Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PAPER BIMBINGAN DAN KONSELING (BK)


Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Ranni Rahmayanthi Z S.Pd.,M.A

Disusun oleh :
Mentari (2213034048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
1. Prinsip BK
Prinsip bimbingan dan konseling juga tercantum di dalam lampiran
Permendikbud no.111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
a. Diperuntukkan bagi semua dan tidak diskriminatif. Layanan bimbingan dan konseling
(BK) harus tersedia untuk semua siswa tanpa memandang latar belakang mereka,
termasuk suku, agama, jenis kelamin, atau kondisi fisik maupun mental. Tidak boleh ada
diskriminasi dalam memberikan pelayanan BK kepada siswa.
b. Merupakan proses individuasi. Layanan BK mengakui keunikan setiap individu siswa.
Proses BK harus memperhatikan perbedaan individual dan memberikan dukungan yang
sesuai dengan kebutuhan, minat, dan potensi setiap siswa.
c. Menekankan pada nilai yang positif. Layanan BK bertujuan untuk mengembangkan
potensi positif siswa. Konselor atau guru BK akan memberikan dorongan dan pengarahan
yang memperkuat kekuatan siswa, membantu mereka mengenali dan mengembangkan
kelebihan diri serta mengatasi tantangan yang dihadapi.
d. Merupakan tanggung jawab bersama. Layanan BK merupakan tanggung jawab bersama
antara kepala satuan pendidikan, konselor atau guru BK, dan pendidik lainnya dalam
satuan pendidikan. Mereka bekerja sama untuk menyelenggarakan program BK yang
efektif dan mendukung perkembangan siswa.
e. Mendorong konseli untuk mengambil keputusan secara bertanggungjawab. Layanan BK
bertujuan untuk membantu konseli dalam proses pengambilan keputusan yang baik dan
bertanggung jawab. Konselor atau guru BK akan memberikan informasi dan
membimbing konseli untuk membuat keputusan yang sesuai dengan nilai, minat, dan
potensi mereka.
f. Berlangsung dalam berbagai latar kehidupan. Layanan BK tidak hanya terjadi di
lingkungan sekolah, tetapi juga dapat melibatkan latar kehidupan siswa di rumah,
masyarakat, dan lingkungan lainnya. BK harus mempertimbangkan konteks sosial dan
lingkungan siswa dalam memberikan pelayanan yang efektif.
g. Merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Layanan BK tidak terpisah dari proses
pendidikan. Ia saling terkait dan saling mendukung dalam mencapai tujuan pendidikan
yang holistik, termasuk perkembangan pribadi, sosial, dan akademik siswa.
h. Dilaksanakan dalam bingkai budaya Indonesia. Layanan BK harus sesuai dengan nilai-
nilai budaya Indonesia. Konselor atau guru BK perlu memahami dan menghormati nilai-
nilai budaya lokal dalam memberikan layanan yang efektif dan relevan bagi siswa.
i. Bersifat fleksibel dan adaptif serta berkelanjutan. Layanan BK harus dapat menyesuaikan
diri dengan perubahan kebutuhan dan tuntutan siswa. BK perlu bersifat fleksibel, adaptif,
dan berkelanjutan untuk mengatasi perubahan lingkungan dan perkembangan siswa.
j. Dilaksanakan sesuai standar dan prosedur profesional BK. Layanan BK harus mengikuti
standar dan prosedur profesional yang telah ditetapkan. Konselor atau guru BK harus
memiliki kompetensi dan pengetahuan yang memadai dalam melaksanakan pelayanan
BK secara profesional.
k. Disusun berdasarkan kebutuhan konseli. Layanan BK harus disesuaikan dengan
kebutuhan individu konseli. Program BK harus dirancang secara individual dan
berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang situasi, kebutuhan, dan perkembangan
siswa yang dilayani
2. Fungsi BK
Fungsi merupakan realisasi dari sebuah tujuan tanpa fungsi sebuah tujuan hanya
akan menjadi angan belaka. Menurut Dewa Ketut Sukardi fungsi dari bimbingan dan
konseling adala sebagai berikut:
a. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi yang menghasilkan pemahan mengenai hal-hal tentang
peserta didik yang meliputi pemahamn tentang diri peserta didik, lingkungan sekitar
peserta didik dan lingkungan peserta didik yang lebih luas seperti informasi pendidikan,
jabatan, sosial dan budaya.
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi untuk mencegah peserta didik dari masalah-masalah
yang akan mengganggu atau menghambat proses perkembangannya
c. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi untuk mengentaskan atau menyelesaikan masalah-
masalah yang dialami oleh peserta didik
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk memelihara dan
mengembangkan segala potensi positif peserta didik agar bisa berkembang secara
mantap dan berkelanjutan.
e. Fungsi advokasi, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan
seluruh potensi secara optimal

3. Asas-asas BK
Menurut Prayetno (2009:115), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu asas
kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian, kemandirian, kegiatan, kedinamisan,
keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan dan tut wuri handayani. Adapun
penjelasan mengenai asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Asas Kerahasiaan. Asas kerahasiaan ini menuntut dirahasiakannya segenap data dan
keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan. Dalam hal ini
guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaannya benar-benar terjamin.
b. Asas Kesukarelaan. Jika asas kerahasiaan benar-benar sudah tertanam pada diri siswa
atau klien, maka sangat dapat diharapkan bahwa mereka yang mengalami masalah akan
dengan sukarela membawa masalahnya itu kepada pembimbing untuk meminta
bimbingan.
c. Asas Keterbukaan. Bimbingan dan konseling yang efisien hanya berlangsung dalam
suasana keterbukaan. Baik klien maupun konselor harus bersifat terbuka. Keterbukaan ini
bukan hanya sekadar berarti bersedia menerima saran-saran dari luar tetapi dalam hal ini
lebih penting dari masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud.
d. Asas Kekinian. Masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang
dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan bukan masalah yang akan dialami
masa mendatang. Asas kekinian juga mengandung pengertian bahwa konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberian bantuan. Dia harus mendahulukan kepentingan klien dari
pada yang lain.
e. Asas Kemandirian. Dalam memberikan layanan pembimbing hendaklah selalu
menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan sampai orang yang
dibimbing itu menjadi tergantung kepada orang lain, khususnya para pembimbing/
konselor.
f. Asas Kegiatan. Usaha layanan bimbingan dan konseling akan memberikan buah yang
tidak berarti, bila individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai
tujuan-tujuan bimbingan. Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya
tetapi harus diraih oleh individu yang bersangkutan.
g. Asas Kedinamisan. Upaya layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya
perubahan dalam individu yang dibimbing yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Perubahan tidaklah sekadar mengulang-ulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaruan, sesuatu yang
lebih maju.
h. Asas Keterpaduan. Layanan bimbingan dan konseling memadukan berbagai aspek
individu yang dibimbing, sebagaimana diketahui individu yang dibimbing itu memiliki
berbagai segi kalau keadaanya tidak saling serasi dan terpadu justru akan menimbulkan
masalah.
i. Asas Kenormatifan. Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan
norma-norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan ini
diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
j. Asas Keahlian. Usaha layanan bimbingan dan konseling secara teratur, sistematik dan
dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu para konselor perlu
mendapatkan latihan secukupnya, sehingga dengan itu akan dapat dicapai keberhasilan
usaha pemberian layanan.
k. Asas Alih tangan. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila seorang petugas bimbingan dan
konseling sudah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu klien belum
dapat terbantu sebagaimana yang diharapkan, maka petugas ini mengalih-tangankan klien
tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli.
l. Asas Tutwuri handayani. Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya
tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang dibimbing.

4. Jenis Layanan BK
Adapun layanan BK memiliki beberapa jenis seperti sebagai berikut.
a. Layanan Orientasi. Fungsi layanan orientasi memberikan pemahaman bagi siswa supaya
bisa mengenal lingkungan baru, termasuk lingkungan sekolah dan semua objek yang
dipelajari, sekaligus mempermudah maupun memperlancar siswa dalam mengenal
lingkungan baru.
b. Layanan Informasi. Layanan ini membantu para siswa agar bisa menerima maupun
memahami semua informasi, termasuk informasi diri, sosial, belajar, berkarir, bergaul,
juga pendidikan lanjutan. Pemberian layanan informasi yaitu membantu supaya siswa
bisa mempertimbangkan atau memutuskan suatu hal secara tepat tentang masalah pribadi,
sosial, belajar, ataupun karir karena informasi yang diperoleh sudah cukup.
c. Layanan Pembelajaran. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah juga membantu
supaya siswa bisa mengembangkan sikap dan punya kebiasaan belajar baik. Sehingga,
siswa bisa menguasai materi belajar maupun penguasan kompetensi cocok sesuai
kemampuan dan kecepatan diri dalam berbagai aspek tujuan maupun kegiatan belajar
lainnya.
d. Layanan Penempatan dan Penyaluran. Layanan ini berfungsi supaya para siswa bisa
mendapatkan penempatan juga penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, program
latihan, program studi, magang, kegiatan ekstrakurikuler sesuai bakat, potensi, minat,
juga kondisi pribadi. Tujuannya supaya siswa bisa mengembangkan seluruh bakatnya,
minatnya, juga potensi lainnya.
e. Layanan Penguasaan Konten. Adalah layanan yang sangat membantu siswa dalam
menguasai sebuah konten, misalnya kompetensi tertentu ataupun kebiasaan yang sangat
bermanfaat. Sehingga, menjadi pribadi dengan kemampuan yang lebih baik baik di
lingkungan sekolah, masyarakat, dan juga keluarga.
f. Layanan Konseling Perorangan. Layanan konseling dan bimbingan berikutnya yaitu
layanan yang memungkinkan siswa memperoleh bimbingan langsung saat tatap muka,
per individu, dengan bantuan guru ahli untuk membicarakan dan mencari solusi masalah
agar perkembangan siswa lebih baik.
g. Layanan Bimbingan Kelompok. Layanan pada bagian bimbingan konseling ini
membantu sejumlah siswa bersama-sama dalam kelompok untuk mendapatkan bahan dan
penjelasan tentang pokok bahasan. Tujuannya agar siswa lebih paham dan mampu
berkembang secara sosial.
h. Layanan Konseling Kelompok. Layanan konseling ini adalah layanan yang membantu
para siswa termasuk anggota kelompok supaya mendapatkan peluang pembahasan dan
juga pengentasan berbagai masalah pribadi dalam dinamika kelompok. Pembahasan
masalah tersebut adalah untuk masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota. Fungsinya adalah untuk pengentasan dan juga advokasi.
i. Layanan Konsultasi. yaitu layanan dimana para siswa bisa memperoleh pemahaman,
pengetahuan, dan berbagai cara yang perlu dilakukan supaya bisa menangani masalah
atau kondisinya. Konsultasi pada program BK yaitu proses dalam bimbingan teknis bagi
konselor, orang tua, konselor dan administrator supaya bisa melakukan identifikasi dan
juga perbaikan masalah.
j. Layanan Mediasi. Tujuannya adalah supaya siswa bisa menyelesaikan masalah,
perselisihan, serta perbaikan hubungan antar siswa. Mediator dalam layanan tersebut
yaitu konselor.

5. Bidang BK
Berikut adalah penjelasan menganai berbagai bidang yang harus ada dalam suatu
arti bimbingan konseling, yaitu;
a. Bimbingan Akademik. Bidang bimbingan konseling yang pertama berkaitan dengan
akademik, konselor atau guru BK berusaha untuk membantu para individu atau klien
dalam menghadapi masalah-masalah akademik.
b. Bimbingan Sosial Pribadi. Bidang bimbingan sosial pribadi merupakan bimbingan
yang dilakukan tenaga pendidik untuk apat membantu para peserta didik, dalam upaya
memecahkan masalah yang dialami oleh peserta didik.
c. Bimbingan Karir. Bimbingan karir dalam bimbingan konseling dilakukan agar dapat
membantu individu atau peserta didik dalam melakukan perencanaan, pengembangan,
dan pemecahan masalah-masalah karir yang dialaminya.
d. Bimbingan Keluarga. Bimbingan keluraga menjadi bididang dalam bimbingan
konseling yang harus ada, sebab bidang keluarga ini menjadi upaya konselor untuk
memberikan bantuan kepada para individu sebagai seorang pemimpin atau anggota
keluarga, agar kedepan individu tersebut mampu untuk menciptakan keluarga yang utuh
dan harmonis.

Anda mungkin juga menyukai