Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENANGANAN BENCANA BANJIR DI KECAMATAN NIBUNG


KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA

DOSEN PEMBIMBING : M. DALMANTO, AKS, MPS,SP

Oleh :

LYNA KUSMARDANY ( PO71241230623 )

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES JAMBI
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR
i
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang diberikan-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “Penanganan Bencana Banjir di
Kecamatan Nibung Kabupaten Musi Rawas Utara” dengan sebaik–baiknya. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Paket
Pelayanan Awal Minimum Kespro dalam situasi Darurat Bencana.yaitu Bapak M. DALMANTO, AKS,
MPS,SP.
Makalah ini saya sajikan dengan sebaik-baiknya. Namun, walaupun demikian saya selaku
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam format
penyajian. Saya harap para pembaca mampu memakluminya. Serta semoga makalah ini dapat
menambah wawasan serta manfaat lainnya bagi seluruh pembaca.

Nibung, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang...................................................................................1

1.2 RumusanMasalah...............................................................................1

1.3 Tujuan............................................................................... ..............1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Umum Wilayah………………………………………...

2.2 Fakta Terjadinya Bencana Banjir

2.3 Faktor Penyebab Dampak Banjir

2.4 . Upaya Yang Telah Dilakukan

2.5. Strategi Cara Mengatasi

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................8

3.2 Saran.................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banjir hingga saat ini menjadi masalah serius di berbagai daerah di
Indonesia, yang disebabkan oleh perubahan lingkungan oleh aktivitas manusia yang
mempengaruhi berbagai aspek lingkungan hidup. Banjir adalah aliran yang relatif
tinggi, dan tidak tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud
disini adalah aliran air yang sumbernya bisa dari mana saja. Dan air itu keluar dari
sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya.
Kondisi inilah yang disebut banjir. Banjir terbesar yang sudah menjadi tradisi ini
biasanya terjadi setiap 5 tahun sekali. Salah satu peristiwa alam yang merugikan
manusia dan sering terjadi di Indonesia adalah banjir. Banjir merupakan peristiwa
alam yang bisa dikategorikan sebagai sebuah bencana. Bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkab baik oleh faktor alam dan atau faktor
nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi langganan bagi beberapa wilayah di
Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap tahun terjadi bencana ini. Selain
disebabkan oleh faktor alam, banjir juga disebabkan oleh ulah manusia.
Pembangunan gedung, penebangan pohon dan penyempitan sungai merupakan
contoh ulah manusia yang menjadi penyebab banjir.
1.2 RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini,yaitu :
1. Apa Fakta Terjadinya Bencana Banjir?
2. Apa Faktor Penyebab Dampak Banjir?
3. Upaya Apa Yang Telah Dilakukan?
4. Bagaimana Strategi Cara Mengatasi Bencana Banjir?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu :
a. Mengetahui Fakta terjadinya bencana banjir.
b. Mengetahui Faktor Penyebab dampak banjir.
c. Mengetahui Upaya Yang Telah Dilakukan.
d. Mengetahui Strategi Cara Mengatasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Wilayah


2.1.1 Letak Geografis Topografi dan Iklim

Kecamatan Nibung termasuk dalam wilayah Kabupaten Musirawas

Utara Provinsi Sumatera Selatan. Wilayah Kecamatan Nibung secara

administrasi terdiri dari 11 desa. Kecamatan Nibung terletak pada dataran,

bergelombang hingga perbukitan dengan ketinggian 400m dari permukaan

laut dengan kemiringan berkisar dari 0 sampai 300, suhu rata-rata 26ᵒC,

curah hujan rata-rata 149 Mm/bln, awal musim hujan jatuh pada awal bulan

september dengan rat-rata hari hujan setiap bulan 11-13 hari dan biasanya

terbanyak pada bulan Januari –April sedangkan awal musim kemarau

biasannya jatuh pada pada bulanJuni-Juli dengan curah hujan rata-rata

25Mm/bln.

Kecamatan Nibung Kabupaten Musirawas Utara jangkaun ke ibu kota

kecamatan kabupaten 78 km dan ke ibu kota Provinsi 500 km. Adapun

batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :

 Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi

 Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Rawas Ulu dan Rupit

 Sebelah timur berbatasan dengan Rawas Ilir

 Sebelah barat berbatasan dengan berbatasan dengan Rawas Ullu

2.2.2 Jenis Tanah

Jenis tanah di Daerah Kecamatan Nibung adalah Padsolik, ciri-ciri dari

jenis tanah ini adalah berwarna kuning kemerahan dan berpasir pada

bagian atas yang memiliki struktur tanah lebut bagian atas dengan ph
tanah 4-5. Tanah jenis ini sangat cocok di gunakan untuk tanaman

perkebunan.
2.2.3 Kondisi Hidrologi

Sungai Kelumpang dan sungai bening di Kecamatan Nibung Kabupaten


Musi Rawas Utara merupakan salah satu sungai yang memiliki potensi yang
cukup besar terjadinya banjir. Jika curah hujan meningkat maka sungai tidak
dapat menampung air yang debitnya cukup besar selain itu karena adanya factor
perkebunan kelapa sawit yang cukup luas dapat merusak lingkungan karena
menimbulkan banjir secara konstan akibat pebukaan lahan perkebunan dengan
skala besar sehingga hutan dan tutupan lahan menjadi rusak Kedua sungai besar
yang termasuk dalam DAS Musi tersebut merupakan anak-anak sungai yang
tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara dan beberapa
kabupaten lain.

2.2 Fakta Terjadinya Bencana Banjir

Banjir adalah kondisi air yang menenggelamkan atau mengenangi suatu area atau
tempat yang luas. Banjir juga dapat mengacu terendamnya daratan yang semula tidak
terendam air menjadi terendam akibat volume air yang bertambah seperti sungai atau
danau yang meluap, hujan yang terlalu lama, tidak adanya saluran pembuangan sampah
yang membuat air tertahan, tidak adanya pohon penyerap air dan lain sebagainya.
Banjir adalah bencana akibat curah hujan yang tinggi dengan tidak diimbangi
dengan saluran pembuangan air yang memadai sehingga merendam wilayah-wilayah
yang tidak dikehendaki oleh orang-orang yang ada di sana. Banjir bisa juga terjadi
karena jebolnya sistem aliran air yang ada sehingga daerah yang rendah terkena dampak
kiriman banjir.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan
pertokoan yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir
dapat dihindari dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang
menetap dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah
serta perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada
biaya kerusakan akibat banjir periodik.
2.3 Faktor Penyebab Dampak Banjir
1. Penebangan Hutan Liar
Faktor yang menyebabkan terjadinya bencana banjir pada suatu kawasan yang
pertama adalah penebangan hutan liar. Dimana hutan memiliki fungsi sebagai daerah
resapan air yang baik.
2. Pemanfaatan Lahan Untuk Kepentingan Yang Berlebihan
Dimana seringkali pihat PT ataupun inividu masyarakat berbuat sesuka hati
menggunakan lahan yang tersedia untuk kepentingan pribadinya seperti membangun
pabrik, memperluas kebun kelapa sawit, maupun bangunan pribadi. Karena adanya
sifat egois oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab ini yang memanfaatkan
lahan seenaknya tanpa mendapat sanksi. Bahkan, cara mendapatkan lahannya
terkadang sangatlah tidak manusiawi seperti membakar hutan.
3. Efek Rumah Kaca
Merupakan dampak negatif dari berbagai kegiatan manusia seperti membakar
sampah, penggunaan kendaraan pribadi yang menyebabkan polusi kendaraan, hingga
asap yang dikeluarkan pabrik industri yang lama kelamaan dapat merusak lapisan
ozon.
4. Sampah Yang Dibuang Sembarangan
Sampah yang semakin lama menumpuk karena banyaknya penggunaan barang
sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan, hingga masker yang sulit untuk didaur
ulang. Jika sampak terus menumpuk maka aliran air akan tersumbat sehingga volue
air yang ada akan semakin deras dan dapat menyebabkan banjir.
5. Membangun Pemukiman di Tepi Sungai / Kali
Dengan adanya pemukiman ditepi sungai ini seringkali membuat aliran sungai
yang menjadi jauh lebih sempit dan tanah yang dijadikan pemukiman tersebut akan
rentan bencana tanah longsor.
6. Curah Hujan Yang Tinggi
Adanya Curah Hujan yang tinggi membuat produksi air yang berlebih dan
seringkali tanah tidak menyerap airitu semua yang menyebabkan munculnya
genangan.
7. Kawasan Drainase Yang Sedikit
Drainase berguna untuk mencegah terjadinya bencana banjir, dimana dapat
mengurangi kelebihan air dari suatu kawan dan juga lahan serta sebagai pengendali air
ke permukaan guna memperbaiki genangan air yang ada
8. Siste Tata Kelola Ruang Yang Kurang Tepat
Dengan adanya pebangunan gedung maupun lahan yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, seringkali daerah resapan air yang digunakan untuk penyerapan
air dikesampinkan yang memmbuat aliran air lambat dan tanah sulit menyerap air
9. Kurangnya Lahan Hijau Yang Menyebabkan Tanah Tidak Mampu Menyerap Air
10. Penggunaan Air Tanah Berlebih
11. Berada Di Dataran Rendah
12. Kiriman Air dari Dataran Tinggi
13. Tsunami
14. Bendungan Tidak Bekerja dengan Baik
15. Luapan Lumpur
16. Daerah Resapan Air yang Tidak Bekerja Maksimal

Berikut ini 5 dampak berbahaya akibat Banjir


1. Mematikan Aktifitas Warga
Banjir dengan kedalaman satu meter yang menenggelamkan rumah warga di suatu
daerah pasti akan memaksa warga untuk pindah ke tempat pengungsian yang aman
dari banjir. Pakaian dan perabotan rumah yang hanyut terbawa air menimbulan
kerugian bagi warga dalam keadaan sulit melakukan aktifitas kerja dan mendapatkan
makanan.
Karena itulah di tempat pengungsian mereka sangat membutuhkan bantaun seperti
makanan pokok dan pakaian ganti, terutama bagi anak-anak yang belum mampu
hidup mandiri. Namun di daerah Mabar Hilir tidak ada warga yang mengungsi.

2. Kerugian Ekonomi
Secara materi korban banjir akan banyak kehilangan barang perabotan bahkan rumah
bisa rusak. Selain itu mereka juga sulit bekerja untuk beberapa waktu sehingga
mereka banyak kerugian yang besar dari segi ekonomi.
3. Kesulitan Air Bersih
Ketika banjir hampir semua wilayah tergenang air kotor hal ini menyebabkan
masayarakat sulit untuk mendapat air bersih. Untuk air minum biasanya
menggunakan air golon atau isi ulang, sedangkan air untuk mandi cukup sulit yang
memaksa pengungsi banjir menahan untuk tidak mandi karena keterbatasan air bersih.
4. Timbulnya Penyakit
Air dari banjir yang kotor, kekurangan air bersih, dan banyak genangan sangat
memicu wabah penyakit yang kerap di derita warga yang daerahnya kebanjiran.
Terutama kalangan anak-anak dan lanjut usia yang rentan terserang penyakit seperti
gatal, diare bahkan sampai demam berdarah.

Gambar Banjir di Desa TebingTinggi, Kecamatan Nibung, Kab.Muratara

2.4 . Upaya Yang Telah Dilakukan

Cara Menanggulangi Banjir Di Kecamatan Nibung Kab.Muratara


1. Pastikan selokan atau sungai dilingkungan rumah bersih, jika masih banyak sampah
buatlah perkumpulan untuk gotong royong membersihkan selokan karena hal tersebut
adalah untuk kenyamanan bersama
2. Banyaknya penggundulan hutan juga salah satu sebabnya, mereboisasi tanaman dapat
membantu mencegah banjir karena dapat membantu penyerapan air dengan cepat.
3. Hindari membangun rumah disekitar sungai, karena hal tersebut dapat membuat lahan
sungai menjadi sempit dan membuat sampah sampah jatuh ke sungai.
4. Berhenti membuang sampah sembarangan, seperti ke sungai / kali, karena bisa
menjadi penyebab sungai meluap.
5. Membuat tanggul di sungai untuk meminimalisir luapan air
6. Membuat sumur buatan untuk dapat menyedot air dengan cepat apalagi untuk di
didaerah rawan banjir seperti daerah perkotaan, hal ini dapat menjadi solusinya

2.5. Strategi Cara Mengatasi

Saat terjadi bencana banjir, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah berikut ini
menurut BNPB :
a. Apabila banjir akan terjadi di wilayah Anda, maka simaklah informasi dari berbagai
media mengenai informasi banjir untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
b. Apabila terjadi banjir, segeralah evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
c. Waspada terhadap arus bawah, saluran air, kubangan, dan tempat-tempat lain yang
tergenang air.
d. Ketahui risiko banjir dan banjir bandang di tempat Anda, misalnya banjir bandang
dapat terjadi di tempat Anda dengan atau tanpa peringatan pada saat hujan biasa atau
deras.
e. Apabila Anda harus bersiap untuk evakuasi: amankan rumah Anda. Apabila masih
tersedia waktu, tempatkan perabot di luar rumah atau di tempat yang aman dari banjir.
Barang yang lebih berharga diletakan pada bagian yang lebih tinggi di dalam rumah.
f. Matikan semua jaringan listrik apabila ada instruksi dari pihak berwenang. Cabut alat-
alat yang masih tersambung dengan listrik. Jangan menyentuh peralatan yang
bermuatan listrik apabila Anda berdiri di atas/dalam air.

Gambar 1. Mengamankan Barang dan Mematikan Jaringan Listrik


g. Jika ada perintah evakuasi dan anda harus meninggalkan rumah: Jangan berjalan di
arus air. Beberapa langkah berjalan di arus air dapat mengakibatkan Anda jatuh.
h. Apabila Anda harus berjalan di air, berjalanlah pada pijakan yang tidak bergerak.
Gunakan tongkat atau sejenisnya untuk mengecek kepadatan tempat Anda berpijak.
i. Jangan mengemudikan mobil di wilayah banjir. Apabila air mulai naik, abaikan mobil
dan keluarlah ke tempat yang lebih tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan, Anda dan
mobil dapat tersapu arus banjir dengan cepat.
j. Bersihkan dan siapkan penampungan air untuk berjaga-jaga seandainya kehabisan air
bersih.
k. Waspada saluran air atau tempat melintasnya air yang kemungkinan akan dilalui oleh
arus yang deras karena kerap kali banjir bandang tiba tanpa peringatan.
Selain itu, menurut Bakornas (2007), beberapa kegiatan yang harus dilakukan pada
tahapan tanggap bencana banjir, antara lain:
a. Pendirian POSKO
b. Pengerahan personil (Tim Reaksi Cepat)
1) Mengerahkan kekuatan personil dari berbagai unsur operasi (pemerintah dan non-
pemerintah) terutama untuk penyelamatan dan perlindungan (SAR) dengan
membentuk TRC untuk memberikan pertolongan/ penyelamatan dan inventarisasi
kerusakan.
c. Pemenuhan kebutuhan dasar dalam penampungan sementara.
1) Distribusi bantuan (hunian sementara, pangan dan sandang) Pada tahap awal, bantuan
pangan berupa makanan siap-santap.
2) Pendirian dapur umum.
d. Pemberian layanan air bersih, jamban dan sanitasi lainnya.
e. Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan.
f. Pengoperasian peralatan - Mengoperasikan peralatan sesuai kebutuhan di lapangan,
termasuk alat-alat berat.
g. Pengerahan sarana transportasi udara/laut
1) Dilakukan pada situasi/kondisi tertentu yang memerlukan kecepatan untuk
penyelamatan korban bencana dan distribusi bantuan kepada masyarakat/korban
bencana terisolasi.
h. Koordinasi dan Komando
1) Setiap kejadian penting dilaporkan kepada POSKO SATLAK PB/ SATKORLAK
PB/BAKORNAS PB. Komando dilakukan oleh penanggungjawab (Incident
Commander). Di tingkat nasional penanggungjawab adalah Kalakhar BAKORNAS
PB, di tingkat Provinsi adalah Danrem dan di tingkat Kabupaten/Kota adalah Dandim.
2) Penyampaian laporan perkembangan penanganan bencana ke media massa melalui
POSKO SATLAK PB dan SATKORLAK PB.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Banjir di Indonesia sekarang terjadi dimana-mana, yang menjadi faktor terjadinya
banjir tersebut ada dua yaitu faktor dari alam dan faktor dari ulah manusia. Faktor dari alam
sendiri tidak dapat kita salahkan, karena penyebabnya adalah hujan deras yang tidak ada
hentinya. Sedangakan faktor dari ulah manusia antara lain penebangan hutan secara liar,
membuang sampah sembarangan dan pembakaran hutan. Partisipasi masyarakat dalam
menanggulangi masalah banjir masih sangat kurang. Begitu juga dengan peran pemerintah
masih sangat dominan pada setiap tahap bencana.

3.2 Saran
Berbagai macam bencana alam telah terjadi di mana-mana dan disebabkan dari
berbagai macam faktor. Salah satunya adalah banjir. Untuk itu sekarang kita harus
memulihkan kembali lingkungan di sekitar dan memaksimalkan pengelolaan lingkungan
agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itu, kita harus mulai menerapkan usaha-
usaha untuk mencegah ataupun mengatasi resiko terjadinya bencana alam tersebut. Dan kita
juga harus menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar untuk warisan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Jakarta: BNPB.

Christian, K. R., Jayanti, S., & Widjasena, B. (2015). Analisis Sistem Tanggap Darurat
Bencana Banjir di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Journal) , 465
https://rizkaramadhaniablog.wordpress.com/2017/11/21/makalah-penelitian-geografi-tentang-
banjir/
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/cara-menanggulangi-banjir-bandang

Anda mungkin juga menyukai