Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MINERAL OPTIK

DAN PETROLOGI

DISUSUN OLEH:
JAYANTI RAUF
(471419021)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
Jelaskan lengkap dengan gambar tatacara pengamatan Orthoskop (Paralele nikol dan
Cross nikol)!

Jawab:

Pengenalan mineral yang terdapat pada batuan secara mikroskopis umumnya


dilakukan dengan pertolongan mikroskop polarisasi. Mikroskop ini berbeda dengan jenis
mikroskop yang dipakai dalam penelitian biologi.
Sebelum disayat menjadi tipis, batuan yang akan diamati diletakan dengan Balsem
Kanada pada sebuah kaca tipis. Batuan yang telah diletakan pada kaca ini kemudian
ditipiskan hingga mencapai ketebalan kurang lebih 0.03 mm. Untuk menghindari kerusakan,
batuan yang ditipiskan ditutup dengan kaca penutup.

1) Nikol Sejajar (Plane Polarized Light/PPL)


Setiap mineral memiliki sistem kristalnya masing-masing: isometrik (sumbu a = sumbu b
= sumbu c; < a = < b = < g); rhombik (sumbu a¹ sumbu b¹ sumbu c; < a¹ < b¹ <g); triklin;
monoklin; tetragonal, heksagonal dan lain-lain. Setiap sistem kristal memiliki sumbu
kristal, walaupun sudut yang dibentuk oleh masing-masing sumbu kristal antara sistem
kristal yang satu terhadap yang lain berbeda. Untuk itulah setiap mineral memiliki sifat
optis tertentu, yang dapat diamati pada posisi sejajar atau diagonal terhadap sumbu
panjangnya (sumbu c).Pengamatan mikroskopis yang dilakukan pada posisi sejajar
sumbu panjang disebut pengamatan pada nikol sejajar.
 Relief
Relief adalah sifat optis mineral atau batuan yang menunjukkan tingkat / besarnya
pantulan yang diterima oleh mata (pengamat).Semakin besar sinar yang dipantulkan
atau semakin kecil sinar yang dibiaskan oleh lensa polarisasi, maka makin rendah
reliefnya, begitu pula sebaliknya.Jadi, relief mineral berhubungan erat dengan sifat
indek biasnya; Ngelas < Nobyek. Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan
antara batas tepi mineral yang satu dengan yang lain. Namun, suatu mineral memiliki
indeks bias yang lebih rendah dibandingkan kaca / air / udara, sehingga reliefnya lebih
tinggi.
 Pleokroisme
Pleokroisme merupakan warna yang terjadi (bila meja mikroskop diputar 360°),
karena adanya perbedaan daya absorpsi dari sumbu-sumbu kristal terhadap
kedudukan analisator dan polarisator. Pleokroisme yaitu sifat penyusupan mineral
anisotropic dalam menyerap sinar mengikuti sistem kristalografinya. Ditunjukkan
oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah diputar hingga 360°. Dapat diamati
pada posisi terpolarisasi maupun nikol sejajar. Macam-macamnya: Dikroik biasanya
dimiliki oleh mineral-mineral yang mempunyai sistem krista; trigonal dan hexagonal
pada perputaranantara 0 -90 terjadi 2 kali. Trikroik biasanya dimiliki oleh mineral-
mineral yang mempunyai sistem kristal orthorombik, triklinik, monoklin. warna
pleokroik ini tergantungpadasumbu X,Y,Z.
 Bentuk Kristal atau Mineral
Bentuk kristal adalah bentuk suatu kristal mineral mengikuti pertumbuhan / tata
aturan pertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti mengikuti susunan atom
dan pertumbuhan atom-atom tersebut, atau dapat pula mengikuti arah belahannya.
Sebagian besar mineral yang terbentuk oleh proses pembekuan magma di luar,
menunjukkan bentuk kristal yang tidak sempurna, karena pembekuannya /
pengkristalisasiannya sangat cepat sehingga bentuknya kurang sempurna, begitu pula
sebaliknya. Jadi, bentuk kristal dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui
tingkat kristalisasi mineral secara umum.
 Cleavage
Cleavage/Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan sistem kristalnya
juga. Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem kristal
tertentu, sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal sendiri dibentuk
/ dibangun oleh susunan atom di dalamnya. Dengan demikian, sisi-sisi susunan atom-
atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan ikatannya.Hal itu
berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral mengalami benturan /
terdeformasi, makapecahannyaakanlebihmudahmengikutiarahbelahannya.
 Fracture
Fracture/Pecahan adalah kecenderungan suatu mineral untuk hancur atau pecah secara
tifak beraturan. Suatu mineral ada yang memiliki pecahan dan belahan, namun ada
juga yang hanya memiliki pecahan saja.
 Warna
Warna mineral adalah pencerminan dari data serap atau absorpsi panjang gelombang
tertentu dari cahaya atau sinar yang masuk khususnya untuk mineral yang
teransparant yang bersifat anisotropic 2 jenis warna:
 Opak : mineral tidak tembus cahaya. Dilihat dengan mikroskop refleksi.
Warna: hitam. Suatu obyek yang berwarna hitam akan menyerap semua sinar
yang mengenainya.
 Mineral tidak tembus cahaya : apabila diberi cahaya akan menampilkan
bermacam warna. Dengan mikroskop polarisasi.
1. Isotrop : dipantulkan kesegala arah dengan kecepatan sama.
2. Anisotrop : dipantulkan kesegala arah dengan kecepatan berbeda.
3. Semua obyek yang warna putih akan memantulkan seluruh warna yang
datang dan hanya sebagian kecil yang terpantulkan, ssehingga tampak
memperlihatkan warna kelabu.
 Indeksbias
Indeks bias adalah suatu angka (konstanta) yang menunjukan perbandingan antara
sinus sudut datanh dan sinus sudutpantul ; (n=sin I /sin r =l/v ) . indeks bias juga
merupakan fungsi dari sinar didalam medium yang berbeda. Pengukuran indeks bias
dapat dilakukan secara relatif dengan memperhatikan relief dan dibandingkan dengan
pergerakan garis becke,atau secara absolut dengan menggunakan minyak imersi.
Semua kristal yang bersistem isometrik tergolong sebagai zat isotropik dengan
demikian mempunyai satu harga indeks bias (nω dan nε ), sedangkan yang bersistem
orthorombik, monoklin, atau triklin,mempunyai tiga harga indeks bias [nα nβ ,dan
nγ].

2) NikolSilang (Cross Polarized Light/XPL)


 Sifat Birefringence(BF)
Birefringence adalah angka yang menunjukan perbedaan indek bias sinar ordiner dan
extraordiner.
Faktor yang mempengaruhi:
 Macam sayatan (//c atau hampir // c ).
 Ketebalan sayatan
 Macam sinar yang masuk,dimana setiap sinar yang msuk mempunyai panjang
gelombang yang berbeda.
Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,03 mm. Dalam sayatan tipis,
interference mineral harus dapat diamati, yang hanya dapat dalam sayatan tipis 0,03
mm. Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan. Setelah warna
interference diketahui, pengamatan dilanjutkan melalui garis diagonalnya hingga
didapatkan sifat birefringence (BF). Dari posisi birefringence, dengan meluruskan ke
bawah melalui garis diagonal ke perpotongannya, akan diketahui ketebalan
standarnya, apakah lebih tebal atau tidak dari 0,03 mm. Orde warna interferensi dan
birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy.
 Sifat Kembaran(Twinning)
Sifat kembaran (twinning) adalah kenampakan pada mineral akibat adanya
/tumbuhnya 2 kristal bersamaan pada proses pengkristalan. Sifat kembaran yaitu sifat
yang ditunjukkan oleh mineral akibat pertumbuhan bersama kristal saat
pengkristalannya. Berbentuk kisi-kisi yang dibentuk oleh orientasi pertumbuhan
kristalografi.Sifat ini dapat diamati pada posisi pengamatan nikol silang.Berhubungan
dengan sifat pemadamannya. Hal ini diakibatkan adanya deformasi / tekanan.
Kenampakan ini hanya ditunjukan oleh mineral plagioklas. Dengan kata lain
merupakan pemadaman khusus mineral plagioklas.
1) Macam –macam jenis kembaran mineral Plagioklas Kembaran albit : dicirikan
oleh kembaran selang –seling antara gelap danterangdalamjumlah yang
relatifcukup banyak.
 Kembaran Carlsbad dicirikan oleh kembaran berupa pasangan gelap
dan terang dalam jumlah yang tidak lebih dari satu pasangan.
 Kembaran Carlsbad-Albit dicirikan oleh kombinasi antara carlsbad dan
Albit.
2) Metoda kurva F.E,Wright digunakan untuk menentukan jenis mineral
plagioklas kembaran kombinasi Carlsbad-Albit
 Sudut Pemadaman(Extinction)
Sudut pemadaman (extinction) adalah fungsi hubungan orientasi indikatrik dan
orientasi kristalografik.Mineral anisotropik menunjukkan gelapan pada posisi nikol
silang denganrotasitiap 90°.Gelapan muncul ketika kedudukan salah satu vibrasi
sejajar polarizer bawah.Dampaknya adalah seluruh sinar datang ditahan oleh polarizer
atas sehingga tidak membentuk getaran.Seluruh sinar yang melalui mineral terserap
pada polarizer atas, dan mineral terlihat gelap.
 Orientasi Optik
Orientasi optik menggunakan istilah Substraksi dan Adissi dalam pengamatannya, dan
dalam pengamatan tersebutjuga digunakan istilah length fast dan length slow.
Orientasi mineral merupakan hubungan antara arah-arah sumbu optik dengan sumbu-
sumbu kristalografinya. Tujuan untuk menentukan orientasi mineral ini yaitu untuk
digunakan agar dapat mengetahui kedudukan sumbu-sumbu indikatriks di dalam
suatu mineral.
Macam-macam orientasi: berdasarkan tingkat perbedaan kecepatan cahaya yang
merambat didalam mineral yang anisotopik.
1. Orientasi “length slow” berarti bahwa sumbu terpanjang indikatrik getaran
sianr lambat (γ) sejajar (//) sumbu C sebagai arah sumbu terpanjang kristal.
2. Orientasi “length fast” berarti bahwa sumbu terpanjang indikatrik (γ) tegak
lurus sumbu C atau (γ) hampir tegaklurussumbu C adanya 2 alternatif:
 Gejala addisi
 Gejala subtraksi
Tatacara pengamatan Secara Orthoskop
1) Sebelum melakukan pengamatan mineral, pastikan keadaan mikroskop dalam posisi
gelap sempurna. Gelap sempurna dapat diatur dengan memutar polarisator hingga
benar-benar gelap secar asempurna.

2) Letakkan sayatan di stage atau meja preparasi untuk kemudian diamati

3) Fokuskan sayatan dengan menggunakan pemutar lensa halus dan pemutar lensa kasar.

4) Pengamatan PPL (Plane Polarized Light)


1. Warna
Dari pengamatan yang dilakukan, kita dapat melihat warna mineral. Contohnya,
pada pengamatan ini plagioklas berwarna colorless atau tidak berwarna dan
hornblende berwarna coklat, serta ada beberapa mineral berwarana hitam yang
disebut mineral opak.

2. Ukuran Mineral
Ukuran mineral dapat dilihat dari pembesaaran lensa objektif dan disesuaikan
dengan medan pandangnya. Contohnya, pengamatan ini dilakukan dengan
pembesaran 40 kali.

3. Relief
Pengukuran relief mineral bersifat relatif. Relief akan bernilai tinggi jika batas
mineral sangat jelas.
4. Bentuk
Pada sayatan yang dilakukan, dapat diketahui plagioklas memiliki bentuk mineral
euhedral dan anhedral.Mineral piroksen memiliki bentuk mineral subhedral.

5. Belahan (Cleavage)
Pada pengamatan yang dilakukan, mineral memiliki belahan dua arah yang sangat
terlihat, yaitu arah vertikal dan arah diagonal.

Untuk mineral ini terlihat belahan satu arah dan berbentuk seperti serabut.

6. Pecahan
Pada mineral ini terlihat pecahan yang tidak beraturan, sehingga dapat dibilang
memiliki pecahan uneven.
7. Pleokroisme
Pleokroisme diartikan sebagai perubahan warna mineral ketika stage diputar,
dibagi menjadi tiga jenis trikroik, dikroik, dan monokroik. Pada pengamatan ini,
mineral memiliki satu pleokroisme sehingga disebut monokroik.

8. Ketembusan Cahaya
Pada sayatan ini terdiri dari tiga ketembusan cahaya, yaitu transparent,
translucent, dan opak.

9. Indeks Bias
Untuk relief yang bernilai tinggi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu relief
tinggi positif dan relief tinggi negative. Untuk menentukannya dilakukan dengan
mengamati garis becke atau becke line dengan cara menjauhkan atau
mendekatkan mineral pada mikroskop.
10. Inklusi
Inklusi merupakan material asing baik berupa padatan maupun fluida. Pada
pengamatan yang dilakukan terdapat inklusi mineral berupa mineral opak.

5) Pengamatan XPL (Cross Polarized Light)


1. Warna Interferensi
Warna interferensi merupakan kenampakan warna yang dihasilkan oleh sifat
dwibias mineral. Dapat diketahui dari Michel-Levy Chart. Yang terlihat pada
mineral piroksen bright orange redorde 2

Untuk mineral plagioklas dapat dilihat warna interferensinya abu-abu orde 1.


2. Sudut Gelapan
Mineral plagioklas ini memiliki sudut gelapan sebesar 30 derajat, sehingga disebut
gelapan miring.

3. Kembaran
Pada sayatan ini, dapat dilihat plagioklas memiliki dua macam kembaran, yaitu
carlsbad dan albit.

4. Ketebalan
Retardasi dan birefringence berhubungan dengan tebal mineral, yang mana secara
tidak langsung mengindikasikan ketebalan sayatan tipis.
Ketebalan dapat dihitung menggunakan keeping asesoris kuarsa

Nilai retardasi diketahui dari warna interfenrensi maksimal ketika sayatan tipis
diamati menggunakan keeping kuarsa.

Untuk menetukan ketebalan mineral, bias dicari dengan menggunakan rumus


Dari Michel-Levy Chart kita dapat mengetahui birefringence dari suatu mineral
dengan cara menarik garis ketika sudah mengetahui warna interferensi dan
ketebalan mineral.

5. Tanda Rentang Optis


Untuk menetukan tanda rentang optik dilakukan dengan menggunakan keeping
gips yang dimasukkan kemudian akan terlihat apakah suatu mineral mengalami
adisi, yaitu penambahan nilai warna interferensi, atau subtraksi, yaitu
pengurangan nilai warna interferensi.
Saat meja objek diputar dan memperoleh kenampakan adisi pada warna interferensi
mineral, maka tanda rentang optisnya adalah (+)

Jika kenampakan yang diperoleh adalah subtraksi, maka rentang optisnya adalah (-).

Anda mungkin juga menyukai