Anda di halaman 1dari 42

1

Mata Kuliah : Mitigasi Bencana Alam


Semester : V (Lima)
Dosen Pengampu : Risnawati K., S.T., M.Si
: A.Idhan A.P.,S.T.,M.Si

LAPORAN MITIGASI BENCANA KELURAHAN BORONG

Disusun Oleh :
A.Muh.Alfhias Said
60800121037
PWK-B

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS


SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2024

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................ 5
1.4 Dasar Hukum Terkait Kebencanaan .............................................. 6
1.5 Ruang Lingkup ..............................................................................6
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT KEBENCANAAN .................. 8
2.1 Pengertian Bencana........................................................................8
2.2 Karakteristik Bencana ................................................................... 8
2.3 Jenis Bencana ................................................................................ 9
2.4 Fakto-Faktor Mempengaruhi Bencana ........................................ 10
2.5 Manajemen Bencana .................................................................... 11
2.6 Kebijakan Terkait Bencana .......................................................... 12
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................................... 14
3.1. Gambaran Umum Kabupaten ...................................................... 14
3.2. Gambaran Umum Kecamatan ...................................................... 17
3.3. Gambaran Umum Kelurahan ....................................................... 18
3.4. Aspek Fisik Dasar ........................................................................ 20
3.5. Aspek Demografi ......................................................................... 22
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 24
4.1. Analisis Aspek Fisik Dasar .......................................................... 24
4.2. AnalisisSarana .............................................................................28
4.3. Analisis Prasarana ........................................................................ 33
4.4. Rencana Jalur dan Titik Evakuasi ................................................ 37
4.5. Peta Rencana Kawasan Bebas Banjir .......................................... 39
BAB V PENUTUP .................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 40
5.2 Saran ............................................................................................ 40

3
DAFTAR GAMBAR
Gambar.1 Peta Administrasi Kota Makassar ........................................................ 14
Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Manggala ............................................17
Gambar 3. Peta Administrasi Kelurahan Borong ................................................ 19
Gambar 4. Peta Morfologi Kelurahan Borong ..................................................... 20
Gambar 5. Peta Jenis Tanah Kelurahan Borong ................................................... 20
Gambar 6. Peta Jenis Batuan Kelurahan Borong .................................................. 21
Gambar 7. Peta Klimatologi Kelurahan Borong ................................................... 22
Gambar 8.Peta Analisis Jenis Tanah Kelurahan Borong ..................................... 25
Gambar. 9 Peta Analisis Jenis Batuan Kelurahan Borong .................................... 25
Gambar 10. Peta Analisis Hidrologi Kelurahan Borong ....................................... 26
Gambar. 11 Peta Analisis Klimatologi Kelurahan Borong ................................... 27
Gambar. 12 Peta Analisis Morfologi Kelurahan Borong ...................................... 28
Gambar. 13 Peta Analisis Perumahan Kelurahan Borong .................................... 29
Gambar, 14 Peta Analisis Sarana Pendidikan Kelurahan Borong ........................ 29
Gambar. 15 Peta Analisis Sarana Perkantoran Kelurahan Borong ....................... 30
Gambar. 16 Peta Analisis Sarana Peribadatan Kelurahan Borong ........................30
Gambar. 17 Peta Analisis Sarana Kesehatan Kelurahan Borong .......................... 31
Gambar. 18 Peta Analisis Sarana Perdagangan Kelurahan Borong ...................... 31
Gambar. 19 Peta Analisis Sarana Olahraga Kelurahan Borong ............................ 32
Gambar. 20 Peta Analisis Penggunaan Lahan Kelurahan Borong ........................ 32
Gambar. 21 Peta Analisis Jaringan Jalan .............................................................. 33
Gambar. 22 Peta Analisis Jaringan Persampahan ................................................. 34
Gambar 23. Peta Analisis Jaringan Energi............................................................ 35
Gambar 24. Peta Analisis Jaringan Telekomunikasi ........................................... 35
Gambar 25. Peta Analisis Jaringan Drainase ........................................................ 36
Gambar 26. Peta Analisis Jaringan Limbah ......................................................... 37
Gambar 27. Peta Rencana Jalur Evakuasi ........................................................... 37
Gambar 28. Peta Rencana Titik Evakuasi........................................................... 38
Gambar 29. Peta Rencana Kawasan Bebas Bencana .......................................... 39

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang
mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam
dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami,
tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas,
hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah
penyakit. Banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat
mengganggu aktifitas masyarakat, bahkan dapat merugikan
masyarakat baik itu dari segi ekonomi, pembangunan, materi maupun
dari segi fisikologi. Karateristik geografis dan geologis wilayah
Indonesia adalah salahsatu kawasan rawan bencana banjir. Sekitar
30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia melintas wilayah
penduduk padat. Lebih dari 220 juta penduduk, sebagian adalah
miskin dan tinggal di daerah rawan banjir.
Makassar adalah Kota terbesar keenam setelah Jakarta,
Surabaya, Bandung, Medan, dan Semarang. Makassar memiliki
wilayah seluas 175,77 km² dan penduduk sebesar kurang lebih 1,4 juta
jiwa. Kota Makassar memiliki beberapa kawasan pemukiman
penduduk yang rawan terjadi banjir saat puncak musim hujan yang
panjang dan musim hujan yang deras. Pemukiman rawan banjir ini
sebagian besar di wilayah Selatan Makassar yakni salah satu dari
kawasan tersebut adalah Kelurahan Boromg. Penulis memilih
Kelurahan Borong dari pada Kelurahan yang lain karena Kelurahan
Borong salah satu bagian dari wilayah makassar yang sering
mengalami banjir dan hampir setiap musim hujan deras dan musim
hujan yang panjang rawan terjadi banjir.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar
setiap daerah dalam upaya penanggulangan bencana, mempunyai

5
perencanaan penanggulangan bencana. Secara lebih rinci disebutkan
di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentangPenyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Kelurahan Borong merupakan salah satu kelurahan yang


terdapat di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kelurahan ini terdiri dari 65 RT dan 12 RW. Secara astronomis,
kelurahan ini berada pada titik koordinat 5°10'03.70" LS dan
119°27'14.00" BT. Kelurahan Borong merupakan salah satu
Kelurahan di Kota Makassar yang memiliki kawasan dataran rendah
yang hampir setiap musim hujan yang panjang, rawan terjadi banjir.
Banjir yang terjadi di akibatkan karena drainase yang buruk,
banyaknya renase-renase dan sedimen yang ada di got, semakin
padatnya bangunan bangunan yang menyebabkan kurangnya daya
resapan air dan air kiriman dari daerah tetangga. Perilaku masyarakat
dalam penanganan sampah sangat berperan dalam proses terjadinya
drainase yang buruk diKota Makassar, salah satunya di Kelurahan
Borong ini, hal ini terjadi akibat seringnya masyarakat membuang
sampah pada selokan dan tidak membuang sampah pada tempatnya
karena kurangnya tempat pembuangan sampah yang membuat
masyarakat membuang sampah disembarang tempat. Menyimak
uraian tersebut, maka perlu penelitian tentang bagaimana Manajemen
penanggulangan banjir di Kelurahan Borong Kota Makassar.
1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana tingkat kerentanan Bencana Banjir di Kelurahan


Borong
b) Bagaimana dampak dari Bencana Banjir di Kelurahan Borong
c) Bagaimana cara menanggulangi/Mitigasi Bencana di Kelurahan
Borong
1.3 Tujuan

a) Untuk mengetahui tingkat kerentanan Bencana Banjir di


Kelurahan Borong

6
b) Untuk mengetahui dampak dari Bencana Banjir di Kelurahan
Borong
c) Untuk mengetahui Mitigasi Bencana Banjir di Kelurahan Borong
1.4 Dasar Hukum Terkait Kebencanaan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka untuk menyelesaikan
masalah terkait Bencana Banjir di Kelurahan Borong dibutuhkan suatu
dasar hukum/system penanggulangan Banjir tersebut. Berikut
beberapa dasar hukum di Indonesia yang mengatur mengenai Mitigasi
Bencana Banjir :
a) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana
b) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
tentangPenyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
c) Peraturan Perundang-undangan ; Judul. Instruksi
Presiden (INPRES) Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Penanggulangan Bencana Banjir dan Tanah Longsor
1.5 Ruang Lingkup
Adapun Ruang Lingkup mengenai Lokasi penelitian ini yaitu
daerah yang berpotensi terdampak rawan Bencana Banjir yang
tepatnya berada di Kawasan Administrasi Kelurahan Borong,
Kec.Manggala, Kota Makassar, yang memiliki luas wilayah 4,49
km²
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan ini akan diambil langkah-langkah penulisan yang
dapat diuraikan dalam sistimatika pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas hal-hal yang berisi latar belakang yang
mendasari laporan, rumusan masalah, tujuan dan masalah, dasar hukum
terkain bencana, ruang lingkup penelitian dan sistematika pembahasan.

7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang menjelaskan kajian
teori-teori yang melandasi dan berkaitan dengan kepentingan analisis
studi, terutama yang berisikan tentang mitigasi bencana banjir

BAB III : METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini akan menggambarkan metodologi yang


digunakan dalam penelitian ini yang mencakup lokasi dan waktu
penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulandata, dan
definisi operasional.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan gambaran umum, hasil dan pembahasan


karakteristik bencana banjir dan mitigasi dalam menghadapi
bencana
BAB V : PENUTUP

Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran

8
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KEBIJAKAN TERKAIT
KEBENCANAAN

2.1 Pengertian Bencana


Bencana adalah serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
gejalagejala alam, sehingga peristiwa tersebut mengakibatkan kerugian
materi,korban jiwa, dan kerusakan lingkungan (Kamadhis UGM, 2007).
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik yang faktor alam dan/atau nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerusakan harta bendadan dampak psikologis (Undang-undang nomor 24
tahun 2007). Menurut United National Development Program (UNDP),
bencana adalah suatu kejadian yang ekstrim dalam lingkungan alam atau
manusia yang merugikan dan mempengaruhi kehidupan manusia, harta
benda, aktivitas sampai pada tingkat yang menimbulkan bencana.
2.2 Karakteristik Bencana
Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana (PB), menegaskan yang dimaksud dengan ancaman bencana
adalah suatu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan bencana.
Selanjutnya mengelompokan bencana ke dalam bencana alam, bencana
nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang
diakibatkan peristiwa atauserangkaian peristiwa yang disebabkan alam
antara lain gempa bumi, tsunami,gunung meletus, banjir kekeringan, angin
topan dan tanah langsor. Bencana nonalam adalah bencana yang
disebabkan peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain
berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemik, dan wabah
penyakit.
Berdasarkan United Nations-International Strategy for Disaster
Reduction (UN-ISDR, 2005), potensi bencana atau bahaya ini
dibedakanmenajdi lima kelompok, yaitu:

9
a. Bahaya beraspek geologi, antara lain: gempa bumi,
tsunami, gunungapi, gerakan tanah (mass movement)
sering dikenal dengan tanah longsor.
b. Bahaya beraspek hidrometeorologi, antara lain: banjir,
kekeringan,angin topan, gelombang pasang.

c. Bahaya beraspek biologi, antara lain: wabah penyakit,


hama danpenyakit tanaman dan hewan/ ternak.

d. Bahaya beraspek teknologi, antara lain: kecelakaan


transportasi,kecelakaan industri, kegagalan teknologi.

e. Bahaya beraspek lingkungan,antara lain:


kebakaran hutan kerusakan lingkungan, pencemaran
limbah.
2.3 Jenis Bencana
Undang-undang tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, bencana dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Bencana alam, merupakan bencana yang diakibatkan
oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angina
topan, dan tanah longsor.

b. Bencana nonalam, merupakan bencana yang diakibatkan


oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit.

c. Bencana sosial, merupakan bencana yang diakibatkan


oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusiameliputi konflik sosial antar
kelompok atau antarkomunitas masyarakat dan terror.

10
2.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Bencana
Ramli (2010), menyebutkan bahwa bencana merupakan hasil
interaksi berasal dari potensi bahaya dan faktor kerentanan,
pertemuan antara bahaya dan kerentanan akan menghasilkan
terjadinya bencana. Adapun pengertian dari masing-masing faktor
tersebut adalah:
a. Risiko Bencana
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbukan
akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu
tertentu yang dapatberupa kematian, luka, sakit, serta jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, jumlah orang mengungsi,
kerusakan atau kehilangan harta dan infrastruktur, dan
gangguan kegiatan masyarakat secara sosial danekonomi.

b. Bahaya (Hazard)
Bahaya (Hazard) adalah situasi atau kejadian yang
mempunyai potensi dapat menimbulkan kerusakan,
kehilangan jiwa manusia, atau kerusakan lingkungan.

c. Kerentanan
Kerentanan merupakan suatu kondisi yang ditentukan oleh
faktor-faktor atau proses-proses fisik, sosial, ekonomi, dan
lingkungan yang mengakibatkan menurunnya kemampuan
dalm menghadapi bahaya.

d. Kapasitas
Kapasitas merupakan penguasaan terhadap sumber daya,
teknologi, cara dan kekuatan yang dimiliki masyarakat yang
memungkinkanmereka mempersiapkan diri, menjinakkan,
menanggulangi, mempertahankan diri dalam menghadapi
ancaman bencana serta dengan cepat memulihkan diri
akibat bencana.

11
2.5 Managemen Bencana
Wiarto (2017), menyebutkan bahwa penanganan dan
penanggulanganbencanameliputi 3 fase yaitu:
• Sebelum bencana
Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi
kerugianharta dan korban manusia yang disebabkan oleh bahaya
dan memastikan bahwa kerugian yang ada juga minimal ketika
terjadi bencana. Hal yang perlu dilakukan sebelum terjadinya
bencana yaitu:
1) Kesiapsiagaan

Mencakup penyusunan rencana pengembangan


system peringatan, pemeliharaan persediaan dan pelatihan
personil. Langkah- langkahkesiapan tersebut dilakukan
sebelum peristiwa bencana terjadi dan ditujukan untuk
meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan dan
kerusakan saat bencana terjadi.

2) Mitigasi

Mencakup semua langkah yang diambil untuk


mengurangi skala mbencana dimasa mendatang, baik efek
maupun kondisi rentan terhadapbahaya itu sendiri. Oleh
karena itu kegiatan mitigasi lebih difokuskan pada
bahaya itu sendiri atau unsur-unsur terkena ancaman
tersebut.

• Saat Bencana

Serangkaian kegiatan yang dilakuakan segera pada saat


kejadian bencana yang bertujuan untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan. Meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Penyelamatan dan evakuasi korban maupun harta benda

2. Pemenuhan kebutuhan dasar

3. Perlindungan

12
4. Pengurusan pengungsi
5. Penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
• Pasca bencana (recovery)
Penanggulangan pasca bencana meliputi 2 tindakan utama
yaitu rehabilitasidan rekonstruksi.
1. Rehabilitasi Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan
semua aspek pelayanan publik atau masyarakat yang
memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar
semua aspek pemerintahdan kehidupan msyarakat pada
wilayah pascabencana.

2. Rekonstruksi Rekonstruksi adalah pembangunan


kembali semuaprasarana dan sarana, kelembagaan pada
wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintah
maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, social dan
budaya, tegaknya hukum dan ketertiban dan bangkitnya
peran serta masyarakat dalam segala aspek kehidupan
bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

2.6 Kebijakan terkait Bencana


Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada
pemerintahan, organisasi dankelompok sektor swasta, serta individu.
Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum
dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu
hukum yang mengharuskan pembayaran pajakpenghasilan), kebijakan
hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh
hasil yang diinginkan. Adapun Berbagai kebijakan yang perlu
ditempuh dalam mitigasi bencana antara lain:

13
a. Upaya mitigasi bencana perlu membangun persepsi yang sama
bagi semua pihak baik jajaran aparat pemerintah maupun
segenap unsur masyarakat yang ketentuan langkahnya diatur
dalam pedoman umum, petunjuk pelaksanaan dan prosedur
tetap yang dikeluarkan oleh instansi yang bersangkutan sesuai
dengan bidang tugas unit masing-masing.

b. Pelaksanaan mitigasi bencana dilaksanakan secara terpadu


terkoordinir yang melibatkan seluruh potensi pemerintah dan
masyarakat.

c. Upaya preventif harus diutamakan agar kerusakan dan korban


jiwa dapat diminimalkan.

d. Penggalangan kekuatan melalui kerja sama dengan semua


pihak, melalui pemberdayaan masyarakat serta kampanye.

14
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 Gambaran Umum Kabupaten

Gambar 1. Peta Administrasi Kota Makassar

Kota Makassar (Makassar: kadang dieja Macassar, Mangkasar;


dari 1971 hingga 1999 secara resmi
dikenal sebagai Ujungpandang atau Ujung Pandang) adalah
sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota Provinsi Sulawesi
Selatan. Kotamadya ini adalah kota terbesar
pada 5°8′S 119°25′E Koordinat: 5°8′S 119°25′E, di pesisir barat daya
pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar.

Kota Makassar (Macassar, Mangkasar, Ujung Pandang (1971-


1999)) adalah salah satu kota metropolitan di Indonesia dan sekaligus
sebagai ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota
terbesar keempat di Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia.
Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota
Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan
industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan

15
penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan
dan kesehatan.

Secara administrasi kota ini terdiri dari 14 kecamatan dan 143


kelurahan. Kota ini berada pada ketinggian antara 0-25 m dari
permukaan laut. Penduduk Kota Makassar pada tahun 2000 adalah
1.130.384 jiwa yang terdiri dari lakilaki 557.050 jiwa dan
perempuan 573.334 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 1,65 %.,
dengan jumlah pemduduk 1.168.258 jiwa dan jumlah kepadatan
penduduk 6.646.5/km2. Makassar berbatasan dengan Selat
Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Pangkajene di
sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten
Gowa di sebelah selatan

• Letak : Koordinat 5°8′S 119°25′E di pesisir barat daya pulau


Sulawesi, menghadap Selat Makassar.
• Masyarakat Kota Makassar terdiri dari beberapa etnis yang
hidup berdampingan secara damai. Penduduk Makassar
kebanyakan dari Suku Makassar, sisanya berasal dari suku
Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Tionghoa, Jawa dan
sebagainya. Mayoritas penduduknya beragama Islam
• Pembagian Wilayah : Kota Makassar dibagi menjadi 14
kecamatan, 143 kelurahan, 885 RW dan 4446 RT.
• Kondisi Geografis : Ketinggian Kota Makassar bervariasi
antara 0 - 25 meter dari permukaan laut, dengan suhu udara
antara 20° C sampai dengan 32° C. Kota Makassar diapit
dua buah sungai yaitu: Sungai Tallo yang bermuara
disebelah utara kota dan Sungai Jeneberang bermuara pada
bagian selatan kot
• Luas wilayah : 128,18 km² (Total 175,77 km2).

16
Kota Makassar memilik 14 Kecamatan yang dimana Luas wilayah
kecamatan :

No Kecamatan Luas Wilayah

1 Tamalanrea 31,84 km²;

2 Biringkanaya 48,22 km²;

3 Manggala 24,14 km²;

4 Panakkukang 17.05 km²;

5 Tallo 5,83 km²;

6 Ujung Tanah 5,94 km²;

7 Bontoala 2,10 km²;

8 Wajo 1,99 km²;

9 Ujung Pandang 2, 63 km²;

10 Makassar 2,52 km²;

11 Rappocini 9,23 km²;

12 Tamalate 20,21 km²;

13 Mamajang 2,25 km²;

14 Mariso 1,82 km²

17
3.2 Gambaran Umum Kecamatan

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Manggala

Dalam pola keruangan Kota Makassar, Kecamatan Manggala


termasuk salah satu kawasan pinggiran kota. Penentuan kawasan ini
merupakan bagian dari pengelompokan kecamatan-kecamatan yang ada di
Kota Makassar berdasarkan jaraknya dari pusat kota Wilayah Kecamatan
Manggala berada di bagian timur Kota Makassar. Kecamatan Manggala
berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros di sebelah timur dan
Kabupaten Gowa di sebelah selatan. Di sebelah utara, Kecamatan
Manggala berbatasan dengan Kecamatan Tamalanrea, sedangkan di
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Panakkukang. Wilayah
Kecamatan Manggala seluas 24,14 km2 dengan titik koordinat 5,1752°
Lintang Selatan dan 119,4935° Bujur Timur. Luas Kecamatan Manggala
dalam persentase sama dengan 13,17% wilayah Kota Makassar.

Pada awal pembentukannya, Kecamatan Manggala terbagi menjadi


6 kelurahan. Lalu pada tahun 2017, wilayah Kecamatan Manggala terbagi
menjadi 7 kelurahan. Pada tahun 2019, wilayah Kecamatan Manggala telah
terbagi menjadi 8 kelurahan. Nama dari kedelapan kelurahan ini yaitu
Kelurahan Borong, Kelurahan Bangkala, Kelurahan Tamangapa,

18
Kelurahan Manggala, Kelurahan Antang, Kelurahan Batua, Kelurahan
Bitowa, dan Kelurahan Biring Romang

No Kelurahan Luas Wilayah (km2)


1 Borong 1.92
2 Bangkala 3,42
3 Tamangapa 7,62
4 Manggala 4,44
5 Antang 2,63
6 Batua 1,92
7 Bitowa 1.31
8 Biring Romang 0.88
Total Luas Kecamatan Manggala 24,14

3.3 Gambaran Umum Kelurahan


Borong adalah nama sebuah kelurahan di Kecamatan Manggala,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kelurahan ini
terdiri atas 65 RT dan 12 RW. Secara astronomis, kelurahan ini berada
pada titik koordinat 5°10'03.70" LS dan 119°27'14.00" BT. Jumlah
penduduk Kelurahan Borong pada tahun 2019 tercatat 5.718 jiwa. Kantor
kelurahan ini beralamat di Jl. Toddopuli VI No. 25, Kota Makassar.
Kelurahan Borong berasal dari kata bahasa Makassar "Borong"
yang artinya berkumpul, atau bekerja bersama-sama. Ada dua versi yang
melatarbelakangi pemberian nama Borong, yaitu:
a) Kampung Borong dahulunya adalah merupakan daerah yang memiliki
persawahan yang luas dan menjadi tempat genangan air, sehingga pada
musim penghujan tiba, Kampung Borong ini seperti lautan. Untuk
memasuki kampung harus menggunakan perahu yang dalam bahasa
Makassarnya adalah lepa-lepa atau rakit. Melihat kondisi tersebut,
maka pada tahun 1982, Wali Kota Makassar yang waktu itu dijabat oleh
Abustam mengadakan pertemuan dengan masyarakat membicarakan
masalah potensi pertanian, akses jalan, dan hal-hal lain terkait

19
Kampung Borong. Pertemuan atau kumpul-kumpul dalam bahasa
Makassar disebut a'borong-borong diberi nama kegiatan "Abbulo
Sibattang" yang merupakan pertama di Kota Makassar. Hal inilah yang
melatarbelakangi sehingga dinamakan Kelurahan Borong.
b) Kampung Borong adalah tempat pertemuan para tokoh adat untuk
membicarakan hal-hal yang terkait dengan kepentingan bersama. Satu
contoh pembicaraan adalah kegiatan pesta panen yang rutin
dilaksanakan setiap tahunnya. Kegiatan pesta panen dilaksanakan
selama 7 hari 7 malam dengan mengadakan berbagai macam kegiatan
olahraga tradisional seperti padekko, pa'lanja, dan sebagainya.
Kegiatan pertemuan untuk membahas sesuatu ini kemudian diberi
istilah masyarakat setempat dengan "A'borong-borong". Pada akhirnya
tempat tersebut dinamakan sebagai Borong atau Kelurahan Borong.
Kelurahan Borong memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
No Batas Batas Wilayah
1 Utara Kelurahan Batua
2 Selatan Kelurahan Kassi-Kassi
3 Barat Kelurahan Balla Parang
4 Timur Kelurahan Bangkala & Kelurahan Bitowa

Gambar 4 Peta Administrasi Kelurahan Borong

20
3.4 Aspek Fisik Dasar
a) Morfoogi

Gambar 4 Peta Morfologi Kelurahan Borong


Morfologi adalah suatu gambaran dari suatu bentang
alam(landscape) yang merekam proses-proses geologi yang terjadi di
permukaan bumi. Keadaan bentang alam (Landscape) di Kelurahan Borong
ialah Bergelombang miring denudasional dan Pedataran Fluvial.
b) Jenis Tanah

Gambar 5 Peta Jenis Tanah Kelurahan Borong

21
Tanah merupakan sumber daya alam yang dapat dikategorikan
kedalam beberapa jenis yang berbeda dengan karakteristik yang
memberikan manfaat. Tanah merupakan bagian lapisan teratas bumi yang
terbentuk daribebatuan yang mengalami pelapukan dari ratusan hingga
ribuan tahun.. Adapun jenis tanah di Kelurahan Borong adalah Tanah
Inceptisol.

c) Jenis Batuan

Gambar 6 Peta Jenis Batuan Kelurahan Borong

Batuan adalah kumpulan-kumpulan atau agregat dari mineral-


mineral yang sudah dalam keadaan membeku/keras. Jenis batuan yang ada
di Kelurahan Borong adalah sedimen laut berselingan dengan batuan
gunung api dan kerikil,pasir, lempung lumpur,batugamping, dan koral.

d) Hidrologi

Hidrologi adalah kondisi air, kualitas air, pemanfaatan air


dipermukaanbumi. Hidrologi di Kelurahan Borong berasal dari PDAM.

22
e) Klimatologi

Gambar 7 Peta Curah Hujan Kelurahan Borong


Klimatologi adalah kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama
periode waktu yang panjang. Kelurahan Borong memiliki curah hujan
rata-rata dalam pertahun antara 135 hari sampai dengan 160 hari dan suhu
rata-rata pertahunadalah 28° sampai dengan 29° C.
3.5 Aspek Demografi
Demografi atau kependudukan adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi
penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.Analisis kependudukan dapat
merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang
didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas
tertentu. Kondisi demografis di Kelurahan Borong dibagi berdasarkan keadaan
penduduk berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk berdasarkan usia,
jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dan jumlah penduduk
berdasarkan pendidikan sebagai berikut :

23
• Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


(Jiwa) (%)
1 Laki-laki 9.637 49,62
2 Perempuan 10.121 50,38
Total 19.758 100,00

Sumber: Profil Kelurahan Borong Tahun 2023

Berdasarkan table diatas, Kelurahan Borong memiliki jumlah


penduduk Laki laki berjumlah 9.637 Jiwa serta jumlah penduduk
perempuan sebanyak 10.121 jiwa.

24
BAB IV
PEMBAHASAN (ANALISIS)
4.1 Analisis Aspek Fisik Dasar
Analisis Ancaman tanah Banjir dinilai menggunakan lima (5)
parameter berdasarkan panduan resiko bencana dari Badan
Penanggulangan Bencan (2016) yang di modifikasi. Parameter yang
digunakan antara lain kemeringan lereng, jenis tanah, curah hujan,
penggunaan lahan dan jenis bantuan. Masingmasing parameter dilakukan
skoring sesuai dengan klasifikasi masing-masing parameter yang menjadi
dasar atau acuan dalam penelitian.
Maka dari itu Metode yang digunakan pada pengolahan data
penelitian kali ini adalah menggunakan metode overlay yang sebelumnya
dilakukan scoring terlebih dahulu dari parameter-parameter yang
mempengaruhi tingkat kerawanan suatu daerah terhadap banjir yakni
kemiringan lereng,Topografi , jenis tanah, curah hujan, Penggunaan lahan,
dan kerapatan sungai. Setelah semua parameter dilakukan scoring
kemudian diberikan bobot dan nilai yang sesuai dengan klasifikasinya
masing-masing. Setelah kedua tahapan tersebut terlewati dilanjutkan
dengan overlay seluruh parameter menggunakan software ArcGIS.
a) Analisis Topografi
Topografi Kelurahan Borong yang didominasi daerah dataran
rendah dengan ketinggian 0-42% di atas permukaan laut memiliki
kaitan yang erat dengan kerawanan Banjir .Hal ini dikarenakan daerah
dataran rendah memiliki dataran yang rendah, sehingga mudah
terjadinya kerentanan bencana Banjir di daerah tersebut.

25
b) Analisis Jenis Tanah

Gambar 8 Peta Analisis Jenis Tanah Kelurahan Borong

Jenis tanah Inceptisol yang dimiliki oleh Kelurahan Borong.


Karakteristik tanah inceptisol adalah :

• Memiliki solum tanah agak tebal, yaitu 1-2 meter


• Warnanya hitam atau kelabu hingga coklat tua
• Teksturnya debu, lempung berdebu, lempung 4. Struktur
tanahnya remah, konsistensinya gembur, pH 5,0 – 0,7 5
c) Analisis Jenis Batuan/Geologi

Gambar 9 Peta Analisis Jenis Batuan Kelurahan Borong

26
Secara umum, jenis batuan yang ada di Kelurahan
Borong didominasi dengan jenis batuan sedimen laut yang
berselingan dengan batuan gunung berapi, serta ada
wilayah yang jenis batuan Batu Gamping Koral yang
bersifat kerikil, pasir, lempung dan lumpur.

d) Analisis Hidrologi

Gambar 10 Peta Analisis Jenis Batuan Kelurahan Borong

Secara umum, Kondisi hidrologi yang ada di Kelurahan


Borong dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pengeboram
dangkal dengan mesin mesin serta Pengeboran menggunakan
mesin rotary.

27
e) Analisis Klimatologi

Gambar 11 Peta Analisis Klimatologi Kelurahan Borong

Kelurahan Borong memiliki iklim tropis dengan curah hujan


yang tinggi. Curah hujan tahunan di Kelurahan Borong berkisar
antara 2.715 hingga 3.850 mm. Curah hujan yang tinggi ini dapat
meningkatkan kerawanan banjir di Kelurahan Borong. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
• Peningkatan jumlah air hujan. Curah hujan yang tinggi akan
meningkatkan jumlah air hujan yang jatuh ke permukaan
tanah. Jika jumlah air hujan melebihi kapasitas tampungan
air tanah dan saluran air, maka air hujan akan menggenang
di permukaan tanah dan menyebabkan banjir.
• Peningkatan erosi. Curah hujan yang tinggi dapat
menyebabkan erosi tanah. Erosi tanah dapat menyebabkan
penyumbatan saluran air, sehingga air hujan tidak dapat
mengalir dengan lancar dan meningkatkan risiko banjir.
• Peningkatan aliran air. Curah hujan yang tinggi dapat
menyebabkan peningkatan aliran air di sungai atau saluran
air. Jika kapasitas sungai atau saluran air tidak memadai,
maka air hujan dapat meluap ke daerah sekitarnya dan
menyebabkan banjir.

28
f) Analisis Morfologi

Gambar 12 Peta Analisis Morfologi Kelurahan Borong

Jenis Morfologi Kelurahan Borong termasuk kedalam lahan


yang berada di perbukitan rendah . Pedataran Fluvial serta
bergelombang Miring denudasional merupakan salah satu jenis
morfologi yang memiliki kerawanan banjir yang tinggi, karena
terletak di ketinggian 0-42% mdpl.

4.2 Analisis Sarana

Analisis rata-rata (ANOM) adalah prosedur grafis untuk


membandingkan kumpulan rata-rata, angka, atau proporsi untuk melihat
apakah ada yang berbeda secara signifikan dari rata-rata, angka, atau
proporsi keseluruhan. Berikut analisis sarana di Kelurahan Borong :

29
a) Analisis Perumahan

Gambar.13 Peta Analisis Perumahan Kelurahan Borong

Pada analisis sarana permukiman di Kelurahan Borong,


untuk 20 tahun kedepan memerlukan 4.843 untuk rumah dengan
tipe besar sebanyak 1.730 unit, tipe sedang 1.987 unit, sedangkan
tipe kecil 1.126 unit rumah.
b) Analisis Sarana Pendidikan

Gambar.14 Peta Analisis Sarana Pendidikan Kelurahan Borong


Pada analisis sarana pendidikan di Kelurahan Borong untuk
20 tahun kedepan dengan belum terpenuhi, karena sekarang yang
tersedia hanya 7 unit, sedangkan kebutuhan 20 tahun kedepan ialah
43 unit.

30
c) Analisis Sarana Perkantoran

Gambar 15 Peta Analisis Sarana Perkantoran Kelurahan


Borong

DiKelurahan Borong, untuk sarana perkantoran telah


mencukupi dan memadai bagi masyarakat setempat di Kelurahan
Borong yaitu 1 unit.
d) Analisis Sarana Peribadatan

Gambar 16. Peta Analisis Sarana Peribadatan Kelurahan Borong

Pada analisis sarana peribadatan diKelurahan Borong untuk


20 tahun kedepan belum terpenuhi karena hanya tersedia 4 unit
sedangkan yang dibutuhkan untuk 20 tahun kedepan ialah 10 unit.

31
e) Analisis sarana kesehatan

Gambar 17. Peta analisis sarana kesehatan di Kelurahan Borong

Pada analisis sarana kesehatan di Kelurahan Borong untuk


20 tahun kedepan dengan jumlah sebanyak 19, sedangkan yang ada
sekarang sejumlah 1 unit.
f) Analisis sarana perdagangan

Gambar 18 Peta analisis sarana perdagangan Kelurahan Borong

Pada analisis sarana perdagangan diKelurahan Borong


untuk 20 tahun kedepan sebanyak 97 jenis unit perdagangan dan
jasa.

32
g) Analisis sarana olahraga

Gambar 19. Peta analisis sarana olahraga di Kelurahan Borong

Pada sarana olahraga diKelurahan Borong pada 20 tahun


kedepan dibutuhkan penambahan sarana olahraga sejumlah 7 unit.
h) Analisis sarana penggunaan lahan

Gambar 20. Peta analisis sarana penggunaan lahan di Kelurahan Borong

33
Untuk kawasan penggunaan lahan, pada kawasan
permukiman, di Kelurahan Borong didominasi dengan permukiman
seluas 1.581.083 ha, lalu rawa dengan luas 578.210 ha, lalu sawah
dengan luas 350.411 dan terakhir lahan kosong dengan luas 321.051
ha dan terakhir danau dengan luas 180.528 ha.
4.3 Analisis Prasarana
Pengertian prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008).atau merupakan seperangkat alat yang berfungsi
secara tidak langsung untuk mencapai tujuan. Adapun beberapa
analisis prasarana di Kelurahan Borong sebagai berikut :
a) Analisis jaringan jalan

Gambar 21. Peta analisis jaringan jalan di Kelurahan Borong

Di Kelurahan Borong semua jenis jalanan berjenis Lokal


dengan konstruksi Aspal dengan kondisi baik.

34
b) Analisis jaringan persampahan

Gambar 22. Peta analisis jaringan persampahan di Kelurahan Borong

• Tabel estimasi timbunan sampah di Kelurahan Borong tahun


2042.
Kawasan Total timbunan sampah
Permukiman 10.254 liter/orang/hari
Komersal dan fasilitas umum 5.238 liter/orang/hari
Total 15.762 liter/orang/hari
• Tabel estimasi kebutuhan prasarana analisis persampahan
Kelurahan Borong tahun 2042.
Prasarana persampahan Jumlah unit
Tong 10
Gerobak 4
TPS 4

35
c) Analisis jaringan energi

Gambar 23. Peta analisis jaringan energi di Kelurahan Borong

Analisis jaringan energi dalam reputasi estimasi kebutuhan


energi listrik di Kelurahan Borong pada tahun 2042, jumlah
kebutuhan energi 2.922.363 watt

No Sarana Estimasi kebutuhan listrik ( watt )


1. Permukiman 775.885
2. Sarana umum dan sosial 865.531
3. Perkiraan kehilangan 672.425

d) Analisis jaringan Telekomunikasi

Gambar 24. Peta analisis jaringan telekomunikasi di Kelurahan Borong

36
Jaringan telekomunikasi di Kelurahan Borong :
• Analisis kebutuhan sumber daya telekomunikasi
o Wire line ( jaringan berkabel)
Kabel coaxcial, twisted pair dan serat optio
o Wireless ( tanpa kabel)

e) Analisis jaringan Dainase

Gambar 25. Peta analisis jaringan drainase di Kelurahan Borong


Jaringan drainase adalah yang berfungsi mengalirkan air
permukaan ke badan penerima dan atau ke bangunan resapan
buatan di Kelurahan Borong telah tersedia , jaringan drainase
kontruksi alami dan kondisi yang baik.

37
f) Analisis jaringan Limbah

Gambar 26. Peta analisis jaringan limbah di Kelurahan Borong

Untuk analisis jaringan drainase di Kelurahan Borong pada


setiap rumah sudah memiliki septic dan untuk limbah domestim
rumah tangga yang bersifat cair langsung mengalir ke drainase.
4.4 Rencana Jalur Evakuasi dan Titik Evakuasi
1. Peta Rencana Jalur Evakuasi

Gambar 27. Peta Rencana Jalur Evakuasi di Kelurahan Borong

38
Pada peta di atas ada beberapa titik evakuasi. Di titik
evakuasi tersebut di letakkan di beberapa lahan kosong
dan bebrapa di lapangan karena lokasi tersebutjauh dari
bangunan tinggi dan aman jika ada bencana yang tidak
diinginkan seperi bencana gempa atau pun bencana
lainnaya.
2. Peta Titik Evakuasi

Gambar 28. Peta Titik Evakuasi di Kelurahan Borong

Untuk jalur peta evakuasi bencana hanyak


mengikuti jalan dan beberapa jalan yang tidak di lewati
untuk ke lokasi titik evakuasi di karenakan sekitar jalan
yang lain ada bebrapa bangunan yang di hindari.

39
3. Peta Rencana Kawasan Bebas Bencana

Gambar 29. Peta Rencana Kawasan Bebas Bencana di Kelurahan Borong

Pada peta diatas dapat kita terdapat 2 kategori wilayah yang


rawan bencana berwarna merah dan Kawasan beban bencana berwarna
hijau.

40
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan


sebagai berikut :

1. Berdasarkan penelitian diatas, Kelurahan Borong merupakan kelurahan


yang terletak di Kecamatan Manggala, Kota Makassar yang memiliki
tingkat curah hujan yanh tinggi yaitu 2.175-3.850 mm. Dengan jumlah
tingkat curah hujan yang tinggi itu, Kelurahan Borong memiliki tingkat
kerawan banjir yang tinggi.
2. Strategi pengurangan risiko bencana dilakukan sebelum, saat, dan setelah
terjadinya bencana melalui integrasi stakeholder sehingga dapat
meminimalisir terjadinya risiko bencana banjir di Kelurahan Borong
5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai kesimpulan,


maka peneliti merekomendasikan beberapa saran dalam strategi penenganan
banjir di Kelurahan Borong sebagai berikut

1. Melakukan mitigasi non-strukrural dengan merumuskan dan menguatkan


kebijakan mitigasi bencana di Kabupaten Barru Khususnya Kelurahan
Borong
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan
Borong
3. Pemerintah Kota Makassar khusunya di Kelurahan Borong agar untuk
melakukan Mitigasi untuk bencana banjir dan memberikan arahan kepada
masyarakat menganai hal hal apa saja yang perlu dilakukan pra, saat, dan
pasca bencana banjir. Serta mengurangi hal hal yang dapat menyebabkan
banjir, salah satunya menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah
sembarangan

41
42

Anda mungkin juga menyukai