Dosen Pengampu :
Mentari (2213034048)
Syahri Fadilah (2213034049)
Hazlinda Silaban (2213034050)
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Adapun tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
“Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.” pada mata kuliah “Hidrologi”. Makalah ini juga memberikan
gambaran tentang Erosi dan Sedimentasi serta Penyebab dan Pencegahannya. Mudah-
mudahan makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada pembacanya.
Dalam penulisan makalah ini, kami pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhir kata kami mebucapkan banyak terimakasih.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….3
BAB I………………………………………………………………………………………….4
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….4
BAB II.......................................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA………………………………………………………………………....6
BAB III……………………………………………………………………………………….8
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………...8
BAB IV………………………………………………………………………………………13
PENUTUP…………………………………………………………………………………...13
4.1. Kesimpulan……………………………………………………………………...13
4.2. Saran…………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….14
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Erosi dan Sedimentasi adalah dua hal yang saling bertautan, dimana dengan
adanya erosi maka akan terjadi sedimentasi. Erosi terjadi karena hilangnya penutupan
lahan yang menyebabkan terjadinya erosi sedimen tanah dan masuk kedalam
perairan. Sedangkan sedimentasi, selain akan menyebabkan pendangkalan
perairan, juga akan mengganggu k e h i d u p a n b i o t a . D i b e b e r a p a l o k a s i ,
s e d i m e n t a s i m e n y e b a b k a n t e r j a d i n y a a k r e s i (penambahan lahan).
Erosi merupakan perpindahan material tanah dari satu tempat ke tempat yang lain
oleh media tertentu, seperti air, angin dan lain sebagainya. Perpindahan tanah dari tempat satu
ke tempat lain tersebut akan menimbulkan beberapa dampak yang tidak diinginkan karena di
tempat asal tanah tersebut, perpindahannya/pengikisannya akan membuat tanah lebih terbuka
dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman hilang karena sebagian besar zat/nutrisi telah
terkikis (Suripin, 2002). Sedangkan pada tempat di mana tanah hasil pengikisan berhenti dan
mengendap sebagai sedimen, menimbulkan beberapa akibat yang salah satunya adalah
terganggunya saluran-saluran air dan jika terjadi di sungai-sungai ataupun di waduk-waduk
maka hal itu akan mengganggu penyediaan air bersih yang bersumber dari air permukaan
(Harjadi dan Agtriariny, 1997). Walaupun di lain sisi terkadang sedimen mendatangkan
keuntungan yaitu penyuburan tanah jika tanah tersebut berasal dari tanah yang subur.
Hilangnya lapisan tanah akibat proses erosi lahan secara global sangat mempengaruhi
berbagai ekosistem alam. Hal tersebut menjadikan erosi dan sedimentasi termasuk ke dalam
urutan atas permasalahan lingkungan yang ada di dunia disamping isu-isu lain seperti
populasi manusia, ketersediaan air, energi, dan berkurangnya biodiversitas (Pimentel, 2006).
Berbagai masalah tersebut sebagian besar dipicu oleh aktivitas manusia dalam memanfaatkan
alam.
5
1.3. Tujuan Penulisan
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Asdak menjelaskan bahwa “dua penyebab erosi yang utama terjadi secara alami dan
aktivitas manusia. Erosi alami terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang
terjadi untuk mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alami
biasanya masih memberikan media sebagai tempat tumbuh tanaman. Sedangkan erosi yang
terjadi karena kegiatan manusia, biasanya disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah
bagian atas akibat praktek bercocok tanam yang tidak memperhatikan kaidah konservasi
tanah maupun dari kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah seperti
pembuatan jalan di tempat dengan kemiringan lereng besar” (Asdak, 2010).
Sitanala Arsyad (1998) dalam bukunya yang berjudul “Konservasi Tanah dan Air”,
mengatakan bahwa air merupakan penyebab utama terjadinya erosi. Banyaknya air yang
mengalir di atas permukaan tanah tergantung pada hubungan antara kapasitas infiltrasi tanah
dengan kapasitas penyimpanan air tanah. Tumbuhan yang hidup di permukaan tanah dapat
menambah cepatnya infiltrasi, memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh,
daya dispersi, serta mengurangi daya angkut aliran di atas permukaan tanah. Manusia juga
sangat berperan dalam menentukan baik atau rusaknya tanah yaitu pada perlakuan terhadap
tumbuhan-tumbuhan dan tanah.
7
e. Erosi tebing sungai (streambank erosion) adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan
tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan arus sungai
yang kuat terutama pada tikungan-tikungan.
f. Erosi internal (internal or subsurface erosion) adalah proses terangkutnya partikel-
partikel tanah ke bawah masuk ke celah-celah atau pori-pori akibat adanya aliran
bawah permukaan.
g. Tanah longsor (land slide) merupakan bentuk erosi dimana pengangkutan atau
gerakan massa tanah yang terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Erosi merupakan peristiwa berpindahnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu
tempat ke tempat lain oleh media alam, seperti angin dan air. Pada daerah beriklim tropika
basah seperti di Indonesia proses erosi umumnya disebabkan oleh air. Proses terjadinya erosi
ditentukan oleh faktor-faktor hidrologi terutama intensitas hujan, topografi, karakteristik
tanah, vegetasi penutup lahan, dan tata guna lahan.
Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali tetapi dikebanyakan
tempat peristiwa ini diperparah dengan aktivitas manusia dalam pengolahan tata guna lahan
yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan perkebunan, pertanian, pertambangan dan lain
sebagainya. Pengalihan fungsi hutan sebagai lahan pertanian akan meningkatkan terjadinya
erosi.
1. Erosi geologi, adalah erosi yang terjadi sejak permukaan bumi terbentuk yang
menyebabkan terkikisnya batuan, sehingga terjadi bentuk morfologi permukaan bumi
seperti sekarang.
2. Erosi normal (erosi alami), merupakan proses pengangkutan tanah atau bagian-bagian
tanah yang terjadi di bawah keadaan alami. Erosi alami terjadi dengan laju yang
lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal dan mampu mendukung
pertumbuhan vegetasi secara normal.
3. Erosi dipercepat, adalah pengangkutan tanah dengan laju yang jauh lebih cepat dari
erosi normal dan lebih cepat dari pembentukan tanah yang menimbulkan kerusakan
tanah, sebagai akibat perbuatan manusia yang menghilangkan tumbuhan penutup
tanah. Menurut bentuknya, erosi dibedakan dalam dari erosi lembar, erosi alur, erosi
parit, erosi tebing sungai, longsor dan erosi internal.
Sedimentasi adalah tanah dan bagian-bagian tanah yang terangkut oleh air dari suatu
tempat yang mengalami erosi pada suatu daerah aliran sungai dan masuk kedalam suatu
badan air. Sedimen umumnya mengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan
banjir, di saluran air, sungai dan waduk. Sedimen yang masuk kedalam badan air hanya
sebagian saja dari tanah yang tererosi dari tempatnya. Sebagian lagi dari tanah yang terbawa
9
erosi akan mengendap pada suatu tempat di lahan di bagian bawah tempat erosi pada DAS.
Perbandingan antar jumlah sedimen yang terangkut ke dalam sungai terhadap jumlah erosi
yang terjadi di dalam DAS disebut Sediment Delivery Ratio (SDR)/ Nisbah Pe-lepasan
Sedimen (NLS).
Berdasarkan pada jenis sedimen dan ukuran partikel-partikel tanah serta komposisi
mineral dari bahan induk yang menyusunnya, dikenal bermacam jenis sedimen seperti pasir
dan liat. Berdasarkan ukuran partikelnya, sedimen ditemukan terlarut dalam sungai/muatan
sedimen (suspended sediment) dan merayap di dasar sungai/sedimen merayap (bed load).
10
3.3.2. Penyebab Terjadinya Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan merupakan proses alam. Proses alam ini terjadi dalam
waktu yang berulang- ulang. Dalam waktu lama sedimentasi ini akan menghasilkan berbagai
macam bentukan. Beberapa faktor yang menyebabkan atau mendorong terjadinya
sedimentasi antara lain sebagai berikut:
a. Adanya material, seperti pasir, tanah atau debu yang akan menjadi bahan yang
mengendap.
b. Terdapat lingkungan pengendapan yang cocok baik di darat, laut dan transisi.
c. Terjadinya pengangkutan sumber material atau transportasi yang dilakukan oleh air,
angin dan juga es.
d. Berlangsungnya pengendapan yang terjadi karena perbedaan arus dan juga gaya.
e. Terjadinya replacement atau penggantian dan juga rekristalisasi atau perubahan
material.
f. Diagenesis yakni perubahan yang terjadi saat pengendapan berlangsung baik secara
kimia maupun secara fisika.
g. Kompaksi, merupakan akibat dari adanya gaya yang berat dari material sedimen yang
memaksa volume lapisan sedimennya menjadi berkurang.
h. Lithifikasi, merupakan akibat dari adanya kompaksi yang terus menerus sehingga
lama kelamaan sedimen akan mengeras.
11
3.5. Langkah Pencegahan Erosi dan Sedimentasi
Pencegahan dan penanggulangan Erosi pada suatu lahan dapat dilakuakan dengan dua
cara yaitu:
a. Cara Vegetasi
Vegetasi mempunyai pengaruh yang bersifat melawan terhadap pengaruh
faktor-faktor yang erosif seperti hujan, topografi, dan karateristik tanah. Vegetasi
yang digunakan berupa tanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah yaitu
tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh
erosi dan untuk memperbaiki kondisi tanah. Pengaruh vegetasi penutup tanah
terhadap erosi adalah:
1) Melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan (menurunkan kecepatan
terminal dan memperkecil diameter air hujan)
2) menurunkan kecepatan dan volume air runoff
3) menahan partikel-partikel tanah pada tempetnya melelui sistem perakaran dan
serasah yang dihasilkan
4) mempertahankan kapasitas tanah dalam menyimpan air; dan
5) meningkatkan laju infiltrasi dan perkolasi air dalam tanah.
b. Cara Struktural
Salah satu cara struktural yang dapat digunakan untuk mencegah erosi adalah
dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang
berfungsi untu menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang
miring atau lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu
sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding
sehingga struktur cenderung akan terguling atau akan tergeser. Dinding penahan tanah
berfungsi untuk menyokong serta mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat
beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja di atasnya
Teknik konservasi tanah secara vegetatif dan struktural tersebut pada prinsipnya
memiliki tujuan yang sama yaitu mengendalikan laju erosi, namun efektifitas,
persyaratan dan kelayakan untuk diterapkan sangat berbeda. Oleh karena itu
pemilihan teknik konservasi yang tepat sangat diperlukan.
Efektifitas tanaman penutup dalam mengurangi erosi tergantung pada
ketinggian dan kontinuitas penutupan, kerapatan penutup tanah dan kerapatan
perakaran. Makin tinggi tanaman penutup makin tinggi efektifitasnya. Butiran air
hujan yang ditangkap tanaman kemungkinan terkumpul didaun dan membentuk
butiran yang lebih besar. Dari tinggi jatuh sekitar 10 m, kecepatan butir air hujan akan
mencapai kecepatan terminal, yaitu kecepatan dimana pengaruh gesekan udara sama
dengan pengaruh grafitasi, sehingga butir air hujan menjadi erosif. Tanaman penutup
yang rendah tidak hanya mengurangi kecepatan aliran permukaan karena
meningkatnya kekasaran, tetapi juga terkonsentrasinya aliran permukaan. Penurunan
kecepatan aliran permukaan memberi peluang waktu untuk terjadinya infiltrasi. Hutan
yang terpelihara dengan baik, terdiri dari pepohonan dikombinasikan dengan tanaman
12
penutup tanah, seperti rerumputan, semak atau perdu, dan belukar merupakan
pelindung tanah yang ideal terhadap bahaya erosi. Teknik konservasi tanah dan air
dapat dilakukan secara vegetatif dalam bentuk pengelolaan tanaman berupa pohon
atau semak, baik tanaman tahunan maupun tanaman setahun dan rumput-rumputan.
Teknologi ini sering dipadukan dengan tindakan konservasi tanah dan air secara
pengelolaan.
Ada beberapa bentuk rekayasa yang digunakan dalam penanggulangan sedimentasi yang
disesuaikan dengan kondisi lingkungan, tata letak, kondisi arus, dan tipe sedimen. Menurut
McAnally (2004), penanggulangan sedimentasi dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:
BAB IV
13
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
Diakibatkan dari proses erosi dan sedimentasi ini menimbulkan dampak, maka dari itu
kita sebagai manusia diharapkan lebih memperhatikan lingkungan dan menghindari kegiatan
yang dapat mempercepat proses erosi dan sedimentasi tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dianasari, Q., Andawayanti, U., & Cahya, E. N. (2018). Pengendalian Erosi Dan Sedimen
Dengan Arahan Konservasi Lahan Di Das Genting Kabupaten Ponorogo. Jurnal Teknik
Pengairan, 9(2), 95–104. https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2018.009.02.3
Hudson, M., & Frevert, S. (1987). BAB VIII Erosi dan Sedimentasi. 153–154.
Ii, B. A. B. (2012). Tinjauan Pustaka Laju Sedimen. 4–28.
puslitbang SDA Sabo. (2014). Erosi dan sedimentasi. 0–20.
Studi, P., Sipil, T., Muhammadiyah, U., & Erosi, A. (2006). Teori Usle. 27.
Brier, J., & lia dwi jayanti. (2020). Peran Vegetasi Terhadap Upaya Pencegahan Erosi
Tebing Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cinambo Vegetation. 21(1), 1–9. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/2203
Penanggulangan, A., & Dengan, S. (2018). METODE SAND BYPASSING STUDI KASUS
TERMINAL.
15