Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MITIGASI BANJIR

DISASTER RISK REDUCTION MELALUI KONSEP INTEGRAL

DISUSUN OLEH :
SARFINA ANNISA
2308101010031

Dosen Pembimbing : DR. Muliadi Ramli, S.Si., M.Si

UNIVERSITAS SYIAH KUALA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANDA ACEH
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan atas kehadirat kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya sehinnga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Disaster Risk
Reduction Melalui Konsep Integral’’ dengan tema “Hubungan Mitigasi Bencana Dengan
Matematika” dan alhamdulillah tepat pada waktunya.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dosen untuk menunjang
mahasiswa agar dapat lebih memahami mengenai mitigasi bencana, serta mengukur kemampuan
siswa dalam membuat makalah, dan melatih kemampuan berbahasa.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah acuan, petunjuk, maupun
pedoman dan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Namun, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik
dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat akan pengetahuan dan kemampuan yang saya
miliki masih terbatas, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

Banda Aceh,23 Oktober 2023

penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ..................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
1. Pengertian bencana banjir ....................................................................................... 4
2. Macam macam banjir................................................................................................ 6
3. Penyebab terjadinya banjir ...................................................................................... 11
4. Dampak yang ditimbulkan dari banjir .................................................................... 13
5. Pemetaan daerah rawan banjir di Aceh .................................................................. 14
6. Usaha-usaha menanggulangi banjir......................................................................... 15
7. Mitigasi bencana banjir............................................................................................. 16
8. Hubungan mitigasi banjir dengan konsep integral ................................................ 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 19

KESIMPULAN ..................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat, yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (Taryana dkk, 2022).

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana terjadi karena adanya ancaman dan kerentanan tanpa ada kapasitas
masyarakat untuk menanggulanginya. Bencana dapat mengancam semua wilayah di Indonesia
baik di wilayah daratan, pegunungan maupun di wilayah pesisir termasuk di Propinsi Jawa
Tengah (Hilmi dkk, 2012).

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis. Bencana terjadi karena adanya ancaman dan kerentanan tanpa ada kapasitas
masyarakat untuk menanggulanginya. Bencana dapat mengancam semua wilayah di Indonesia
baik di wilayah daratan, pegunungan maupun diwilayah pesisir termasuk di Propinsi Jawa
Tengah (Hilmi dkk, 2012).

Bencana adalah keadaan yang mengangu kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
disebabkan oleh gejala alam atau perbuatan manusia. Bencana dapat terjadi melalui suatu proses
yang panjang atau situasi tertentu dalam waktu yang sangat cepat tanpa adanya tanda-tanda.
Dampak dari bencana dapat bervariasi, tergantung pada kondisi dan kerentaan lingkungan dan
masyarakat (Hidayati, 2005).

1
Tidak adanya hujan pada suatu lokasi dalam waktu yang relatif lama sehingga
menimbulkan bencana kekeringan, atau sebaliknya curah hujan yang sangat tinggi di suatu lokasi
menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor (Sjarief, 2010).

Banjir adalah peristiwa meluapnya aliran Sungai akibat air melebihi kapasitas tampungan
sungai sehingga meluap dan menggenangi dataran atau daerah yang lebih rendah di sekitarnya.
Menurut data statistik yangdiambil dari situs (http://dibi.bnpb.go.id/), mengenai distribusi tipe
bencana dan korban jiwa pada tahun 1815 hingga tahun 2015, banjir menempati urutan pertama
dengan 5.600 peristiwa dan jumlah korban jiwa dibawah 34.000 orang. Selain itu, banjir juga
merupakan bencana alam yang mempunyai tingkat frekuensi terjadinya bencana sebesar 34 %
disusul oleh bencana angin kencang (Yulaelawati, 2008).

Karena banjir termasuk bencana yang hampir setiap tahun melanda Indonesia, maka dari
itu diperlukan suatu langkah untuk penanggulangan dan mitigasibencananya. Hal tersebut
diperlukan untuk mengurangi resiko dan dampak dari bencana ini.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan banjir dan daerah mana saja yang rawan banjir di aceh?
2. Apa saja macam macam banjir?
3. Apa penyebab terjadinya banjir?
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari banjir?
5. Bagaimana pemetaan daerah rawan banjir di Aceh?
6. Bagaimana usaha menanggulangi banjir?
7. Bagaimana mitigasi bencana banjir?
8. Bagaimana hubungan mitigasi banjir dengan konsep integral?

C.Tujuan

1. Mengetahui yang dimaksud dengan banjir dan dapat menyebutkan daerah rawan banjir di
aceh
2. Mengetahui macam macam banjir
3. Mengetahui penyebab terjadinya banjir
4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari banjir
5. Mengetahui pemetaan daerah rawan banjir di Indonesia

2
6. Mengetahui usaha-usaha menanggulangi banjir
7. Mengetahui mitigasi bencana banjir
8. Mengetahui hubungan mitigasi banjir dengan konsep integral

3
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Bencana Banjir
Banjir merupakan fenomena alam yang biasaterjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri
oleh alirasn sungai dan saat inisepertinya sudah menjadi langganan bagi beberapa daerah dan
kota besar diIndonesia ketika musim penghujan tiba. Banjir pada hakikatnya hanyalah salah satu
output dari pengelolan DAS yang tidak tepat. Banjir bisa disebabkan oleh beberapahal yaitu
curah hujan yang sangat tinggi, karakteristik DAS, penyempitan saluran drainase dan perubahan
penggunaan lahan (Simajuntak, 2014).

Sementara itu, banjir dapat didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat
meluapnya air yang melebihi kapasistas pembuangan air disuatu wilayah dan dapat
menimbulkan kerugian fisik, sosial, dan ekonomi (Gultom, 2012).

Adapun banjir juga menjadi salah satu bencana yang sering terjadi di aceh seperti

1. Banjir di Keude Lhoksukon, Aceh Utara, Senin 3 Januari 2022

Banjir yang melanda sejumlah kabupaten/kota di pesisir utara timur aceh terus meluas.
Dampaknya puluhan ribu warga di aceh utara, aceh timur, dan lhokseumawe, yang rumahnya
terendam mengungsi. Fasilitas umum seperti jalan dan jembatan juga ada yang putus diterjang
banjir. Selain itu, bocah yang meninngal dunia akibat main dalam genangan banjir bertambah
satu orang. Banjir sudah meluas 14 kecamatan dari 27 kecamatan yang ada di kabupaten itu.

4
2. Banjir di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Minggu 22 Januari 2023

Provinsi aceh sebelah utara dilanda banjir pada akhir minggu pertama januari 2023.
Genangan tak dapat dihindari setelah hujan lebat mengguyur beberapa kabupaten aceh utara,
aceh timur, pidie, aceh tamiang, pidie jaya, dan bireun. BPBD setempat melaporkan potensi
adanya peningkatan tinggi muka air. Pihaknya telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk
Upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat dan kesiapsiagaan untuk evakuasi warga.

3. Banjir melanda sejumlah desa di Kecamatan Syamtalira Aron dan Kecamatan Samudera,
Kabupaten Aceh Utara, Sabtu (17/11/2018) hingga Minggu (18/11/2018)

Data yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menyebutkan, banjir
merendam Desa Kumbang, Tengoh, dan Desa Blang, Kecamatan Syamtalira Aron. Sedangkan di
Kecamatan Samudera, banjir merendam lintas nasional di Geudong, Kecamatan Samudera, Aceh
Utara. Ratusan warga terlihat mengungsi di pinggir jalan lintas Medan-Banda Aceh, Desa
Kumbang, Aceh Utara. Diketahui, penyebab banjir kali ini adalah tanggul Krueng (sungai) Pase

5
di Desa Kumbang, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara yang jebol. Sedikitnya, tiga rumah
hanyut dibawa banjir. Kepala Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Andre
Prayuda mengakui ada rumah warga yang rusak dihantam banjir.

Di dalam suatu ekosistem Sungai terdapat bagian bagian yang tidak terpisahkan satu
dengan yang lainnya yakni palung Sungai yang selalu tergenang oleh air Sungai, dataran banjir
yang akan tergenang apabila sungai meluap dan bantaran Sungai.

Bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung
dari tepi sungai sampai dengan kaki tanggul sebelah dalam. Fungsi dari bantaran sungai
adalah sebagai tempat mengalirnya sebagian debit sungaipada saat banjir. Jadi, secara alami
bantaran sungai akan tergenang oleh aliran sungai saat banjir tiba. Oleh karenanya,
dilarang mendirikan hunian atau sebagai tempat membuang sampah pada daerah
ini.Sementara, garis sempadan sungai (GS) adalah garis batas luar pengamanan sungai.Apabila
daerah bantaran sungai dijadikan sebagai tempat hunian penduduk suatu daerah, maka akan
berdampak daerah tersebut akan selalu digenangi oleh air ketika banjir melanda. Tetapi, bila
tetap ingin didirikan hunian pada daerah tersebut.

2. Macam Macam Banjir

1. Banjir Bandang

Banjir bandang adalah salah satu jenis banjir yang berbahaya dan bahkan kerap
menyebabkan korban. Jenis banjir ini mempunyai ciri khas yaitu mengangkut lumpur dan air.
Sehingga banjir bandang dapat dikategorikan berbahaya. Jenis banjir ini biasanya disebabkan
oleh curah hujan yang tinggi dalam waktu yang pendek dan tanah tidak dapat melakukan

6
penyerapan air dengan baik. Selain itu, banjir bandang dapat disebabkan oleh tanggul atau
bendungan yang jebol secara tiba-tiba tanpa hujan terlebih dahulu.

Banjir bandang di kecamatan Benggalang, kabupaten Nagan Raya, provinsi Aceh

(selasa, 29 agustus 2023)

2. Banjir Sungai

Banjir sungai merupakan jenis banjir yang terjadi ketika air mengalami kelebihan
kapasitas di sebuah sungai. Terjadinya banjir sungai disebabkan oleh badai yang terus terjadi
dalam waktu yang panjang. Di beberapa negara beriklim subtropis, jenis banjir ini juga
diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi serta cairnya salju. Bencana alam ini dapat berdampak
pada kerusakan properti dan keamanan yang terancam.

Banjir Sungai di desa Lawang, kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara,

(senin, 9 oktober 2023)

7
3. Banjir Rob

Banjir rob terjadi karena air laut yang pasang daripada rata-rata peningkatannya serta
curah hujan yang tinggi. Jenis banjir ini biasanya terjadi di kawasan pesisir pantai. Karena pesisir
yang sering terjadi badai kencang dan ekstrim. Pada daerah tepi laut biasanya memiliki
pelindung air secara alami dan buatan oleh manusia. Salah satu pelindung alami di daerah pesisir
yaitu hutan mangrove. Kondisi hutan bakau yang rusak dapat mengakibatkan intrusi air laut ke
daratan.

Banjir rob Aceh Barat (senin, 4 juli 2022)

4. Banjir Gelombang Badai

Gelombang badai merupakan peningkatan permukaan air pada kawasan pantai, serta
berada di atas dari gelombang astronomis biasanya. Terjadinya dikarenakan kekuatan dari angin
badai, peningkatan gelombang dan rendahnya tekanan pada atmosfer. Gelombang bandai juga
akan menjadi sangat berbahaya karena membanjiri sekitar pantai secara meluas.

Sabang, perairan selatan Banten-Jawa Timur, Laut Jawa, Laut Bali, Selat Makassar bagian
selatan, Laut Banda, perairan Bitung, dan Laut Maluku (4 Agustus 2022)

8
5. Banjir Genangan

Banjir jenis ini terjadi saat curah hujan yang meningkat beberapa hari, luapan air yang meningkat
dari sungai dan bahkan kerusakan pada tanggul. Jenis banjir ini juga dapat diakibatkan oleh
tingkat serapan air yang rendah di kawasan pemukiman dan perkotaan.

Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh ( Sabtu, 9 Mei 2020)

6. Banjir Lahar

Banjir lahar merupakan jenis banjir yang diakibatkan oleh erupsi maupun letupan gunung
api. Dari letupan gunung tersebut mengeluarkan lahar dingin dan tersebar pada sekitar lereng
gunung. Sehingga berakibat air pada sungai akan menjadi dangkal dan turut meluap keluar dari
permukaan serta daratan menjadi terendam.

9
Banjir lahar dingin yang disebabkan oleh erupsi Gunung Semeru telah melanda daerah
Lumajang, Jawa Timur, (Minggu, 9 Juli 2023)

7. Banjir Air Tanah

Berbeda dari banjir bandang, banjir air tanah terjadi karena apabila hujan turun pada
waktu yang alam, tanah yang telah jenuh terhadap air tidak dapat menyerap air kembali. Kondisi
tersebut berdampak pada air akan tetap pada permukaan tanah serta berakibat pada banjir dalam
waktu yang panjang dalam beberapa minggu.

Kendaraan melintasi banjir yang menggenangi kawasan Bundaran Bank Indonesia di Jakarta
Pusat, (Selasa ,25 februari 2020)

8. Banjir Lumpur

Banjir lumpur merupakan jenis banjir yang terjadi karena adanya luapan dari lumpur,
lumpur tersebut keluar dari dalam bumi sehingga terjadi genangan pada daratan. Lumpur yang
terdapat pada permukaan bumi, berbeda dengan lumpur di dalam bumi karena terdapat
kandungan kimia yang berbahaya.

10
Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Sigi (Minggu, 28 agustus 2019)

9. Banjir Selokan

Banjir selokan dapat terjadi bukan hanya karena curah hujan, namun dapat disebabkan
oleh penyumbatan pada drainase. Jenis banjir ini biasanya terjadi pada dalam serta luar dari
bangunan.

Aceh Singkil (Jum’at 4 November 2022.)

3.Penyebab Terjadinya Banjir

Pada umumnya, banjir yang sering terjadi disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan
faktor manusia. Beberapa penyebab banjir diantaranya yaitu:

1. Permukaan Tanah yang Rendah

11
Banjir sering kali terjadi ketika air yang berada di dataran tinggi terus mengalir menuju dataran
rendah. Bahkan derasnya air dapat dengan mudah merusak tembok hingga fasilitas yang ada.

2. Peningkatan Curah Hujan

Curah hujan akan lebih meningkat pada musim hujan. Akibatnya volume air di sungai dan
dataran tinggi meningkat secara signifikan. Apabila tanah tidak dapat menyerap air dengan baik
dan aliran ke sungai tidak sempurna maka hal tersebut akan menyebabkan banjir bandang.

3. Penyumbatan oleh Sampah

Penyebab dari banjir yang paling umum yaitu sampah. Masyarakat menjadi terbiasa untuk
membuang sampah di sembarang tempat tanpa mempertimbangkan aspek lingkungan, bahkan
sungai menjadi tercemar dan terhambat alirannya. Hambatan tersebut membuat air menjadi
berhenti dan volumenya meningkat di suatu tempat.

4. Keadaan Topografis

Keadaan lereng yang curam turut mempengaruhi aliran air. Wilayah yang memiliki lereng curam
memiliki resiko lebih besar untuk terjadinya banjir bandang karena aliran air akan lebih cepat.

5. Kerusakan Hutan

Pohon berperan dalam peresapan air yang menuju ke tanah, sehingga apabila hutan rusak maka
kemungkinan besar akan menimbulkan banjir. Kerusakan hutan secara besar-besaran akibat
deforestasi dan alih fungsi lahan tentu akan menimbulkan bencana longsor. Longsor yang terjadi
karena tidak memiliki tanah yang dapat menahan air.

6. Kerusakan Bendungan dan Tanggul

Bendungan yang rusak biasa terjadi karena hujan yang deras membuat air menjadi meluap
ditambah kondisi bendungan yang tua sehingga memungkinkan bendungan menjadi jebol.
Bendungan dan tanggul yang jebol karena tidak mampu menahan volume air akan
mengakibatkan banjir bandang.

7. Pemanasan Global dan Emisi Gas Rumah Kaca

Pemanasan global secara tidak langsung menyebabkan banjir, mulai dari pembakaran sampah,
polusi dari kendaraan dan industri menjadi beberapa penyebab peningkatan pada lapisan ozon.
12
Sehingga polusi tersebut dapat meningkatkan emisi gas karbondioksida dan berdampak pada
perubahan cuaca secara ekstrim.

4.Dampak Yang Ditimbulkan Dari Banjir

Bencana banjir tentu akan memberi dampak bagi masyarakat sekitar dan lingkungan. Kerugian
secara langsung menyasar materi hingga korban jiwa, berikut ini beberapa dampak buruk banjir
yaitu:

1. Sarana dan Prasarana Menjadi Rusak


Banjir akan memberikan dampak kerusakan pada rumah, bangunan, sarana publik, hingga
kendaraan. Bahkan akan mengakibatkan pemadaman listrik untuk mencegah konsleting listrik.

2. Lingkungan Tercemar
Air banjir mengandung bakteri dan bahkan akan banyak sampah yang hanyut di sekitar
lingkungan. Kondisi tersebut akan menjadi sarang nyamuk untuk bertelur bahkan
mengakibatkan timbul berbagai penyakit yaitu diare, kulit dan demam berdarah.

3. Menimbulkan Korban Jiwa


Banjir dapat mengakibatkan korban jiwa, terutama pada jenis banjir lahar dan banjir bandang.
Material akan merusak perumahan warga hingga berdampak pada korban dan arus banjir juga
dapat menghanyutkan masyarakat terutama anak-anak.

4. Mengganggu Kegiatan Sehari-hari


Terjadinya banjir akan mengganggu aktivitas sehari-hari manusia, orang akan kesulitan untuk
pergi bekerja dan kegiatan pembelajaran terganggu. Bahkan, banjir sering berdampak buruk pada
kerusakan area sawah sehingga merugikan petani.

5. Mengakibatkan Tanah Longsor


Hujan yang turun deras akan membuat volume air meningkat sehingga tanah serta jalan menjadi
terkikis dan menimbulkan terjadinya longsor.

13
5. Pemetaan Daerah Rawan Banjir Di Aceh

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sebanyak 11


kabupaten di wilayah Provinsi Aceh saat ini berstatus waspada banjir dan dua lainnya berstatus
siaga.“Status ini harus diwaspadai oleh masyarakat,” kata prakirawan Stasiun BMKG Bandar
Udara Cut Nyak Dhien Nagan Raya, Aceh, Angga Yudha kepada ANTARA, Minggu malam.Ke-
11 kabupaten/kota di Aceh yang berstatus waspada banjir yakni Kabupaten Aceh Tamiang,
Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Tengah, Gayo Lues, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Besar, Aceh
Barat Daya, Kota Subulussalam, serta Kabupaten Aceh Tenggara, sedangkan dua kabupaten
yang berstatus siaga yaitu Kabupaten Aceh Singkil dan Kabupaten Simeulue.Provinsi Aceh
memiliki 18 kabupaten dan lima kota. Kabupaten dan kota di Aceh yang tidak masuk status
waspada dan siaga, adalah Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Utara,
Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Bireuen, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kota
Langsa, Kota Lhokseumawe, dan Kota Sabang.Angga Yudha menjelaskan penyebab terjadinya
potensi hujan lebat di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh yaitu adanya tropical
disturbance di Samudera Hindia.Tropical disturbance, yaitu pergerakan, pemanasan dan proses
kondensansi yang kontinyu menyebabkan awan kumolonimbus tumbuh semakin besar.

14
6. Usaha Penanggulangan Banjir

Menurut (BAPPENAS, 2008) penanggulangan bencana banjir dilakukan secara bertahap,


dari pencegahan sebelum banjir (prevention), penanganan saat banjir(response/intervention), dan
pemulihan setelah banjir (recovery). Secara menyeluruh,tindakan tersebut digambarkan dalam
suatu siklus penanggulangan banjir yang berkesinambungan. Bentuk kegiatan yang dapat
dilakukan ditunjukkan pada tabel

Penanggulangan banjir harus dimulai dari upaya melakukan pengkajian sebagai masukan
untuk Upaya prevention sebelum ada bencana banjir lagi. Pencegahan dapat berupa kegiatan
fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah aliran sungai sampai wilayah dataran
banjir, sementara non-fisiknya berupa pengolahan tata guna lahan sampai peringatan dini
bencana banjir.Setelah dilakukan tahap pencegahan, maka selanjutnya dilakukan Upaya response
pada saat banjir terjadi. Tindakan penanganan yang dilakukan diantaranya adalah pemberitahuan
dan penyebaran informasi tentang prakiraan banjir, tanggap darurat, bantuan perlengkapan
logistik penanganan banjir, dan perlawanan terhadap banjir. Pemulihan setelah banjir
dilaksanakan secepat mungkin agar kondisi dapat segera kembali normal. Tindakan pemulihan,
dilaksanakan mulai dari bantuaan pemenuhan kebutuhan hidup, perbaikan sarana-prasarana,
rehabilitasi dan adaptasi kondisi fisik maupun non-fisik, penilaian kerugian, asuransi bencana
banjir, danpengkajian cepat penyebab banjir.

15
7. Mitigasi Bencana Banjir

Mitigasi adalah segala sesuatu yang meliputi jenisyang luas dari perhitungan yang
dilakukan sebelum suatu kejadian terjadi yang manaakan mencegah korban sakit, cidera, dan
meninggal serta mengurangi sekecil kecilnyadampak kehilangan harta benda. Rencana mitigasi
pada umumnya meliputi :kemampuan untuk memelihara fungsi, desain bangunan, lokasi
bangunan di luar darizona bahaya, kemampuan esensial bangunan, proteksi dari bagian dari
suatu bangunan,asuransi, edukasi publik, peringatan, dan evakuasi.Mitigasi dilaksanakan
sebelum, sesudah, dan sebelum terjadinya suatu bencana. Untuk bencana banjir sendiri, salah
satu tindakan mitigasi bencana banjiradalah melakukan peringatan dini bencana banjir. Salah
satu contoh apabila tidak ada peringatan dini banjir, maka semua daerah yang dilalui aliran banjir
akan memakankerugian yang besar. Pada daerah hulu, dapat dilakukan beberapa cara peringatan
dini,seperti: menempatkan pengukur hujan di hulu dengan akses komunikasi ke wilayah hilirnya,
melakukan identifikasi jenis material yang terbawa arus banjir, dan melihatdan mengamati
kondisi awan dan lamanya hujan (Ciottone, 2006).

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2006 tentangPedoman
umum mitigasi bencana menjelaskan tentang langkah-langkah yangdilakukan dalam mitigasi
bencana banjir seperti: pengawasan penggunaan lahan pembangunan infrastruktur yang kedap
air, pengerukan dan pembangunan sudetansungai, pembuatan tembok pemecah ombak,
pembersihan sedimen, pembuatan salurandrainase, pelatihan pertanian yang sesuai dengan
daerah banjir, dan juga menyiapkan persiapan evakuasi bencana banjir (Paimin, 2009).

Sementara melalui buku panduannya memberikan beberapa langkah yang haru dilakukan pada
saat sebelum, ketika, dan setelah banjirterjadi. Berikut merupakan buku panduan yang dibuat
Kemenkes sebagai buku panduan ketika terjadi bencana banjir

16
Dari buku tersebut, didapatkan beberapa langkah mitigasi yang dilakukanketika banjir melanda
yakni :

1.Mematikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliranlistrik di
wilayah yang terkena bencana.

2.Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk
diseberangi.

3.Menghindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.

4.Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.

5.Jika air terus meninggi, menghubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana
(KEMENKES, 2014).

8. Hubungan Mitigasi Banjir Dengan Konsep Integral

Hampir semua sisi kehidupan ini selalu berkaitan dengan matematika, dari perhitungan
yang paling sederhana maupun rumus dan teori yang lebih kompleks. Matematika dapat
dikatakan menjadi dasar dan ada dalam setiap ilmu/pelajaran lainnya. Dalam pembelajaran
matematika diperlukan pemahaman konsep dasar yang baik dengan sedapat mungkin diberi
penjelasan yang memadai dikaitkan dengan permasalahan yang kontekstual.

17
Gambaran tentang kondisi geografis dan alam Indonesia yang terletak di antara
pertemuan lempeng-lempeng kerak bumi, yakni Euroasia, Asia-Australia, Filipina dan Pasifik,
dan banyak gunung berapi yang menyertai.

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas lautan yang lebih besar
dibandingkan dengan luas daratan. Kondisi tersebut berisiko terjadi bencana alam, baik dengan
kuantitas kecil maupun besar seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan angin
topan. Bencana tersebut menimbulkan korban jiwa, harta, atau kerusakan bangunan dan
infrastruktur lainnya. Tentu masih segar dalam ingatan tentang gempa yang diikuti tsunami di
Aceh pada 2004 dan di Palu serta Donggala pada 2018, tanah longsor di Banjarnegara, atau
banjir di Kota Solo beberapa tahun lalu dan di beberapa daerah lain. Tentu bencana tersebut
terjadi secara alami atau karena perilaku manusia. Beberapa permasalahan penyebab bencana
tersebut sebagian dapat dicarikan solusi atau dihitung secara matematis, baik yang sederhana
maupun yang rumit.

Pada bencana banjir dan materi matematika yang berjudul integral mengenai volume /
ruang kita dapat mengetahui penyebab terjadinya banjir tersebut yang diantaranya karena
perubahan tata Kelola lahan yang tidak baik. Lahan resapan air hujan diubah menjadi lokasi
perumahan, air hujan dialirkan langsung ke saluran drainese, selokan, Sungai dengan tampungan
yang tidak memadai dan menyebabkanair meluap, akhirnya terjadi banjir.

Adapun mitigasi yang dilakukan melalui konsep integral ini adalah dengan cara
menghitung Kembali volume atau kapasitas Sungai dan saluran drainase untuk menampung air
hujan dengan cara menghitung luas penampang Sungai atau saluran yang berbentuk trapesium
kemudian dikalikan dengan Panjang.

Dapun cara lain dapat dilakukan dengan membuat lobang biopori dengan ukuran tertentu
di halaman rumah atau saluran air dengan jumlah tertentu, juga dapat melalui pembuatan sumur
resapan dirumah dengan volume daya tamping yang lebih besar.

Misalnya lubang biopori dan sumur resapan berbentuk silinder dapat dihitung volumenya
dengan mudah yaitu volume satu umur resapan tiga meter kubik dan jumlah rumah 60 unit, maka
air yang dapat ditampung adalah 180 meter kubik. Tentu volume tidak sedikit.
18
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Penanggulan dapat terbagi kedalam tiga tahap yaitu percegahan (prevention) sebelum
banjir, penanganan (response) ketika banjir melanda, dan pemulihan (recovery) setelah
banjir. Hal hal ini harus dilakukan sesuai prosedur yang benar agar Masyarakat mampu
menghadapi keadaan yang ada ketika terjadi banjir.
2. Mitigasi yang harus dilakukan Ketika banjir melanda dapat dilakukan dengan car acara
yang sederhana seperi memutuskan aliran listrik, menyelamatkan barang yang penting,
dan melakukan pengungsian Ketika sudah terlihat adanya potensi banjir. Hal ini
dilakukan agar memiinimalisir jatuhnya korban jiwa dan kerusakan akibat bencana banjir.
3. Hubungan mitigasi banjir dan konsep integral adalah dengan konsep integral ini dapat
meminimalisir terjadinya banjir karena melalui konsep ini dapat menghitung kapasitas
ruang dan dengan cara penanggulangan sederhana seperti membuat sumbur dengan cara
menghitung volumenya terlebih dahulu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Penanggulangan Bencana https://bnpb.go.id/berita/sejumlah-wilayah-aceh-


terendam-banjir-

BAPPENAS.(2008). Files. Retrieved from BAPPENAS Web


Site:http://www.bappenas.go.id/files/5913/4986/1931/2kebijakanpenanggulangan-banjir
di-indonesia__20081123002641__1.pdf

Ciottone, G. R. (2006). Disaster Medicine. Philadelphia: Mosby. Inc.

Gultom, A. (2012, Unknown Unknown).//repository.usu.ac.id/. Retrieved fromUSU Institutional


Repository:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33906/4/Chapter%20II.pdf

Hidayati, D. (2005). Panduan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat. KOMUNIKA, 65.

Hilmi, Endang. Hendarto. Eko, Riyanti. Sahri, Asrul. 2012. Analisis Potensi Bencana Abrasi Dan
Tsunami Di Pesisir Cilacap. Jurnal PenanggulanganBencana Vol. 3 No. 1. 34-42.

https://acehprov.go.id/berita/kategori/sosial-kemasyarakatan/polsek-aceh-singkil-bersihkan-
selokan-yang-tersumbat

https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/05/09/ketua-komisi-3-dprk-debit-air-tinggi-dan-
meluapnya-sungai-menjadi-penyebab-utama-banjir-genangan-di-banda-aceh/

https://kolom.solopos.com/matematika-dan-pengurangan-risiko-bencana-996353

https://m.antaranews.com/berita/3525756/bmkg-11-kabupaten-di-aceh-waspada-banjir-dua-
berstatus-siaga

https://news.republika.co.id/berita/s2bco9366/tiga-kecamatan-di-aceh-utara-masih-terendam-
banjir

https://www.antaranews.com/foto/1317254/bundaran-bank-indonesia-terendam-banjir

20
https://www.atmago.com/berita-warga/banjir-lumpur-landa-desa-bangga_f83105dd-4f5b-4c7b-
8046-a53fbeb5c7d4

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20220704002521-20-816720/banjir-rob-terjang-aceh-
barat-puluhan-warga-dari-dua-desa-mengungsi

https://www.genmuslim.id/nasional/631743484/waspada-banjir-lahar-dingin-semeru-
menyebabkan-para-warga-lumajang-harus-mengungsi

https://www.sinarharapan.co/kesra/3859969793/banjir-bandang-terjadi-tadi-malam-di-nagan-
raya-aceh-puluhan-wrga-mengungsi

https://www.viva.co.id/berita/nasional/1172536-gelombang-tinggi-ancam-jalur-pelayaran-di-
maluku-utara

KEMENKES. (2014, Mei 28). Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan. Retrieved from Panduan
Masyarakat Menghadapi Bencana Banjir:
http://www.penanggulangankrisis.depkes.go.id/panduan-masyarakat-mengahadapi-
bencana-longsor

Kompas.com https://regional.kompas.com/read/2018/11/18/12234121/rumah-rumah-hanyut
akibat-banjir-di-aceh-utara

Lingkunganhutan.com https://lindungihutan.com/blog/banjir-adalah/

Mulyandri H. 2011. UPAYA PENGELOLAAN LAHAN BANGUNAN PADA BANTARAN


SUNGAI BERBASIS LINGKUNGAN DI KABUPATEN SLEMAN DIY. Jurnal Tehnik
Sipil dan Perencanaan no (1) vol 13.

Paimin. (2009). Teknik Mitigasi Bencana Banjir dan Tanah Longsor. Bogor:Tropenbos
International Indonesia Progamme.

Serambinews.com https://aceh.tribunnews.com/2022/01/04/puluhan-ribu-warga-mengungsi-
akibat-banjir-bocah-meninggal-saat-main-di-genangan

21
Simajuntak, E. (2014). PELUANG INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN
UMUM. Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum.

Taryana A , Muhammad R.E.M , Herjanto B 2022. Analisis Kesiapsiagaan Bencana Banjir Di


Jakarta. Jurnal administrasi negara no (2) vol 13.

Yulaelawati, E. (2008). Mencerdasi Bencana. Jakarta: Gramedia.

22

Anda mungkin juga menyukai