Anda di halaman 1dari 19

MINERALOGI OPTIK

 Mempelajari mineral-mineral penyusun


batuan berdasarkan sifat optiknya.
 Sifat optik tersebut hanya dapat dipelajari
melalui sayatan tipis mineral dan batuan.
 Mineral dan batuan disayat tipis sampai pada
ketebalan 0.03 mm.
 Pengamatan dilakukan dengan Mikroskop
Polarisasi
CHARACTERISTIC OF RAYLIGHT

 Bila suatu titik dianggap sumber cahaya pada


suatu media tertentu, maka cahaya akan
memancar ke segala arah
 Hukum pemantulan cahaya
 Hukum pembiasan cahaya (Snellius)
 V1/V2 = sin sudut datang/sin sudut pantul
 = indeks bias (n)
MINERAL CLASSIFICATION BASED ON
OPTICAL CHARACTERISTICS

 ISOTROPIK
 ISOMETRIK
 ANISOTROPIK
 SUMBU 1 (UNIAXIAL)
 TETRAGONAL, TRIGONAL, HEKSAGONAL
 SUMBU 2 (BIAXIAL)
 ORTOROMBIK, MONOKLIN, TRIKLIN
ISOTROPIC MINERALS

 “Panjang” sumbu kristalografi tiap sumbu


sama
 Harga indeks bias (n) tiap sumbu sama
 Cahaya memancar dengan kecepatan
gelombang (v) yang sama
 Indikatriks optik berbentuk bola
 Pada nikol sejajar dan bersilang = gelap total
OPTIC INDICATRICS ISOTROPIC
MINERALS
UNIAXIAL ANISOTROPIC MINERALS

 “Panjang” sumbu kristalografi a = b, a dan b


berbeda dengan c
 Terjadi bias ganda (double refraction)
 Ordinary ray (ω)
 Sesuai hukum Snellius
 Berada di pada bidang yang sama dengan a dan b
 Extraordinary ray (ε)
 Hukum Snellius tidak berlaku
 Berhimpit dengan sumbu c
 Indikatriks optik berbentuk elipsoid
 Gambar interferensi (GI) bisa (+) atau (-)
 Perbedaan n ω dengan nε
INTERFERENCE FIGURE

 GI (+) jika :
 n ω kecil = v ω besar
 n ε besar = v ε kecil
 UNIAXIAL POSITIVE
INTERFERENCE FIGURE

 GI (-) jika :
 n ω besar = v ω kecil
 n ε kecil = v ε besar
 UNIAXIAL NEGATIVE
QUESTION ?

 Apa yang terjadi jika mineral anisotropik


sumbu 1 disayat tegak lurus sumbu c ?
 Jadi isotropik, sebab nilai indeks bias a = b,
sama2 dilewati sinar ω
 Bila disayat acak?
 Tidak akan mempengaruhi nilai gambar
interferensinya, sebab kedudukan sinar ω
dan ε tidak berubah = nilai n tetap sesuai.
BIAXIAL ANISOTROPIC
MINERALS
 “Panjang” semua sumbu kristalografi
berbeda
 Memiliki 3 sinar
 Sinar x (fast), nα kecil
 Sinar y (medium), nβ sedang
 Sinar z (slow), nγ besar
 Indikatriks optik elipsoida tiga sumbu
 Gambar interferensi (+) atau (-)
INTERFERENCE FIGURE

 Metode
 Membandingkan (nβ-nα) dengan (nγ-nβ)
 Diasumsikan bahwa saat arah cahaya (nβ-nα)
tegak lurus dengan arah cahaya(nγ-nβ).
INTERFERENCE FIGURE

 GI (+) jika :
 (nβ-nα) < (nγ-nβ)
 Sumbu optik menyudut lancip
dengan sumbu sinar z
 Nilai sudut lancip berbeda2
tergantung jenis mineralnya
(umumnya dikalikan 2, simbol
2V)
 Disebut BIAXIAL POSITIVE
INTERFERENCE FIGURE

 GI (-) jika :
 (nβ-nα) > (nγ-nβ)
 Sumbu optik menyudut lancip
dengan sumbu sinar x
 Nilai sudut lancip berbeda2
tergantung jenis mineralnya
(umumnya dikalikan 2, simbol 2V)
 Disebut BIAXIAL NEGATIVE
RELATIONSHIP = RAY AXIS AND
CRYSTALOGRAPHIC AXIS
 Merupakan ciri khas untuk setiap sistem
kristal dan juga mineral.
 Identifikasi jenis mineral berdasarkan sifat
optiknya (jenis gelapan dan GI)
 Sumbu a, b, (a1,a2,a3)dan c = sumbu
kristalografi
 Sumbu x, y dan z = sumbu sinar mineral
anisotropik
UNIAXIAL ANISOTROPIC
 Tetragonal, Heksagonal, Trigonal
 Masing-masing sinar x, y dan z berhimpit pada masing – masing sumbu
kristalografi (Tetragonal)
 2 Sumbu sinar berhimpit dengan sumbu c dan b, 1 sumbu sinar di bidang
a1,a2,a3 (Heksagonal dan Trigonal)

NEPHELINE (HEKSAGONAL)

CALCITE (TRIGONAL) QUARTZ HEKSAGONAL)


BIAXIAL ANISOTROPIC

 Ortorombik
 Masing-masing sinar x, y dan z berhimpit pada masing – masing
sumbu kristalografi.

ORTOPIROKSEN OLIVINE
BIAXIAL ANISOTROPIC
 Monoklin
 Salah satu sumbu sinar yang berhimpit dengan sumbu b
 Sumbu sinar yang lain berada pada satu bidang dengan sumbu a
dan c

BIOTITE
HORNBLENDE CLINOPIROKSEN
BIAXIAL ANISOTROPIC

 Triklin
 Tidak ada sumbu
sinar yang berhimpit
dengan sumbu
kristalografi

KYANITE
MINERAL IDENTIFICATION
 Identifikasi pada nikol bersilang
 Berhubungan dengan sudut gelapan dan GI (tiap
mineral punya sudut gelapan dan nilai GI
masing-masing tergantung sistem kristalnya).
 Gelap terjadi akibat sumbu sinar sejajar dengan
benang silang (diasumsikan benang silang
merupakan posisi sumbu c dan sumbu a)
 Sumbu c diperkirakan sejajar dengan belahan
batuan

Anda mungkin juga menyukai