Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Alif Yusuf Putra Karlina

NIM : 111180046
Kelas : A
Soal I
1. Pleokroisme merupakan gejala pada mineral di sayatan tipis yang mengalami perbedaan
warna akibat cahaya melewati sumbu indikatrik mineral, dan di putar lebih dari 90°
biasanya menunjukan lebih dari satu perubahan warna dan pada pengamatan nikol
sejajar.
2. Relief merupakan kenampakan dari mineral-mineral pada sayatan tipis dengan media
disekitar mineral, terjadi akibat adanya perbedaan indeks bias mineral, dan dapat di
pengaruhi oleh perekat.
3. Length Fast merupakan keadaan suatu mineral jika sumbu C mineral sejajar atau hampir
sejajar dengan sumbu indikatriks sinar cepat (X).

4. Mineral anisotrop merupakan mineral yang menunjukan warna pada sayatan tipis akibat
cahaya yang dibiaskan memiliki panjang yang berbeda dengan sumbu kristalografi
mineral.
Soal II
1. Persamaan mineral Biotit dengan Horndblende
Biotit Horndblende
Warna interferensi hijau Warna interferensi hijau
Pleokroisme kuat Pleokroisme kuat
Relief sedang Relief sedang
Perbedaan mineral Biotit dengan Horndblende
Biotit Horndblende
Warna absorbsi cokelat-kuning Warna absorbsi hijau
Belahan 1 arah Belahan 2 arah
Sudut pemadaman 45° Sudut pemadaman 13°-35°
Perawakan berlembar Perawakan prismatic panjang
Cara membedakanya dari warna absorbsi, belahannya, sudut pemadaman dan bentuk
kristalnya pada sayatan tipis.
2. Persamaan mineral Garnet dengan Feldspartoid
Garnet Feldspartoid
Warna absorbsi tidak berwarna Warna absorbsi tidak berwarna
Pleokroisme tidak ada Pleokroisme tidak ada
Pada leucite, sodalite belahan tidak
Belahan tidak beraturan
beraturan
Perbedaan mineral Garnet dengan Feldspartoid
Garnet Feldspartoid
Relief tinggi positif Relief rendah negative
Warna interferensi tidak berwarna-merah Warna interferensi tidak berwarna – abu-
muda abu
Cara membedakanya dari gambar interferensi, relief, warna interferensi.
3. Persamaan mineral piroksen orto dan clino
Orthopyroxene Clinopyroxene
Warna absorbsi tidak berwarna Warna absorbsi tidak berwarna
Pleokroisme tidak ada Pleokroisme tidak ada
Relief kuat Relief kuat
Perbedaan mineral piroksen orto dan clino
Orthopyroxene Clinopyroxene
Sudut pemadaman paralel Sudut pemadaman 30°-50°
Birefirengence lemah Birefirengence kuat- sedang
Cara membedakan antara kedua mineral tersebut adalah dilihat dari sudut pemdaman,
birefringence dan bentuk mineralnya.
4. Persamaan mineral Plagioclase dengan K-Feldspar
Plagioclase K-Feldspar
Warna absorbsi tidak berwarna Warna absorbsi tidak berwarna
Pleokroisme tidak ada Pleokroisme tidak ada
Belahan satu arah Belahan satu arah
Perbedaan mineral Plagioclase dengan K-Feldspar
Plagioclase K-Feldspar
Indeks bias Nm>n Kb kecuali albit Indeks bias Nm<n Kb
dan oligoklas
Birefringence 0,009-0,011 Birefringence 0,008
Kembaran Albit Kembaran Carlsbad
Untuk membedakan kedua mineral tersebut dilihat dari indeks bias, pleokroisme,
kembaran, bire fringence nya.
Mineral feldspar alkali: orthoclase, anorthoclase, adularia, microcline, sanidine.
5. Persamaan mineral Quartz dengan K-Feldspar
Quartz K-Feldspar
Warna absorbsi tidak berwarna Warna absorbsi tidak berwarna
Pleokroisme tidak ada Pleokroisme tidak ada
Warna interferensi abu-abu orde 1 Warna interferensi abu-abu orde 1
Perbedaan mineral Quartz dengan K-Feldspar
Quartz K-Feldspar
Belahan tidak ada Belahan ada
Kembaran tidak ada Kembaran ada
Indeks bias Nm>n Kb Indeks bias Nm<n Kb
Untuk membedakan kedua mineral tersebut dilihat dari indeks bias, pleokroisme,
kembaran, bire fringence nya.
Mineral feldspar alkali: orthoclase, anorthoclase, adularia, microcline, sanidine
Soal III
a. Monoklin, memiliki sumbu Kristal yang tidak sama panjang dan salah satu sumbu tidak
tegak lurus dan 2 sumbu tegak lurus, biaxial (+), karena dipotong tegak lurus dengan
sumbu b kristalografi/sumbu y indikatrik mineral dan/ dipotong tegak lurus sumbu c
kristalografi, dua, satu, length slow, sumbu C mineral sejajar atau hampir sejajar dengan
sumbu indikatrik sinar lambat Z, 35°-48°
b. Ortorombik, mempunyai 3 sumbu kristal yang tidak sama panjang dan ketiga sunbu
tersebut saling tegak lurus, biaxial, karena dapat dipotong sejajar dengan sumbu c atau
sejajar sumbu a/b, (+), karena dipotong sejajar sumbu c, satu, length slow, sumbu C
mineral sejajar sumbu indikatrik sinar lambat Z.
c. Subduksi, dimana adanya kenaikan tekanan dan penurunan temperature, menjadikan
peleburan sebagian dapat terjadi di daerah yang memiliki kenaikan tekanan dan
penurunan temperature sehingga menghasilkan larutan H2O yang nantinya menjadi faktor
pembentukan peleburan sebagian juga
Kemudian kenaikan temperature dan tekanan konstan juga dapat terjadi pada
daerah spreading (divergen) untuk menjadikan peleburan sebagian.
Pada zona hotspot dimana magma yang berasal langsung dari inner core menjadi
faktor peleburan sebagian.
d. Deret seri tidak menerus artinya melibatkan hilangnya satu mineral dan digantikan
dengan mineral yang baru, dimana pada suhu tertentu 1 mineral akan hilang dan akan
digantikan mineral yang baru, contohnya pada pembentukan olivin (bereaksi dengan
lelehan) akan digantikan oleh enstatite pada suhu tertentu, kemudian enstatit (bereaksi
dengan leburan yang lebih berevolusi) akan digantikan oleh augit, kemudian augit akan
digantikan oleh hornblende, kemudian hornblende oleh biotite. Deret seri menerus artinya
melibatkan penambahan dan pengurangan unsur suatu mineral pada saat penuruan suhu
dan membentuk mineral baru dari mineral yang sebelumnya penambahan unsur meliputi
penambahan Na dan pengurangan Ca seiring dengan penurunan suhu.
Implikasinya pada batuan beku ialah mempengaruhi tekstur pada batuan beku seperti
pada deret tidak menerus bisa membentuk tekstur corona dimana olivine berada di tengah
dari mineral enstatite, kemudian mempengaruhi banyak atau tidaknya komposisi mineral
felsic dan mafiknya. Adanya tekstur khusus yang terbentuk adanya deferensiasi magma
yang berjalan tidak seimbang.

Anda mungkin juga menyukai