Disusun Oleh :
072001500087
Universitas Trisakti
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bencana Geologi.
Penulis mengucapkan syukur atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
Bencana Geologi dengan judul “Kajian Bencana Geologi –Studi
Kasus Longsor di Perumahan Bukit Sukanagara Resort”. Dalam proses pengerjaan
tugas ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Geologi Bencana, bapak Muhammad Adimas Amri
ST., MT. dan juga teman-teman.
Penulis tentu menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya, untuk itu
apabila terdapat banyak kesalahan pada tugas ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Bencana alam geologi adalah semua peristiwa atau kejadian di alam yang
berkaitan dengan siklus-siklus yang terjadi di bumi atau segala sesuatu yang
disebabkan oleh faktor-faktor geologi. Faktor-faktor geologi tersebut dapat berupa
struktur dan tekstur tanah dan batuan, jenis tanah dan batuan, pola pengaliran
sungai, topografi[ 1 ]
, struktur geologi (lipatan dan patahan), tektonik, maupun
gunung api. Faktor-faktor geologi tersebut selain menyebabkan adanya potensi
bencana, pada kenyataannya faktor-faktor geologi tersebut memberi arti penting
dalam kehidupan dan siklus kehidupan di bumi kita ini.
Berikut adalah beberapa bencana yang umum disebabkan oleh faktor-faktor geologi:
1. Tsunami
2. Gempa bumi
3. Letusan gunung api
4. Kekeringan
1 Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit
alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak
hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap
lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal.
1
5. Longsor
Dalam kajian ini kami mengambil kasus bencana longsor. Tanah longsor
(landslide) adalah massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material penyusun
lereng (percampuran tanah dan batuan) yang bergerak menuruni lereng. Tanah
longsor sendiri adalah jenis dari “pergerakan massa” (mass wasting), dimana
tanah dan batuan bergerak mengikuti arah lereng dikarenakan pengaruh gaya
gravitasi. Meskipun gravitasi merupakan faktor utama terjadinya gerakan massa,
terdapat beberapa faktor lain yang berpengaruh terhadap terjadinya proses tersebut
antara lain kemiringan lereng dan air. Apabila pori-pori sedimen terisi oleh air,
gaya kohesi antar mineral akan semakin lemah, sehingga memungkinkan
partikelpartikel tersebut dengan mudah untuk bergeser. Selain itu air juga akan
menambah berat massa material, sehingga dapat menyebabkan material meluncur
ke bawah. Secara umum longsor dapat dibedakan menjadi beberapa tipe
berdasarkan tipe pergerakannya, yaitu: Longsoran translasi, longsoran rotasi,
pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran material rombakan.
Longsor dan gerakan tanah merupakan peristiwa umum yang terjadi di daerah
berlereng tidak stabil dan dipicu oleh curah dan intensitas hujan. Sering
diakibatkan oleh pengrusakan lahan, penggundulan hutan, tidak adanya pelindung
tanah secara memadai. Atau adanya lapisan impermeable (batuan keras kedap air,
lapisan lempung) di bawah lapisan tanah.
2
1.3 Tujuan Pengkajian
Berdasarkan rumusan masalah, kajian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
faktor bahaya, kerentanan, dan kapasitas terhadap terjadinya bencana longsor di
desa Sukanagara.
3
BAB II PEMBAHASAN
4
Bahaya adalah keadaan yang mempunyai potensi untuk menyebabkan cedera
pada manusia atau kerusakan harta benda maupun lingkungan alam. (Gunawan dan
Martowiyoto, 2015). Kajian bahaya yang terdapat di lokasi diantaranya :
5
Gambar 2.
Kondisi rumah terdampak longsor (28/10/2018)
6
Gambar 3. Kondisi bangunan di kemiringan
7
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh curah hujan serta suhu udara.
Tanah podsol peka terhadap erosi tanah, karena daya menahan airnya yang
masih sangat jelek dan mempunyai sifat yang mudah basah, sehingga ketika
tanah ini terkena air tanah maka tanah podsol ini akan menjadi subur. Maka
tanah ini sebaiknya digunakan untuk lahan pertamian saja, bukan lahan
permukiman.
8
2.4.1 Pengetahuan Risiko Bencana
Saat kami melakukan ground check, salah satu warga mengatakan bahwa
mereka tidak pernah ada sosialisasi informasi mengenai rawannya terjadi
longsor di daerahnya. Mereka juga merasa aman-aman saja mendirikan
bangunan dalam keadaan miring dan berada di daerah yang diliputi tanah
urugan.
9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana
pada suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian,
luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau
kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat, akibat kombinasi dari
bahaya, kerentanan, dan kapasitas dari daerah yang bersangkutan.
Berdasarkan kajian yang telah kami lakukan, kondisi desa Sukanagara perlu
diwaspadai. Semakin banyak lahan kosong dan lahan pertanian yang beralih
fungsi menjadi permukiman. Tentu risiko bencana longsor di desa
Sukanagara akan meningkat. Pendirian bangunan (perkerasan) perlu
memerhatikan kondisi lingkungan yang ada.
3.2 Saran
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana longsor
antara lain :
10
5. Penciptaan dan penyebaran kearifan lokal tentang kebencanaan.
11
Daftar Pustaka
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64321/Chapter%20II.pdf
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/94051/1/A18asz.pdf
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/buku/lahankering/berler
eng2.pdf https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/tanah-podsol
http://jabarekspres.com/2018/9-rumah-sukanagara-resort-ambruk/
https://www.jawapos.com/jpg-today/04/04/2019/waspada-28-titik-di-
kabupatenbandung-berpotensi-pergerakan-tanah/
https://www.academia.edu/39979972/KAJIAN_BENCANA_GEOLOGI?
show_app_store_popup=true
12
Lampiran
13
15
16