Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

Acara VII : Petrografi Batuan Beku Basa-Ultrabasa Nama : Vinolia Granetsya


Hari/tgl : Kamis, 6 November 2019 NIM : F 121 17 020

No. Sampel 03
Kode Sampel ST.35 BSL LAVA
Jenis Batuan Batuan Beku Basa
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi :Abu-abu kekuningan
Mikroskopis Warna Interferensi :Hitam
Tekstur
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas :Porfiritik
- Relasi :Inequigranular
- Bentuk :Subhedral - Anhedral
Struktur :Masif
Ukuran Mineral :0,0125 mm– 0,625 mm
KomposisiMineral :Olivin, Piroksin, Hornblende,
Plagioklas, Massa Dasar

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi tidak berwarna-kehijauan,
bentuk anhedral, belahan tidak ada, pecahan
rata, pleokroisme tidak ada, relief tinggi,
1. Olivin (Mg,Fe)2SiO4 25
intensitas sedang, warna interferensi biru,
bias rangkap 0,019 (orde II), sudut gelapan
90º, jenis gelapan paralel, kembaran tidak
ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk subhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada,
pleokroisme tidak ada, relief sedang,
2. Piroksin(Mg,Fe)2Si2O 10 intensitas tinggi, warna interferensi orange,
6
bias rangkap 0,029 (orde III), sudut gelapan
46º, jenis gelapan miring, kembaran tidak
ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk euhedral-
subhedral, belahan 1 arah, pecahan tidak
3. Plagioklas rata, pleokroisme tidak ada, relief rendah,
(CaAl2Si2O8- 10 intensitas tinggi, warna interferensi abu-
NaAlSi3O8) abu, bias rangkap 0,003 (orde I), sudut
gelapan 41º, jenis gelapan miring, kembaran
albit.
Warna absorpsi hijau atau coklat, bentuk
subhedral, belahan 1 arah, relief agak tinggi,
4. Hornblende pleokroisme dwikroik, intensitas rendah,
(Ca2(Mg,Fe,Al)5 5
warna interferensi orange, bias rangkap
(OH)2(Si,Al)4O11.2) 0,025 (orde II), sudut gelapan 30º, jenis
gelapan miring, kembaran tidak ada.
5. Massa Dasar 50
Gabro Porfiri (Travis, 1955), Gabro Olivin
Nama Batuan
(IUGS, Streckeisen,1973)
Keterangan :

Pada pengamatan nomor sampel 03 dengan kode sampel BT 35 BSL


LAVA, didapatkan hasil yaitu jenis batuan yang diamati adalah batuan beku basa
dengan pengamatan mikroskop polarisasi perbesaran 4X dijumpai kenampakan
mikroskopis warna absorpsi abu-abu kekuningan; warna interferensi hitam;
tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, relasi
inequigranular, bentuk mineral subhedral-anhedral; struktur yang dijumpai masif
dan ukuran mineralnya 0,0125 mm– 0,625 mm, serta memiliki komposisi mineral
yaitu Olivin (Mg,Fe)2SiO4, Piroksin(Mg,Fe)2Si2O6, Plagioklas (CaAl2Si2O8-
NaAlSi3O8), Hornblende (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11.2), massa dasar.

Jenis batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya yaitu batuan beku


intrusive (plutonik), batuan beku ekstrusif (vulkanik) dan batuan gang/korok
(hypabisal). Batuan beku intrusive atau plutonik adalah batuan beku yang
terbentuk secara perlahan jauh di kedalaman bumi (sekitar 15-50 km), memiliki
tekstur fanerik yaitu ukuran butir mineralnya yang kasar akibat proses
kristalisasinya berlangsung lama, dimana komposisi kimianya bersifat basa yang
kandungan silika yang rendah. Batuan beku ekstrusive atau vulkanik adalah
batuan beku yang terbentuk secara cepat di permukaan bumi dimana memiliki
tekstur afanitik yaitu tersusun oleh mineral-mineral yang mempunyai butiran
halus, dimana komposisi kimia nya bersifat asam yang memiliki kandungan silika
yang tinggi. Dan batuan gang/korok atau hypabisal adalah batuan beku antara
batuan dalam dan batuan leleran yang terbentuk dalam celah-celah serta rekahan-
rekahan dalam kerak bumi (gang adalah badan tempat magma menuju ke
permukaan bumi atau membeku dalam celah-celah di kerak bumi, memiliki
tekstur porfiritik yaitu tersusun oleh pencampuran mineral berukuran besar
(fenokris) tertanam pada masa dasar batuan yang disusun oleh gelas (kristal-
kristal sangat halus) dimana komposisi kimianya bersifat asam-basa akibat
pencampuran tadi. Proses diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur
magma yang terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-
mineral seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Proses pembentukan
mineral akibat proses diferensiasi magma dikenal juga sebagai Mineral
Pembentuk Batuan (rock forming minerals). Pembentukan batuan yang
berkomposisi ultra basa, basa, intermediate, dan asam dapat terjadi melalui proses
diferensiasi magma, dimana semakin tinggi kandungan SiO2 maka komposisi
kimia suatu batuan semakin asam. Proses diferensiasi magma ini dikenal dengan
seri reaksi Bowen. Proses diferensiasi magma terjadi pada suhu sekitar 14000C-
6500C. Berdasarkan hasil deskripsi petrografis di dapati nama batuan nya adalah
Gabro Porfiri (Travis, 1955), Gabro Olivin (IUGS, Streckeisen,1973), dimana
batuan ini merupakan batuan beku intrusive yang terbentuk pada kedalaman di
kerak benua pada suhu pembentukan sekitar 14000-12000C (Bowen Reaction
Series) yang memungkinkan batuan ini mengalami pengkristalan magma terjadi
lambat. Mineral yang terbentuk pada batuan ini yaitu Olivin, Piroksin, Plagioklas,
dan Hornblende yang merupakan mineral-mineral yang terbentuk pada suhu yang
tinggi di dalam kerak bumi.

Klasifikasi Travis (1955) didasarkan pada unsur batuan beku paling


mencolok yaitu tekstur dan juga berdasarkan komposisi mineral kuarsa dan
feldspar. Hasil plot mineral berdasarkan klasifikasi Travis (1955) pada sampel ini
diketahui batuan yang diamati adalah Gabro Porfiri.

Klasifikasi IUGS (1973) secara umum didasari pada proporsi kuarsa atau
foid, plagioklas, dan alkali feldspar oleh diagram piramida segitiga. Dimana di
setiap ujung sudutnya menyatakan komposisi 100%, dan nama batuan ditentukan
dari perpotongan 3 titik persentasi mineral. Dan hasil plot pada sampel ini
berdasarkan klasifikasi IUGS diketahui batuan yang diamati adalah Gabro Olivin.
Persentase mineral :
Olivin 25% Hornblende 5%
Massa Dasar 50%
Piroksin 10%
Plagioklas 10%

Klasifikasi Russel B. Travis (1955)


Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
= 0 + 10
= 10
2 2
× 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐹𝑒𝑙𝑑𝑠𝑝𝑎𝑟 = × 10 = 6,7
3 3
Kuarsa = <10 %
Mineral Tambahan Khas : Olivin, Piroksin dan Hornblende
Graularitas Porfiritik
Berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1955) nama batuan ini Gabro
Porfiri.
Klasifikasi IUGS (1973)
25
Olivin 𝑥 100% = 55,56 %
45
10
Piroksin 𝑥 100% = 22,2 %
45
10
Plagioklas 𝑥 100% = 22,2 %
45

Brdasarkan klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973) nama batuan ini adalah


Gabro Olivin.

PRAKTIKAN ASISTEN

Vinolia Granetsya Januarita


F 121 17 020 F 121 15 014
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
Acara VII : Petrografi Batuan Beku Basa-Ultrabasa Nama : Vinolia Granetsya
Hari/tgl : Kamis, 6 November 2019 NIM : F 121 17 020

No. Sampel 01
Kode Sampel UM/14/ST 40
Jenis Batuan Batuan Beku Ultrabasa
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi :Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi :Coklat
Tekstur
- Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Fanerik
- Relasi : Equigranular
- Bentuk : Euhedral - Subhedral
Struktur :Masif
Ukuran Mineral :0,005 mm– 0,235 mm
KomposisiMineral :Olivin, Piroksin, Hornblende,
Garnet

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi tidak berwarna-kehijauan, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan rata,
1. Olivin pleokroisme tidak ada, relief tinggi, intensitas
90
(Mg,Fe)2SiO4 sedang, warna interferensi biru, bias rangkap 0,019
(orde II), sudut gelapan 90º, jenis gelapan paralel,
kembaran tidak ada.
Warna absorpsi hijau atau coklat, bentuk
subhedral, belahan 1 arah, relief agak tinggi,
2. Piroksin
pleokroisme dwikroik, intensitas rendah, warna
(Mg,Fe)2Si2O6 5
interferensi orange, bias rangkap 0,025 (orde II),
sudut gelapan 30º, jenis gelapan miring, kembaran
tidak ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk subhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada, pleokroisme
3. Hornblende
tidak ada, relief sedang, intensitas tinggi, warna
(Ca2(Mg,Fe,Al)5 4
interferensi orange, bias rangkap 0,029 (orde III),
(OH)2(Si,Al)4O11.2)
sudut gelapan 46º, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada.
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk euhedral,
belahan tidak ada, pecahan tidak rata,
4. Garnet pleokroisme tidak ada, relief sangat tinggi,
1
(X3Y2(SiO4)3 intensitas sedang, warna interferensi hitam, bias
rangkap 0,003 (orde I), kembaran tidak ada.
Peridotit (Travis, 1955), Dunite (IUGS,
Nama Batuan
Streckeisen,1973)
Keterangan :

Pada pengamatan nomor sampel 01 dengan kode sampel UM/14/ST40,


didapatkan hasil yaitu jenis batuan yang diamati adalah batuan beku ultrabasa
dengan pengamatan mikroskop polarisasi perbesaran 4X dijumpai kenampakan
mikroskopis warna absorpsi kuning; warna interferensi cokelat; tekstur yaitu
kristalinitas holokristalin, granularitas fanerik, relasi equigranular, bentuk mineral
euhedral-subhedral; struktur yang dijumpai masif dan ukuran mineralnya 0,005
mm– 0,235 mm, serta memiliki komposisi mineral yaitu Olivin (Mg,Fe)2SiO4,
Piroksin(Mg,Fe)2Si2O6, Hornblende (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11.2), Garnet
(X3Y2(SiO4)3.

Jenis batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya yaitu batuan beku


intrusive (plutonik), batuan beku ekstrusif (vulkanik) dan batuan gang/korok
(hypabisal). Batuan beku intrusive atau plutonik adalah batuan beku yang
terbentuk secara perlahan jauh di kedalaman bumi (sekitar 15-50 km), memiliki
tekstur fanerik yaitu ukuran butir mineralnya yang kasar akibat proses
kristalisasinya berlangsung lama, dimana komposisi kimianya bersifat basa yang
kandungan silika yang rendah. Batuan beku ekstrusive atau vulkanik adalah
batuan beku yang terbentuk secara cepat di permukaan bumi dimana memiliki
tekstur afanitik yaitu tersusun oleh mineral-mineral yang mempunyai butiran
halus, dimana komposisi kimia nya bersifat asam yang memiliki kandungan silika
yang tinggi. Dan batuan gang/korok atau hypabisal adalah batuan beku antara
batuan dalam dan batuan leleran yang terbentuk dalam celah-celah serta rekahan-
rekahan dalam kerak bumi (gang adalah badan tempat magma menuju ke
permukaan bumi atau membeku dalam celah-celah di kerak bumi, memiliki
tekstur porfiritik yaitu tersusun oleh pencampuran mineral berukuran besar
(fenokris) tertanam pada masa dasar batuan yang disusun oleh gelas (kristal-
kristal sangat halus) dimana komposisi kimianya bersifat asam-basa akibat
pencampuran tadi. Proses diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur
magma yang terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-
mineral seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Proses pembentukan
mineral akibat proses diferensiasi magma dikenal juga sebagai Mineral
Pembentuk Batuan (rock forming minerals). Pembentukan batuan yang
berkomposisi ultra basa, basa, intermediate, dan asam dapat terjadi melalui proses
diferensiasi magma, dimana semakin tinggi kandungan SiO2 maka komposisi
kimia suatu batuan semakin asam. Proses diferensiasi magma ini dikenal dengan
seri reaksi Bowen. Proses diferensiasi magma terjadi pada suhu sekitar 14000C-
6500C. Berdasarkan hasil deskripsi petrografis di dapatkan nama batuan pada
sampel ini yaitu Peridotit (Travis, 1955), Dunite (IUGS, Streckeisen,1973) yang
terbentuk di mantel bumi dari kedalaman sekitar 20 km dibawah permukaan
hingga setebal ratusan mil ke dalam perut bumi, yang muncul ke permukaan
ketika lempeng benua bertumbukan dengan lempeng samudera atau ketika bagian
interior lempeng benua tipis merenggang. Batuan ini juga digunakan sebagai
batuan induk bijih nikel. Mineral yang terbentuk pada batuan ini yaitu olivine,
piroksin, hornblende, dan garnet yang merupakan mineral-mineral mafic.

Klasifikasi Travis (1955) didasarkan pada unsur batuan beku paling


mencolok yaitu tekstur dan juga berdasarkan komposisi mineral kuarsa dan
feldspar. Hasil plot mineral berdasarkan klasifikasi Travis (1955) pada sampel ini
diketahui batuan yang diamati adalah Peridotit.

Klasifikasi IUGS (1973) secara umum didasari pada proporsi kuarsa atau
foid, plagioklas, dan alkali feldspar oleh diagram piramida segitiga. Dimana di
setiap ujung sudutnya menyatakan komposisi 100%, dan nama batuan ditentukan
dari perpotongan 3 titik persentasi mineral. Dan hasil plot pada sampel ini
berdasarkan klasifikasi IUGS diketahui batuan yang diamati adalah Dunite.

Persentase mineral :
Olivin 90%
Piroksin 5%
Hornblende 4%
Garnet 1%
Klasifikasi Russel B. Travis (1955)
Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
=0+0
=0
Kuarsa = 0%
Mineral utama = Olivin
Graularitas Faneritik
Berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1955) nama batuan ini adalah
Peridotit.
Klasifikasi IUGS (1973)
90
Olivin 𝑥 100% = 91 %
99
5
Piroksin 𝑥 100% = 5 %
99
4
Hornblende 𝑥 100% = 4 %
99

Jadi, berdasarkan klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973) nama batuan batuan


ini adalah Dunite.

PRAKTIKAN ASISTEN

Vinolia Granetsya Januarita


F 121 17 020 F 121 15 014
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK& PETROGRAFI
Acara VII : Petrografi Batuan Beku Basa-Ultrabasa Nama : Vinolia Granetsya
Hari/tgl : Kamis, 6 November 2019 NIM : F 121 17 020

No. Sampel 02
Kode Sampel EN.02
Jenis Batuan Batuan Beku Ultrabasa
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi :Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi :Abu-abu Kehitaman
Tekstur
- Kristalinitas :Hipokristalin
- Granularitas :Porfiritik
- Relasi :Inequigranular
- Bentuk : Subhedral
Struktur :Masif
Ukuran Mineral :0,01 mm– 0,085 mm
KomposisiMineral :Hornblende, Olivin, Piroksin,
Massa Dasar

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi hijau atau coklat, bentuk
subhedral, belahan 1 arah, relief agak tinggi,
1. Hornblende
pleokroisme dwikroik, intensitas rendah,
(Ca2(Mg,Fe,Al)5 60
warna interferensi orange, bias rangkap 0,025
(OH)2(Si,Al)4O11.2)
(orde II), sudut gelapan 30º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk subhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada,
2. Piroksin pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
15
(Mg,Fe)2Si2O6 tinggi, warna interferensi orange, bias rangkap
0,029 (orde III), sudut gelapan 46º, jenis
gelapan miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi tidak berwarna-kehijauan,
bentuk anhedral, belahan tidak ada, pecahan
3. Olivin rata, pleokroisme tidak ada, relief tinggi,
10
(Mg,Fe)2SiO4 intensitas sedang, warna interferensi biru, bias
rangkap 0,019 (orde II), sudut gelapan 90º,
jenis gelapan paralel, kembaran tidak ada.
4. Massa Dasar 15
Peridotit Porfiri (Travis,1955), Olivine-pyroxene-
Nama Batuan
Hornblendite (IUGS, Streckeisen,1973)
Keterangan :

Pada pengamatan nomor sampel 02 dengan kode sampel EN 02,


didapatkan hasil yaitu jenis batuan yang diamati adalah batuan beku ultrabasa
dengan pengamatan mikroskop polarisasi perbesaran 4X dijumpai kenampakan
mikroskopis warna absorpsi kuning; warna interferensi abu-abu kehitaman;
tekstur yaitu kristalinitas hipokristalin, granularitas porfiritik, relasi
inequigranular, bentuk mineral subhedral; struktur yang dijumpai masif dan
ukuran mineralnya 0,01 mm– 0,085 mm, serta memiliki komposisi mineral yaitu
Hornblende (Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11.2), Piroksin(Mg,Fe)2Si2O6, Olivin
(Mg,Fe)2SiO4, massa dasar.

Jenis batuan beku berdasarkan tempat terbentuknya yaitu batuan beku


intrusive (plutonik), batuan beku ekstrusif (vulkanik) dan batuan gang/korok
(hypabisal). Batuan beku intrusive atau plutonik adalah batuan beku yang
terbentuk secara perlahan jauh di kedalaman bumi (sekitar 15-50 km), memiliki
tekstur fanerik yaitu ukuran butir mineralnya yang kasar akibat proses
kristalisasinya berlangsung lama, dimana komposisi kimianya bersifat basa yang
kandungan silika yang rendah. Batuan beku ekstrusive atau vulkanik adalah
batuan beku yang terbentuk secara cepat di permukaan bumi dimana memiliki
tekstur afanitik yaitu tersusun oleh mineral-mineral yang mempunyai butiran
halus, dimana komposisi kimia nya bersifat asam yang memiliki kandungan silika
yang tinggi. Dan batuan gang/korok atau hypabisal adalah batuan beku antara
batuan dalam dan batuan leleran yang terbentuk dalam celah-celah serta rekahan-
rekahan dalam kerak bumi (gang adalah badan tempat magma menuju ke
permukaan bumi atau membeku dalam celah-celah di kerak bumi, memiliki
tekstur porfiritik yaitu tersusun oleh pencampuran mineral berukuran besar
(fenokris) tertanam pada masa dasar batuan yang disusun oleh gelas (kristal-
kristal sangat halus) dimana komposisi kimianya bersifat asam-basa akibat
pencampuran tadi. Proses diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur
magma yang terjadi secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-
mineral seperti yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Proses pembentukan
mineral akibat proses diferensiasi magma dikenal juga sebagai Mineral
Pembentuk Batuan (rock forming minerals). Pembentukan batuan yang
berkomposisi ultra basa, basa, intermediate, dan asam dapat terjadi melalui proses
diferensiasi magma, dimana semakin tinggi kandungan SiO2 maka komposisi
kimia suatu batuan semakin asam. Proses diferensiasi magma ini dikenal dengan
seri reaksi Bowen. Proses diferensiasi magma terjadi pada suhu sekitar 14000C-
6500C. Berdasarkan hasil deskripsi petrografis, di dapatkan nama batuan pada
sampel ini yaitu Peridotit Porfiri (Travis,1955), Olivine-pyroxene-Hornblendite
(IUGS, Streckeisen,1973) yang merupakan batuan beku intrusive atau plutonik
dimana batuan ini merupakan batuan beku intrusive (plutonik) yang berasal dari
magma yang mengalami kristalisasi di mantel bumi pada suhu sekitar 12000C.
Batuan ini juga dikenal sebagai batuan beku ultramafic atau ultrabasic dimana
memiliki kandungan silika rendah (kurang dari 45%). Mineral penyusun batuan
ini di dominasi oleh mineral-mineral mafic yaitu hornblende, piroksin, dan olivin.

Klasifikasi Travis (1955) didasarkan pada unsur batuan beku paling


mencolok yaitu tekstur dan juga berdasarkan komposisi mineral kuarsa dan
feldspar. Hasil plot mineral berdasarkan klasifikasi Travis (1955) pada sampel ini
diketahui batuan yang diamati adalah Peridotit Porfiri.

Klasifikasi IUGS (1973) secara umum didasari pada proporsi kuarsa atau
foid, plagioklas, dan alkali feldspar oleh diagram piramida segitiga. Dimana di
setiap ujung sudutnya menyatakan komposisi 100%, dan nama batuan ditentukan
dari perpotongan 3 titik persentasi mineral. Dan hasil plot pada sampel ini
berdasarkan klasifikasi IUGS diketahui batuan yang diamati adalah Olivine-
pyroxene-Hornblendite.

Persentase mineral :
Hornblende 60%
Piroksin 15%
Olivin 10%
Massa Dasar 15%
Klasifikasi Russel B. Travis (1955)
Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
=0+0
=0
Kuarsa = <10 %
Mineral Utama : Olivin, Piroksin dan Hornblende
Graularitas Porfiritik
Berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1955) nama batuan ini adalah
Peridotit Porfiri.
Klasifikasi IUGS (1973)
60
Hornblende 𝑥 100% = 70,6 %
85
15
Piroksin 𝑥 100% = 17,6 %
85
10
Olivin 𝑥 100% = 11,8 %
85

Jadi, berdasarkan klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973) nama batuan ini


adalah Olivine-pyroxene Hornblendite

PRAKTIKAN ASISTEN

Vinolia Granetsya Januarita


F 121 17 020 F 121 15 014
REFERENSI

https://www.academia.edu/9771553/Batuan_Beku_Berdasarkan_Tempat_Terbe
ntuknya, diakses pada tanggal 8 November 2019 pukul 20.55 WITA

https://www.academia.edu/9101576/MAGMA_DAN_DIFERENSIASI_MAGM
A, diakses pada tanggal 8 November 2019 pukul 21.17 WITA

Noor, Djauhari. Pengantar Geologi. Yogyakarta : Deepublish,2014

https://www.scribd.com/doc/219226054/Klasifikasi-Batuan-Beku-Menurut-
Russell-B, diakses pada tanggal 9 November 2019 pukul 19.34 WITA.

https://teknikgeofisikadotcom.wordpress.com/2018/11/13/mengklasifikasi-
batuan-beku-dengan-klasifikasi-bowen-dan-klasifikasi-iugs/, diakses pada
tanggal 9 November 2019 pukul 19.45 WITA.

http://id.scribd.com/doc/86738408/DESKRIPSI-BATUAN-ULTRABASA,
diakses pada tanggal 9 November pukul 20.07 WITA

https://www.scribd.com/doc/224293270/BATUAN-DUNIT, diakses pada


tanggal 9 November 2019 pukul 20.10 WITA.

http://yusufprdpt.blogspot.com/2014/05/peridotit.html, diakses pada tanggal 10


November 2019 pukul 09.15 WITA.

https://www.geologinesia.com/2016/01/batu-gabro-dan-proses-
pembentukannya.html, diakses pada tanggal 10 november 2019 pukul
09.50 WITA.

Anda mungkin juga menyukai