Anda di halaman 1dari 12

3/23/2020

Radhitya Adzan Hidayah, S.T., M.Eng

SISTEM KRISTAL

 ISOMETRIK (sumbu a=sumbu b=sumbu c)


 RHOMBIC (sumbu a≠sumbu b≠ sumbu c)
 TETRAGONAL
 HEKSAGONAL
 TRIKLIN
 MONOKLIN
 DLL

1
3/23/2020

 Setiap sistem kristal memiliki sumbu kristal, walaupun


sudut yang dibentuk oleh masing-masing sumbu antara
sistem kristal satu dengan yang lain berbeda.
 Setiap mineral memiliki sifat optik tertentu, yang diamati
pada posisi sejajar (diagonal terhadap sumbu panjangnya
/Sumbu C)
 Pengamatan mikroskopis yang dilakukan pada posisi
sejajar sumbu panjang disebut pengamatan pada nikol
sejajar

Pemerian Mineral Secara Optis


1. Menentukan sifat-sifat fisik mineral melalui pengamatan nikol sejajar:
warna, relief, ukuran dan bentuk mineral, sudut belahan, dll.
2. Memerikan indeks refraktif relatif.
3. Memerikan orde refraksi ganda (birefringence).
4. Memerikan bentuk axial interference.
5. Memerikan sebaran dan kedudukan sumbu optis mineral.
6. Memerikan sifat-sifat optis atau sifat refraksi-ganda mineral.
7. Memerikan sudut pemadaman (gelapan/extinction) yang berhubungan
dengan sumbu-sumbu kristalografi terhadap sumbu-sumbu elastisitasnya.
8. Memerikan keberadaan / ketidakhadiran sifat pleochroism mineral.

2
3/23/2020

 Standardisasi sayatan tipis memiliki ketebalan 0,003 mm.


 Dalam sayatan tipis, interference mineral harus dapat diamati --- hanya
dalam sayatan tipis 0,003 mm.
 Ct. pada kuarsa. Warna interference kuarsa terrendah berada pada orde
pertama putih (abu-abu) atau mendekati warna kuning orde I.
 Warna interference dapat dilihat dari posisi horizontal sayatan
 Setelah warna interferene diketahui, amati garis diagonalnya maka
didapatkan sifat birefringence (BF).
 Dari posisi birefringence, luruskan ke bawah melalui garis diagonal ke
perpotongannya, maka akan diketahui ketebalan standarnya.
 Orde warna interference dan birefrience menggunakan tabel warna
Michel-Levy

3
3/23/2020

Langkah Pengamatan

 Lakukan pengamatan pada posisi nikol sejajar terlebih dulu


 Atur sinar lampu sehingga mendapatkan penyinaran yang
cukup
 Atur lensa-lensa mikroskop sehingga sejajar dengan tube dan
antara lensa okuler dan obyektif fokus dengan porarisasi
 Posisikan nikol bawah (di bawah meja obyektif) fokus dengan
obyek dan lensa obyektif
 Amati reliefnya terlebih dulu

RELIEF
 Relief adalah sifat optis mineral atau batuan yang
menunjukkan tingkat / besarnya pantulan yang diterima
oleh mata (pengamat). Semakin besar sinar yang
dipantulkan atau semakin kecil sinar yang dibiaskan oleh
lensa polarisasi, maka makin rendah reliefnya, begitu pula
sebaliknya
 relief mineral berhubungan erat dengan sifat indek
biasnya; Ngelas < Nobyek
 diimplikasikan oleh tebal-tipisnya sayatan. Sayatan yang
telah memenuhi standarisasi, tentunya memiliki relief
yang standar juga, sehingga besarnya tertentu.

4
3/23/2020

What causes relief?


Difference in speed of light (n) in different materials causes
refraction of light rays, which can lead to focusing or
defocusing of grain edges relative to their surroundings

Hi relief (+) Lo relief Hi relief (-)

nxtl > nepoxy nxtl = nepoxy nxtl < nepoxy

Mineral properties: relief


• Relief is a measure of the relative difference in n
between a mineral grain and its surroundings
• Relief is determined visually, in PPL
• Relief is used to estimate n

- Olivine has high relief


- Plag has low relief
plag

olivine
olivine: n=1.64-1.88
plag: n=1.53-1.57
epoxy: n=1.54

5
3/23/2020

Relief tinggi Menentukan Relief


 Pertama-tama tentukan batasan yang
jelas antara mineral, massa dasar /
Relief sedang matriks dan gelembung (kanada
balsam/epoxy/alteco)
 Bandingkan indeks bias yang
dipantulkan oleh mineral dengan
indeks bias yang dipantulkan oleh
kanada balsam
Relief rendah plag  Kanada balsam memantulkan seluruh
sinar yang menembusnya
 Mineral menyerap sebagian sinar dan
olivine
memantulkannya sebagian
kuarsa
 Makin tidak berwarna sinar yang
dipantulkan makin besar, sehingga
reliefnya makin rendah

Pleokroisme
 Yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam
menyerap sinar mengikuti sistem kristalografinya.
Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal
setelah diputar hingga 360O. diamati pada posisi nikol
sejajar

6
3/23/2020

Pleokroisme biotit
berwarna coklat Pleokroisme
kekuningan Orde 1
 Yaitu sifat penyusupan mineral
anisotropic dalam menyerap sinar
mengikuti sistem kristalografinya
 Ditunjukkan oleh beberapa kali
perubahan warna kristal setelah diputar
hingga 360O.
 Dapat diamati pada posisi terpolarisasi
maupun nikol sejajar.
 Gambar atas: warna interferensi biotit
sejajar sumbu C dan gambar bawah:
Pleokroisme biotit pleokroismenya pada sudut putaran 90O
berwarna coklat gelap
 Mineral uniaxial disebut dichroic: dua
Orde I
warna yang berbeda dari vibrasi sinar
yang parallel terhadap sumbu vertical dan
sumbu dasar.
 Mineral biaksial: trichroic, 3 perubahan
warna berhubungan dengan 3 sumbu
elastisitas utama.
 Ct: horenblende pleokrois kuat dan
piroksen tak-pleokrois

Bentuk Kristal
 bentuk suatu kristal mineral mengikuti pertumbuhan / tata
aturan pertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti
mengikuti susunan atom dan pertumbuhan atom-atom
tersebut, atau dapat pula mengikuti arah belahannya
 Sebagian besar mineral yang terbentuk oleh proses
pembekuan magma di luar, menunjukkan bentuk kristal
yang tidak sempurna, karena pembekuannya /
pengkristalisasiannya sangat cepat sehingga bentuknya
kurang sempurna, begitu pula sebaliknya
 dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui
tingkat kristalisasi mineral secara umum

7
3/23/2020

Appearance of crystals in microscope


 Crystal shape – how well defined the crystal shape is
 Euhedral – sharp edges, well- defined crystal shape
 Anhedral – rounded edges, poorly defined shape
 Subhedral – in between anhedral and euhedral
 Cleavage – just as in hand samples!
 Physical character – often note evidence of strain, breaking,
etching on crystals – you will notice some crystals show
those features better than others…

Bentuk Kristal
 Bentuk kristal ditentukan
dengan orientasi tepiannya
 Bentuk kristal yang tidak
Px: subhedral
beraturan pada seluruh sisinya
disebut anhedral
 Jika sebagian sisi kristal yang
tidak beraturan disebut
subhedral
 Jika seluruh sisi kristal
beraturan disebut euhedral
Px: euhedral

Px: subhedral

Px: anhedral

8
3/23/2020

Bentuk mineral

 Bentuk mineral tidak harus sama dengan bentuk kristal.


Bentuk mineral adalah bentuk secara fisik, seperti
takteratur (irregular), memanjang, prismatik, fibrous,
membulat dan lain-lain (lih.gbr.hal selanjutnya). bentuk-
bentuk mineral tersebut tidak berhubungan dengan tingkat
kristalisasinya. Bentuk mineral secara sempurna dapat
mengikuti bentuk pertumbuhan kristalnya, namun tidak
dapat digunakan sebagai parameter tingkat kristalisasi

Bentuk mineral

acicular

anhedral/irregular

bladed

blocky

elongate

euhedral

fibrous

prismatic

rounded

tabular

9
3/23/2020

Belahan

 Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan


sistem kristalnya juga. Pada umumnya, suatu mineral
memiliki bentuk kristal dari suatu sistem kristal tertentu,
sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan
kristal sendiri dibentuk / dibangun oleh susunan atom di
dalamnya. Dengan demikian, sisi-sisi susunan atom-atom
tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan
ikatannya
 Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat
mineral mengalami benturan / terdeformasi, maka
pecahannya akan lebih mudah mengikuti arah belahannya.

90O
Belahan
120° Lebih mudah diamati pada posisi nikol
60° sejajar tetapi beberapa mineral juga dapat
miring diamati pada posisi nikol silang.
Ct:
 tanpa belahan: kuarsa dan olivin
 belahan jelas 1 arah: kelompok mika
 belahan jelas 2 arah: piroksen dan
Belahan jelas pada 2 arah
amfibol
 Contoh mineral dengan sudut
belahan dua arah berpotongan
membentuk sudut 90° piroksen
90O
 Contoh mineral dengan sudut
belahan 2 arah membentuk
perpotongan dengan sudut
60°/120°: amfibol / hornblende

Belahan kurang jelas pada 2 arah

10
3/23/2020

Belahan
Contoh mineral dengan
susunan acak/random
fractures (belahan tidak
olivin jelas) atau tanpa belahan:
olivin

Relief rendah
Contoh mineral kuarsa
tanpa belahan
kuarsa

Some generalizations and vocabulary


• All isometric minerals (e.g., garnet) are isotropic – they
cannot reorient light. Light does not get rotated or split;
propagates with same velocity in all directions
– These minerals are always black in crossed polars.

• All other minerals are anisotropic – they are all capable


of reorienting light (transmit light under cross polars).

• All anisotropic minerals contain one or two special


directions that do not reorient light.
– Minerals with one special direction are called uniaxial
– Minerals with two special directions are called biaxial

11
3/23/2020

How light behaves depends on crystal


structure

Isotropic Isometric
– All crystallographic axes are equal
Uniaxial
Hexagonal, tetragonal
– All axes  c are equal but c is unique
Biaxial
Orthorhombic, monoclinic, triclinic
– All axes are unequal

• Isotropic minerals: light does not get rotated or split; propagates


with same velocity in all directions

• Anisotropic minerals:
• Uniaxial - light entering in all but one special direction is resolved into 2 plane
polarized components that vibrate perpendicular to one another and travel
with different speeds
• Biaxial - light entering in all but two special directions is resolved into 2 plane
polarized components…
– Along the special directions (“optic axes”), the mineral thinks that it is
isotropic - i.e., no splitting occurs
– Uniaxial and biaxial minerals can be further subdivided into optically
positive and optically negative, depending on orientation of fast and slow
rays relative to xtl axes

12

Anda mungkin juga menyukai