Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEBENCANAAN DAN MITIGASI

“Rusaknya Ruas Jalan Poros Makassar – Bone, Simbang, Kabupaten


Maros, Sulawesi Selatan Akibat Tanah Longsor”
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Ayuddin, ST, MT, Ipu, Asean Eng, Acpe

DISUSUN OLEH :

DITYA PRAMUDJA
210201602003
C/03

PRODI TEKNIK SIPIL BANGUNAN GEDUNG D4


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKSSAR
2023
ABSTRAK

Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di daerah
pegunungan, khususnya di Rusaknya Ruas Jalan Poros Makassar – Bone,
Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Akibat Tanah Longsor. Masyarakat
ataupun pengendara yang melewati jalan tersebut diantisipasi untuk selalu
waspada terhadap bencana tanah longsor yang selalu mengancam di saat
datangnya musim hujan di ruas jalan ini. Kelongsoran ini mengakibatkan ruas
jalan ini terganggu. Cara penanganan yang tepat saat dan setelah terjadinya
bencana tanah longsor merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh
masyarakat sekitar serta pengendara yang melewati jalan ini. Teknik survei
dipakai dalam menganalisis bencana tanah longsor yang ada di ruas jalan ini
adalah dengan melakukan perkuatan tanah di lereng tersebut.. Mitigasi bencana
tanah longsor yang dilakukan pemerintah dan warga masyarakat sekitar bencana
adalah dengan melakukan reboisasi dengan tanaman yang bisa menyerap banyak
air dan menahan tanah supaya tidak longsor lagi. Kegiatan reboisasi ini
disampaikan oleh pemerintah ke warga masyarakat sekitar kejadian tanah longsor
melalui kegiatan penyuluhan tanggap bencana.
Kata Kunci: Tanah longsor, Mitigasi bencana

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas segala Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga berhasil
menyelesaikan makalah tentang “Rusaknya Ruas Jalan Poros Makassar –
Bone, Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Akibat Tanah Longsor”
ini dengan baik.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebencanaan dan
Mitigasi di Universitas Negeri Makassar. Penulisan makalah ini dimungkinkan
oleh adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih, atas bantuan dan bimbingan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman sekalian.

Penulis menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis


menyadari kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak disengaja.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan rasa
syukur. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, Mei, 2023

Ditya Pramudja

iii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL........................................................................................................ i
ABSTRAK..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Metode................................................................................................ 2
1.3 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.4 Tujuan................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah Longsor................................................................... 3
2.2 Faktor Penyebab Tanah Longsor......................................................... 4
2.3 Proses Terjadinya Longsor................................................................... 5
2.4 Jenis Tanah Longsor............................................................................. 6
2.5 Dampak Yang Ditimbulkan Tanah Longsor ........................................ 7

BAB III GAMBARAN LOKASI SURVEI


3.1 Kondisi Lokasi Survei........................................................................ 8
3.2 Kerusakan Yang Terjadi Akibat Tanah Longsor................................ 9
3.3 Analisis Kerusakan............................................................................. 10
3.4 Upaya Menanggulangi Tanah Longsor............................................... 10

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 13
4.2 Saran................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14

iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar
Halaman
Gambar 3.1 Meninjau Lokasi Tanah Longsor..................................................... 8

Gambar 3.2 Kondisi Lokasi Tanah Longsor....................................................... 8

Gambar 3.3 Tanah Longsor Yang Terjadi Di Ruas Jalan Poros Makassar-Bone. 9

Gambar 3.4 Dampak Yang Diakibatkan Tanah Longsor..................................... 9

Gambar 3.5 Rusaknya Ruas Jalan Poros Makassar-Bone................................... 9

Gambar 3.6 Ilustrasi Dinding Penahan Tanah..................................................... 11

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah longsor dan kegagalan lereng merupakan masalah serius dan sering
terjadi di berbagai lokasi yang ada di Indonesia. Pada permukaan tanah yang
tidak horisontal atau miring dengan perbedaan elevasi antara satu titik dengan
titik yang lain, pengaruh dari gravitasi menyebabkan pergerakan tanah ke
bawah. Jika komponen gravitasi sedemikian besar sehingga perlawanan
terhadap geseran yang dapat dikerahkan oleh tanah pada bidang longsornya
terlampaui, maka akan teradi kelongsoran lereng.

Secara umum, ada dua faktor yang menyebabkan bencana tanah longsor,
yaitu yang pertama faktor pendorong dan yang kedua faktor pemicu. faktor
pendorong adalah faktor yang mempengaruhi material sehingga material
didorong untuk bergerak, faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan
material bergerak dan tanah longsor terjadi. Penyebab utama tanah longsor
adalah gravitasi yang.menarik tanah ke bawah. Namun ada juga faktor-faktor
lain.yang menyebabkan situasi atau sumber tanah longsor, seperti : Erosi
Tanah, Gempa Bumi, Gunung Meletus, Penebangan Hutan Secara
Berlebihan, dan lain-lain.
Tanah longsor adalah bencana alam yang membawa banyak kerugian bagi
manusia dan lingkungan alam sekitar tanah longsor. Meskipun tidak dapat
dicegah, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mencegah
tanah longsor. Dampak paling signifikan yang diakibatan tanah longsor
adalah terganggunya jalur transportasi, timbulnya korban jiwa,, seperti yang
terjadi di Ruas Jalan Poros Makassar-Bone , Simbang, Kabupaten Maros,
Sulawesi Selatan yaitu terganggunya jalan poros tersebut. Kejadian tanah
longsor perlu diwaspadai mengingat Indonesia merupakan wilayah yang
memiliki rawan longsor dan berbagai bencanalainnya. Masyarakat luas perlu
mewaspadai adanya bahaya longsor dengan terus memperhatikan
keseimbangan alam dan menjaga alam agar bahaya bencana tersebut tidak
terjadi.

1
1.2 Metode
Analisis bencana tanah longsor ini dilakukan dengan metode survei untuk
mengetahui kondisi fisik di lapangan serta melakukan perkuatan lereng pada
ruas jalan.
1.3 Rumusan Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan tanah longsor?
2 Apa faktor penyebab tanah longsor?
3 Bagaimana proses terjadinya tanah longsor?
4 Apa saja jenis-jenis tanah longsor?
5 Apa dampak yang ditimbulkan dari tanah longsor?
6 Bagaimana usaha Menanggulangi tanah longsor?
1.4 Tujuan
1 Mengetahui yang dimaksud dengan tanah longsor.
2 Mengetahui faktor penyebab terjadinya tanah longsor
3 Mengetahui proses terjadinya tanah longsor.
4 Mengetahui jenis tanah longsor
5 Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari tanah longsor.
6 Mengetahui usaha-usaha menanggulangi tanah longsor.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tanah Longsor
Menurut Suryolelono (2002), Tanah longsor merupakan fenomena alam
yang berupa gerakan massa tanah dalam mencari keseimbangan baru akibat
adanya gangguan dari luar yang menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah
dan meningkatnya tegangan tanah. Secara umum, tanah longsor disebabkan
karena pengurangan parameter kuat geser tanah dan meningkatnya tegangan
tanah. Pengurangan parameter kuat geser tanah disebabkan karena
bertambahnya kadar air tanah dan menurunnya ikatan antar butiran tanah.
Gerakan massa (mass movement} tanah atau sering disebut tanah longsor
(landslide) merupakan salah satu bencana alam yang sering melanda daerah perbukitan
di daerah tropis basah. Gerakan massa, umumnya disebabkan oleh gaya-gaya gravitasi dan
kadang-kadang getaran atau gempa juga menyokong terjadinya tersebut. Gerakan massa
yang berupa tanahlongsor terjadi akibat adanya reruntuhan geser disepanjang bidang
longsor yang merupakanbatas bergeraknya massa tanah atau batuan (Hardiyatmo, 2006: 2).
Gerakan tanah adalah proses perpindahan suatu masa batuan/tanah akibat gaya
gravitasi.vGerakan tanah seringkali disebut sebagai longsoran dari massa tanah/batuan dan
secara umum diartikan sebagai suatu gerakan tanah dan atau batuan dari tempat asalnya
karena pengaruh gaya berat (Noor, 2006: 106).
Adanya gerakan tanah disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan tanah adalah daya ikat (kohesi)
tanah/batuan yang lemah sehingga butiran-butiran tanah/batuan dapat terlepas dari
ikatannya danbergerak ke bawah dengan menyeret butiran lainnya yang ada disekitarnya
membentuk masayang lebih besar. Lemahnya daya ikat/batuan dapat disebabkan oleh sifat
kesarangan (porositas) dan kelolosan air (permeabilitas) tanah/batuan maupun rekahan
yang intensif dari masa tanah/batuan tersebut.Sedangkan faktor eksternal yang dapat
memicu terjadinya gerakan tanah terdiri dari berbagai sebab yang kompleks seperti sudut
kemiringan lereng, perubahan kelembaban tanah/batuan karena masuknya air hujan,
tutupan lahan dan pola pengolahan lahan, pengikisan oleh aliran air, ulah manusia seperti
penggalian dan sebagainya

3
2.2 Faktor Penyebab Tanah Longsor
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor secara umum ditandai dengan
munculnyaretakan-retakan dilerang yang sejajar dengan arah tebing. Tanah longsor
biasanya terjadisetelah hujan, karena banyak muncul mata air baru secara tiba-tiba, tebing
menjadi rapuh,dan banyak kerikil yang mulai berjatuhan. Disamping faktor penyebab secara
umum tersebut,faktor-faktor lainnya yaitu :
1 Lereng Terjal
Lereng yang terjal terbentuk karena adanya pengikisan air sungai, mata air, air laut,
dan angin. Lereng yang terjal akan memperbesar gaya pendorong, sehingga apabila
sudut lereng tersebut mencapai 180 derajat maka akan sangat rawan terjadi longsor.
2 Tanah yang Kurang Padat dan Tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah jenis tanah lempung dan tanah liat dengan
ketebalan lebih dari 2,5 meter. Jenis tanah tersebut memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor, apabila terjadi hujan. Disamping itu, tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena lembek terkena air dan pecah akibat terkena panas.
3 Adanya Beban Tambahan
Akibat adanya beban tambahan, seperti beban bangunan pada lereng
dan kendaraan, maka akan memperbesar gaya pendorong terjadinya
longsor, terutama di daerah tikungan jalan di daerah lembah. Akibatnya
akan ada penurunan tanah dan retakan yang arahahnya ke lembah
4 Daerah pembuangan Sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan dalam
jumlah yang banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah
dengan guyuran air hujan

4
2.3 Proses Terjadinya Tanah longsor

Tanah longsor tentunya mengalami proses yang sedemikian rupa. Proses


terjadinya tanah longsor adalah sebuah peristiwa perpindahan material
pembentuk lereng yang berupa batuan atau tanah yang bergeser atau bergerak
turun ke bawah yang terjadi karena kondisi lahan yang tidak seimbang atau
terkena tekanan dari atas seperti hujan deras. Berikut adalah proses
terjadinya longsor yang sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia :

1. Proses Meresapnya Air ke Tanah – Proses pertama terjadinya tanah


longsor adalah proses resapan air hujan ke dalam tanah. Dimana
peristiwa meresapnya air ini nantinya akan mempengaruhi beban
dalam tanah yang nantinya tanah akan berada diambang batas
maksimal dalam menampung air.
2. Perubahan Tekstur Tanah – Yang dimaksud disini adalah apabila air
yang secara terus menerus menerjang tanah sampai suatu ketika dapat
menembus ke bagian tanah yang kedap air serta berperan sebagai
bidang penggelincir maka tanah akan menjadi licin. Tanah yang licin
inilah nantinya akan akan mengalami pergerakan yang amat cepat
menuju ke bawah apabila hujan deras terjadi.
3. Tanah Mengalami Pelapukan – Tanah yang berada di permukaan
akan mengalami pelapukan, begitu juga struktur lapisan tanah yang
berada di bawahnya begitu sampai dasar dari tanah. Pada peristiwa
pelapukan inilah yang nantinya akan menyebakan tanah bergerak
mengikuti lereng dan kemudian keluar lereng sehingga terjadilah
tanah longsor.

5
2.4 Jenis Tanah Longsor
Tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia ini ternyata
disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Maka dari itu jenis jenis
longsor dibedakan menjadi 6 berdasarkan pergerakannya, rombakannya dan
runtuhannya. Berikut pembahasannya :

 Translasi – adalah jenis tanah longsor yang sering terjadi, dimana jenis
tanah longsor ini terjadi karena adanya pergerakan massa tanah dan batuan
yang terdapat pada bidang gelincir yang berbentuk rata.
 Rotasi – adalah jenis tanah longsor yang terjadi karena adanya pergerakan
massa tanah dan batuan yang terdapat pada bidang gelincir yang berbentuk
cekung.
 Blok – adalah jenis tanah longsor yang terjadi karena adanya perpindahan
batuan yang bergerak pada bidang gelincir yang berbentuk rata. Jenis
longsoran ini sering disebut juga sebagai longsoran translasi blok batu
karena yang mengalami perpindahan hanyalah batuan.
 Runtuhan batuan – adalah jenis tanah longsor yang parah dimana jenis
tanah longsor ini terjadi karena adanya pergerakan batuan yang bergerak
ke bawah dengan cara jatuh bebas. Secara umum tanah longsor jenis ini
terjadi di bukit yang terjal di dekat daerah pantai.
 Rayapan tanah – adalah jenis tanah longsor yang terjadi secara perlahan
dari atas menuju ke bawah. Dimana jenis tanah longsor ini terkadang tidak
dapat terdeteksi namun sebagian masyarakat dapat mengetahuinya dengan
melihat pepohonan, tiang listrik dan sebagainya lebih miring dari
biasanya.
 Bahan rombakan – jenis tanah longsor ini terjadi pada saat massa tanah
bergerak kemudian didorong oleh air. Dimana kecepatan aliran ini
bergantung pada tingkat kemiringan lereng, volume dan tekanan air.
Secara umum jenis tanah longsor ini sering terjadi di daerah lembah
ataupun di dekat gunung berapi.

6
2.5 Dampak yang ditimbulkan dari tanah longsor
1. Dampak Positif :
 Ketika terjadi bencana seperti tanah longsor ini bisa meningkatkan
kesadaran diri supaya tidak terjadi lagi penebangan hutan dan
memperluas lahan.
 Meningkatkan kepedulian terhadap korban bencana dan kepedulian
terhadap sesama secara umumnya.
 Menjadikan sikap waspada dan siaga bagi masyarakat yang tinggal di
daerah yang rawan tehadap tanah longsor.
 Bisa menjadikan motivasi dan penelitian oleh para ahli geologi apa
yang bisa menyebabkan tanah longsor terjadi.
2. Dampak Negatif :
 Mengakibatkan rumah-rumah masyarakat yang tinggal di area tanah
longsor kehilangan tempat tinggal.
 Mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
 Memutus jalur transportasi ketika tanah longsor menimbun jalanan
utama.
 Mengakibatkan perekonomian tersendat di daerah yang terjadi tanah
longsor.
 Kerugian bagi Negara karena infrastuktur yang tertimbun oleh tanah
longsor

7
BAB III
GAMBARAN LOKASI SURVEI
3.1 Kondisi Lokasi Survei
Secara geografis, Ruas Jalan Poros Makassar-Bone, Simbang, Kabupaten
Maros, Sulawesi Selatan merupakan daerah yang rawan dengan bencana
longsor. Karena daerah tersebut memiliki lereng jalan yang curam serta
kurangnya perkuatan lereng di ruas jalan ini, faktor lain yang menyebabkan
terjadinya longsor di daerah ini adalah akibat adanya beban tambahan dari
kendaran yang melintas di ruas jalan ini serta kurangnya reboisasi yang
dilakukan oleh masyarakat sekitar, apabila curah hujan tinggi didaerah
tersebut maka rawan terjadinya longsor

(Gambar 3.1 Meninjau Lokasi Tanah Longsor)


(Sumber: Dokumen Pribadi)

(Gambar 3.2 Kondisi Lokasi Tanah Longsor)


(Sumber: Dokumen Pribadi)

8
3.2 Kerusakan Yang Terjadi Akibat Tanah Longsor

(Gambar 3.3 Tanah Longsor Yang Terjadi Di Ruas Jalan Poros Makassar-Bone)
(Sumber: Dokumen Pribadi)

(Gambar 3.4 Dampak Yang Diakibatkan Tanah Longsor)


(Sumber: Dokumen Pribadi)

(Gambar 3.5 Rusaknya Ruas Jalan Poros Makassar-Bone )


(Sumber: Dokumen Pribadi)

9
3.3 Analisis Kerusakan
Kerusakan yang terjadi pada Ruas Jalan Poros Makassar-Bone terjadi
karna beberapa factor pendukung terjadinya longsor pada ruas jalan ini,
yaitu :
 Curamnya lereng pada ruas jalan
 Adanya beban tambahan dari kendaraan bermuatan yang
berlebihan
 Kurangnya kesadaran pemerintah dan masyarakat setempat tentang
pentingnya melakukan reboisasi pada lereng jalan ini
 Dinding penahan tanah yang kurang kuat untuk menahan
kelongsoran

3.4 Upaya Menanggulangi Tanah Longsor


Tanah longsor adalah bencana alam yang membahayakan karena sifatnya
yang datang dengan tiba- tiba. Banyak korban jiwa yang ditimbulkan dari
tanah longsor, selain itu banyak pula kerugian material yang akan dirasakan,
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi terjadinya tanah
longsor antara lain sebagai berikut:
1. Memasang Dinding Penahan Tanah
Menempatkan konstruksi penahan beban (counterweight) seperti
pemasangan kawat bronjong, tembok penahan baik berupa pasangan batu
atau beton bertulang, pembuatan teras batu atau kayu, dinding penopang
isian tanah atau batu, atau pembuatan tanggul penguat. Konstruksi
penahan tanah dapat dibuat dari pasangan batu atau beton bertulang.
Sama halnya dengan bronjong, keberhasilan tembok penahan tergantung
dari kemampuan menahan geseran, tetapi perlu pula ditinjau stabilitas
terhadap guling. Untuk lebih meningkatkan efektifitas konstruksi, perlu
dilengkapi lubang penetes dan pipa salir yang diberi bahan filter supaya
tidak tersumbat, sehingga tidak menimbulkan tekanan hidrostatis yang
besar

10
(Gambar 3.6 Ilustrasi Dinding Penahan Tanah)
(Sumber: https://r.search.yahoo. dinding-penahan-tanah-longsor)

2. Melakukan Reboisasi dan Terasering


Cara mencegah tanah longsor adalah dengan reboisasi dan terasering.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti dari reboisasi adalah
penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul) dan arti dari
terasering adalah lahan miring yang dibuat bertingkat-tingkat untuk pertanian
yang berfungsi untuk mencegah longsor.

Reboisasi dapat mencegah longsor sebab dapat menahan air hujan.


Pasalnya, keberadaan pohon mampu menahan serta menampung air hujan
yang turun sehingga air tidak langsung menggerus dan memicu pergerakan
tanah. Terasering dapat mencegah longsor karena dapat memperkecil
kemiringan lereng. Surjandari, dkk. (2021: 20) dalam bukunya yang berjudul
Penggunaan Terasering pada Lereng yang Menerima Beban Lalu Lintas

3. Melandaikan Lereng (Cut And Fill)


Melandaikan lereng (cut and fill) dengan tujuan mengurangi besarnya
sudut lereng baik dengan melakukan galian. Prinsip penanggulangan cara ini
dilakukan dengan cara mengurangi besarnya sudut lereng (melandaikan sudut
lereng) dengan tujuan mengurangi gaya yang melongsorkan. Pemotongan

11
yang dilakukan dapat mengurangi tegangan tangensial, hal ini dapat dicapai
dengan pemotongan pada bagian yang lebih banyak menimbulkan tegangan
tangensial dari pada tegangan geser. Penanggulangan yang akan dilakukan
pada Ruas Jalan Poros Makassar-Bone, Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi
Selatan, yaitu melandaikan lereng (cut and fill) dengan tujuan mengurangi
besarnya sudut lereng baik dengan melakukan galian. Prinsip penanggulangan
cara ini dilakukan dengan cara mengurangi besarnya sudut lereng
(melandaikan sudut lereng) dengan tujuan mengurangi gaya yang
melongsorkan. Pemotongan yang dilakukan dapat mengurangi tegangan
tangensial, hal ini dapat dicapai dengan pemotongan pada bagian yang lebih
banyak menimbulkan tegangan tangensial dari pada tegangan geser.

12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Longsor terjadi sebagai akibat meluncurnya suatu volume tanah diatas
suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air. Lapisan yang terdiri dari tanah
liat (mengandung kadar tanah liat) seteluh jenuh air akan bertindak sebagai
peluncur lonsoran akan terjadi jika terpenuhi 3 keadaan berikut: adanya
lereng yang cukup curam sehingga massa tanah dapat bergerak atau meluncur
kebawah. adanya lapisan dibawah permukaan massa tanah yang agak kedap
air dan lunak, yang akan menjadi bidang luncur dan adanya cukup air dalam
tanah sehingga lapisan massa tanah tepat diatas kedap air tersebut menjadi
jenuh. Karakteristik gerakan massa pembentuk lereng dapat dibagi menjadi
lima macam antara lain : jatuhan (falls), Robohan (topples), longsoran
(slides), sebaran (spreads), aliran (flows).
Adapun mitigasi bencana yang dilakukan untuk mengatasi bencana tanah
longsor ini yaitu dengan melakukan mitigasi, nonstruktural dan
peminimalisasi resiko bencana. Mitigasi lain yang dilakukan oleh pemerintah
yaitu dengan melakukan kegiatan sosialisasi kepada warga masyarakat
korban bencana ini.
4.2 Saran
Kegiatan yang dapat mengantisipasi dalam menekan kerawanan longsor
pada ruas jalan adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat seharusnyah lebih meningkatkan lingkungan dengan
melakukan program reboisasi penanaman (pohon) akan dengan akar
sangat kuat dan tegak sesuai dengan keadaan kondisi wilayah.
2. Kerjasama pemerintahan serta masayarakat setempat dalam mitigasi
mencegah longsoran perlunya adanyah peningkatan akan sadar bencana
tanah longsor, terutama di ruas jalan poros makassar – bone, simbang,
kabupaten maros, sulawesi selatan dengan alasan di tebing-tebing jalan
raya tersebut sering terjadi longsor akibat dari kurangnya pepohonan
pengikat tanah pada tebing yang curam

13
DAFTAR PUSTAKA

Karyono, T. H. (2001). Wujud Kota Tropis di Indonesia: Suatu Pendekatan Iklim,


Lingkungan dan Energi. Dimensi Teknik Arsitektur. 29(1), 141-146.

Cruden, D. M. (1991). A Simple Definition of a Landslide. Bulletin of the


International of Engineering Geology, 43.

bbott, Patrick L. 2014. Natural Disaster: Ninth Edition. San Diego: McGraw-Hill
International Edition.

Suryolelono K.B., (2002), Bencana Alam Tanah Longsor Perspektif Ilmu


Geoteknik, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar, Yogyakarta: Fakultas Teknik
UGM.

Hardiyatmo, Harry Christady. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan


Erosi. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Kartasapoetra. 2005. Teknologi Konservasi Tanah & Air. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Nandi. 2007. Longsor. Bandung: FPIPS-UPI.

Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Supirin. 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi
Yogyakarta.

BPBD. 2017. Strategi dan Upaya Penanggulangan Bencana Tanah


Longsor. Diakses melalui http://penanggulangankrisis.kemkes.go.id/ pada tanggal
22 Februari 2017.

14

Anda mungkin juga menyukai