Anda di halaman 1dari 68

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat


rahmat dan karunia-NYA kami dapat menyelesaikan tugas observasi mata
kuliah Perkembangan dan Psikologi Pendidikan yang bertemakan
Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan hasil observasi
ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan maupun dalam
isinya. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran kepada
semua pihak guna perbaikan untuk observasi di masa yang akan datang.
Tak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga laporan
hasil observasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Khususnya bagi
mahasiswa-mahasisiwi Fakultas Keguruaan dan Ilmu Pendidikan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pengembangan keterampilan
kependidikan demi terciptanya pendidik professional.

Tarakan, 24 November 2016

Penyusun

Laporan Observasi | 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................2

BAB I............................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................4

A. Latar Belakang...................................................................................4

B. Rumusan Masalah.............................................................................5

C. Tujuan.................................................................................................6

D. Manfaat Penelitian.............................................................................6

E. Data Pengamatan..............................................................................7

a) Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................7

b) Populasi dan Sampel......................................................................7

d) Metode Pengumpulan Data............................................................8

BAB II...........................................................................................................9

TINJAUAN TEORI........................................................................................9

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik..............................9

1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan.....................................9

2. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan.............................13

3. Pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta


didik.....................................................................................................14

4. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik...16

5. Perbedaan Individu Peserta Didik................................................24

Laporan Observasi | 2
6. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta
Didik.....................................................................................................30

BAB III........................................................................................................31

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................31

A. Hasil observasi.................................................................................31

B. Pembahasan....................................................................................36

BAB III........................................................................................................62

PENUTUP..................................................................................................62

A. Kesimpulan.......................................................................................62

B. Saran................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................64

LAMPIRAN.................................................................................................65

Laporan Observasi | 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya proses perkembangan merupakan sesuatu yang


dibutuhkan oleh manusia pada umumnya, dimana manusia itu mengalami
tahapan tertentu dalam masa hidupnya, yang setiap tahapannya tersebut
harus dijalani sesempurna mungkin sesuai dengan kodrat dan
kemampuannya sebagai manusia yang diciptakan paling mulia dari
makhluk lain oleh ALLAH SWT. Salah-satu tahapan tersebut adalah
tahapan dalam proses perkembangan yang dijalaninya pada masa
tertentu dalam hidupnya, proses perkembangan yang akan dibahas dan di
tekankan oleh penulis adalah proses perkembangan pada masa SMP.
Disini penulis akan mencoba menguak bagaimana proses perkembangan
dari segi aspek fisik, kecerdasan, kognitif, psikomotorik, afektif, sikap,
emosional, sosial, spiritual, dan gaya belajar.
Masalah yang sering dihadapi oleh para peserta didik yaitu
masalah dalam perkembangan terutama di kalangan SMP, masalah ini
juga menjadi tugas para pendidik ( guru ) dalam upaya memajukan
kualitas manusia Indonesia terutama dalam pendidikan, karna masalah
seperti ini harusnya dapat terselesaikan secepat mungkin meskipun
didalamnya terdapat kesukaran, lalu bagaimana kaitannya dengan
masalah pendidikan yang harus diatasi sesegera mungkin agar dapat
tercipta pendidikan yang baik dan benar serta optimal untuk mewujudkan
tujuan pendidikan itu sendiri baik dimasa sekarag maupun masa nyang
akan datang, tentunya kekompakan dan keselarasan antara komponen-
komponen pendidik ( komponen pendidik di sekolah sperti guru,wali kelas

Laporan Observasi | 4
kepala sekolah. Komponen keluarga atau orangtua dan koponen di
lingkungan masyarakat ) harus dijalankan dengan baik dalam memantau
proses perkembangan yang dialami peserta didik.
Atas dasar tersebut penulis melakukan penelitian pada siswa agar
dapat sedikit membantu dalam penyelesayai masalah pendidikan yang
sedang dialami pada masa sekarang ini, karena penelitian pendidikan ini
sendiri bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
terutama dengan masalah yang berkaitan dengan kualitas proses
pendidikan dan pengajaran serta aplikasinya kelak di masyarakat, yang
kemudian akan di pahami dan dipelajari sebagai bahan evaluasi terhadap
masalah yang ada dalam pendidikan, khususnya dari objek yang sedang
di teliti.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut penulis menyimpulkan masalah ke


dalam beberapa pertanyaan pokok yaitu:
1. Bagaimana persamaan dan perbedaan perkembangan aspek
fisik, kecerdasan, kognitif, psikomotorik, afektif, sikap,
emosional, sosial, spiritual, gaya belajar peserta didik, pada
jenjang SMP pada umumnya dan pada SMP Negeri 3 Tarakan
pada khususnya?
2. Apa yang menyebabkan persamaan dan perbedaan dari
berbagai aspek tersebut terjadi ?
3. Apa saja implikasi model pendidikan yang disiapkan bagi
peserta didik di SMP Negeri 3 Tarakan ?

Laporan Observasi | 5
C. Tujuan

Dalam makalah ini, penyusun juga menyampaikan beberapa


tujuan. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengetahui perbedaan dan persamaan dalam
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik yang dilihat dari
aspek fisik, kecerdasan, kognitif, psikomotorik, afektif, sikap,
emosional, sosial, spiritual, gaya belajar peserta didik, pada jenjang
SMP pada umumnya dan pada SMP Negeri 3 Tarakan pada
khususnya
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan persamaan
dan perbedaan aspek-aspek tersebut.
3. Dapat mengetahui implikasi model pendidikan yang akan
disiapkan bagi peserta didik di SMP Negeri 3 Tarakan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti,dapat menambahan wawasan peneliti dan sebagai


bekal untuk kedepannya agar lebih siap jika menjadi seorang
guru dan merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
nilai ujian tengah semester mata kuliah perkembangan dan
psikologi pendidikan
2. Bagi peserta didik, observasi ini dapat dijadikan sebagai
masukan positif untuk menjadi lebih baik kedepannya dan
sebagai pembelajaran sehingga peserta didik dapat
mengintropeksi diri.
3. Bagi guru, observasi ini diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang
akan disiapkan untuk peserta didik dan diharapkan dapat
membantu meningkatkan mutu guru.

Laporan Observasi | 6
E. Data Pengamatan

a) Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tarakan yang
beralamat di Jln. Sungai Berantas RT 6 Kampung Empat Tarakan
Timur, Kalimantan Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal
17 November 2016. Pukul 13.00-14.00 WITA

b) Populasi dan Sampel


a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti.


Adapun yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII-9 SMP Negeri 3 Tarakan yang berjumlah 36 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.


Menyadari adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti yang
dilihat dari waktu dari jumlah populasi 36 siswa peneliti hanya mengambil
5 orang siswa yang di harapkan dapat mewakili jumlah keseluruhan siswa
kelas VII-9 SMP Negeri 3 Tarakan.

c) Jenis dan Sumber Data


a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data kualitatif. Data


kualitatif merupakan data yang tidak bias diukur dengan angka.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti adalah sumber data primer.


Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

Laporan Observasi | 7
sumber data yang di dapat dari hasil wawancara. Adapun yang menjadi
sumber data adalah 5 (lima) orang peserta didik, 2 (dua) teman dari
peserta didik, 2 (dua) guru yaitu wali kelas dan guru yang mengajar
peserta didik tersebut, di kelas VII-9 SMP Negeri 3 Tarakan.

d) Metode Pengumpulan Data


a. Metode observasi

Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data


dengan cara mengadakan penelitian secara langsung terhadap obyek
yang diteliti.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah suatu metode pengumpulan data


dengan cara tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan tujuan
penyelidikan. Dari pengertian tersebut diatas dapat dipahami bahwa
wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara
tanya jawab langsung antara pihak peneliti dengan pihak yang
bersangkutan, yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan
kepada tujuan penelitian.

Laporan Observasi | 8
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan

Di dalam seluruh jangka kehidupan manusia, semenjak dalam


kandungan sampai meninggal di dalamnya terjadi perubahan-perubahan
baik fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena
pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua istilah yang
senantiasa digunakan secara bergantian. Keduanya tidak bisa dipisah-
pisah, akan tetapi saling bergantung satu dengan lainnya bahkan bisa
dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaannya.
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan
dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan
tubuh atau keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur
biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman(E.B
hurloch), bekerja dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan
aspek-aspek fisik dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan
kemampuan sepanjang proses perkembangan individu mulai dari massa
konsepsi sampai mati.

Laporan Observasi | 9
Hasil pertumbuhan antara lain bertambahnya ukuran kuantitatif
badan anak, seperti berat, panjang, dan kekuatannya. Begitu pula
pertumbuhan akan mencakup perubahan yang semakin sempurna pada
sistem jaringan saraf dan perubahan-perubahan struktur jasmani lainnya.
Dengan demikian, pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses
perubahan dan pematangan fisik.
Pertumbuhan jasmani berakar pada organisme yang selalu
berproses untuk menjadi besar. Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti
dengan mengukur berat, panjang, dan lingkaran seperti lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan dan lain-lain. Dalam
pertumbuhannya, setiap bagian tubuh mempunyai perbedaan tempo
kecepatan. Misalnya, pertumbuhan alat kelamin berlangsung paling
lambat pada masa anak-anak tetapi mengalami percepatan pada masa
pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung
pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas. Perbedaan
kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya
perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan
dalam fungsinya.
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner
pada tahun 1957 (Sunarto, dkk, 1994: 31) yang menjelaskan bahwa
"perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap". Dapat
dikata konsep perkembangan itu mengandung unsur keseluruhan
(totalitas) dan berkesinambungan yang berlangsung secara bertahap.
Selanjutnya Libert, Paulus dan Stauss (Singgih, 1990: 31) merumuskan
arti perkembangan yaitu: "perkembangan adalah proses perubahan dalam
pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi
dengan lingkungan". Selain itu perkembangan proses perubahan akibat
dari pengalaman. Istilah perkembangan dapat mencerminkan sifat-sifat
yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

Laporan Observasi | 10
Perubahan-perubahan meliputi beberapa aspek, baik fisik maupun
psikis. Perubahan dimaksud dapat dikategorikan menjadi empat yaitu:
(1) perubahan dalam ukuran
(2) perubahan dalam perbandingan
(3) berubah untuk mengganti hal-hal yang lama
(4) berubah untuk memperoleh hal-hal yang baru.
Soesilo Windradini (1995: 2) menyatakan bahwa perkembangan
individu tidak berlangsung secara otomatis, tetapi perkembangan tersebut
sangat bergantung pada beberapa faktor, yaitu:
(1) heriditas
(2) lingkungan
(3) kematangan fisik dan psikis
(4) aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, dalam arti
anak bisa mengadakan seleksi, bisa menolak dan menyetujui serta
mempunyai emosi.
Perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memperoleh
penyesuaian diri terhadap lingkungan di mana ia hidup. Untuk mencapai
tujuan maka realisasi diri aktualisasi diri sangat penting perannya.
Realiasasi diri memainkan peran penting dalam kesehatan mental, maka
seseorang yang berhasil menyesuaikan diri dengan baik secara pribadi
dan sosial harus mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan minat
dan keinginannya dengan cara memuaskan dirinya. Tetapi pada saat
yang sama harus menyesuaikan dengan standar-standar yang diterima.
Kurangnya kesempatan berdampak pada kekecewaan dan sikap-sikap
negatif terhadap orang lain dan bahkan terhadap kehidupan pada
umumnya.
Perubahan-perubahan baik fisiologis maupun psikologis tidak
semua orang menyadarinya, kecuali terjadinya perubahan itu secara
mendadak, cepat, dan mempengaruhi pola kehidupan mereka. Suatu
bukti hampir semua orang takjub terhadap masa pubertas, pertumbuhan
melonjak dari akhir masa kanak-kanak ke awal masa remaja. Sama

Laporan Observasi | 11
halnya dengan usia lanjut ketika proses penuaan terus berlangsung
seseorang telah menyadari bahwa kesehatan mulai berkurang dan
pikiran mulai mundur sehingga perlu ada penyesuaian baru terhadap
perubahan dalam pola kehidupan mereka.
Beberapa pendapat para ahli mengenai pertumbuhan dan
perkembangan diantaranya adalah:
a. Seifert dan Hoffnung mengartikan perkembangan sebagai long-
term changes in a persons growth, feelings, pattents of thinking,
sosial relationship and motor skills.
b. C.P. Chaplin mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan
atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau
organisme sebagai suatu keseluruhan.
c. A.E. Sinolungan mengartikan pertumbuhan menunjuk pada
kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang
atau berat tubuh.
d. Ahmad Thonthowi mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan
jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari
adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
e. Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk
pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri
yang baru.
f. F.J. Monks menyatakan perkembangan adalah suatu proses ke
arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang
kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat
tetap dan tidak dapat diputar kembali.

Dari beberapa pendapat dari para ahli dapat disimpulkan bahwa


pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk,
berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya. Sedangakn
perkembangan menunjuk pada perubahan-perubahan dalam bentuk
bagian tubuh dan integrasi berbagai bagiannya ke dalam satu kesatuan
fungsional bila pertumbuhan itu berlangsung. Intinya bahwa pertumbuhan

Laporan Observasi | 12
dapat diukur sedangkan perkembangan hanya dapat dilihat gejala-
gejalanya. Perkembangan dipersyarati adanya pertumbuhan.

2. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar
kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat
pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa
konsepsi hingga dewasa.
3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang
ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
4. Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti
proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis,
atau dada.

Perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1. Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari
perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti
perubahan pada fungsi alat kelamin.
2. Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu
perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal
atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
3. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan
melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna.
4. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda.

Laporan Observasi | 13
5. Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di
mana tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap
(Narendra, 2002).

3. Pentingnya mengetahui pertumbuhan dan perkembangan


peserta didik

Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan


memperoleh beberapa keuntungan. Pertama, kita akan mempunyai
ekspestasi yang nyata tentang anak dan ramaja. Dari psikologi
perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara
dan mulai mampu berfikir abstrak. Hal-hal itu merupakan gambaran umum
yang terjadi pada kebanyakan anak, disamping itu akan diketahui pula
pada umur beberapa anak tertentu yang akan memperoleh keterampilan
prilaku pada emosi khsusus. Kedua, pengetahuan tentang psikologi
perkembangan anak membantu kita untuk merespons sebagaimana
mestinya pada prilaku tertentu dari seorang anak. Bila seorang anak dari
Taman Kanak-kanak tidak mau sekolah lagi karena diganggu temannya,
apa yang harus dilakukan oleh guru dan orang tuanya? Bila anak selalu
ingin merebut mainan dari temannya apakah dibiarkan saja? Psikologi
perkembangan akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dan
menunjukan sumber-sumber jawaban serta pola-pola anak mengenai
pikiran, perasaan dan prilakunya. Ketiga, pengetahuan tentang
perkembangan anak akan membantu mengenali berbagai penyimpangan
dari perkembanganyang normal. Keempat, terakhir, dengan mempelajari
perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mendasari pentingnya
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
a. Masa Perkembangan Yang Cepat

Laporan Observasi | 14
Pada anak terjadi pertumbuhan-pertumbuhan yang cepat
dibandingkan dengan perubahan-perubahan yang dialami spesies lain.
Perubahan fisik, misalnya pada tahun pertama lebih cepat dari pada
tahun-tahun berikutnya.
Hal yang sama terjadi juga pada perubahan yang menyangkut
interaksi social, perolehan dan penggunaan bahasa, kemampuan
mengingat serta berbagai fungsi lainnya.

b. Pengaruh Yang Lama


Alasan lainnya mengapa mempelajari anak ialah bahwa peristiwa-
peristiwa dan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun awal
menunjukan pengaruh yang lama dan kuat terhadap perkembangan
individu pada masa-masa berikutnya. Kebanyakan ahli teori psikologi
berpendapat bahwa apa yang terjadi hari ini sangant banyak ditentukan
oleh perkembangan kita sebagai anak.

c. Proses Yang Kompleks


Sebagai peneliti yang mencoba memahami prilaku orang dewasa
yang kompleks, berpendapat bahwa mengkaji tentang bagaimana prilaku
itu pada saat masih sederhana akan sangat berguna. Misalnya ialah
bahwa kebanyakan orang dapat membuat kalimat yang panjang dan
dapat dimengerti oleh orang lain. Manusia mampu berkomunikasi dari
cara yang sederhana sampai yang kompleks karena bahasa yang
digunakan mengikuti aturan-aturan tertentu. Tetapi menentukan apa
aturan itu dan bagaimana menggunakan adalah sulit. Suatu pendekatan
terhadap masalah ini adalah dengan mempelajari proses kemampuan
berbahasa. Anak membentuk kaliamat yang hanya terdiri atas satu atau
dua kata, kalimat itu muncul dengan mengikuti aturan yang diajarkan oleh
orang dewasa. Dengan mengkaji kalimat pertama tersebut para peneliti
bahasa bertambah wawasannya tentang mekanisme cara berbicara orang
dewasa yang lebih kompleks.

Laporan Observasi | 15
d. Nilai yang diterapkan
Penelitian tentang tahap awal perkembangan sosial secara relevan
berkaitan dengan orang tua tentang perannya dalam kehidupan sehari-
hari, percobaan tentang strategi pemecahan masalah pada anak akan
memberikan informasi berharga tentang metode belajar yang baik. Hasil
penelitian atau pengkajian teoritis dapat secara langsung atau tidal dapat
mempengaruhi pada pola pendidikan atau pengajaran.

e. Masalah yang menarik


Anak merupakan makhluk yang mengagumkan dan penuh teka teki
serta menarik untuk dikaji. Kemudahan anak umur dua tahun untuk
mempelajari bahasa ibunya dan kreativitas anak untuk bermain dengan
temannya merupakan dua hal dari karakteristik anak yang sedang
berkembang. Misalnya banyak hal-hal yang berkaitan dengan
perkembangan anak yang merupakan misteri yang menarik. Dalam hal ini
ilmu pengetahuan lebih banyak menjumpai peretanyaan-pertanyaan dari
pada jawabannya.

4. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta didik


Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan
(genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh
dari penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh
keturunan menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan.
Perilaku yang kompleks yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya
temperamen, kecerdasan dan kepribadian) mendapat pengaruh yang
sama kuatnya baik dari faktor-faktor lingkungan maupun keturunan
(genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut
Santrok (1992), banyak aspek yang dipengaruhi faktor genetik. Para ahli

Laporan Observasi | 16
genetik menaruh minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti
tentang variasi karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Kecerdasan dan temperamen merupakan aspek-aspek yang paling
banyak ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh
keturunan.
a. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupkan perubahan fisik menjadi lebih
besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir
hingga ia dewasa. Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan
perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu
merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya
jaringan saraf yang membentuk sistem yang lengkap.
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan
pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia
berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam
pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar
sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan
bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Sejak lahir hingga dengan umur
25 tahun, perbandingan ukuran badan manusia, dari pertumbuhan yang
kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan
sebelum lahir atau prenatal) samapi dengan proporsi yang ideal dimasa
dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi prilaku anak sehari-hari. Secara langsung
pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan keterampilan anak
dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan
fungsi fisik akan memepengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya
sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.

b. Kecerdasan (Intelegensi)

Laporan Observasi | 17
Intelek merupakan kata lain pikir ,berkembang sejalan dengan
pertumbuhan syarat otak. Karena pikir pada dasarnya menunjukkan fungsi
otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan istilah lain
kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu
menunjukkan fungsinya secara baik. Dalam mengartikan kecerdasan,
para ahli mempunyai pengertian yang beragam. Kecerdasan atau
intelegensi dapat dipandang sebagai kemampuan memahami dunia,
berpikir rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara efektif pada
saat dihadapkan dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa
pengertian kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk
melakukan tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan
cara rasional. Selain itu, kecerdasan dapat juga diartikan sebagai
kemampuan pribadi untuk memahami, melakukan inovasi, dan
memberikan solusi terhadap dalam berbagai situasi.
Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu
sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Masa sensori motor (0.00-2.50 th). Yaitu masa
ketika bayi mempergunaan system penginderaan dan aktivitas
motorik untuk mengenal lingkungannya.
b. Tahap Kedua : Masa pra-operasional (2.00-7.00 th). Ciri khas masa
ini adalah kemampuan anak menggunakan symbol yang mewakili
sesuatu yang tidak ada.
c. Tahap ketiga : Msa konkrit operasional (7.00-11.00 th). Anak
mulai mengembangkan tiga macam opersi berpikir, yaitu :
a) Identifikasi : mengenali sesuatu;
b) Negasi : mengingkari sesuatu;
c) Reprokasi : mencari hubungan timbale balik antara
beberapa hal.
d. Tahap keempat : masa operasional (11.00-dewasa). Pada tahap ini
seseorang bis memperkirakan apa yang mungkin terjadi ia dapat
menngambil kesimpulan dari suatu pernyataan yang telah di
tentukan.

Laporan Observasi | 18
Selain itu inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan dan
kapasitas seseorang untuk dapat menerima informasi yang diperoleh dari
lingkungan sekitarnya, menyimpan informasi tersebut di dalam ingatan
dan kemudian menjadikan pengetahuan yang sudah didapat itu menjadi
dasar dalam tindakan sehari-harinya.
Howard Garner berpendapat bahwa tidak ada manusia yang
tidak cerdas. Garner juga menentang anggapan cerdas dari sisi IQ,
yang menurutnya hanya mengacu pada tiga jenis inteligensi, yakni logiko-
matematik, linguitik, dan spasial. Howard Garner, kemudian memunculkan
istilah multiple intelligences. Istilah ini kemudian dikembangkan menjadi
teori melalui penelitian yang rumit, melibatkan banyak ahli. Gardner pada
awalnya menemukan tujuh kecerdasan. Setelah itu, berdasarkan kriteria tujuh
kecerdasan, Howard Gardner menemukan kecerdasan yang ke-8.
Delapan jenis multiple intelligences tersebut, yakni :
1. Kecerdasan linguistic adalah kemampuan untuk menggunakan
kata-kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis
2. Kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan mengolah angka
dan menggunakan logika atau akal sehat dengan baik.
3. Kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan mempersepsi dunia
visual-spasial secara akurat. Komponen inti dari kecerdasan
visual-spasial adalah kepekaan pada garis, warna, bentuk, ruang,
keseimbangan, bayangan harmoni, pola dan hubungan
antarunsur tersebut.
4. Kecerdasan musikal adalah kemampuan menangani berbagai
bentuk music dengan cara mempersepsi, membedakan,
mengubah dan mengekspresikan.
5. Kecerdasan jasmaniah-kinestetik adalah kemampuan
menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan
perasaan.
6. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memersepsi dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi, serta perasaan
orang lain.

Laporan Observasi | 19
7. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan memahami diri
sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut.
8. Kecerdasan naturalistic adalah kemampuan mengenali dan
mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar.

c. Temperamen (Emosi)
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus
dimiliki oleh manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan
setiap orang dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu ada
yang primer yang harus segera dipenuhi kebutuhannya dan kebutuhan
sekunder yang yang pemenuhannya dapat ditangguhkan. Jika kebutuhan
primer tidak segera dipenuhi maka seseorang akan merasa kecewa dan
sebaliknya.
Temperamen adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam
merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai
temperamen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak-gerakkan
tangan, kaki dan mulutnya dengan keras, sebagian lagi lebih tenang,
sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang
lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons orang
lain dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya
perilaku tersebut di atas menunjukan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu
mudah, sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
1. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif
dan dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta
dengan mudah pula menyelesaikan diri dengan pengalaman baru.
2. Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta
sering menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-
pengalaman baru.

Laporan Observasi | 20
3. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan
yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang
rendah dengan lingkungan atau pengalaman baru.

Chess dan Thomas berpendapat bahwa temperamen adalah


karakteristik bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh
pengalaman-pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti
menemukan bahwa indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen
sebesar 50% sampai 60% itu menunjukan lemahnya pengarus tersebut.
Kekuatan pengaruh ini biasanya menurun saat anak itu tumbuh menjadi
lebih besar. Menetap atau konsisten tidaknya temperamen bergantung
kepada kesesuaian hubungan antara anak dengan orang tuanya. Orang
tua mempengaruhi anak, tetapi anakpun mempengaruhi orang tua. Orang
tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau mereka dapat menegur
dan menghukumnya. Hal ini akan menjadikan anak yang sulit, menjadi
lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh yang
menyenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukan
kasih sayang walau anak menjauh atau berkeras kepala. Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa keturunan dapat mempengaruhi temperamen.
Tingkat pengaruh ini bergantung pada respons orang tua terhadap anak-
anaknya dengan pengalaman-pengalaman masa kecil yang ditemui dalam
lingkungan.
Salah satu permasalahan psikologis remaja adalah emosi yang
masih labil. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam
satu waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka
tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah. Emosi remaja lebih kuat
dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat
melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa
memikirkan resiko yang akan terjadi.

d. Sosial

Laporan Observasi | 21
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan
manusia lainya dlam masyarakat. Sosialisasai pada dasarnya merupakan
proses penyesuayan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu bagaimana
seharusnya seorang manusia hidup di dalam kelompoknya, baik klompok
primer ( keluarga ) maupun kelompok sekunder ( masyarakat ). Proses
sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan
berhubungan terus hingga ia dewasa atau tua.
Pada saat menginjak dewasa manusia mampu berinteraksi sosial
dengan teman sebayanya, terutama lawan jenisnya, pada akhirnya
pergaulan sesama manusia menjadi suatu kebutuhan dalam
kehidupannya, dengan demikian hubungan sosial ialah merupakan antar
manusia yang saling membutuhkan, hubungan sosial di mulai dari
hubungan yang sederhana dan terbatas sampai pada tingkat yang luas
dan kompleks. Semakin dewasa dan bertambah umur, tingkat hubungan
sosial juga menjadi lebih berkembang dan bertambah luas dan kompleks.
Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi untuk
berpartisipasi dan berkontribusi memajukan kehidupan masyarakatnya.

e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang
disekitarnya. Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan
tanda, gerak dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain.
Bicara adalah bahasa suara, bahasa lisan.

f. Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki
oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan,
kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat

Laporan Observasi | 22
yang dikemukakan Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi
yaitu: dimensi perseptual, dimensi psikomotor dan dimensi intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol.
Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu
seperti dalam bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.

g. Sikap, Nilai dan Afektif


Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan
bahwa tujuan akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran,
yaitu penguasaaan pengetahuan (kognitif), penguasaaan nilai dan sikap
(afektif) dan penguasaan psikomorik. Ranah afektif adalah ranah yang
berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku
seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil
belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah
laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:

a. Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan.


b. Responding (menanggapi) mengandung arti adanya partisipasi
aktif
c. Valuing (menilai atau menghargai).
d. Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
e. Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan
suatu nilai atau komplek nilai)

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara


suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui
cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan,
dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang

Laporan Observasi | 23
dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran,
kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya (Sudrajat, 2008).

h. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan


Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama
dan menghasilkan individu dengan kecerdasan, tempramen tinggi dan
berat badan, minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan bergantung
pada karakteristik genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya
terdapat interksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal
perkembangan anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula
bahwa dengan dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi
perbedaan kecerdasan secara individual dengan variasi yang kecil pada
kepribadian dan minat. Salah satu alasan terjadinya hal itu ialah mungkin
karena keluarga mempunyai penekanan yang sama kepada anak-
anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan yaitu dengan
mendorong anak mencapai tingkat tertinggi.

5. Perbedaan Individu Peserta Didik


Makna perbedaan dan perbedaan individual menurut Lindgren
(1980) menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik
maupun psikologis.
Dari pembahasan yang berhubungan dengan individu terdapat dua fakta
yang menonjol yaitu :
1. Semua dari manusia mempunyai kesamaan dalam pola
perkembangannya.
2. Warisan manusia secara biologis dan sosial tiap-tiap individu
mempunyai kecenderungan berbeda.
Garry 1963 dalam buku Perkembangan Peserta Didik karya
Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual ke
dalam bidang-bidang berikut:

Laporan Observasi | 24
1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,
pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan
keluarga, dan suku.
3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.
5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Jenis perbedaan lainnya meliputi :


a. Perbedaan kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang
memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu
obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti
pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu
diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental


(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek,
yaitu:

1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
2. Pemahaman (comprehension)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis ( syntesis)
6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang


mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu mengingat,
sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa
untuk menghubungakan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yang

Laporan Observasi | 25
mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.

b. Perbedaan kecakapan bahasa


Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat
penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa
berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan
seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan
kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan
berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor
lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).

c. Perbedaan kecakapan motorik


Kecakapan motorik atau kemampuan psiko-motorik merupakan
kemampuan untuk melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang
dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan. Ranah psikomotor
merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan
dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif
(yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan
berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas
fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.

Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1)


pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama
proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti
pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa

Laporan Observasi | 26
waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan
kerjanya.

d. Perbedaan Latar Belakang


Perbedaaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-
masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari
potensi individu untuk menguasai bahan

e. Perbedaan bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.
Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila
mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat
tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan
untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang
menyentuhnya.

f. Perbedaan gaya belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja


dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.
Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan
mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang
mudah dan menyenangkan.

Secara garis besar dikenal ada tiga gaya belajar manusia, yaitu,
gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik.

1. Gaya belajar visual


Gaya belajar visual merupakan salah satu gaya belajar yang
mungkin dimiliki oleh siswa. Bagi seorang yang bergaya belajar
visual, yang memegang peran penting adalah penglihatannya
(visual), dalam hal ini metode pembelajaran yang digunakan guru
sebaiknya lebih banyak dititik beratkan pada tampilan media, ajak

Laporan Observasi | 27
siswa ke obyek-obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut,
atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung pada
siswa atau menggambarkannya di papan tulis.

2. Gaya belajar auditori

Seseorang yang bergaya auditori mengandalkan


kesuksesan belajarnya melalui telinga. Siswa yang mempunyai
gaya belajara uditori dapat belajar lebih cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru
katakan. Anak auditori dapat mencerna makna yang disampaikan
melalui suara, kecepatan berbicara dan hal-hal auditori memiliki
sensitifitas dalam nada dan ritme. Biasanya bisa bernyanyi,
memainkan alat musik, atau mengenali suara dari berbagai
instrumen, dan lain-lain.

3. Gaya Belajar Kinestetik

Seseorang yang mempunyai gaya belajar kinestetik belaja


rmelalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Siswa seperti itu
sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang memiliki
gaya belajar kinestetik ini dianjurkan untuk belajar melalui
pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, seperti
bekerja di laboratorium atau belajar di alam atau sambil bermain.
Perlu juga secara berkala mengalokasikan waktu sejenak untuk
beristirahat di tengah waktu belajarnya.Usahakan membuat sesi
pembelajaran yang melibatkan kegiatan fisik seperti bermain
drama, membaca puisi, atau permainan sederhana. Diantara
metode pembelajaran yang bisa dipakai oleh guru dalam proses
pembelajaran adalah bermain peran, simulasi, dan lain-lain.

Laporan Observasi | 28
g. Perbedaan agama (spiritual)
Sifat hakiki manusia adalah homo religius merupakan mahluk
beragama yang mempunyai pitrah untuk memahami dan menerima nilai
nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan
kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dalam perilakunya.
Fitrah beragama ini merupakan potensi yang arah
perkembangannya amat tergantung kepada kondisi kehidupan beragama
lingkungan dimana anak itu hidup, terutama lingkungan keluarga, dalam
arti lingkungan itu memberikan ajaran, bimbingan dengan memberikan
motivasi dan ketauladanan yang baik dalam mengamalkan nilai agama,
maka anak itu akan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia
dan berbudi pekerti yang luhur.
Namun apabila sebaliknya dalam arti lingkungan tersebut bersikap
masa bodoh, dan acuh tak acuh bahkan melecehkan agama maka
dipastikan anak akan tuna agama, tidak pamiliar dengan nilai nilai
agama sehingga perilakunya akan bersifat mengikuti hawa nafsu.

6. Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta


Didik
1. Faktor Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang merujuk pada
faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa
pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi janin disamping keunikan yang telah ada pada kedua
orangtuanya.
b. Kondisi Psikis
Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah
perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif
dan bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang yang tidak

Laporan Observasi | 29
sempurna atau cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap
kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau
mengalami retardasi mental.

2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan
geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang
meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses
kehidupannya.

b. Lingkungan Non Fisik


Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu
keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan
dengan faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari
sesuatu, pola asuh, serta kasih sayang dari orangtua.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil observasi
Dari observasi yang dilakukan pada tanggal 16-17 November 2016
di peroleh hasil sebagai berikut :

1. Data Siswa
Nama Peserta Didik (Lengkap) : Rahmat Riung Rando
Tempat dan Tanggal Lahir : Tarakan, 13 Agustus 2004
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke : Satu

Laporan Observasi | 30
Alamat Peserta Didik : Jl. Binalatung, Pantai amal
Sekolah : SMP Negeri 3 Tarakan
Kelas : VII - 9

Nama Peserta Didik (Lengkap) : Fathu Rahman


Tempat dan Tanggal Lahir : Tarakan, 21 Januari 2004
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke : Empat
Alamat Peserta Didik : Jl. Sei Ngingitan, Karungan
Sekolah : SMP Negeri 3 Tarakan
Kelas : VII - 9

Nama Peserta Didik (Lengkap) : Ageng Priyo Wijaya


Tempat dan Tanggal Lahir : Tarakan, 15 April 2004
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Anak Ke : Satu
Alamat Peserta Didik : Jl. Kweni RT 3 Kampung Empat
Sekolah : SMP Negeri 3 Tarakan
Kelas : VII - 9

Nama Peserta Didik (Lengkap) : Melisa Pebri Rahayu


Tempat dan Tanggal Lahir : Tarakan, 18 Februari 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak Ke : Satu
Alamat Peserta Didik : Jl. Padat Karya RT 2, Pantai
Amal Lama
Sekolah : SMP Negeri 3 Tarakan
Kelas : VII - 9

Nama Peserta Didik (Lengkap) : Reni Maudi


Tempat dan Tanggal Lahir : Tarakan, 14 Mei 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama :Islam
Anak Ke : Dua
Alamat Peserta Didik : Mamburungan RT 16
Sekolah : SMP Negeri 3 Tarakan
Kelas : VII-9

Laporan Observasi | 31
2. Tabel Hasil Pengamatan

No Persamaan/ INDIVIDU
Rahmat Fathu Ageng Melisa Reni
Perbedaan
Aspek
Perkembangan
Persamaan
Aspek
perkembangan
1 Aspek fisik :
a.Tinggi Badan 141 cm 145 cm 161 cm 160 cm 146 cm
b.Berat Badan 35 Kg 36 Kg 45 Kg 45 Kg 38 Kg
c.Warna kulit Sawo Sawo Sawo Sawo Sawo
matang matang matang matang matang
d.Kelainan fisik Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
e.Bentuk mata Bulat Sipit Bulat Bulat Bulat
f.Hidung Pesek Pesek Pesek Pesek Mancung
2 Aspek
kecerdasan :
a.Kecerdasan Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa Tidak bisa
linguistik mengolah mengolah mengolah mengolah mengolah
kata-kata kata-kata kata-kata kata-kata kata-kata
ketika ketika ketika ketika ketika
berbicara berbicara berbicara berbicara berbicara
didepan didepan didepan didepan didepan
kelas kelas kelas kelas kelas
b.Kecerdasan Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
visual spasial mengguna- mengguna- mengguna- mengguna- mengguna-
kan kan kan kan kan
kecerdasan kecerdasan kecerdasan kecerdasan kecerdasan
visualnya visualnya visualnya visualnya visualnya
dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik dengan baik
c.Kecerdasan Menyukai Menyukai Menyukai Menyukai Menyukai
musikal jenis musik jenis musik jenis musik jenis musik jenis musik

Laporan Observasi | 32
POP POP dangdut POP POP
d.Kecerdasan Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
intrapersonal memahami memahami memahami memahami memahami
diri sendri diri sendri diri sendri diri sendri diri sendri
dan dapat dan dapat dan dapat dan dapat dan dapat
membeda- membeda- membeda- membeda- membeda-
kan kan suasa- kan suasa- kan suasa- kan suasa-
suasana na hati na hati na hati na hati
hati sendiri sendiri sendiri sendiri sendiri
e.Kecerdasan Mampu Mampu Mampu Sangat Sangat
logis menggunak menggunak menggunak mampu Mampu
matematis an logika an logika an logika menggunak menggunak
serta serta serta an logika an logika
mengolah mengolah mengolah serta serta
angka angka angka mengolah mengolah
dalam dalam dalam angka angka
pelajaran pelajaran pelajaran dalam dalam
matematika matematika matematika pelajaran pelajaran
matematika matematika
f.Kecerdasan Mampu Mampu Mam-pu Mam-pu Mam-pu
kinestetik mengguna- mengguna- mengguna- mengguna- mengguna-
jasmani kan seluruh kan seluruh kan seluruh kan seluruh kan seluruh
tubuhnya tubuhnya tubuhnya tubuhnya tubuhnya
untuk untuk untuk untuk untuk
mengek- menge- menge- menge- menge-
spresikan kspresikan kspresikan kspresikan kspresikan
dirinya dirinya dirinya dirinya dirinya
g.Kecerdasan Dapat Dapat Dapat Dapat Dapat
interpersonal memahami memahami memahami memahami memahami
suasana suasana suasana suasana suasana
hati teman- hati teman- hati teman- hati teman- hati teman-
nya nya nya nya nya

Laporan Observasi | 33
h.Kecerdasan Mampu Mampu Mampu Mampu Mampu
naturalistik mengelom- mengelom- mengelom- mengelom- mengelom-
pokkan dan pokkan dan pokkan dan pokkan dan pokkan dan
membeda- membeda- membeda- membeda- membeda-
kan jenis kan jenis kan jenis kan jenis kan jenis
flora dan flora dan flora dan flora dan flora dan
fauna fauna fauna fauna fauna
3 Aspek Kognitif Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
terlihat di terlihat di terlihat di terlihat di terlihat di
pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran pelajaran
biologi prakarya prakarya matematika matematika
4 Aspek Keterampi- Keterampi- Keterampi- Keterampi- Keterampi-
Psimotorik lan terlihat lan anak ini lan anak ini lan terlihat lan terlihat
ketika sangat sangat ketika ketika
sudah bagus bagus sudah sudah
diberikan diberikan diberikan
contoh contoh contoh
5 Aspek Afektif Aktif di Aktif di Tidak aktif Tidak aktif Tidak aktif di
dalam kelas dalam kelas di dalam di dalam dalam kelas
kelas kelas
6 Aspek sikap Sedikit tidak Sedikit tidak Penurut jika Penurut jika Penurut jika
mau mau ditegur oleh ditegur oleh ditegur oleh
mendengar mendengar guru guru guru
jika di tegur jika di tegur
7 Aspek Mudah Mudah Tidak Mudah Mudah
Emosional marah marah mudah marah marah
marah namun
pendiam
8 Aspek sosial Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
bersosiali- bersosiali- bersosiali- bersosia- bersosiali-
sasi dengan sasi dengan sasi deng- lisasi deng- sasi dengan
siapapun siapapun an siapapun an siapapun siapapun
namun namun

Laporan Observasi | 34
membutuh- membutuh-
kan waktu kan waktu
untuk bias untuk bisa
akrab deng- akrab deng-
an teman an teman
baru. baru.
9 Aspek spiritual Rajin Rajin Rajin Rajin Rajin
beribadah beribadah beribadah beribadah beribadah
namun tidak namun tidak dan sangat dan sangat dan sangat
begitu begitu antusias antusias antusias
antusias antusias dengan dengan dengan
dengan dengan kegiatan kegiatan kegiatan
kegiatan kegiatan keagamaan keagamaan keagamaan
keagamaan keagamaan yang di ada- yang di ada- yang di ada-
yang diada- yang diada- kan oleh kan oleh kan oleh
kan sekolah kan sekolah sekolah seko-lah seko-lah
10 Aspek Gaya Audio-visual Kinestetik Kinestetik visual Kinestetik
Belajar

B. Pembahasan

A. Mengidentifikasi Masalah Fisik

Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan kelanjutan


pertumbuhan sebelum lahir. Proses pertumbuhan fisik manusia
berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam
pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar
sepertiga dari panjang badan semula dan berat badannya akan
bertambah menjadi sekitar tiga kalinya. Masa remaja merupakan salah
satu diantara dua masa rentangan kehidupan individu, dimana terjadi

Laporan Observasi | 35
pertumbuhan fisik yang sangat pesat. Bagian-bagian tubuh tertentu pada
tahun-ketahun permulaan kehidupan secara proporsional terlalu kecil,
namun pada masa remaja proporsionalnya menjadi terlalu besar, karena
terlebih dahulu mencapai kematangan daripada bagian-bagian yang lain.
Berdasarkan teori tersebut, dalam perkembangan masalah fisiknya, siswa
memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut :

Data fisik siswa


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Tinggi badan : 141 cm
Berat badan : 35 kg
Warna kulit : Sawo matang
Bentuk mata : Bulat
Bentuk hidung : Pesek
b. Nama : Fathu Rahman
Tinggi badan : 145 cm
Berat badan : 36 kg
Warna kulit : Sawo matang
Bentuk mata : Sipit
Bentuk hidung : Pesek
c. Nama : Ageng Priyo Wijaya
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 45 kg
Warna kulit : Sawo matang
Bentuk mata : Bulat
Bentuk hidung : Pesek
d. Nama : Melisa Pebri Rahayu
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 45 kg
Warna kulit : Sawo matang
Bentuk mata : Bulat
Bentuk hidung : Pesek
e. Nama : Reni Maudi
Tinggi badan : 145 cm
Berat badan : 38 kg
Warna kulit : Sawo matang
Bentuk mata : Bulat
Bentuk hidung : Pesek

Persamaan dan perbedaan

Laporan Observasi | 36
Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :

a) Persamaan
Ke-5 siswa-siswi tersebut memiliki persamaan dalam hal warna
kulit
b) Perbedaan
Ke-5 siswa-siswi tersebut memiliki beberapa perbedaan yang
tampak jelas diantara mereka yaitu dari tinggi badan, berat
badan, bentuk mata dan bentuk hidung. Perbedaan tersebut
sudah pasti disebabkan oleh faktor gen dari kedua orang tua
mereka serta asupan makanan yang diberikan kepada mereka.

B. Mengidentifikasi masalah kecerdasan

Setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda antara siswa yang


satu dengan siswa yang lainnya. Kecerdasan atau intelegensi dapat
dipandang sebagai kemampuan memahami dunia, berpikir rasional, dan
menggunakan sumber-sumber secara efektif pada saat dihadapkan
dengan tantangan. Ada juga yang berpendapat bahwa pengertian
kecerdasan adalah kemampuan general manusia untuk melakukan
tindakan-tindakan yang mempunyai tujuan dan berpikir dengan cara
rasional.

Dari hasil wawancara terhadap 5 siswa diperoleh berbagai macam


kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa, mulai dari kecerdasan
linguistic, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musical, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan kinestetik jasmani,
kecerdasan interpersonal,dan kecerdasan naturalistik. Berikut data dari
ke-5 siswa-siswi tersebut :

Data kecerdasan yang dimiliki siswa-siswi


a. Nama : Rahmat Riung Rando

Laporan Observasi | 37
Kecerdasan linguistik : Tidak bisa mengolah kata-kata
ketika berbicara didepan kelas
Kecerdasan visual-spasial : Dapat menggunakan
kecerdasan visualnya dengan
baik
Kecerdasan musikal : Dapat membedakan jenis music
dan menyukai jenis musik POP
Kecerdasan intrapersonal : Dapat memahami diri sendri dan
dapat membedakan suasana hati
sendiri
Kecerdasan logis matematis : Mampu menggunakan logika
serta mengolah angka dalam
pelajaran matematika
Kecerdasan kinestetik jasmani : Mampu menggunakan seluruh
tubuhnya untuk mengekspresikan
dirinya
Kecerdasan interpersonal : Dapat memahami suasana hati
temannya
Kecerdasan naturalistik : Mampu mengelompokkan dan
membedakan jenis flora dan
fauna

b. Nama : Fathu Rahman


Kecerdasan linguistik : Tidak bisa mengolah kata-kata
ketika berbicara didepan kelas
Kecerdasan visual-spasial : Dapat menggunakan
kecerdasan visualnya dengan
baik
Kecerdasan musikal : Dapat membedakan jenis music
dan menyukai jenis musik POP
Kecerdasan intrapersonal : Dapat memahami diri sendri dan
dapat membedakan suasana hati
sendiri
Kecerdasan logis matematis : Mampu menggunakan logika
serta mengolah angka dalam
pelajaran matematika

Laporan Observasi | 38
Kecerdasan kinestetik jasmani : Mampu menggunakan seluruh
tubuhnya untuk mengekspresikan
dirinya
Kecerdasan interpersonal : Dapat memahami suasana hati
temannya
Kecerdasan naturalistik : Mampu mengelompokkan dan
membedakan jenis flora dan
fauna

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Kecerdasan linguistik : Tidak bisa mengolah kata-kata
ketika berbicara didepan kelas
Kecerdasan visual-spasial : Dapat menggunakan
kecerdasan visualnya dengan
baik
Kecerdasan musikal : Dapat membedakan jenis music
dan menyukai jenis musik Dangut
Kecerdasan intrapersonal : Dapat memahami diri sendri dan
dapat membedakan suasana hati
sendiri
Kecerdasan logis matematis : Mampu menggunakan logika
serta mengolah angka dalam
pelajaran matematika
Kecerdasan kinestetik jasmani : Mampu menggunakan seluruh
tubuhnya untuk mengekspresikan
dirinya
Kecerdasan interpersonal : Dapat memahami suasana hati
temannya
Kecerdasan naturalistik : Mampu mengelompokkan dan
membedakan jenis flora dan
fauna

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Kecerdasan linguistik : Tidak bisa mengolah kata-kata
ketika berbicara didepan kelas

Laporan Observasi | 39
Kecerdasan visual-spasial : Dapat menggunakan
kecerdasan visualnya dengan
baik
Kecerdasan musikal : Dapat membedakan jenis music
dan menyukai jenis musik POP
Kecerdasan intrapersonal : Dapat memahami diri sendri dan
dapat membedakan suasana hati
sendiri
Kecerdasan logis matematis : Sangat mampu menggunakan
logika serta mengolah angka
dalam pelajaran matematika
Kecerdasan kinestetik jasmani : Mampu menggunakan seluruh
tubuhnya untuk mengekspresikan
dirinya
Kecerdasan interpersonal : Dapat memahami suasana hati
temannya
Kecerdasan naturalistik : Mampu mengelompokkan dan
membedakan jenis flora dan
fauna

e. Nama : Reni Maudi


Kecerdasan linguistik : Tidak bisa mengolah kata-kata
ketika berbicara didepan kelas
Kecerdasan visual-spasial : Dapat menggunakan
kecerdasan visualnya dengan
baik
Kecerdasan musikal : Dapat membedakan jenis music
dan menyukai jenis musik POP
Kecerdasan intrapersonal : Dapat memahami diri sendri dan
dapat membedakan suasana hati
sendiri
Kecerdasan logis matematis : Sangat mampu menggunakan
logika serta mengolah angka
dalam pelaja-ran matematika

Laporan Observasi | 40
Kecerdasan kinestetik jasmani : Mampu menggunakan seluruh
tubuhnya untuk mengekspresikan
dirinya
Kecerdasan interpersonal : Dapat memahami suasana hati
temannya
Kecerdasan naturalistik : Mampu mengelompokkan dan
membedakan jenis flora dan
fauna

Persamaan dan perbedaan

Dari data diatas dapat diketahui persamaan dan perbedaan dari


kecerdasan mereka yaitu :

a. Persamaan

Dari hasi obesrvasi ke lima tersebut memiliki persamaan pada


kecerdasan linguistik dikarenakan mereka sama-sama tidak bisa
mengolah kata-kata ketika berbicara didepan kelas, kecerdasan
visual spasial di karenakan mereka mampu menggunakan
kecerdasan visual spasial dengan baik, kecerdasan musikal karena
mereka mampu membedakan jenis musik dan menyukai music
walau jenis music yang sukai berbeda-beda, kecerdasan
intrapersonal karena mereka sama-sama dapat memahami diri
sendri dan dapat membedakan suasana hati sendiri, kecerdasan
kinestetik jasmani karena sama-sama menyukai olahraga dan
mampu menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan
dirinya, kecerdasan interpersonal karena mereka dapat memahami
suasana hati temannya, kecerdasan naturalistic krena mereka
dapat membedakan dan mengelompokkan jenis flora dan fauna
dengan baik.

b. Perbedaan
Dari hasi obesrvasi ke lima tersebut memiliki perbedaan pada
kecerdasan logis matematis dikarenakan ada dua dari lima siswa

Laporan Observasi | 41
tersebut yang memiliki kecerdasan logis matematis sangat baik
dikarenakan siswa tersebut menyukai pelajaran matematika,
sedangkan tiga siswa lainnya memilik kecerdasan logis matematis
yang cukup baik dikarenakan siswa tersebut tidak terlalu suka
dengan pelajaran matematika.

3. Mengidentifikasi masalah kognitif

Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan


dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang
memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu
obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti
pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu
diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.

Berdasarkan teori tersebutdapat dilihat perkembangan kognitif dari


masing-masing siswa dibawah ini :

Data siswa berkaitan dengan kognitifnya


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Kognitif siswa : kognitifnya sangat terlihat di pelajaran
biologi, dibuktikan dengan nilai yang
diperoleh sangat baik dan merupakan
pelajaran kesukaannya.

b. Nama : Fathu Rahman


Kognitif siswa : Kognitifnya sangat terlihat di pelajaran
prakarya dibuktikan dengan nilai yang
diperoleh sangat baik dan merupakan
pelajaran kesukaannya.

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Kognitif siswa : Kognitifnya sangat terlihat di pelajaran
prakarya dibuktikan dengan nilai yang

Laporan Observasi | 42
diperoleh sangat baik dan merupakan
pelajaran kesukaannya.

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Kognitif siswa : kognitifnya sangat terlihat di pelajaran
matematika dibuktikan dengan selalu
mendapat nilai yang tinggi dalam
pelajaran matematika dan merupakan
salah satu siswa yang pandai
matematika di kelas VII-9 dan juga
merupakan pelajaran kesukaannya.

e. Nama : Reni Maudi


Kognitif siswa : kognitifnya sangat terlihat di pelajaran
matematika dibuktikan dengan nilai-nilai
yang baik dalam pelajaran matematika
dan merupakan pelajaran kesukaannya.
Persamaan dan perbedaan
Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Ada dua siswa yang memiliki kognitif yang sangat baik pada
pelajaran prakarya yaitu Fathu dan Ageng, da nada dua siswa
yang memiliki kognitif yang sangat baik dalam pelajaran
matematika yaitu Melisa dan Reni.
b) Perbedaan
Perbedaan yang tampak dari ke-5 siswa ini sangat jelas dalam
hal kognitif. Beberapa penyebabnya adalah kemauan diri untuk
memperoleh ilmu berbeda. Selain itu pelajaran kesukaan juga
menjadi salah satu faktornya, apabila siswa sudah menyukai
pelajaran tersebut maka siswa tersebut akan hanya
mempelajari yang disukai saja.

4. Mengidentifikasi masalah psikomotorik

Laporan Observasi | 43
Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) tau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan
dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-
kecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan
dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul,
dan sebagainya.

Data perkembangan psikomotorik siswa


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Perkembagan psikomotorik siswa : Keterampilan akan
terlihat ketika sudah
diberikan contoh oleh guru
maupun teman sekitarnya

b. Nama : Fathu Rahman


Perkembagan psikomotorik siswa : Keterampilan anak ini
sangat baik walau tidak
diberikan contoh terlebih
dahulu namun sudah
dapat menciptakan
keterampilan sendiri dan di
tunjang dengan kognitif
yang baik pada pelajaran
prakarya.

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Perkembagan psikomotorik siswa : Keterampilan anak ini
sangat baik walau tidak
diberikan contoh terlebih
dahulu namun sudah
dapat menciptakan
keterampilan sendiri dan di

Laporan Observasi | 44
tunjang dengan kognitif
yang baik pada pelajaran
prakarya.

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Perkembagan psikomotorik siswa : Bisa dikatakan siswa ini
memiliki psikomotorik yang
kurang dikarenakan tidak
dapat menciptakan
keterampilan sendiri
sebelum diberikan contoh
oleh guru maupun teman
sekitarnya

e. Nama : Reni Maudi


Perkembagan psikomotorik siswa : Bisa dikatakan siswa ini
memiliki psikomotorik yang
kurang dikarenakan tidak
dapat menciptakan
keterampilan sendiri
sebelum diberikan contoh
oleh guru maupun teman
sekitarnya.

Persamaan dan perbedaan


Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Dari 5 orang siswa 3 diantaranya memiliki kesamaan yang
sama yaitu masih belum bisa menyeimbangkan antara kognitif
dengan psikomotoriknya sehingga ada yang lebih dominan
diantara keduanya dan mengembangkan psikomotoriknya,
namun 2 dari 5 siswa tersebut sudah bias menyeimbangkan
antara kognitif dan psikomotoriknya sehinga keduanya
seimbang.
Laporan Observasi | 45
b) Perbedaan
Perbedaannya antara lain keterampilan dari setiap individu
berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena minat yang dimiliki oleh mereka berbeda-beda sehingga
apa yang disukai hanya itu yang diperkuat dan kurangnya
keinginan diri untuk mempelajari hal lain selain dari apa yang
mereka sukai.
5. Mengidentifikasi masalah afektif

Afektif adalah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Afektif


mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku. Berdasarkan teori tersebut kita bisa lihat
perkembangan afektif dari siswa dibawah ini :

Data afektif siswa-siswi


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Afektif siswa : Termasuk siswa yang aktif di dalam
kelas, mau bertanya saat berdiskusi dan
bertanya apa bila ada yang tidak di
mengerti.

b. Nama : Fathu Rahman


Afektif siswa : Termasuk siswa yang aktif di dalam
kelas, tidak malu-malu untuk bertanya
saat berdiskusi ataupun bertanya
apabila ada yang tidak di mengerti.

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Afektif siswa : Termasuk siswa yang tidak aktif
didalam kelas dan jarang bertanya di
dalam kelas hanya diam saja.

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Afektif siswa : Termasuk siswa yang tidak aktif
didalam kelas, masih malu untuk

Laporan Observasi | 46
bertanya, di dalam kelas hanya diam
saja.

e. Nama : Reni Maudi


Afektif siswa : Termasuk siswa yang tidak aktif
didalam kelas, masih malu untuk
bertanya, di dalam kelas hanya diam
saja.

Persamaan dan perbedaan


Dari ke-5 siswa-siswi tersebut didapat beberapa persamaan dan
perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Kesamaan yang terlihat dari siswa-siswi tersebut adalah usaha
siswa untuk aktif di dalam kelas walau tiga diantara siswa
tersebut masih ada yang malu-malu.
b) Perbedaan
Yang berbeda dari siswa-siswi ini adalah afektif dari setiap
siswa ada yang baik ada juga yang tidak. Penyebabnya yaitu
masih adanya rasa malu dan takut pada diri siswa apa bila ingin
mengajukan pertanyaan.

6. Mengidentifikasi masalah sikap

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka


atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara
mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui
penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan,
dan konsistensi terhadap sesuatu.

Berikut adalah data mengenai sikap siswa yang bisa dilihat melalui
observasi yang telah dilakukan

Laporan Observasi | 47
Data sikap siswa-siswi didalam kelas
a. Nama : Rahmat Riung Rando
Sikap siswa dalam keseharian : Sedikit tidak mau mendengar
jika di tegur oleh guru, cuek
terhadap apa yang dikatakan
guru .

b. Nama : Fathu Rahman


Sikap siswa dalam keseharian : Sedikit tidak mau mendengar
jika di tegur oleh guru, cuek
terhadap apa yang dikatakan
guru.

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Sikap siswa dalam keseharian : Termasuk siswa yang nurut jika
ditegur oleh guru dan tidak
melawan guru

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Sikap siswa dalam keseharian : Termasuk siswa yang nurut jika
ditegur oleh guru dan tidak
melawan guru

e. Nama : Reni Maudi


Sikap siswa dalam keseharian : Termasuk siswa yang nurut jika
ditegur oleh guru dan tidak
melawan guru.

Persamaan dan perbedaan


Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Persamaan yang bisa ditarik yaitu bagaimana mereka masih
bisa menghargai guru meskipun masih ada beberapa orang
yang cuek terhadap perkataan guru namun tidak sampai
melawan guru.
b) Perbedaan

Laporan Observasi | 48
Penyebab perbedaan diatas adalah masih kurangnya
kesadaran dari individu untuk menerima masukan atau pun
teguran dari guru dan masih harus banyak diberi pengajaran
tentang bagaimana sikap yang baik jika berhadapan dengan
guru atau orang disekitarnya.

7. Mengidentifikasi Masalah Psikologi Emosional

Salah satu permasalahan psikologis remaja adalah emosi yang masih


labil. Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu
waktu mereka akan kelihatan sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba
langsung bisa menjadi sedih atau marah. Emosi remaja lebih kuat dan
lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat
melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa
memikirkan resiko yang akan terjadi. Berdasarkan teori tersebut dapat
dilihat perkembangan masalah psikologis yang dialami siswa-siswi
dibawah ini :

Data emosional siswa-siswi


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Emosional : Tergolong siswa yang emosional dalam
kesehariannya, hal ini terlihat dari sifat
mudah marah kepada teman-temannya
dalam berteman ataupun bergaul.
b. Nama : Fathu Rahman
Emosional : Tergolong siswa yang emosional dalam
kesehariannya, hal ini terlihat dari sifat
mudah marah kepada teman-temannya
dalam berteman ataupun bergaul.

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Emosional : Tergolong siswa yang tidak emosional
dalam kesehariannya, hal ini terlihat dari
sifatnya yang tidak mudah marah atau

Laporan Observasi | 49
tersinggung dalam berteman ataupun
bergaul.

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Emosional : Tergolong siswa yang emosional dalam
kesehariannya, hal ini terlihat dari sifat
mudah marah kepada teman-temannya
dalam berteman ataupun bergaul.

e. Nama : Reni Maudi


Emosional : Tergolong siswa yang emosional dalam
kesehariannya, hal ini terlihat dari sifat
mudah marah kepada teman-temannya
dalam berteman ataupun bergaul.

Persamaan dan perbedaan


Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Ke-5 siswa-siswi tersebut ada yang memiliki kesamaan dalam
hal emosional. Mungkin disebabkan kondisi dalam berteman
yang menuntut mereka harus bersikap yang baik atau mungkin
sangat tempramen.
b) Perbedaan
Perbedaan emosional siswa tersebut desebabkan oleh berbagai
macam hal mulai dari sifat masing-masing siswa tersebut,
belum bias mengontrol emosi masing-masing dengan baik, dan
pendidikan karakter yang sudah diajarakan oleh orang tua.

8. Mengidentifikasi Masalah Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan


manusia lainya dlam masyarakat. Sosialisasai pada dasarnya merupakan
proses penyesuayan diri terhadap kehidupan sosial, yaitu bagaimana

Laporan Observasi | 50
seharusnya seorang manusia hidup di dalam kelompoknya, baik klompok
primer ( keluarga ) maupun kelompok sekunder ( masyarakat ). Proses
sosialisasi dan interaksi sosial dimulai sejak manusia lahir dan
berhubungan terus hingga ia dewasa atau tua. Berdasarkan teori tersebut
dapat dilihat perkembangan masalah sosial yang dihadapi oleh siswa-
siswi dibawah ini :

Data siswa-siswi dalam bersosialisai


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Sikap sosial : Termasuk siswa yang mudah
bersosialisasi dengan siapapun
termasuk dengan teman yang beda
kelas dengannya.

b. Nama : Fathu Rahman


Sikap sosial : Termasuk siswa yang mudah
bersosialisasi dengan siapapun
termasuk dengan teman yang beda
kelas dengannya.

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Sikap sosial : Termasuk siswa yang mudah
bersosialisasi dengan siapapun
termasuk dengan teman yang beda
kelas dengannya namun membutuhkan
waktu untuk bisa akrab dengan teman
baru.

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Sikap sosial : Termasuk siswa yang mudah
bersosialisasi dengan siapapun
termasuk dengan teman yang beda
kelas dengannya namun membutuhkan
waktu untuk bisa akrab dengan teman
baru..

Laporan Observasi | 51
e. Nama : Reni Maudi
Sikap sosial : Termasuk siswa yang mudah
bersosialisasi dengan siapapun
termasuk dengan teman yang beda
kelas dengannya.

Persamaan dan perbedaan


Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Persaman dari kelima siswa tersebut adalah mudah berteman
dan bergaul dengan siapapun dilingkungan sekolahnya.
b) Perbedaan
Perbedaan dari kelima siswa tersebut yang tampak jelas
diantara mereka yaitu proses mengakrabkan diri dengan orang
lain atau pun dengan teman yang bebeda kelas. Ada siswa
yang cepat akrab da nada pula dengan siswa yang tidak cepat
akrab walau mereka sama-sama mudah bersosialisasi.

9. Mengidentifikasi Masalah Religius/spiritual

Sifat hakiki manusia adalah homo religius merupakan mahluk


beragama yang mempunyai pitrah untuk memahami dan menerima nilai
nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus menjadikan
kebenaran agama itu sebagai rujukan sikap dalam perilakunya.
Perkembangannya amat tergantung kepada kondisi kehidupan beragama
lingkungan dimana anak itu hidup, terutama lingkungan keluarga, dalam
arti lingkungan itu memberikan ajaran, bimbingan dengan memberikan
motivasi dan ketauladanan yang baik dalam mengamalkan nilai agama,
maka anak itu akan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia
dan berbudi pekerti yang luhur.
Berdasarkan teori tersebut dapat dilihat perkembangan masalah
religius yang dialami oleh siswa-siswi ini diantaranya :

Laporan Observasi | 52
Data siswa-siswi berkaitan dengan agama / spiritual
a. Nama : Rahmat Riung Rando
Spiritual : rajin beribadah meskipun belum istiqomah
namun tidak begitu antusias terhadap kegiatan
keagamaan yang diadakan disekolah

b. Nama : Fathu Rahman


Spiritual : rajin beribadah meskipun belum istiqomah
serta namun tidak begitu antusias terhadap
kegiatan keagamaan yang diadakan
disekolahnya

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Spiritual : rajin beribadah meskipun belum istiqomah
serta begitu antusias terhadap kegiatan
keagamaan yang diadakan disekolahnya

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Spiritual : rajin beribadah serta begitu antusias terhadap
kegiatan keagamaan yang diadakan
disekolahnya

e. Nama : Reni Maudi


Spiritual : rajin beribadah serta begitu antusias terhadap
kegiatan keagamaan yang diadakan
disekolahnya

Persamaan dan perbedaan


Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :

a) Persamaan
Persamaan dalam hal keagamaan dari kelima siswa tersebut
yaitu sama-sama beragama islam.
b) Perbedaan

Laporan Observasi | 53
Perbedaan yang tampak diantara siswa tersebut tentang
ketaatan mereka terhadap agama mereka terutama tentang
kebiasaan menjalankan kewajiban mereka. Penyebabnya
adalah faktor kebiasaan serta ajaran yang diajarkan oleh
keluarga mereka serta lingkungan tempat tinggal mereka,serta
pengajaran yang diberikan oleh orang tua mereka mengenai
pemahaman serta apa-apa yang harus mereka kerjakan sesuai
dengan perintah dari agama yang menjadi kepercayaan
mereka. Selain itu dari kesadaran mereka masing-masing
dalam menjalakan kewajiban

10. Mengidentifikasi masalah gaya belajar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam


pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika
menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah
informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan
menyenangkan.
Berikut data dari gaya belajar dari masing-masing individu tersebut
bisa diliihat berdasarkan pemaparan materi diatas :

Data gaya belajar siswa-siswi


a. Nama : Rahmat Riung Rando
Gaya belajar siswa : Tipe siswa yang menyukai gaya belajar
yang menggabungkan antara audio dan
visual

b. Nama : Fathu Rahman


Gaya belajar siswa : Termasuk tipe siswa yang menyukai
gaya belajar kinestetik seperti praktikum

c. Nama : Ageng Priyo Wijaya


Gaya belajar siswa : Tipe siswa yang menyukai gaya belajar
kinestetik seperti pengamatan atau

Laporan Observasi | 54
belajar dengan terjun langsung ke
lingkungan sekitar

d. Nama : Melisa Pebri Rahayu


Gaya belajar siswa : Termasuk tipe siswa yang menyukai
gaya belajar visual seperti presentasi

e. Nama : Reni Maudi


Gaya belajar siswa : Termasuk tipe siswa yang menyukai
gaya belajar kinestetik seperti praktikum

Penyebab persamaan/perbedaan
Dari ke-5 siswa-siswi tersebut telah didapat beberapa persamaan
dan perbedaan diantara mereka yaitu sebagai berikut :
a) Persamaan
Penyebab kesamaan diantara kelima siswa tersebut adalah
mereka masih belum bisa belajar secara mandiri sehingga
mereka harus diberi penjelasan terlebih dahulu sehingga
membuat mereka memahami pelajaran.
b) Perbedaan
Perbedaan yang tampak dari gaya belajar mereka sudah sangat
jelas. Ada yang menyukai gaya belajar kinestetik, audio-visual,
dan visual hal itu disebabkan oleh tingkat pemahaman mereka
yang berbeda-beda.
Implikasi Model Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai


karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri,
sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaan

Laporan Observasi | 55
sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah.

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada


setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma
atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan,
dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran
kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi dan pengamalan nyata dalam
kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu


penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Melalui program ini
diharapkan setiap lulusan memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi
akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang
baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih
luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.

Implikasi model pendidikan holistik berbasis karakter adalah


membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter, yaitu
mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual dan
intelektual siswa secara optimal. Selain itu untuk membentuk manusia
yang lifelong learners (pembelajar sejati) bisa dilakukan dengan beberapa
langkah sebagaimana uraian berikut.

Laporan Observasi | 56
1) Menerapkan metode belajar yang melibatkan partisipasi aktif murid, yaitu
metode yang dapat meningkatkan motivasi murid karena seluruh dimensi
manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang
konkrit, bermakna, serta relevan dalam konteks kehidupannya (student
active learning, contextual learning, inquiry-based learning, integrated
learning).
2) Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (conducive learning
community) sehingga anak dapat belajar dengan efektif di dalam suasana
yang memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan
memberikan semangat.
3) Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis,
dan berkesinambungan dengan melibatkan aspek knowing the good,
loving the good, and acting the good.
4) Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing anak,
yaitu menerapkan kurikulum yang melibatkan juga 9 aspek kecerdasan
manusia.
5) Seluruh pendekatan di atas menerapkan prinsip-prinsip.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari


proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga
diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau
keadaan jasmaniah ) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara

Laporan Observasi | 57
berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang
terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, bekerja
dalam suatu proses perubahan yang berkenaan dengan aspek-aspek fisik
dan psikhis atau perubahan tingkah laku dan kemampuan sepanjang
proses perkembangan individu mulai dari massa konsepsi sampai mati.
Dari hasil observasi yang telah saya lakukan di SMP Negeri 3
Tarakan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

Pada umumnya, perkembangan yang di tinjau dari aspek fisik,


kecerdasan, kognitif, afektif, sikap, emosional, sosial, spiritual dan gaya
belajar dari kelima siswa tersebut berbeda antara satu dengan yang
lainnya.

Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan


oleh kedua orang tua, kepribadi siswa yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya, kemampuaan pemaham siswa, serta lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan siswa.

B. Saran

Kita sebagai mahasiswa calon guru yang telah melakukan

observasi, kita harus bisa mempersiapkan diri menjadi tenaga pengajar

dan pendidik yang dapat memberikan konstribusi yang berkualitas

mengenai perkembangan peserta didik kita nantinya. Agar peserta didik

kita dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan lancar hingga

akhirnya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan berguna

bagi bangsa dan negara.

Laporan Observasi | 58
Selain itu saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan
dari laporan saya ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Monks, FJ, dkk. 1984. Jurnal Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam


Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: UGM Press.

Maulan, Yusup. 2012. Proses Perkembangan Anak SMP,


(http://yusupmaulan.blogspot.co.id/2012/11/penelitian-proses-
perkembangan-anak-smp.html ), diakses pada tanggal 20 November
2016

Siregar, Purwawisesa. 2014 . Pertumbuhan dan Perkembangan,


(http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/03/makalah-

Laporan Observasi | 59
tentang-pertumbuhan-dan-perkembangan.html), diakses pada tanggal
20 November 2016

Bella, Iman . 2012 . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan


Perkembangan, (https://imanbella.wordpress.com/tugas-tugas-
2/makalah-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-dan-
perkembangan-anak), diakses pada tanggal 21 November 2016

LAMPIRAN

A. Hasil Wawancara

1. Wawancara Subjek
Siapa nama kamu ?
a. Rahmat Riung Rando
b. Fathu Rahman
c. Ageng Priyo Wijaya
d. Melisa Pebri Rahayu
e. Reni Maudi

Laporan Observasi | 60
Berapa tinggi badan ?
a.141 cm
b.145 cm
c.160 cm
d.160 cm
e.145 cm
Berapa berat badan ?
a. 35 kg
b. 36 kg
c. 45 kg
d. 45 kg
e. 38 kg
Pelajaran apa yang disukai ? Asalannya ?
a. Biologi, karena dapat mengetahui jenis-jenis makhluk hidup
b. Prakarya, karena mudah dan asik
c. Prakarya, karena mudah
d. Matematika, karena suka menghitung
e. Matematika, karena suka menghitung

Apakah menyukai music ? Jika iya jenis music apa yang disuakai ?
a. Suka, jenis musik POP
b. Suka, jenis musik POP
c. Suka, jenis musik dangdut
d. Suka, jenis musik POP
e. Suka, jenis musik POP
Apakah kamu dapat membedakan suasana hati sendiri ? Jika iya
bagaimana cara kamu memahaminya ?
a. Iya saya bisa memahami suasana hati saya, jika sedih saya
lebih memilih keluar rumah atau jalan-jalan.
b. Iya saya bisa memahami suasana hati saya, jika saya sedih
saya lebih memilih tidur.
c. Iya saya bisa memahami suasana hati saya, jika saya sedih
saya lebih memilih menonton tv
d. Iya saya bisa memahami suasana hati saya, jika saya senang
saya lebih suka menonton tv
e. Iya saya bisa memahami suasana hati saya, jika saya sedih
saya lebih memilih mengurung diri di kamar
Apakah kamu suka dengan pelajaran yang berhubungan dengan
angka ?
a. Senang
b. Senang
c. Senang

Laporan Observasi | 61
d. Sangat senang
e. Sangat senang
Apakah kalian senang jika disuruh menjelaskan atau berpidato di
depan kelas ? Alasan ?
a. Tidak, karena bingung mau bilang apa
b. Tidak, karena saya tidak pandai berbicara didepan umum
c. Tidak, karena saya bingung jika didepan harus berkata apa dan
harus ngapain
d. Tidak, karena saya mudah gugup
e. Tidak, karena saya tidak pandai berbicara di depan dan mudah
gugup
Apakah kamu suka dengan pelajaran olahraga ?
a. Suka
b. Suka
c. Suka
d. Suka
e. Suka
Bagaimana cara kamu mengetahui suasana hati teman ?
a. Lihat dari tingkah lakunya
b. Lihat dari tingkah lakunya
c. Lihat dari raut wajahnya
d. Lihat dari tingkah lakunya
e. Lihat dari sikapnya
Gaya belajar seperti apa yang kamu sukai ?
a. Suka gaya belajar yang menjelaskannya menggunakan video
b. Praktikum
c. Terjun langsung ke lingkungan sekitar
d. Presentasi
e. Praktikum

2. Wawancara 2 orang teman


Bagaimana emosional dari Rahmat (A), Fathu (B), Ageng (C),
Melisa (D), Reni (E) dalam berteman ?
Teman 1
a. Emosional karena mudah marah
b. Emosional karena mudah marah
c. Tidak emosional pendiam anaknya
d. Emosional karena mudah marah tetapi anaknya pendiam juga
e. Emosional karena mudah marah

Teman 2
a. Emosional karena mudah marah
b. Emosional karena mudah marah suka mengganggu juga

Laporan Observasi | 62
c. Tidak emosional pendiam anaknya
d. Tidak emosional pendiam anaknya
e. Emosional karena mudah marah
Bagaimana Rahmat (A), Fathu (B), Ageng (C), Melisa (D), Reni (E)
dalam kehidupan social ? Apakah mudah berteman dengan siapa
saja atau tidak ?
Teman 1
a. Mudah berteman dengan siapa saja
b. Mudah berteman dengan siapa saja
c. Mudah berteman dengan siapa saja
d. Mudah berteman dengan siapa saja
e. Mudah berteman dengan siapa saja

Teman 2
a. Mudah berteman dengan siapa saja
b. Mudah berteman dengan siapa saja
c. Mudah berteman dengan siapa saja
d. Mudah berteman dengan siapa saja
e. Mudah berteman dengan siapa saja
Bagaiman keseharian Rahmat (A), Fathu (B), Ageng (C), Melisa
(D), Reni (E) yang berkenaan dengan keagamaan ?
Teman 1
a. rajin beribadah tapi tidak begitu suka terhadap kegiatan
keagamaan yang diadakan disekolah
b. rajin beribadah tapi tidak begitu suka terhadap kegiatan
keagamaan yang diadakan disekolah
c. rajin beribadah serta rajin mengikuti kegiatan keagamaan yang
diadakan disekolah
d. rajin beribadah serta rajin mengikuti kegiatan keagamaan yang
diadakan disekolah
e. rajin beribadah serta rajin mengikuti kegiatan keagamaan yang
diadakan disekolah

Teman 2
a. rajin sholat tapi malas ikut kegiatan keagamaan yang diadakan
disekolah
b. rajin sholat tapi malas ikut kegiatan keagamaan yang diadakan
disekolah
c. rajin sholat selalu hadir jika ada kegiatan keagamaan yang
diadakan disekolah

Laporan Observasi | 63
d. rajin beribadah serta rajin mengikuti kegiatan keagamaan yang
diadakan disekolah
e. rajin sholat selalu hadir jika ada kegiatan keagamaan yang
diadakan disekolah
Bagaimana keaktifan Rahmat (A), Fathu (B), Ageng (C), Melisa
(D), Reni (E) didalam kelas ?
Teman 1
a. Aktif, suka bertanya
b. Aktif, suka bertanya
c. Tidak aktif, diam saja di kelas, jarang bertanya
d. Tidak aktif, diam saja di kelas, tidak pernah bertanya
e. Tidak aktif, diam saja di kelas, tidak pernah bertanya

Teman 2
a. Aktif, suka bertanya
b. Aktif, suka bertanya
c. Tidak aktif, diam saja di kelas, jarang bertanya
d. Tidak aktif, tidak pernah bertanya
e. Tidak aktif, tidak pernah bertanya

3. Wawancara guru
Guru wali kelas
Bagaimana perkembangan kognitif Rahmat , Fathu , Ageng ,
Melisa, Reni didalam kelas, dan dalam pelajaran apa yang paling
menonjol ?
Jawab : untuk kognitif kembali lagi pada siswa dari mata pelajaran
apa yang disukainya biasanya apa yang mereka sukai lebih sering
dipelajari sehingga pemahaman tentang pelajaran tersebut lebih
kuat dan mendapat nilai yang baik.
Bagaimana afektif Rahmat ,Fathu , Ageng , Melisa , Reni dalam
kelas pada saat proses pembelajaran ?
Jawab : Aktif semua meskipun ada 1 atau 2 orang yang suka
mencari perhatian. Untuk Rahmat dan Fathu termasuk siswa yang
aktif sedangkan Ageng, Melisa, Reni tidak terlalu aktif didalam
kelas
Bagaimana psikomotorik Rahmat , Fathu , Ageng , Melisa , Reni
didalam kelas saat pembelajaran ?

Laporan Observasi | 64
Jawab : Kebanyakan dari mereka setelah diberi satu contoh baru
bisa memunculkan kreatifitasnya, untuk Fathu dan Ageng termasuk
anak yang kreatif, sisanya seperti yang saya bilang sebelumnya.
Bagaimana sikap Rahmat , Fathu , Ageng , Melisa , Reni didalam
kelas saat menerima pelajaran atau saat diberi teguran oleh guru ?
Jawab : semua memiliki sikap yang unik ada yang penurut jika di
tegur dan ada pula yang cuek saat di tegur tetapi tidak ada yang
melawan guru. Untuk Rahmat dan Fathu itu tipikal siswa yang cuek
saat di tegur tetapi tidak melawan guru, sedangkan Ageng, melisa,
dan Reni tipikal siswa penurut.

Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia


Bagaimana perkembangan kognitif Rahmat , Fathu , Ageng ,
Melisa, Reni dalam pelajaran Bahasa Indonesia ?
Jawab : semuanya memiliki kognitif yang baik dalam mata
pelajaran saya, yang paling terliahat kognitifnya dalam Bahasa
Indonesia yaitu melisa.
Bagaimana afektif Rahmat ,Fathu , Ageng , Melisa , Reni dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia ?
Jawab : Aktif semua meskipun ada 1 atau 2 orang yang suka bikin
kegaduhan
Bagaimana psikomotorik Rahmat , Fathu , Ageng , Melisa , Reni
didalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ?
Jawab : untuk psikomotorik siswa susah memunculkan idenya
sendiri jadi perlu diberi contoh terlebih dahulu tetapi ada beberapa
yang memang memiliki keterampilan lebih
Bagaimana sikap Rahmat , Fathu , Ageng , Melisa , Reni didalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia ?
Jawab : sikap siswa itu unik berbeda antara satu dengan yang
lainnya ada yang cuek, penurut dan sebagainya .

Laporan Observasi | 65
B. Dokumentasi Pada Saat Observasi

Laporan Observasi | 66
Laporan Observasi | 67
Laporan Observasi | 68

Anda mungkin juga menyukai