Anda di halaman 1dari 6

PETROGRAFI

TUGAS PEGAMATAN CROSS NICOL DAN KRONOSKOPIK


DOSEN PENGAMPU : KASIM MUHAMMAD

NAMA : JENNIFER WALUKOW


NIM : 20820001
PRODI : TEKNIK GEOLOGI

Jawaban.

Pengamatan nikol silang dilakukan jika sayatan berada pada diagonal sumbu C yaitu dengan
memasang Prisma polarisasi bagian atas. Sifat sifat optis mineral yang diamati pada posisi nikol
silang adalah  birefringence (interference ganda), twinning (kembaran) : Tipe kembaran dan arah
orientasi nya dan sudut kelapa  : Sejajar atau miring pada sudut berapa.

1. Sifat Birefringence (BF)

Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam sayatan


tipis, interference  mineral harus dapat diamati, yang hanya dapat dalam sayatan tipis 0,03
mm. Ct. warna interference kuarsa terrendah berada pada orde pertama putih (abu-abu)
atau mendekati warna kuning orde I. Warna interference dapat dilihat dari posisi
horizontal sayatan. Setelah warna interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui
garis diagonalnya hingga didapatkan sifat birefringence (BF). Dari posisi birefringence,
dengan meluruskan ke bawah melalui garis diagonal ke perpotongannya, akan diketahui
ketebalan standarnya, apakah lebih tebal atau tidak dari 0,03 mm. Orde warna
interference dan birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy 
Birefringence ditentukan dari refraksi ganda pada pantulan sinar maximum (warna orde
tertinggi). BF dapat dilihat jika posisi sayatan berada pada sudut pemadaman
45O terhadap nikol. BF dapat digunakan (bertujuan) untuk menguji ketebalan sayatan
kristal. Sifat BF mineral dapat dilihat pada tabel sifat-sifat mineral (Bloss, 1961; Kerr,
1959; Larsen and Berman, 1964; Rogers and Kerr, 1942) yang disertai dengan perubahan
antara indeks refraksi tertinggi dan terrendahnya
Sifat difraksi maximum biasanya juga dapat diperikan dalam sifat ini. Jika obyek
memiliki belahan jelas atau bentuk kristalnya terorientasi pada keping gelas dasarnya,
beberapa partikel harus disusun ulang hingga berorientasi baru, yaitu dengan membuka
cover glass dan mineral didorong secara horizontal. Birefringence secara relatif sama
pada setiap kelompok (kelas) mineral yang sama, ct. piroksen, amfibol dan plagioklas.
Indeks refraksi dan warna mungkin berbeda di antara satu kelompok mineral, namun
warna BF-nya hampir sama.

BF dapat diamati di bawah mikroskup dengan memasang lensa Bertrand (keping


gipsum). Lensa Bertrand keberadaannya sering terpisah dari mikroskop. Lensa ini dapat
dilepaskan. Sifat BF dapat diamati pada posisi nikol silang, yaitu dengan memasang lensa
Bertrand pada posisinya (yaitu di atas analyzer). Perubahan warna yang dihasilkan
biasanya ditentukan oleh warna reliefnya dan ketebalan sayatannya

Jika reliefnya rendah (tidak berwarna) maka memiliki sifat BF tinggi. Kanada balsam
memiliki sifat BF tertinggi hitam.

Diagram Michel-Levy untuk mengetahui orde warna BF pada mineral; yaitu warna
interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand (keping/prisma gips)
dipasang
Warna interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand (keping/prisma gips)
dipasang

2. Sifat Kembaran (Twinning)

Yaitu sifat yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat
pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan
kristalografi. Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang. Berhubungan
dengan sifat pemadamannya
Bentuk Kembaran berhubungan dengan bentuk simetri dari dua atau lebih bagian-bagian
(bayangan kembar, sumbu rotasi). Macam-macam kembaran:

1) Refleksi (berbentuk bidang kembar); Ct: model kembaran gypsum “fish-tail”,


102 dan 108
2) Rotasi dengan memutar meja obyektif (biasanya 180o) memiliki bentuk
kembaran sumbu: normal parallel. Ct: kembaran carlsbad, model 103
3) Inversi (kembaran ke pusat)

l Kembaran Multiple (> 2 segmen memiliki kesamaan sifat optis yang terulang)

l Kembaran Cyclic – kembaran berulang yang bidang-bidang kembarannya tidak parallel;


ct: kembaran polisintetik Albite pada plagioklas

Pengamatan secara konoskopik dilakukan sebagai langkah pengamatan lanjut apabila ada
mineral-mineral yang tidak dapat/sulit dibedakan dengan menggunakan nikol sejajar dan nikol
bersilang. Pengamatan secara konoskopik dilakukan dengan menggunakan lensa Amici-Bertrand
dan dengan perbesaran lensa obyektif yang sangat besar (~40x).
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mendapatkan gambar interferensi dari suatu mineral,
yaitu suatu bayangan optik yang dihasilkan karena gejala bias ganda pada zat anisotropik.
Perbedaan antara pengamatan secara ortoskopik dengan pengamatan secara konoskopik
ditunjukkan oleh Gambar 4.1 di bawah ini.
Pengamatan secara konoskopik menghasilkan kenampakan mineral berupa gambar interferensi.
Kenampakan gambar interferensi dipengaruhi oleh jumlah sumbu mineral serta arah sayatan.
Pembentukan gambar interferensi diilustrasikan sebagaimana pada Gambar dibawah ini

Komponen gambar interferensi

Gambar a

Pada pengamatan secara konoskopik dikenal istilah indikatriks optik. Indikatriks optik
merupakan bangun bayangan berbentuk bola atau elipsoid (lonjong) dengan jari-jari paralel
terhadap arah getar utama dari gelombang cahaya yang menembus mineral dan panjang sumbu
sebanding dengan indeks refraksi. Indikatriks optik mineral secara 2D adalah sebagai berikut.
Gambar b

Gambar a merupakan indikatriks optik untuk mineral isotropik dalam 2D. Pada mineral
isotropik, indikatriks optiknya berbentuk lingkaran karena besar indeks refraksi kedua sumbunya
sama besar. Sedangkan pada mineral anisotropik indeks bias antara kedua sumbunya tidak sama
besar sehingga kecepatan gelombang cahaya yang merambat melaluinya berbeda. Pada sumbu
dengan indeks bias lebih besar, cahaya merambat lebih lambat dan digambarkan dengan garis
sumbu yang lebih panjang (Gambar b). Indikatriks optik dalam bentuk 3D untuk mineral
isotropik adalah bangun bola, sedangkan mineral anisotropik adalah elipsoid.

Anda mungkin juga menyukai