Anda di halaman 1dari 96

B A B. IV.

SUMBU- dan TANDA- OPTIK

Sumbu Optik:
- uniaxial, - biaxial
Tanda Optik
- positive atau negative.
- 2v .

XPL - Crossed Polarized


SIFAT OPTIK SUMBU- dan
MINERAL
TANDA- OPTIK
ISOTROPIK ANISOTROPIK MINERAL

SUMBU
OPTIK

UNIAXIAL BIAXIAL

TANDA OPTIK

POSITIP NEGATIP
plag 2. P L E O K R O I S M A
PADA SAYATAN TIPIS, WARNA MINERAL
ol
YANG SAMA DAPAT BERBEDA BILA
DILIHAT DARI ARAH ORIENTASI
plag ol plag KRISTALOGRAFI BERBEDA.
ol ol
Diamati pada PPL dengan memutar
plag ol
ol sayatan mineral.

PENJELASAN: Cahaya terpolarisasi


bergetar hanya di satu bidang getar saja,
tetapi pada saat melewati pembias
rangkap cahaya tersebut akan pecah
menjadi berkas berkas sinar yang bergetar
tegak lurus satu sama lain.

Dalam mineral “anisotropik”, berkas


warna berbeda dari cahaya yang
Orientasi sayatan yang berbeda ini
memperlihatkan bias rangkap, yang
dipolarisasi akan diserap sejalan dengan
menghasilkan keragaman pewarnaan arah getarnya masing2.
pada cahaya polarisasi.
DIAGRAM INDEKS BIAS 
I N D I K A T R I K S OPTIK (optic indicatrix) .

GAMBARAN GEOMETRIK YANG


DISUSUN UNTUK MEMPERLIHATKAN
ARAH DAN BESARAN RELATIP
INDEKS BIAS CAHAYA DIDALAM
MINERAL.

DALAM PENAMPANG OPTIK INDIKATRIKS,


NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM INDEKS BIAS
DIPERLIHATKAN OLEH ARAH MAKSIMUM DAN
MINIMUM “FAST RAY” DAN “SLOW RAY”.
ARAH GETAR BERKAS CAHAYA MENJALAR
TEGAK LURUS PADA PENAMPANG,

Sinar yang bergetar pada arah indeks bias lebih rendah akan menjalar lebih
cepat dan dikenal sebagai “THE FAST RAY”.
Sinar yang bergetar pada arah indeks bias yang lebih tinggi akan menjalar
lebih lambat dikenal sebagai “THE SLOW RAY”.
KERAGAMAN PLEOKROISMA
 Pleokroisma mineral tetragonal, heksagonal dan trigonal
memperlihatkan dua karakteristik penyerapan warna yang
sejajar dengan arah getar dari e- dan o- waves (dichroisma).

 Sayatan kristal tegak lurus sumbu-c hanya memperlihatkan


penyerapan warna dari gelombang o saat piringan diputar.

 Sayatan kristal sejajar sumbu kristal-c memperlihatkan


kemungkinan antara warna serap dari geolombang-e
(orientasi E-W dari sumbu c dan gelombang-o ( orientasi N-
S sumbu-c) setiap putaran piringan 90 derajat.
Mineral Uniaxial biasanya memperlihatkan dua warna dan
dapat disamakan dengan “dichroic”.
Dalam Mineral Biaxial, plekroisma menjelaskan adanya
tiga arah sumbu α, β dan γ. Contoh yang umum : mineral
Biotit dan amphiboles.
SUMBU OPTIK DAN TANDA OPTIK
SUMBU OPTIK
ARAH, DIMANA CAHAYA MERAMBAT TANPA MENGALAMI BIAS
RANGKAP, ARAH TERSEBUT DINYATAKAN SEBAGAI SUMBU
OPTIK.

TANDA OPTIK
ISTILAH TERKAIT DENGAN BESARAN RELATIP INDEKS BIAS
UTAMA DALAM MINERAL ANISOTROPIK.

ARAH DAN BESARAN RELATIP INDEKS BIAS CAHAYA


DIDALAM MINERAL DIGAMBARKAN SECARA GEOMETRIK
DAKAM SEBUAH DIAGRAM   INDIKATRIKS OPTIK.
INDIKATRIKS OPTIK
ADALAH
SEBUAH DIAGRAM GEOMETRIK
DIAGRAM INDEKS BIAS 
I N D I K A T R I K S OPTIK (optic indicatrix) .

GAMBARAN GEOMETRIK YANG


DISUSUN UNTUK MEMPERLIHATKAN
ARAH DAN BESARAN RELATIP
INDEKS BIAS CAHAYA DIDALAM
MINERAL.

DALAM PENAMPANG OPTIK INDIKATRIKS,


NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM INDEKS BIAS
DIPERLIHATKAN OLEH ARAH MAKSIMUM DAN
MINIMUM “FAST RAY” DAN “SLOW RAY”.
ARAH GETAR BERKAS CAHAYA MENJALAR
TEGAK LURUS PADA PENAMPANG,

Sinar yang bergetar pada arah indeks bias lebih rendah akan menjalar lebih
cepat dan dikenal sebagai “THE FAST RAY”.
Sinar yang bergetar pada arah indeks bias yang lebih tinggi akan menjalar
lebih lambat dikenal sebagai “THE SLOW RAY”.
INDIKATRIKS OPTIK - - ANISOTROPIK

- ISOTROPIK

INDIKATRIKS OPTIK
ISOTROPIK
berbentuk BOLA,
nₐ = nb = nc
INDIKATRIKS OPTIK ANISOTROPIK
mempunyai indikatriks optik yang Uniaxil dan biaxial
ELLIPSOID dan mempunyai dua atau tiga
sumbu utama berbeda.
INDIKATRIKS ANISOTROPIK : - UNIAXIAL dan -BIAXIAL

Mineral sumbu Optik Satu


(uniaxial)- mempunyai sebuah
sumbu optik yang sejajar
dengan sumbu c-kristalografi.

Mineral Sumbu optik dua


(biaxial minerals) mempunyai
dua buah sumbu optik yang
terletak ditengah dua jari2
optik indikatrks. Sudut antara
sumbu2 optik biaxial minerals
diketahui sebagai sudut optik
atau 2V.
INDIKATRIKS UNIAXIAL - cahaya masuk,
tetapi hanya yang satu arah
saja yang dilewatkan dan menjalar di dua bidang
polarisasi dengan arah getar tegak lurus satu terhadap
lainnya.
Dalam mineral uniaxial:
• nₒ dan nₑ tidak sama besar,
• indikatriks akan berbentuk elipsoid, sebuah bentuk
yang bergantung pada orientasi searah dengan
sumbu optik.
• Indeks bias sinar ordiner beragam, tergantung dari
arahnya.

Mineral nonkristal (amorf) tidak mempunyai bias


rangkap, jadi tidak punya sumbu optik.

Masuk kedalamnya heksagonal atau tetragonal.


INDIKATRIKS BIAKSIAL
• mempunyai dua sumbu optik yang tersusun
dengan sudut yang sama terhadap pusat
indikatriks optik. Sudutnya disebut sebagai
sudut 2V.
• Cahaya masuk tetapi hanya dua arah
yang lewat dan menjalar pada dua
bidang polarisasi.
• Bila cahaya menjalar hanya pada arah
khusus (sumbu optik) saja mineral
dinyatakan sebagai isotropik , tidak terjadi
pemisahan.

UNIAXIAL DAN BIAXIAL MINERALS, LEBIH JAUH LAGI, DIBAGI


MENJADI : “OPTICALLY POSITIVE” DAN “OPTICALLY NEGATIVE”.
10. S U M B U O P T I K MINERAL
Pengamatan kehadiran sumbu optik: (pada
kristal kalsit) saat bias rangkap teramati, o ray
dan e ray, menghasilkan dua bayangan (“the
ordinary image” dan “the extraordinary
image”).
Saat diputar dan dimiringkan pada satu
titik, kedua bayangan akan berimpit, tampil
sebagai hanya satu bayang gambar; arah
tersebut adalah arah sumbu optik.
Pengertian sumbu optik, lebih cendrung
sebagai “ARAH” KETIMBANG “SEBUAH
GARIS” . Pada arah ini tidak terjadi peristiwa
birefringence.
SISTIM KRISTAL DAN Beberapa kristal hanya memepunyai
SUMBU OPTIK. sebuah sumbu optik, sementara yang lain
mempunyai dua sumbu optik; dengan
demikian mineral dapat diklasifikasikan
menjadi :

1. UNIAXIAL MINERALS : mineral


dengan sebuah sumbu optik.
2. BIAXIAL MINERALS, mineral
dengan dua buah sumbu optik.

Sistim kristal tetragonal dan hexagonal


adalah sebuah uniaxial.
Sistim monoclinic, triclinic, orthorhombic
adalah biaxial”.
Contoh: uniaxial  quartz;
biaxial  pyroxene.
SUMBU OPTIK SATU / UNIAXIAL
MINERAL SUMBU OPTIK SATU (UNIAXIAL
MINERALS)
Mempunyai sebuah sumbu optik yang sejajar dengan
sumbu c-kristalografi. dan dua indeks bias utama,
karena itu memunculkan bias rangkap.

Kecuali berkas sinar sejajar dengan sumbu optik,


cahaya, saat memasuki uniaxial mineral, di pecah
menjadi dua berkas.

Arah getar kedua berkas sinar ini sejajar dengan arah


indeks bias terbesar dan terkecil. Berkas sinar yang
sejajar dengan bidang 001 disebut sebagai “ordinary
ray”, karena berperilaku seperti dalam isotropik dan
berkas yang kedua disebut sebagai “extraordinery
ray”.

Mineral dengan sistim kristal tetragonal dan hexagonal


adalah uniaxial.
Uniaxial positip, indeks bias yang searah
sumbu optik, lebih besar daripada indeks
bias pada bidang penampang lingkaran,
karena itu Optik Indikatriks Uniaxial
Positip berbentuk “prolate circular
ellipsoid” dan “the slow ray” bergetar
sejajar sumbu c.

Pada uniaksial negatip indeks bias sumbu


optik lebih kecil dari pada indeks bias
pada penampang lingkaran. Optik
indikatrks membentuk “oblate circular
ellipsoid” dan arah getar “the fast ray”
sejajar sumbu c.
Untuk dapat mengenali uniaxial ataupun
biaxial perlu memperoleh gambar
interferensi.
SUMBU OPTIK DUA / B I A X I AL

biaxial mineral
mempunyai dua sumbu
optik dan tiga indeks bias
utama berbeda dan
tegak lurus sesamanya.

Berbeda dari mineral unaxial


dimana hanya ada dua indeks
bias utama.

Mineral dengan sistim


ortorombik, monoklinik dan
Panah merah menunjukan “acute bisectrix” dan yang triklinik adalah biaxial.
biru menunjukan “obtuse bisectrix”
Sumbu optik membentuk sudut yang disebut
sebagai sudut 2V , dengan besarannya
tergantung dari ketiga nilai indeks bias.

Sayatan biaxial yang tidak tegak lurus pada


salah satu dari dua sumbu optik akan
memperlihatkan birefringence terbatas dan akan
meunjukan interferensi warna.

Tidak seperti halnya pada uniaxial, indikatriks


biaxial selalu “prolate”, karena sumbu utama Z
selalu mempunyai ideks bias terbesar.

Kecuali untuk berkas sinar yang sejajar sumbu


optik, cahaya yang melalui mineral biaxial akan
pecah menjadi dua berkas , the fast ray dan the
slow ray.

Kedua berkas sinar ini bergetar tegak lurus satu


sama lain. The slow ray begetar pada arah indeks
Panah merah menunjukan “acute bisectrix” dan
bias terbesar. The fast ray bergetar searah indeks
yang biru menunjukan “obtuse bisectrix” bais terkecail pada penampang tersebut.
11. TANDA OPTIK
TANDA OPTIK ADALAH ISTILAH TERKAIT DENGAN BESARAN
RELATIP INDEKS BIAS UTAMA DALAM MINERAL ANISOTROPIK .

TANDA OPTIK JUGA TERKAIT DENGAN BENTUK INDIKATRIKS.

SEBUAH MINERAL DAPAT MEMPUNYAI TANDA OPTIK NEGATIP ATAU


POSITIP.

TANDA OPTIK , MENUNJUKAN APAKAH :


o-ray ataupun e – ray adalah “FAST” atau
“SLOW “ .

Optik Positip : o = fast dan e = slow.


Optik Negatip : o = slow dan e = fast.
TANDA OPTIK U N I A K S I A L

INDIKATRIKS TANDA OPTIK-


MINERAL UNIAKSIAL DAPAT
BERBENTUK “OBLATE
(FLATTENED)” ATAUPUN
“PROLATE”.

INDIKATRIKS “OBLATE UNIAXIAL”


MEMPUNYAI TANDA OPTIK
NEGATIP.

INDIKATRIKS “PROLATE
UNIAXIAL” MEMPUNYAI TANDA
OPTIK POSITIP.
TANDA OPTIK B I A X I A L
MEMUNYAI TIGA INDEKS BIAS
BERBEDA., DAN SEBUAH INDIKATRIKS
OPTIK DENGAN BENTUK ELLIPS TIGA
SUMBU.
KEDUA SUMBU OPTIK INDIKATRIKS
BIAXIAL DINYATAKAN SEBAGAI GARIS
TEGAK LURUS TERHADAP KEDUA
PENAMPANG LINGKARAN
INDIKATRIKS.

SUDUT ANTARA SUMBU OPTIK ADALAH


SUDUT OPTIK ATAU DISEBUT SEBAGAI
2V.

BILA SUDUT OPTIK 2V LEBIH BESAR


DARI 90º, MINERAL TERSEBUT ADALAH
“OPTIK NEGATIP” SEBALIKNYA BILA
LEBIH KECIL DARI 90º ADALAH “OPTIK
POSITIP”.
MENENTUKAN T A N D A O PT I K
Untuk mempelajari tanda optik perlu dipahami
pengertian2 berikut:
1. isotropik dan anisotropik.
2. fast- dan slow-ray.
3. length fast- dan length slow- mineral.
4. indikatriks .
5. isogyre,
6. melatope ,
7. isochrome,
8. kuadran
9. sudut 2v
KELAS OPTIK KRISTAL
BERDASARKAN SIFAT OPTIKNYA MINERAL
DIBAGI MENJADI DUA KELAS YAITU :
ISOTROPIC dan ANISOTROPIC

Mineral ISOTROPIK mempunyai indeks bias sama


disegala arah, ini berarti kecepatan cahaya sama
kesegala arah.
Mineral isotropik tidak mempunyai variasi indeks
bias terhadap arah dan akan gelap (padam) pada
nikol bersilang. Sistim Kubik (isometri dan beberapa
amorf) merupakan mineral ISOTROPIK

Mineral ANISOTROPIK adalah mineral yang


mempunyai indeks bias berbeda untuk arah yang
berbeda. Mereka memperlihatkan warna interfernsi
pada nikol bersilang .
Sistim Tetragonal, Hexagonal, Ortorombik, dan
Triklinik adalah Mineral Anisotropik
1.2. CAHAYA : FAST RAY, SLOW RAY,
Dalam mineral anisotropik sinar datang dipecah
menjadi dua dengan arah getar saling tegak lurus dan
menjalar searah dengan arah getar pada sayatan
mineral.
Satu berkas disebut sebagai “ordinary ray”, diberi
notasi huruf (o) arah getar tegaklurus terhadap sebuah
bidang dimana terdapat sb-c dan jejak sinar. Yang
lainnya dinyatakan sebagi ”extraordinary ray” atau e-
ray di beri notasi (e), arah getar sejajar dg bidang
dimana terdapat sb-c dan jejak rambat berkas sinar.

Pada sayatan mineral tertentu, arah getar berkaitan dengan maksimum dan
minimum indeks bias .

Sinar yang bergetar pada arah indeks bias lebih rendah akan menjalar lebih
cepat dan dikenal sebagai “THE FAST RAY”.

Sinar yang bergetar pada arah indeks bias yang lebih tinggi akan menjalar lebih
lambat dikenal sebagai “THE SLOW RAY”.
1.3. MINERAL : LENGTH SLOW, LENGTH FAST, SIGN OF
ELONGATION: POSITIVE -, NEGATIVE- ELONGATION

“LENGTH SLOW MINERAL” mempunyai arti


bahwa “the slow ray” dalam sebuah mineral, arah
getarnya sejajar dengan panjang mineral atau
cleavage tunggal, bila ada. Disebut sebagai
“POSITIVE ELONGATION”, dimana total
retardasi lebih besar daripada yang ditampilkan
setelah accessory plate dimasukan.

“LENGTH FAST-MINERAL” mempunyai arti


bahwa “the fast ray” dalam sebuah mineral, arah
getarnya sejajar dengan dimensi terpanjang dari sebuah mineral atau sejajar
dengan cleavage tunggal (bila ada). Disebut sebagai “NEGATIVE
ELONGATION“, dimana total retardasi lebih kecil daripada yang
ditampilkan sebuah mineral setelah accessory plate dimasukan.

CATATAN : Hanya mineral yang mempunyai habit akan memperlihatkan tanda


elongasi. Tanda elongasi berbeda dengan tanda optik. Tanda elongasi hanya
dikenakan pada elongasi mineral anisotropik dan dapat ditentukan dengan
menggunakan “accessory plate“.
ARAH GETAR DALAM MINERAL :
LENGTH FAST ATAU LENG SLOW –MINERAL
dipakai bantuan komparator
1. Putar piringan sampai mineral mencapai
pemadaman. Pada kedudukan ini arah getar
sejajar dengan benang silang mikroskop yg
artinya sejajar dengan arah polarisasi
mikroskop.

2.Putar piringan 45°, searah jarumjam.Arah


getar yg sejajar dg NS benangsilang sekarang
berkedudukan NE-SW. Butir akan terang
pada kedudukan ini. Catatan : warna
interferensi oleh butir dan meletakan warna
ini pada plate 1 dan mencatat retardasi

.3. Masukan gypsum plate. Arah getar “slow ray” sejajar denagn NE-SW., warna
interferensi butir mineral sekarang lebih tinggi atau lebih rendah dari kedudukan pada
tahap 2, umpamanya warna bergerak keatas (kekanan) atau turun (ke kiri) pada 550nm.

4.Warna naik ke atas pada chart, maka “the slow ray” pada accessory adalah sejajar dg
“the slow ray” dalam mineral. Bila warna berkurang,turun pada chart maka “the slow
ray” dari accessory plate adalah sejajar dengan “the fast ray” dari butir mineral.
MENENTUKAN LENGTH FAST- DAN LENGTH SLOW - MINERAL.

Optik Positip : o = fast dan e = slow.


Optik Negatip : o = slow dan e = fast.
1.5. I S O G Y R E
Uniaxial:
Isogyre
adalah sebuah garis atau lengkungan
membentuk hitam (gelap) dalam gambar interferensi.
silang, saat Isogyre terbentuk saat arah getar dalam
stage diputar gambar interferensi sejajar dengan arah
tangan2 tetap
NS-EW .
getar sumbu2 ..... daerah pemadaman.
Isogyre, lokasi, pada gambar interferensi,
dimana arah getar dari “fast ray” dan
“slow ray” sejajar dengan arah polarisasi.
Biaxial:
isogyre
berbentuk 1.6. ISOCHROME
lengkungan
yang berputar
adalah sebaris ( a band of) warna
bersama stage, interferensi sebuah mineral anistropik,
atau silang atau lingkaran warna yang tidak
yang akan memusat.
pecah saat Isokrom dibentuk oleh interfernsi
stage diputar. berkas sinar “fast dan slow” yang
memasuki mineral dg ketebalan berbeda.
PEMBENTUKAN ISOKROM.

Kondensor menhasilkan cahaya yg terpusatkan, cahaya


ini akan melewati contoh dan dikumpulkan oleh lensa
objektip.

1.Cahaya yang menjalar sepanjang sumbu optik tidak


dipecah menjadi dua berkas nepsilon = nomega, dan keluar
dari mineral membentuk Melatope. Tidak ada retardasi
antar berkas cahaya.
2. Cahaya yang mengikuti jejak 2 da 4 mengalami sedikit
retardasi, nepsilon < nomega ~ 550 nm .
3. Cahaya yang mengikuti jejak 3 dan 5 mengalami
retardasi sedang, nepsilon < nomega ~ 550 nm, karena cahaya
membentuk sudut yang lebih besar dengan sumbu optik
dan harus jejak yang lebih panjang melewati contoh.

Sumbu optik vertikal dan sifat optik beragam secara


simetri sekitar sumbu optik, lingkaran retardasi yang
sama dihasilkan sekitar melatope = isokrom.
Jumlah isokrom tergantung retardasi dan tebal contoh.
1.6. “MELATOPE”

adalah bercak/titik gelap dalam gambaran interferensi dari


sebuah mineral anisotropik sebagai lokasi kedudukan sumbu
optik.
Garis yang menghubungkan melatopes adalah bidang sumbu
optik.

1.8. KUADRAN

• Pembagian ruang dimulai dari


atas kanan, begerak berlawanan
arah jarum jam.
• Penomoran biasanya
menggunakan huruf romawi.
OA
Z
OA
1.9. SUDUT 2V
2Vz
(pada mineral biaxial)
n

n 2v adalah sudut tajam antara dua buah


X
n
Y sumbu optik yang bisa diukur; apakah
dengan cara mengukur jarak antara
isogyre pada kedudukan 45º
kedudukan pemadaman (bxa figure)
atau dengan menaksir busur isogyre
(gambar sumbu optik yg center).

• Bila 2V tajam sekitar Z: (+)


• Bial tajam sekitar X : (-)
• Bila 2V=90°, tanda optik tidak
dapat diketahui (indeterminate)
• Bila 2V=0°, mineral uniaxial

Fig. 43a Kedudukan sumbu optik


Dalam hal yang khusus dimana
Untuk mineral biaksial tanda
2V = 90°, mineral adalah netral.
optik bergantung pada
Konvensi/perjanjian lain
apakah the X atau Z
dipakai untuk mengenali sudut
indicatrix axis adalah “acute
antara sumbu optik di belah
bisectrix
oleh sunbu X sementara sudut
•If Bxa is X, mineral is -ve
2VX dan the Z axis as 2VZ
•If Bxa is Z, mineral is +ve
angle.
Keduanya dapat bervariasi mulai dari 0 - 180° hubungan yang terjadi adalah
; 2VX + 2VZ = 180°.
Mengikuti perjanjian tanda optik dijelaskan sebagai berikut:
•if 2VZ < 90°, the mineral is +ve. f 2VZ > 90°, the mineral is -ve.
VARIASI ISOGYRE 
ORIENTASI SAYATAN TIPIS

UNIAIAL

a. Potongan tegak lurus sumbu.


b. Potongan miring terhadap sumbu
optik.
c. Potongan miring sekali (sudut
potong besar) terhadap sumbu
optik.
d. Potongan sejajar bidang sumbu
optik.
BIAXIAL

Section tegaklurus to the acute bisectrix

Section oblique to the acute bisectrix

Section ± tegaklurus to OA

Section tegaklurus to the obtuse bisectrix


(biaxial minerals) or parallel to the OA
(uniaxial minerals): confusion guaranteed.
TEKNIK MENENTUKAN
TANDA OPTIK

UMUM
Mikroskop susunan XPL,
Pakai : Lensa Betrands, Objektip perbesaran tinggi, Kondensor.

Segera setelah GAMBAR INTERFERENSI diperoleh dan sudah


mengenali apakah UNIAXIAL ATAU BIAXIAL, tanda optik mineral
dapat ditentukan dengan menggunakan sebuah ACCESSORY PLATE
GYPSUM, QUARTZ ATAU MICA. Perhatiakan APAKAH THE
ORDINARY RAY MENUNJUKAN THE FAST ATAU THE SLOW RAY.

Optik Positip : o = fast dan e = slow.


Optik Negatip : o = slow dan e = fast.
AMICI BERTRAND LENS (lensa
Betrand)
Terletak dibawah okuler, dipasang bila
diperlukan saja. Dipakai bersamaan
dengan cahaya konvergen untuk
mengamati gambar interferensi.
Lensa Bertrand dapat memperbesar
dan mengfokuskan gambar interferensi,
yang dibentuk oleh objektip dan
memperjelas pada okuler.

Hanya dipakai saat cahaya konvergen, untuk mengamati Gambar Interfernesi.


Fungsinya memperbesar dan mengfokuskan gambar interfernsi, tidak
membentuknya, tetapi memodifikasi bidang fokus gambar yang dibentuk oleh
objektip untuk memungkinkannya terfokuskan dan diperjelas/perbesar ” oleh
okuler.

Sebuah pilihan: untuk melihat gambar interferensi dapat juga dengan


melepaskan okuler (eyepiece) dan melhat kedalam tabung mikroskop pada
kondisi “the highe-power objetive lens”; juga dapat diperjelas dengan
menambahkan lobang sangat kecil diatas tabung mirkoskop.
SUMBU OPTIK DAPAT DIKENALI DARI GAMBAR
INTERFERENSI, I SOGYRE DAN MELATOPES
Gambar interferensi adalah sebuah
penampilan pada mikroskop susunan
konoskopi dengan nikol bersilang yang
memungkinkan untuk dapat
menetukan mineral uniaxial atau
biaxial.

Gambar interfernsi uniaxial nampak


dekat dengan sumbu optik dan
membentuk silang hitam isogyre.
Gambar interfernsi untuk Kuarsa Gambar interfernesi Biaxial
dan Muskovit. Ini tidak sentris
dan untuk sayatan tebal. membentuk dua busur hitam, isogyre,
saat dilihat pada bidang optik. Isogyre
mempunyai sumbu optik dan memungkikan sudut optik
diukur. Interferensi dapat berubah saat piringan diputar.
SUMBU OPTIK DAPAT DIKENALI DARI
GAMBAR INTERFERENSI, I SOGYRE DAN
MELATOPES

Gambar interferensi untuk mineral


uniaxial dan biaxial nampak sangat
bebeda saat dilihat arah antara dua
sumbu optik termasuk terlihatnya
warna interferensi dikenal sebagai
isochrome, garis silang atau busur
hitam sebagai isogyre dan satu atau dua
Gambar interfernsi untuk Kuarsa
dan Muskovit. Ini tidak sentris
titik hitam sebagai melatope yang
dan untuk sayatan tebal. menandai kedudukan sumbu optik.
Gambar interferensi dihasilkan dengan manyisipkan kondensor
yang menghasilkan cahaya terfokus.
Gambaran interferensi uniaxial mempunyai sebuah melatope.
Gambaran interferensi biaxial mempunyai dua melatope.
Jarak antara dua meloptope dari sebuah gambar interferensi
membentuk sudut menghasilkna sudut optik (2v) mineral.

Uniaxial: Isogyre Biaxial: isogyre berbentuk lengkungan


membentuk silang,
yang berputar bersama stage, atau silang
saat stage diputar
tangan2 tetap NS-
yang akan pecah saat stage diputar.
EW .

Gambar interfernsi dibentuk dengan melalukan sebaran cahaya melewati sayatan mineral.
MENENTUKAN TANDA OPTIK UNIAXIAL
1. Cari gambar interferensi yang “centered” .
2. Masukan accessory plate.
3. Perhatikan warna inteferensi :
- pada dua kuadran warna bertambah, gerakan kekanan.
- di dua kuadran lainnya warna akan berkurang, bergerak
kekiri.
4. Lihat kuadran NE dari warna interferensi.

UNIAXIAL Lihat apakah warna interferensi


a.Potongan tegak lurus sumbu. berkurang atau bertambah pada
b.Potongan miring terhadap setiap kuadran. Slow min + slow
acc = penambahan
sumbu optik.
 Apakah e “fast” atau “slow”
c. Potongan miring sekali (sudut
potong besar) terhadap sumbu
optik.
d. Potongan sejajar bidang sumbu
optik.

Variasi gambar interferensi pada Penentuan “length- fast atau length- slow
uniaxial
GAMBAR INTERFERENSI

Isokrom pada kuadran I &


III bergerak masuk, dan
pada kuadran II & IV
bergerak keluar..

Ini adalah mineral uniaxial


positip dengan “moderate to
high birefringence”.
Menentukan tanda optik kristal dengan low birefringence.

a) Uniaxial to optic
axis

b) Biaxial to acute
bisectrix
c) Biaxial to optic axis

Gambar menentukan tanda optik.


Amati kuadran kanan atas atau kiri bawah:
 Masukan the λ-plate .
 Kontruktif (penambahan) warna menunjukan tanda optik positip.
 Distruktip (pengurangan) warna menunjukan tanda optik
negatip.
MENENTUKAN TANDA OPTIK UNIAXIAL

MENENTUKAN TANDA OPTIK DENGAN


GYPSUM PLATE.

MINERAL DENGAN ISOCHROMES, MEMAKAI


QUARTZ WEDGE

TANPA ISOCHROMES DENGAN ¼ MICA


Menentukan tanda optik dengan gypsum plate.

blue in NE = (+) Optional slide


Gypsum plate has constant
D of 530 nm = 1st-order
pink

Isogyres = black: D=0


Background = gray: D=150

Add to/subtract from 530


nm:

530+150=680 nm = blue =
(+)
530-150=380 nm =
yellowish = (-)

Addition = slow + slow


Subtraction = slow + fast
Uniaxial Mineral dengan Isochromes, memakai Quartz Wedge
• Pada kuadran dimana warna dikurangi, isokrom bergerak keluar, warna
lower order dibentuk dekat melatope dan menggantikan higher order
colors.
• Pada kuadran dimana terjadi warna ditambah , isokrom bergerak
kedalam mendekati melatope.
• Isogyre, pada pemasukan accessory, mengadop warna interferensi
mengikuti retardasi dari aksesori.

Dengan QW , arahnya
menjauhi ataupun mendekati
melatope, gerakan isokrom
saat QW dimasukan akan
memberikan menjelasan
tanda optik

Pada kuadran NE-SW, isokrom Pada kuadran NE - SW, isokrom


bergerak masuk. bergerak keluar.
Pada kuadran NW-SE,sokrom, Pada kuadran NW-SE , isokrom,
isokrom bergerak keluar. isokrom bergerak masuk.

positip, negatip.
Uniaxial tanpa Isochromes
dengan ¼ mica
• The 1º red (Rot 1) plate dimasukan.
• Dikebanyakan mikroskop berasal dari arah SE,
• Arah Lambat dari aksesori plate (N) harus searah
dengan NE-SW
• Warna biru akan mncul pada kuadran I & III,
yang menunjukan penambahan.
• Warna kuning di kuadran II dan IV menunjukan
pengurangan.
• Ini adalah uniaxial positive mineral dengan
birefinggence rendah.

• Sebuah mika 1/4/ λ dapat dipakai


untuk mineral dengan “low to
moderate birefringence”
• Akan menghasilkan sepasang titik
hitam di kuadran dimana terjadi
pengurangan
MENENTUKAN TANDA OPTIK BIAXIAL

GAMBAR INTERFERENSI UNTUK BIAXIAL.


Bila sayatan tegaklurus salah satu sumbu optik, gambar
interferensi akan tampil sebagai lengkungan hitam, yang akan
menghilang/berubah bila diputar.
Bila bentuk lengkungan tajam berarti sudut 2V kecil dan bila
lengkungan besar/tumpul sudut 2V besar.

Setelah gambar interfernsi diperoleh , pakai “the λ-plate” (1/4 ;


panjang gelombangnya dapat menghasilkan, apakah itu
“penambahan” atau “pengurangan” retardasi isokrom.(gb.44).
Fig. 43a Kedudukan sumbu optik

Gambar interferensi biaxial yang


paling baik adalah sayatan tegaklurus Figure 43b: Gerakan isogyre saat
2V-bisectrix (the bisectrix of the acute piringan di putar.
angle between the two optic axes). Dari atas kebawah, sudut 2V membesar.
Pada gambar ini kita dapat melihat Pola isogyre untuk “acute bisectrix
kedua sumbu optik. (gb.43a). figures” dan 2V ukuran kecil sampai
medium.
How do we find the section cut most (d – memperlihatkan arah putaran
closely perpendicular to the acute piringan ( berlawanan arah jarumjam)..
bisectrix? Trial and error .
MENAKSIR SUDUT 2V.
Penaksiran ini menggunakan gambar interferensi. Sayatan yang terbaik adalah
sayatan yang tegaklurus terhadap “the acute bisectrix “(47a). penaksiran dilakukan
dengan membandingkan dengan gambar 47.
a. 2V=90º,: sebuah garis lurus diputar dg arah berlawanan terhadap putaran
piringan.
b. Ada sudut 2V yang modrate bila isogyre juga membentuk lengkungan moderate.
c. Ada sebuah harga 2V rendah bila kedua sayap silang bertemu dan akan
pecahsaat memutar piringan. Kedua lengkungan tidak meninggalkan gambar
interferensi bila memutar piringan hanya bila sayatan mendekatai/hampir
tegaklurus terhadap “acute bisectrix”.

Gambar estimasi sudut 2V


After Shelley (1993).

Perubahanan pola gambar


sumbu optik untuk harga 2V
beragam; d- memperlihatkan
arah putaran piringan.
GAMBAR INTERFERNSI UNIAXIAL

Tanpa gypsum plate: (+) dengan gypsum plate (-) dengan gypsm plate
(+) and (-) sama. Biru di kuadran I. Kuning di kuadran I.
SUDUT 2V
2v adalah sudut tajam antara dua buah sumbu optik
yang bisa diukur; apakah dengan cara mengukur
jarak antara isogyre pada kedudukan 45º
kedudukan pemadaman (bxa figure) atau dengan
menaksir busur isogyre (gambar sumbu optik yg
center). Saat anda melihat gambar bxa dari mineral
dengan sudut 2v kecil (< 60º), isogyre tidak akan
meninggalkan medan pandang mikroskop. Bila 2v >
60º, isogyre akan meninggalkan ruang pandang hanya
saja memerlukan putaran piringan yang besar, bila
dibandingkan dengan sudut tajam antara dua sumbu
optik dan dapat diukur apakah dengan menentukan
jarak antra isogyre pada lepas pemadaman 45º (at 45
degrees off extinction) (bxa figure) atau dengan
menaksir busur isogyre (gambar pusat sumbu optik)
saat isogyre tidak keluar dari ruang pandang
mikroskop. Bila 2v > 60º akan meninggalkan ruang
pandang tetapi memerlukan putran piringan yang
besar. bila dibandingkan dngan gambaran bxo.
Biaxial Interference Figures

• Biaxial negative (acute bisectrix looking down X)


• Condensor forms a cone of light through sample at O black
• OX  OS  OA
decreasing  black
n  n
• OA  OT  OU
increasing 
n  n
• OX  OQ  OP
increasing 
n  n
Biaxial Interference Figures

Fig 10-15 Bloss, Optical


Crystallography, MSA

The result is an
interference figure
with ‘figure-of-8’
isochromes….
Biaxial Interference Figure

Upper row: Cut perpendicular to acute bisectrix (2V approx. 30°); Middle
row: cut close to an Optic Axis; Lower row: Cuts nearly perpendicular to
the obtuse bisectrix.
Determining the optical sign (+ or -)

In A-D, sections are


perpendicular to the acute
bisectrix. In E and F, they are
perpendicular to one of the
optic axes.
Uniaxial Negative Sign

• If ε < ω, the mineral is uniaxial negative

63
With the auxiliary condensor in place a strongly
convergent cone of light is focussed into the mineral grain.
Only light which follows one of the optic axes emerges
from the grain with zero retardation.
This point is the MELATOPE (M), and there are two in
biaxial minerals.
Light travelling along any other path through the mineral
will exhibit varying degrees of retardation depending on
the length of the path through the mineral and
birefringence for that path.
The amount of retardation increases outward, ideally
concentrically as seen in uniaxial minerals, from the
melatope.
Near the melatope, the light experiences lower
birefringence, travels a shorter distance through the
mineral and therefore has a lower retardation.
Retardation increases slowly from melatopes towards the
Actue Bisectrix (Bxa) (indicatrix axes).
The increased birefringence is partially compensated for
by a shorter path.
The result is that the isochromes are stretched out
towards Bxa, defining a tear drop shape or figure 8
pattern. The number of isochromes is dependant on:
1.the partial birefringence experienced by the light, i.e.;
the difference between
•nalpha or and ngamma for biaxial positive minerals

•nbeta
and ngamma for biaxial negative minerals, and;

2.the thickness of the crystal.


high birefringence & thick crystals = numerous
isochromes
Uniaxial Positive with 1º Red Plate
• Uniaxial positive
mineral, with 1º red
plate
• Note blue in
quadrants I & III,
yellow in quadrants II
& IV
• The isogyres show the
1º red color of the
accessory plate
65
Multiple Isochromes
• If the interference figure displays numerous
isochromes, color changes produced with the
1º red plate become difficult to detect
• In this case the quartz wedge is used
• Inserting the Quartz wedge results in the
movement of the isochromes about the
isogyres

66
•CRYSTALLOGRAPHIC ORIENTATION AND THE INDICATRIX
Gambar intreferensi dilihat pada susunan konoskopik kedudukan polarisasi silang
yang dapat dipakai untuk menentukan sifat uniaxial atau biaxial sebuah mineral.

Gambar interferensi mineral uniaxial sagat berbeda dengan kenampakan mineral


biaxial saat dilihat

Interference figures for uniaxial and biaxial minerals are very different in appearance
when viewed along lines of site between the optic axes and include bands of
interference colours known as isochromes, black lines or curves known as isogyres, and
one or two black spots known as melatopes that mark the position of the optic axes.

Interference figures are produced by inserting the substage condenser to generate


divergent incident light. Since the diverging rays have different path lengths through
the mineral section they generate a variation in interference colours to form
isochromes.

Uniaxial interference figures viewed close to the optic axis generate a black cross of the
isogyres. Biaxial interference figures generate two curved black isogyres when viewed
in the optic plane. The isogyres contain the optic axes and allow the optic angle to be
measured. Interference figures change with rotation.

A full explanation of interference figure methods, including determining optic sign and
measuring optic angle are described in the Learn section of the Rock Library.
In the mineral descriptions found in the text book the terms LENGTH FAST and
LENGTH SLOW are encountered.
Length fast means that the fast ray of the mineral vibrates parallel with the length of
the elongate mineral or parallel to the singel cleavage, if present. This is also referred
to as NEGATIVE ELONGATION, as the overall total retardation is less than that
exhibited by the mineral prior to the accessory plate being inserted.
Length slow means that the slow ray of the mineral vibrates parallel with the length of
the mineral or the single cleavage, if present - POSITIVE ELONGATION, the total
overall retardation is greater than that exhibited prior to the accessory plate being
inserted.
Only minerals which have an elongate habit exhibit a sign of elongation.
A brief review…

• Isotropic minerals: light does not get rotated or split;


propagates with same velocity in all directions
• Anisotropic minerals:
• Uniaxial - light entering in all but one special direction
is resolved into 2 plane polarized components that
vibrate perpendicular to one another Biaxial - light
entering in all but two special directions is resolved into
2 plane polarized components…
– Along the special directions (“optic axes”), the mineral
thinks it is isotropic - i.e., no splitting occurs
– Uniaxial and biaxial minerals can be further subdivided
into optically positive and optically negative…
PENGGUNAAN GAMBARAN
INTERFERENS

Now determine the optic sign of


the mineral: uniaxial (+)
1. Rotate stage until isogyre
is concave to NE (if
biaxial)
2. Insert gypsum accessory
plate
3. Note color in NE, (+)
immediately adjacent to biaxial
isogyre --

 Blue = (+)
 Yellow = (-)
An interference figure is a conoscopic view of a mineral
in cross polarised light that allows the uniaxial or biaxial
nature of a mineral to be determined.
Interference figures for uniaxial and biaxial minerals are
very different in appearance when viewed along lines of
site between the optic axes and include bands of
interference colours known as isochromes, black lines or
curves known as isogyres, and one or two black spots
known as melatopes that mark the position of the optic
axes.
Interference figures are produced by inserting the
substage condenser to generate divergent incident light.
Since the diverging rays have different path lengths
through the mineral section they generate a variation in
interference colours to form isochromes.

Uniaxial interference figures viewed close to the optic axis generate a black cross of the
isogyres. Biaxial interference figures generate two curved black isogyres when viewed in the
optic plane. The isogyres contain the optic axes and allow the optic angle to be measured.
Interference figures change with rotation.
A full explanation of interference figure methods, including determining optic sign and
measuring optic angle are described in the Learn section of the Rock Library.
Mempelajari kuadran NE dari gambar interferensi , dua kemungkinan akan ada :
1. Warna interferensi akan meningkat, gerakan ke kanan pada colour chart, saat accessory plate di
masukan. Ini akan menunjukan pada kita bahwa sinar extraordiner dari mineral adalah “the slow
ray” dan karena itu mineral mempunyai tanda optik negativ.
2. Warna interferensi akan berkurang , gerakan ke kiri pada colour cahrt”, saat accessory plate
dimasukan. Ini menjelaskan bahwa extraordinary ray dari mineral adalh “the fast ray” dan maka
dari itu mineral mempunyai optik negativ.

Kuadran SW gambar interferensi akan memperlihatkan perubahan warna yang sama, amati pada NE
kuadran karena omega dan epsilon arah getar sama.
The NW & SE kuadran memperlihatkan perubahan warna yang sebaliknya.

Gypsum Palte dipakai untuk menentukan tanda optik, bila isokrom tidak terlalu kuat munculnya.
OPTIC SIGN

The angle between the optic axes is the optic angle or 2V. If the
optic angle 2Vz is greater than 90 degrees the mineral is optically
negative otherwise the mineral is optically positive.

(Methods to determine the optic sign of anisotropic minerals using


interference figures and accessory plates are described in the
Learn section of the Rock Library.Related Terms
anisotropic mineral, uniaxial, biaxial, optic indicatrix, optic axis)
Kecuali berkas sinar sejajar dengan sumbu
UNIAXIAL optik, saat memasuki uniaxial mineral, di pecah
menjadi dua berkas.Arah getar kedua berkas
sinar ini sejajar dengan arah indeks bias
terbesar dan terkecil. Berkas sinar yang sejajar
dengan bidang 001 disebut sebagai “ordinary
ray”, karena berperilaku seperti dalam
isotropik dan berkas yang kedua disebut sebagai
“extraordinery ray”.

Uniaxail positip, indeks bias yang searah sumbu


optik lebih besar daripada indeks bias dg
penampang lingkaran nampak berbentuk
penampang lingkaran. Optik Indikatriks dari
uniaxial positip, karena itu akan “prolate
circular ellipsoid” dan “the slow ray” bergetar
sejajar sumbu c. vibrates parallel to the c-axis.

Pada uniaksial negatip indeks bias sumbu optik


lebih kecil dari pada indeks bias pada
penampang lingkarn. Optik indikatrks
membentuk “oblate circular ellipsoid” dan arah
getar “the fast ray” sejajar sumbu c.
Untuk mengenali antar uniaxial dan biaxial
perlu memeroleh gambar interferensi.
SUMBU OPTIK.2
SUMBU OPTIK. B I A X I AL

Mineral biaxial mempunyai tiga indeks bias yang


berbedabeda maka indikatriks nya membentuk
ellipsoid tiga sumbu.
Kedua tanda optik indikatriks biaksial
digambarkan sebagai garis tegaklrus terhadap dua
buah penampang indikatriks. Sudut antar sumbu
optik adalah sudut optik atau sudut 2V. Bila sudut
2Vz lebih besar dari 90 derajatr maka mineral
tersebut tanda optiknya NEGATIP dan POSITIP bila
sebaliknya.

Metoda penetuan tanda optik adalah menggunakan


gambaran interfernsi dan accessory plate
INDIKATRIKS OPTIK. B I A X I AL
Sudut antara dua sumbu ini disebut sebagai 2V , dengan
besarannya tergantung dari ketiga nilai indeks bias.
Sayatan biaxial yang tidak tegak lurus kepada salah satu dari dua
sumbu optik akan memperlihatkan birefringence terbatas dan
akan meunjukan interferensi warna.

Tidak seperti halnya pada uniaxial , indikatriks biaxial selalu


“prolate”, karena sumbu utama Z selalu mempunyai ideks bias
terbesar.

Kecuali untuk berkas sinar yang sejajar sumbu optik, cahaya yang
melalui mineral biaxial akan pecah menjadi dua berkas , the fast
ray dan the slow ray. Kedua berkas sinar ini bergetar tegak lurus
satu sama lain. The slow ray begetar pada arah indeks bias
terbesar. The fast ray bergetar searah indeks bais terkecail pada
penampang tersebut.

To distinguish between a biaxial and a uniaxial mineral it is necessary to form an


interference figure. Biaxial minerals with a very small 2V are essentially uniaxial.
Metoda penetuan tanda optik adalah menggunakan gambaran interfernsi dan accessory
plate
SUMBU OPTIK. B I A X I AL

Mineral biaxial mempunyai tiga indeks bias


yang berbedabeda maka indikatriks nya
membentuk ellipsoid tiga sumbu.
Kedua tanda optik indikatriks biaksial
digambarkan sebagai garis tegaklrus
terhadap dua buah penampang indikatriks.

Sudut antar sumbu optik adalah sudut optik


atau sudut 2V. Bila sudut 2Vz lebih besar
dari 90 derajatr maka mineral tersebut
tanda optiknya NEGATIP dan POSITIP bila
sebaliknya.
Biaxial interference figures

There are lots of types of biaxial figures… we’ll concentrate on only two

1. Optic axis figure - pick a grain that stays dark on rotation

Will see one determine sign w/ gypsum plate


curved or
(+) (-)
straight isogyre

determine 2V from curvature of isogyre

90° 60° 40°

See Nesse (p. 100, 3rd ed)


Biaxial interference figures

2. Bxa figure (acute bisectrix) - obtained when you are looking straight down
between the two O.A.s. Hard to find, but look for a grain with intermediate d.
Z
OA OA
2Vz

n

n
X
n
Y

Use this figure to get sign and 2V:

(+) 2V=20° 2V=40° 2V=60°

Now do questions 1 and 2 See Nesse (p. 97, 3rd ed.)


Untuk kristal uniaxial : apakah sumbu optik
sejajar dg the nγ or nα atau tidak.

Untuk kristal biaxial apakah bisectrix dari sudut


tajam 2V sejajar atau tidak dengan the nγ or nα.
Lihat bentuk biaxial indikatriks pada gb. 45.
INDIKATRIKS OPTIK.
dalam penampang optik indikatriks,
nilai maksimum dan minimum indeks
bias diperlihatkan oleh arah
maksimum dan minimum “fast ray
dan slow ray”.
arah getar berkas cahaya menjalar
tegak lurus pada penampang,

INDIKATRIKS OPTIK MINERAL


ISOTROPIK MEMBENTUK BOLA,
KARENA INDEKS BIAS SAMA DI
SEMUA ARAH.

MINERAL ANISOTROPIK 
UNIAKSIAL DAN BIAKSIAL
MEMPUNYAI INDIKATRIKS
OPTIK YANG ELLIPSOID DAN
MEMPUNYAI DUA ATAU TIGA
SUMBU UTAMA BERBEDA.
Cahaya konfergen melewati
mineral, dengan hasil
indikatriks, dan keluar
denganpola getar yang
simetri sekitar “melatopE”
“extra ordinary rays (c)
bergetar sepanjang garis
Berkas Sinar menjalar keluar radial dari melatope dan
dari pusat sebuah indikatirks “ordinaru rays” bergetr
uniaxial positip. tegaklurus terhadap
Ordinary ray (o) bergetar lingkar isochrome.
tegaklurus terhadap sumbu –c Dimana arah getar e dan o
dan analoh dengan garis sejajar dengan arah
laitude. polraisasi, Gamabr
Extraordiner (e) bergetar interferensi muncul gelap
sejajar sumbu-c dan analoh dan membentuk isogyr.
dengan garis longitude,
bahwa uniaksial dan biaksial dapat dibagi menjadi 2 kelas didasarkan atas tanda
optiknya.

•Bila w > e, the optic sign is negative and the uniaxial indicatrix would take the
form of an oblate spheroid. Note that such an indicatrix is elongated in the
direction of the stroke of a minus sign.

If e > w, the optic sign is positive and the uniaxial indicatrix would take the form
of a prolate spheroid. Note that such an indicatrix is elongated in the direction of
the vertical stroke of a plus sign.
• ISOTROPIC MINERALS: Cahaya tidak di putar/berubah arah
ataupun dipecah, begetar dengan kecepatan sama ke segala
arah.
• ANISOTROPIC MINERALS:
• Uniaxial –cahaya masuk dari segala arah, kecuali satu
arah, dipisahkan pada duabidang polarisasi dengaa arah
getar satu tegaklurus lainnya.
• Biaxial – cahaya masuk dari segala arah, kecuali dari dua
arah khusus, dipecah pada dua arah bidang polarisasi.
– Sepanjang arah khusu ini , mineral adlah isotropik .. Tidak
terjadi pemisaahan.
– Mineral uniaxial dan biaxial lebih jauh dibedakan antara
optically positive dan optically negative.
Sekali gambaran interferensi diperoleh
dan dikenali , maka
tanda optik diketahui apakah uniaxial
atau biaxial.
 Tanda optik mineral dapat ditentukan
dengan menggunakan
accessoty plate, apakah itu gypsum,
kuarsa ataupun mika.
SISTIM KRISTAL dan KELAS OPTIK KRISTAL
DAN SUMBU OPTIK
 SISTIM KRISTAL.
Ada 7 (tujuh) sistim kristal dimana sitimatissasi nya
didasarkan atas SISTIM SUMBU-nya.
Sitim kristal tersebut adalah : (1) cubic (or isometric),
(2) tetragonal, (3) orthorhombic, (4) monoclinic, (5)
triclinic, (6) hexagonal, (7) trigonal. Hexagonal dan
trigonal sangat mirip dibeberapa text book dijadikan
satu (heksagonal).

 KELAS OPTIK KRISTAL.


Berdasarkan sifat optiknya mineral dibagi menjadi
dua kelas yaitu : ISOTROPIC dan ANISOTROPIC.
Sistim Kubik (isometri dan beberpa amorf)
merupakan mineral ISOTROPIK (pada susunan
mikroskop XPL), sedangkan yang lainnya adalah
ANISOTROPIK.
c-axis c-axis
Quartz Calcite

Quartz Calcite
ne > no ne < no
uniaxial uniaxial
positive negative
Tanda Optik sebuah kristal adalah arah dimana seberkas sinar dari cahaya tidak
mengalami “birefringence” (double refraction)..

Dikarenakan struktur internal kristal tal (the specific structure of the crystal lattice, the
form of atoms or molecules of its components), cahaya berperilaku berbeda saat
merambat sepanjang sumbu optik dibandingkan dengan arah lain.
Cahya yang merambat sepajang sumbu optik sebuah kristal uniaxial (e.g. calcite, quartz),
tidak memperlihatkan hal yang tidak biasa.
Cahaya merambat sepanjang sumbu optik dengan kecepatan terbabebas dari sifat
polarisasinya. Bila berkas sinar tidak sejajar sumbu optik, maka cahaya dipecah menjadi
dua berkas (the ordinary and extraordinary),saat menembus sebuah kristal . Berkas ini
bersama sama terpolarisasi secara saling tegaklurus.
Kristal berdasarkan sumbu optiknya dibagi menjadi, kristal sumbu satu dan kristal
sumbu dua

Sebuah kristal sumbu satu adalah “istropik” pada bidang ortogonal terhadap
sumbu optik kristal.

Indeks Bias ordinay ray konstan untuk setiap arah dalam kristal indeks bias
extraordinary ray beragam tergantug dari arahnya.

Non-crystalline materials have no double refraction and thus, no optic axis. Some
solid materials under specific conditions can demonstrate double refractions and
optic axes.
Definition
Optic sign is a property of an anisotropic mineral that relates
to the form of the optic indicatrix (i.e. the magnitudes of its
different refractive indices. A mineral can have a positive or
negative optic sign. Some minerals can be both optically
positive and negative, and optic sign provides information on
the composition of the mineral.
1.1. ISOTROPIC VS ANISOTROPIC
MINERAL ISOTROPIK
Kecepatan cahaya sama kesegala arah.
Satu nilai indeks bias.
Sistim kristal Isometrik.
Mudah dikenali : selalu gelap bila polarisasi atas dimasukan, tidak ada
cahaya melewati polarisasi atas. Bila piringan diputar akan tetap gelap.
Arah getar tidak berubah, semua cahaya di blok oleh polarisasi atas.

MINERAL ANISOTROPIK:
• Cahaya menjalar kesegala arah dengan kecepatan berbeda.
• Harga Indek Bias beragam di semua arah.
• Mempunyai sifat bias rangkap.
• Cahaya yang masuk selalu dipecah menjadi dua berkas sinar.
Dua berkas sinar bergetar tegaklurus satu sama lain.
SIFAT OPTIK
Mudah dikenali : selalu gelap bila
polarisasi atas dimasukan, tidak ada
cahaya melewati polarisasi atas. Bila
piringan diputar akan tetap gelap.
Arah getar tidak berubah, semua
ISOTROPIK ANISOTROPIK cahaya di blok oleh polarisasi atas.

Cahaya yang masuk selalu dipecah


menjadi dua berkas sinar. Dua
SUMBU OPTIK berkas sinar bergetar tegaklurus
UNIAXIAL BIAXIAL satu sama lain.

untuk membedakan antara


TANDA OPTIK “biaxial-” dan “uniaxial-
mineral” diperlukan
gambaran interferensi .
Catatan: biaxial dengan
sudut 2V kecil sekali dapat
POSITIP NEGATIP
disebut sebagai uniaxial.
RESUME
INDEKS BIAS (n) n lebih tinggi  cahaya lebih lambat  “the slow ray”.
MINERAL DAN n lebih rendah  menjalar lebih cepat  “the fast ray”
CAHAYA

“Length fast” bahwa “the fast ray” dalam sebuah mineral


ELONGASI bergetar sejajar dengan dimensi lebih panjang .
MINERAL DAN “NEGATIVE ELONGATION“
CAHAYA “Length slow” bahwa “the slow ray” dalam sebuah mineral
bergetar sejajar dengan dimensi lebih panjang .
“POSITIVE ELONGATION”

CATATAN .
“length slow minerals” dinyatakan mempunyai elongasi
tanda positip,
“length fast minerals” dinyatakan mempunyai elongasi
tanda negatip.
(Tanda elongasi berbeda dengan tanda optik).
The optic axis of a crystal is the direction in which a ray of transmitted light suffers no
birefringence (double refraction). Due to the internal structure of the crystal (the
specific structure of the crystal lattice, the form of atoms or molecules of its
components), light behaves differently when propagating along the optic axis than in
other directions. Light propagating along the optic axis of a uniaxial crystal (e.g. calcite,
quartz), has no unusual results. Light propagates along that axis with a speed
independent of its polarization. If the light beam is not parallel to the optic axis, then the
beam is split into two rays (the ordinary and extraordinary) when passing through the
crystal. These rays will be mutually orthogonally polarized.
The optic axis of a crystal is a direction rather than a single line.[1] If a ray in this direction
suffers no birefringence, neither will all parallel rays. A crystal with only one optic axis is
called a uniaxial crystal. Crystals are classified according to the number of optic axes
(uniaxial, biaxial) they have. A uniaxial crystal is isotropic within the plane orthogonal to
the optic axis of the crystal.
The refractive index of the ordinary ray is constant for any direction in the crystal. The
refractive index of the extraordinary ray varies depending on its direction. Non-
crystalline materials have no double refraction and thus, no optic axis. Some solid
materials under specific conditions can demonstrate double refractions and optic axes.

Anda mungkin juga menyukai