Oleh :
DEWANTI ( PO71241230610 )
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang
“Penanganan Bencana Banjir di Daerah Musi Rawas Utara”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah Paket Pelayanan Awal Minimum Kespro
dalam situasi Darurat Bencana.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, tentu masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penulis juga menerima segala
kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata diharapkan semoga makalah tentang “Penanganan Bencana
Banjir di Daerah Musi Rawas Utara” ini, dapat memberikan manfaat terhadap
pembaca, mahasiswa khususnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBARiv
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis...............................................................................3
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................3
BAB 2. Gambaran Umum Wilayah 4
2.1 Luas dan Letak Wilayah.........................................................................4
2.2 Kondisi Topografi....................................................................................7
2.3 Kondisi Klimatologi.................................................................................8
2.4 Kondisi Geologi........................................................................................8
2.5 Kondisi Hidrologi...................................................................................10
BAB 3. Fakta Terjadinya Bencana Banjir 12
BAB 4. Faktor Penyebab Dampak Banjir.........................................................13
BAB 5. Upaya Yang Telah Dilakukan...............................................................14
BAB 6. Strategi Cara Mengatasi........................................................................17
BAB 7. Kesimpulan Dan Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 21
DAFTAR GAMBAR
iii
Halaman
iv
BAB 1.
PENDAHULUAN
BAB II
Gambaran Umum Wilayah
Tabel 2.1.1.A.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara
Tabel 2.1.1.A.2
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Musi Rawas Utara
Banyaknya
No. Kecamatan Ibukota Kelurahan/Desa Jumlah Nama Kelurahan/Desa
Kelurahan Desa
Karang Dapo, Karang Dapo I,
Biaro Lama, Biaro Baru, Bina
1 Karang Dapo Karang Dapo 1 8 9
Karya, Setia Marga, Aringin,
Rantau Kadam, Kerta Sari
Bukit Ulu, Sukaraja, Lubuk
Kumbung, Tanjung Agung, Rantau
Telang, Muara Batang Empu,
Sukamenang, Terusan, Karang
2 Karang Jaya Karang Jaya 1 14 15
Jaya, Muara Tiku, Embacang
Lama, Embacang Baru, Rantau
Jaya, Bukit
Langkap, Embacang Baru Hilir
Jadi Mulya, Kerani Jaya, Sumber
Makmur, Mulya Jaya, Kelumpang
Karang Jaya, Srijaya Makmur, Karya
3 Nibung 1 10 11
Makmur Makmur, Tebing Tinggi, Bumi
Makmur,
Sumber Sari, Jadi Mulya I
Beringin Makmur I, Bingin Teluk,
4 Rawas Ilir Bingin Teluk 1 12 13 Mandi Angin, Beringin Sakti,
Beringin Makmur II,
6
Banyaknya
No. Kecamatan Ibukota Kelurahan/Desa Jumlah Nama Kelurahan/Desa
Kelurahan Desa
Tanjung Raja, Belani, Batu Kucing,
Pauh, Pauh I, Air Bening, Ketapat
Bening, Mekar
Sari
Pangkalan, Teladas, Kerta Dewa,
Pulau Lebar, Sungai Baung,
Surulangun, Pasar Surulangun,
Sungai Jauh, Sungai Kijang,
Pasar
5 Rawas Ulu 1 16 17 Lesung Batu Muda, Lesung Batu,
Surulangun
Lubuk Kemang, Remban, Lubuk
Mas, Sungai Lanang, Simpang
Nibung Rawas, Sukomoro
Sumber :
Gambar 2.1.1.A.2
Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas Utara
B. Kondisi Topografi
Hasil analisis peta topografi Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan bahwa
topografi Kabupaten Musi Rawas Utara cukup bervariasi, terdiri dari pegunungan,
perbukitan dan dataran. Hampir 30% dari luas wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara di
sebelah barat termasuk deretan Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari ujung
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sampai ujung Provinsi Lampung. Pegunungan Bukit
Barisan melintasi sebagian Kecamatan Ulu Rawas dan Kecamatan Karang Jaya di
Kabupaten Musi Rawas Utara. Kemiringan lereng di daerah ini mencapai >40% sehingga
dikategorikan sebagai pegunungan dengan akses jalan yang relatif sulit untuk dilalui.
Bagian tengah Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan daerah dataran dengan
kemiringan lereng <25%. Setidaknya ada dua sungai besar dan beberapa anak sungai yang
mengalir di daerah ini sehingga banyak pula menghasilkan bentukan-bentukan fluvial.
Daerah dataran ini setidaknya mencapai hampir 50% dari luas wilayah Kabupaten Musi
Rawas Utara di bagian tengah. Topografi wilayah di bagian timur Kabupaten Musi
Rawas Utara merupakan perbukitan
8
dengan kemiringan lereng berkisar antara 25-40% dan elevasi antara 75-125 m dpal.
Sebagian besar daerah di Kecamatan Nibung dan Kecamatan Rawas Ilir memiliki
topografi demikian. Secara umum, wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki
topografi yang beragam, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Ketinggian
wilayah kabupaten ini berkisar antara 125-250 meter di atas permukaan laut.
C. Kondisi Klimatologi
Iklim merupakan keadaan atau kondisi cuaca yang mungkin terjadi pada suatu
wilayah dalam jangka waktu yang relatif panjang/lama. Oleh karena itu, iklim suatu
wilayah dapat berbeda-beda, tergantung pada kondisi atau karakteristik wilayahnya.
Karakteristik wilayah ini dapat berupa letak lintang yang pengaruhnya dapat memicu
adanya curah hujan, tingkat radiasi matahari, dan evapotranspirasi.
Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki iklim tropis dan basah dengan curah
hujan rata-rata per bulan pada tahun 2015 sebesar 324 mm dengan rata- rata hari hujan
16 hari per buannya. Curah hujan rata-rata tertinggi dan hari hujan terbanyak pada
bulan Desember yakni 461 mm dengan 20 hari hujan pada bulan tersebut.
D. Kondisi Geologi
1) Formasi Geologi
Kondisi Geomorfologi kabupaten Musi Rawas Utara secara garis besar terbagi
atas tiga kenampakan morfologi, yaitu Pegunungan Bukit Barisan di sebelah barat,
Dataran Rendah Fluvial di bagian tengah dan Perbukitan Lipatan di bagian timur.
Pegunungan Bukit Barisan ini disusun oleh tiga kenampakan morfologi yaitu: Cuesta,
Perbukitan Terkikis dan Kipas Alluvial. Secara geologi Pegunungan Bukit Barisan ini
didominasi oleh Batuan-batuan berumur tersier, diantaranya adalah dari Formasi
Hulusimpang, Formasi Kasiro dan Papan betupang. Selain itu secara ditemui juga batuan
tua berumur Kapur dan Jura diantaranya adalah dari Formasi Peneta dan Formasi Rawas.
Selain itu secara setempat juga muncul batuan terobosan Granit dan Andesit, baik yang
berumur tersier maupun pra-tersier. Dataran Rendah Fluvial tersusun atas batuan
berumur
9
Kuarter yaitu Formasi Kasai, Endapan Aluvial dan Endapan Rawa. Selain itu di daerah
dataran ini juga ditemui batuan terobosan seperti andesit, diorit dan granit. Perbukitan
Lipatan tersusun oleh batuan tersier dari Formasi Muara Enim dan Formasi Air Benakat.
Keduanya muncul secara berselang seling mengikuti tubuh antiklin dan sinklin. Selain itu
juga ditemui endapan aluvial sungai dan endapan rawa.
Pada tabel dan peta berikut ini dapat dilihat luasan formasi geologi dan sebaran
formasi geologi di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Tabel 2.1.1.D.1
Formasi Geologi dan Luasannya di Kabupaten Musi Rawas Utara
No Nama Formasi Kode Luas Area (Km2)
1 Formasi Asai Ja 4,99
2 Formasi Mersip Jm 4,11
3 Granit Arai-Angai Kgr 24,56
4 Formasi Peneta KJp 153,93
5 Formasi Rawas KJr 62,85
6 Formasi Kasiro Teok 45,03
7 Formasi Papan Betupang Teop 184,69
8 Formasi Hulu Simpang Tomh 1.419,10
9 Formasi Air Benakat Tma 373,18
10 Formasi Bal Tmba 70,29
11 Formasi Muara Enim Tmpm 2.323,24
12 Formasi Lakitan Tmpl 40,71
13 Intrusi Dasit Tmda 0,99
14 Intrusi Diorit Tmdi 10,86
15 Intrusi Andesit Tman 109,89
16 Granit Seblat Tpgr 24,87
17 Satuan Breksi Gunungapi Tua Qhv 145,40
18 Satuan Breksi Gunungapi Qv 3,62
19 Formasi Kasai QTk 341,99
20 Endapan Rawa Qs 528,80
21 Endapan Aluvium Qa 127,81
Total 6.008,55
Sumber : Peta Geologi Lembar 0913-1013, Badan Geologi ESDM, diolah, 2014
2) Struktur Geologi
Kondisi struktur geologi Kabupaten Musi Rawas Utara berupa struktur lipatan
antiklin dan sinklin yang berarah Barat laut–Tenggara, dan beberapa
10
berarah Barat daya–Timur laut. Struktur sesar dan sekar umumnya memiliki
kelurusan Barat daya–Timur laut dan Barat laut–Tenggara. Kondisi struktur
geologi yang demikian disebabkan oleh pergerakan lempeng Samudera Hindia
ke arah timurlaut dengan kecepatan rata-rata 6 cm/tahun yang menunjam ke
bawah Lempeng Eurasia. Pergerakan ini menghasilkan Sistem Sesar Sumatera
yang dikenal dengan Patahan Semangko membentang dari utara hingga selatan
Pulau Sumatera dengan kelurusan Barat laut–Tenggara dan gerakan relatif
menganan (dekstral). Patahan semangko ini masih aktif hingga saat ini. Pada
gambar berikut ini dapat dilihat kondisi struktur geologi di Kabupaten Musi
Rawas Utara.
E. Kondisi Hidrologi
1. Sungai
Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Sumatera Selatan yang memiliki potensi sungai yang cukup besar dengan keberadaan
Sungai Rawas dan Sungai Rupit. Kedua sungai besar yang termasuk dalam DAS Musi
tersebut memiliki anak-anak sungai yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Musi
Rawas Utara dan beberapa kabupaten lain. Sungai-sungai ini pada umumnya
dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan irigasi/pertanian dan peternakan namun
juga sebagai salah satu sumber penyedia air untuk kebutuhan domestik seperti sumber
air baku untuk air bersih, kepentingan mandi dan mencuci, juga menjadi sarana rekreasi
dan sasaran penambangan bahan galian golongan C.
Sungai Rawas memiliki debit rata-rata 123,87 m³/detik. Sungai ini melalui Kecamatan Ulu
Rawas sebagai daerah hulu, Kecamatan Rawas Ulu pada bagian tengah dan Kecamatan
Rawas Ilir sebagai daerah hilir. Hasil analisis kualitas air yang dilakukan Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Rawas Utara menunjukkan bahwa pada bagian hulu
dan tengah dari Sungai Rawas memenuhi Baku Mutu Lingkungan. Sementara pada bagian
hilir Sungai Rawas menunjukkan kondisi air dengan status mutu air tercemar ringan
akibat kandungan TSS (Total Suspended Solid) dan BOD (Biological Oxygen Demand) yang
melebihi baku mutu. Sungai Rupit memiliki debit rata-rata 54,64 m³/detik. Sungai ini
melalui Kecamatan Karang Jaya dan Kecamatan Rupit. Hasil analisis kualitas air yang
dilakukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Musi Rawas menunjukkan bahwa pada
11
bagian hulu sungai di Kecamatan Karang Jaya memenuhi Baku Mutu Lingkungan,
sementara pada bagian tengah dan hilir singai yang berada di Kecamatan Rupit
menunjukkan kondisi air dengan status mutu air tercemar ringan akibat kandungan BOD
(Biological Oxygen Demand) yang melebihi baku mutu. Hal ini didasarkan pada Kriteria
Mutu Air Kelas I sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun
2005 tentang Baku Mutu Kualitas Air Sungai. Berdasarkan hasil perhitungan sinousitas
sungai atau derajat kelengkungan sungai, diketahui bahwa Sungai Rawas dan Sungai Rupit
memiliki bentuk sungai yang bermeander dengan sinousity rate masing-masing mencapai
1,90 dan 1,64. Konsekuensi dari bentuk sungai yang demikian adalah rawan terjadi
erosi pada meander bagian luar serta sedimentasi pada meander sungai bagian dalam.
Selain itu, kecepatan aliran sungai yang relatif lamban disebabkan karena banyaknya
kelokan mengakibatkan potensi banjir di daerah sekitar aliran sungai, terlebih bila curah
hujan sedang tinggi. Proses-proses demikian mengakibatkan munculnya bentukan-
bentukan fluvial, diantaranya dataran banjir, gosong sungai lengkung dalam, pointbar,
pothole, rawa belakang, mender terpenggal dan danau tapal kuda (oxbow lake).
2. Danau
Danau merupakan salah satu potensi air permukaan yang terdapat di Kabupaten Musi
Rawas Utara. Setidaknya terdapat 2 danau di Kabupaten Musi Rawas Utara, yaitu Danau
Raya di Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit dan Danau Merung di Desa Sungai Jauh
Kecamatan Rawas Ilir. Danau Raya sudah direncanakan menjadi salah satu obyek wisata.
Hal ini dibuktikan dengan keseriusan pemerintah untuk mulai mengelola wisata di sekitar
danau. Namun sulitnya akses jalan menuju danau ini menjadi hambatan bagi
perkembangan pariwisata. Saat ini, Danau Raya banyak dimanfaatkan sebagai tempat
memancing bagi masyarakat sekitar. Sementara itu Danau Merung merupakan danau yang
digunakan sebagai sarana irigasi untuk mengairi areal persawahan di Kabupaten Musi
Rawas Utara, terutama Kecamatan Rawas Ilir dan Kecamatan Rupit.
BAB III
Fakta Terjadinya Bencana Banjir
Selain disebabkan faktor alami, yaitu curah hujan yang tinggi, banjir juga terjadi karena ulah
manusia. Contoh, berkurangnya kawasan resapan air karena alih fungsi lahan, penggundulan hutan
yang meningkatkan erosi dan mendangkalkan sungai, serta perilaku tidak bertanggung jawab seperti
membuang sampah di sungai dan mendirikan hunian di bantaran sungai. (BNPB, 2017)
13
BAB IV
Faktor Penyebab Dampak Bencana Banjir
BAB V
Upaya Yang Telah Dilakukan
fondasi.
i. Perhatikan kesehatan dan keselamatan keluarga dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan
air bersih jika anda terkena air banjir.
j. Buang makanan yang terkontaminasi air banjir.
k. Dengarkan berita atau informasi mengenai kondisi air, serta di mana mendapatkan bantuan
perumahan/shelter, pakaian, dan makanan.
l. Dapatkan perawatan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat.
m. Bersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah dari sisa-sisa kotoran setelah banjir.
n. Lakukan pemberantasan sarang nyamuk Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
o. Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali.
p. Terlibat dalam perbaikan jamban dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL).
BAB VI
STRATEGI CARA MENGATASI
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Banjir adalah peristiwa terjadinya genangan (limpahan) air di area tertentu sebagai akibat
meluapnya air sungai/danau/laut yang menimbulkan kerugian baik materi maupun non-materi
terhadap manusia dan lingkungan. Berdasarkan beberapa teori tentang manajemen bencana banjir
pada penanganan bencana, pelaksanaan manajemen bencana banjir pada tahapan tanggap bencana di
Kabupaten Muratara, sudah sesuai dengan panduan teori yang ada, meskipun tidak semuanya bisa
terlaksana. Akan tetapi, menurut penulis hal tersebut sudah cukup baik dan pemerintah Kabupaten
Muratara sangat sigap dalam menangani bencana banjir yang terjadi. Namun, kedepannya
pelaksanaan manajemen bencana banjir pada tahapan tanggap bencana harus lebih ditingkatkan ke
arah yang lebih baik lagi.
4.2 Saran
Makalah yang kami susun semoga dapat membantu kita untuk lebih memahami tentang
penanggulangan bencana banjir di Daerah Kabupaten Musi Rawas Utara. Dan semoga di masa yang
akan datang, proses penanggulangan bencana banjir pada tahapan tanggap bencana dapat semakin
berkembang dan bisa lebih baik lagi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sehingga,
diharapkan kedepannya dapat mengembangkan dan memajukan proses penanggulangan bencana
banjir yang ada di Kabupaten Musi Rawas Utara.
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan,
kekurangan, serta kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar ke depan lebih baik dan kami
berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan
makalah yang akan datang.
21
DAFTAR PUSTAKA
BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta: BNPB.
Christian, K. R., Jayanti, S., & Widjasena, B. (2015). Analisis Sistem Tanggap Darurat Bencana
Banjir di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) , 465-
474.
Ramli, Koehatman. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat.
Kompas.id. (2024, Januari 12) About Us: Empat Sungai di Rupit Meluap Ribuan Rumah Warga
Kebanjiran. Dipetik Januari 11, 2024, dari detik.com.………………………………………….