ISOTROPIK
ISOMETRIK
ANISOTROPIK
SUMBU 1 (UNIAXIAL)
TETRAGONAL, TRIGONAL, HEKSAGONAL
SUMBU 2 (BIAXIAL)
ORTOROMBIK, MONOKLIN, TRIKLIN
ISOTROPIC MINERALS
GI (+) jika :
n ω kecil = v ω besar
n ε besar = v ε kecil
UNIAXIAL POSITIVE
INTERFERENCE FIGURE
GI (-) jika :
n ω besar = v ω kecil
n ε kecil = v ε besar
UNIAXIAL NEGATIVE
QUESTION ?
Metode
Membandingkan (nβ-nα) dengan (nγ-nβ)
Diasumsikan bahwa saat arah cahaya (nβ-nα)
tegak lurus dengan arah cahaya(nγ-nβ).
INTERFERENCE FIGURE
GI (+) jika :
(nβ-nα) < (nγ-nβ)
Sumbu optik menyudut lancip
dengan sumbu sinar z
Nilai sudut lancip berbeda2
tergantung jenis mineralnya
(umumnya dikalikan 2, simbol
2V)
Disebut BIAXIAL POSITIVE
INTERFERENCE FIGURE
GI (-) jika :
(nβ-nα) > (nγ-nβ)
Sumbu optik menyudut lancip
dengan sumbu sinar x
Nilai sudut lancip berbeda2
tergantung jenis mineralnya
(umumnya dikalikan 2, simbol 2V)
Disebut BIAXIAL NEGATIVE
RELATIONSHIP = RAY AXIS AND
CRYSTALOGRAPHIC AXIS
Merupakan ciri khas untuk setiap sistem
kristal dan juga mineral.
Identifikasi jenis mineral berdasarkan sifat
optiknya (jenis gelapan dan GI)
Sumbu a, b, (a1,a2,a3)dan c = sumbu
kristalografi
Sumbu x, y dan z = sumbu sinar mineral
anisotropik
UNIAXIAL ANISOTROPIC
Tetragonal, Heksagonal, Trigonal
Masing-masing sinar x, y dan z berhimpit pada masing – masing sumbu
kristalografi (Tetragonal)
2 Sumbu sinar berhimpit dengan sumbu c dan b, 1 sumbu sinar di bidang
a1,a2,a3 (Heksagonal dan Trigonal)
NEPHELINE (HEKSAGONAL)
Ortorombik
Masing-masing sinar x, y dan z berhimpit pada masing – masing
sumbu kristalografi.
ORTOPIROKSEN OLIVINE
BIAXIAL ANISOTROPIC
Monoklin
Salah satu sumbu sinar yang berhimpit dengan sumbu b
Sumbu sinar yang lain berada pada satu bidang dengan sumbu a
dan c
BIOTITE
HORNBLENDE CLINOPIROKSEN
BIAXIAL ANISOTROPIC
Triklin
Tidak ada sumbu
sinar yang berhimpit
dengan sumbu
kristalografi
KYANITE
MINERAL IDENTIFICATION
Identifikasi pada nikol bersilang
Berhubungan dengan sudut gelapan dan GI (tiap
mineral punya sudut gelapan dan nilai GI
masing-masing tergantung sistem kristalnya).
Gelap terjadi akibat sumbu sinar sejajar dengan
benang silang (diasumsikan benang silang
merupakan posisi sumbu c dan sumbu a)
Sumbu c diperkirakan sejajar dengan belahan
batuan