariabel 𝑧 = 𝑟 𝑒 𝑖𝛩

CONTOH 1
Jika = −1 – √3 𝑖 , maka 𝑟 = √(−1)2 + (−√3)2 = √1 + 3 = √4 = 2
𝑦
𝑡𝑎𝑛 𝛩 =
𝑥
−√3
tan 𝛩 =
−1
tan 𝛩 = √3
−2𝜋
𝛩 = (𝐾𝑊 𝐼𝐼𝐼)
3

Sehingga
−2𝜋
log( −1 − √3𝑖) = 𝑙𝑛 2 + 𝑖 ( + 2𝑛𝜋)
3
1
= 𝑙𝑛 2 + 2 (𝑛 − )𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )
3
Ini boleh dikatakan bahwa itu tidak benar yang mana order dari ruas kiri dari
persamaan (3) merupakan eksponen dan fungsi logaritma, sehingga persamaan (2)
dapat ditulis
𝑙𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑛 |𝑧| + 𝑖 𝑎𝑟𝑔 𝑧
Dari Sec.29
|𝑒 𝑧 | = 𝑒 𝑥 dan 𝑎𝑟𝑔 (𝑒 𝑧 ) = 𝑦 + 2𝑛𝜋 (𝑛 = 0, ±1, ±2, . . . )
dimana 𝑧 = 𝑥 + 𝑖𝑦, kita tahu bahwa
log(𝑒 𝑧 ) = ln |𝑒 𝑧 | + 𝑖 arg((𝑒 𝑧 )
= ln(𝑒 𝑥 ) + 𝑖(𝑦 + 2𝑛𝜋)
= (𝑥 + 𝑖𝑦) + 2𝑛𝜋𝑖 (𝑛 = 0, ±1, ±2, … )
Berarti
(4) 𝑳𝒐𝒈(𝒆𝒛 ) = 𝒛 + 𝟐𝒏𝝅𝒊 (𝒏 = 𝟎, ±𝟏, ±𝟐, … )
Prinsip nilai dari 𝑙𝑜𝑔 𝑧 diperoleh dari persamaan (2) ketika 𝑛 = 0 ada dan
dinotasikan dengan 𝐿𝑜𝑔 𝑧, sehingga
(5) 𝑳𝒐𝒈 𝒛 = 𝒍𝒏 𝒓 + 𝒊𝜣
Perhatikan bahwa Log z adalah gambaran yang benar dan nilai tunggal ketika 𝑧 ≠
0 dan
(6) 𝑳𝒐𝒈 𝒛 = 𝑳𝒐𝒈 𝒛 + 𝟐𝒏𝝅𝒊 (𝒏 = 𝟎, ±𝟏, ±𝟐, . . . )
Ini mengurangi penggunaan logaritma dalam kalkulus ketika 𝑧 anggota bilangan
real positif, 𝑧 = 𝑟. Untuk membuktikan ini, yang dibutuhkan hanya menulis 𝑧 =
𝑟 𝑒 𝑖𝜃 yang mana kasus dari persamaan (5) menjadi 𝐿𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑛 𝑟 maka
𝐿𝑜𝑔 𝑟 = 𝑙𝑛 𝑟 .

CONTOH 2
Dari persamaan (2), kita dapat temukan bahwa
𝑙𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑜𝑔 𝑧 = 𝑙𝑛 𝑟 + 𝑖(𝛩 + 2𝑛𝜋)
karena 𝑧 = 1 sehingga terletak pada sumbu 𝑥
sehingga 𝑟 = 1 dan 𝛩 = 0 maka
𝑙𝑜𝑔 1 = 𝑙𝑛 1 + 𝑖(0 + 2𝑛𝜋 ) = 2𝑛𝜋𝑖 ( 𝑛 = 0, ±1 , ±2, … )
C. CABANG DAN TURUNAN LOGARITMA

Jika z = reiθ merupakan bilangan kompleks yang bukan nol, untuk θ


mempunyai beberapa nilai dimana 𝜃 = Θ + 2𝑛𝜋 ( 𝑛 = 0, ±1 , ±2, … )
dimana Θ = Arg z
Dengan definisi
log 𝑧 = ln r + 𝑖 (Θ + 2𝑛𝜋) ( 𝑛 = 0, ±1 , ±2, … )
dari nilai perkalian fungsi logaritma pada Bag. 30 sehingga
dapat ditulis
(1) 𝐋𝐨𝐠 𝒛 = 𝐥𝐧 𝒓 + 𝒊 𝜽
Jika kita memisalkan α dengan sebarang bilangan real dan dibatasi θ yang
mana < 𝜃 < 𝛼 + 2𝜋 , sehingga
(2) Log z = ln r + i θ (r > 0, α < θ < α + 2π)
dengan komponen-komponen
(3) u(r,θ) = ln r dan v(r ,θ) = θ
merupakan nilai tunggal dan kontinu pada daerah domain (Gbr. 35). Catat
bahwa jika Fungsi (2) didefinisikan pada sinar θ = α, maka Fungsi (2) tidak
kontinu pada sinar itu. Jika z merupakan suatu titik pada sinar itu , ada titik-titik
yang letaknya dekat dengan z yang mana nilai v mendekati α dan juga titik-titik
sedemikan sehingga nilai v mendekati α + 2π

Fungsi (2) tidak hanya kontinu tetapi juga analitik di seluruh domain r >
0, α < θ < α + 2π ketika order pertama turunan parsial dari u dan v kontinu
disana dan memenuhi bentuk polar (Bag.23)
rur = v θ, 𝑢𝜃 = − 𝑟𝑣𝑟
dari persamaan Cauhy-Rieman. Selanjutnya, berdasarkan Bag.23,
𝑑 1 1
log 𝑧 = 𝑒 −1𝜃 (𝑢𝑟 + 𝑖𝑣𝑟 ) = 𝑒 −1𝜃 ( + 𝑖0) = 𝑖𝜃 ;
𝑑𝑧 𝑟 𝑟𝑒
sehingga
𝒅 𝟏
(4) 𝐋𝐨𝐠 𝒛 = 𝒛 (|z| > 0, ∝ < arg 𝑧 < ∝ + 2𝜋).
𝒅𝒛

khususnya
𝒅 𝟏
(5) 𝐋𝐨𝐠 𝒛 = 𝒛 (|z| > 0, −𝜋 < arg 𝑧 < 𝜋).
𝒅𝒛

Suatu cabang dari fungsi bernilai ganda f merupakan sebarang fungsi


bernilai tunggal F yaitu analitik di beberapa domain pada setiap titik z yang mana
nilai F(z) merupakan salah satu nilai dari f. Syarat dari analitik, tentu saja,
menjaga F dari pemilihan pengambilan acak nilai f. Sehingga untuk setiap ∝,
fungsi bernilai tunggal (2) merupakan cabang dari fungsi bernilai ganda (1).
Fungsi
(6) 𝐋𝐨𝐠 𝒛 =ln r + i𝜽 (r > 0, −𝜋 < 𝜃 < 𝜋)
Disebut cabang utama.
Suatu cabang yang dipotong merupakan bagian dari garis atau kurva yang
sudah diperkenalkan untuk mendefinisikan suatu cabang F fungsi bernilai ganda.
Titik pada perpotongan cabang F merupakan titik singular (Bagian. 24) dari F,
dan sebarang titik yang terletak diseluruh cabang f disebut titik cabang. Titik asal
dan sinar 𝜃 = ∝ dibuat perpotongan cabang untuk cabang (2) dari fungsi
logaritma. Perpotongan cabang utama (6) terdiri dari titik asal dan sinar 𝜃 = 𝜋.
Titik asal itu jelas merupakan titik cabang untuk percabangan dari fungsi
logaritma bernilai ganda.
Perhatian khusus harus dilakukan dalam menggunakan cabang dari cabang
dari fungsi logaritma, terutama karena identitas yang diharapkan yang melibatkan
logaritma tidak selalu terbawa dari kalkulus.

CONTOH. Dengan menggunakan prinsip percabangan (6), bisa dilihat bahwa


𝜋 𝜋
Log (i3) = Log (−i) = ln 1 − i 2 ` = − 2 `i.

dan
𝜋 3𝜋`
3 Log i = 3 (ln 1 + i `) = i
2 2

sehingga
Log (i3) ≠ 3 log i
(Lihat juga Latihan 3 dan 4)
Pada Bagian. 32, kita akan meperoleh beberapa identitas yang melibatkan
logaritma yang terbawa dari kalkulus, terkadang dengan kualifikasi bagaimana
mereka menafsirkannya. Pembaca yang ingin melewati Bagian.33 secara
sederhana dapat merujuk ke hasil Bagian. 32 saat diperlukan.

D. BEBERAPA IDENTITAS YANG MELIBATKAN LOGARITMA


Jika z1 dan z2 merupakan sebarang dua bilangan kompleks tak kosong, itu pasti
menunjukkan bahwa
(1) Log (z1 z2) = log z1 + log z2
Pernyataan ini, melibatkan fungsi bernilai ganda, yang dinyatakan cara yang sama
dengan pernyataan
(2) arg(z1 z2) = arg z1 + arg z2
pada bagian 8. Berarti, jika hasil dua dari tiga logaritma yang sudah ditetapkan,
maka ada nilai dari ketiganya sehingga persamaan (1) terbukti.
Pembuktian dari pernyataan (1) dapat menjadi dasar dari pernyataan (2) di
cara berikut. Ketika | z1 z2 | = | z1 || z2 | dan ketika modulonya semua bilangan real
positif, kita tahu dari pengalaman dengan logaritma dari beberapa bilangan dalam
kalkulus bahwa
ln | z1z2| = ln | z1|+ ln |z2|
Maka berdasarkan itu dan pernyataan (2) jadi
(3) ln | z1 z2| + i arg(z1 z2) = (ln | z1| + i arg z2) + (ln | z2| + i arg z2)
Akibatnya, dari cara ini persamaan (1) dan persamaan (2) dapat dinyatakan,
persamaan (3) sama dengan persamaan (1).

CONTOH. Untuk mengilustrasikan pernyataan 1, tulis z1 = z2 = -1 dan


menggunakan kembali contoh 2 dan 3 pada bagian 30 dimana
Log 1 = 2nπi dan Log (-1) = (2n + 1)πi
dimana n = 0, ±1, ±2, .... Perhatikan bahwa z1 z2 = 1 dan menggunakan nilai
Log (z1z2) = 0 dan Log z1 = πi,
kita temukan bahwa persamaan (1) terpenuhi ketika nilai log z2 = -πi dipilih.
Jika disisi lain, nilai utama
Log 1 = 0 dan Log(-1) = πi,
digunakan
Log (z1z2) = 0 dan Log z1 + log z2 = 2πi ,
untuk z1 dan z2 bernilai sama. Pernyataan (1), yang kadang benar ketika log
diganti dengan Log (lihat pada Latihan 1). Tidak selalu benar ketika nilai utama
digunakan di ketiga syaratnya.
Pembuktian dari pernyataan
𝒛
(4) 𝐥𝐨𝐠 (𝒛𝟏 ) = 𝒍𝒐𝒈𝒛𝟏 − 𝒍𝒐𝒈𝒛𝟐
𝟐

yang dinyatakan dengan cara yang sama dengan pernyataan (1).


Kita memasukkan dua sifat lain dari log z yang menarik di bagian 33. Jika
z adalah bilangan kompleks yang bukan nol, maka
(5) 𝒛𝒏 = 𝒆𝒏 𝐥𝐨𝐠 𝒛 (𝑛 = 0 ± 1, ±2, … )
Untuk setiap nilai dari log z yang diambil. Ketika n = 1, ini tentu menurunkan
relasi (3), bagian 30. Persamaan (5) siap dibuktikan dengan menuliskan 𝑧 = 𝑟𝑒 𝑖Θ
dan perhatikan bahwa setiap sisi menjad 𝑟 𝑛 𝑒 𝑖𝑛Θ
Itu juga benar ketika z ≠ 0,
𝟏
(6) 𝒛𝟏/𝒏 = 𝒆𝒙𝒑 (𝒏 𝐥𝐨𝐠 𝒛) (𝑛 = 1,2, … )

Artinya, itu menunjukkan n dengan nilai yang berbeda, dan hasil z akar n. Untuk
membuktikannya, kita menuliskan 𝑧 = 𝑟 exp(𝑖Θ), dimana Θ adalah nilai pokok
dari arg z. Lalu, dengan melihat definisi (2), bagian 30 dari log z,
1 1 𝑖( Θ + 2kπ)
𝑒𝑥𝑝 ( log 𝑧) = 𝑒𝑥𝑝 [ ln 𝑟 + ]
𝑛 𝑛 𝑛
dimana k = 0, ±1, ±2, ... Sehingga
𝟏 𝒓 𝚯 𝟐𝒌𝝅
(7) 𝒆𝒙𝒑 (𝒏 𝐥𝐨𝐠 𝒛) = √𝒏 𝒆𝒙𝒑 [(𝒏 + )] (𝑘 = 0, ±1. ±2, … . ).
𝒏

Karena exp(𝑖2𝑘𝜋/𝑛) mempunyai nilai yang berbeda hanya ketika k = 0, 1, ..., n-


1, ruas kanan dari persamaan (7) hanya bernilai n. Ruas kanan faktanya
merupakan bentuk dari z akar n (bagian 9), dan itu dapat ditulis 𝑧1/𝑛 . Ini
menetapkan sifat (6), yang dinyatakan benar ketika n adalah bilangan bulat negatif
(lihat exercise 5).

Anda mungkin juga menyukai