Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Annisa Miltry P Geis


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Stambuk : F 121 17 023
Acara 2 : Kedudukan Struktur Garis

TINJAUAN PUSTAKA
Kedudukan sebuah struktur garis diwakili oleh sepasang angka :
penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend). Jika struktur garis tersebut
terbentuk pada sebuah struktur bidang yang kedudukannya diketahui, maka
orientasi struktur garis tersebut dapat diwakili oleh sebuah angka yang disebut
pitch1.

Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri, misalnya
struktur garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu tubuh
batuan. Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya
sumbu perlipatan pada bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi
mineral pada bidang foliasi, dan perpotongan dua buah bidang.

2.1 Penunjaman (Plunge) Dan Arah Penunjaman (Trend) Struktur Garis

Penunjaman sebuah struktur garis adalah sudut yang dibentuk oleh struktur
garis tersebut dengan bidang horizontal, diukur pada bidang vertikal (Gambar
2.1). Nilai dari penunjaman berkisar antara 00 dan 900, penunjaman 00 dimiliki
oleh garis horizontal, dan penunjaman 900 dimiliki oleh garis vertikal. Secara
umum, penunjaman yang berkisar antara 00 dan 200 dianggap landai (shallow),
penunjaman yang berkisar antara 200 dan 500 dianggap sedang (moderate), dan
penunjaman yang berkisar antara 500 dan 900 dianggap terjal (steep).
Gambar 2.1. Definisi penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend) dari
struktur garis. b adalah sudut arah penunjaman. (a) Struktur garis
menunjam ke timur. (b) Struktur garis menunjam ke barat. Arah
penunjaman kedua struktur garis berbeda meskipun kedua struktur
garis tersebut memiliki besar yang sama (φ), dan keduanya terletak
pada bidang yang sama.

Arah penunjaman sebuah struktur garis adalah arah dari proyeksi struktur
garis tersebut ke bidang horizontal. Struktur garis dan proyeksinya harus terletak
pada bidang vertikal yang sama (Gambar 4.1). Arah penunjaman dapat
dideskripsikan dengan menggunakan konvensi kuadran ataupun konvensi
azimuth. Arah penunjaman harus menunjuk pada arah ke mana struktur garis
tersebut menunjam. Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan
struktur garis yang menunjam ke barat. Kedua struktur garis ini berlawanan arah.

2.2 Pitch Struktur Garis


Pitch sebuah struktur garis adalah sudut antara struktur garis tersebut
dengan horizontal, diukur pada bidang di mana struktur garis tersebut terbentuk
(Gambar 4.2). Kisaran nilai pitch adalah antara 000 dan 900. Jika arah
penunjaman sejajar dengan garis jurus, maka pitch = 00. Jika arah penunjaman
tegak lurus garis jurus, maka pitch = 900.
Gambar 2.2. Diagram blok menggambarkan : (a) Penunjaman. (b) Pitch. (c)
Pengertian pitch dan hubungannya dengan penunjaman dan arah
penunjaman. r = pitch (diukur pada bidang miring), β = arah
penunjaman (diukur pada bidang horizontal), φ = kemiringan
sebenarnya dari struktur bidang, dan θ = penunjaman struktur garis.

Arah pitch harus harus dideskripsikan. Bayangkan jika struktur bidang pada
Gambar 4.2c berjurus NE-SW, yaitu jika garis dari O ke A mengarah ke NE.
Arah pitch untuk garis pada bidang miring dari O ke D adalah NE, sedangkan
arah pitch untuk garis pada bidang miring dari A ke C adalah SW.

2.3 Cara Penulisan dan Penggambaran Struktur Garis


Kedudukan struktur bidang secara lengkap dideskripsikan oleh penunjaman
dan arah penunjaman. Penunjaman (dua digit angka) ditulis terlebih dahulu,
diikuti dengan arah penunjaman (tiga digit angka), keduanya dipisahkan oleh
tanda koma. Sebagai contoh, struktur garis yang menunjam 480 pada arah
N3000E ditulis 480, N3000E atau 480, N600W.
Simbol peta untuk suatu struktur garis adalah sebuah panah yang digambar
sejajar dengan arah penunjaman struktur garis tersebut (Gambar 4.3). Sebuah angka
dituliskan di dekat simbol panah untuk menandakan sudut penunjamannya.
Seringkali, simbol panah untuk struktur garis digambarkan bersamaan dengan
struktur bidang di mana struktur garis tersebut diamati dan diukur.

2.4 Penyelesaian Problem Struktur Garis Dengan Geometri Deskriptif


Di dalam banyak kasus, kita berhadapan dengan struktur garis yang
berhubungan dengan struktur bidang. Hal ini menunjukkan bahwa, untuk setiap
struktur garis, besaran penunjaman struktur garis sama dengan besaran
kemiringan semu dari struktur bidang yang memuat struktur garis tersebut.
Geometri deskriptif yang digunakan untuk memecahkan masalah ini sama
dengan metode-metode yang dibahas pada Sub Bab 3.2.

Gambar 2.3 Simbol struktur garis pada peta


Langkah Kerja

 Menentukan Plunge :

1. Plot jurus dan kemiringan bidang. Perpotongan jurus di titik O.


2. Putar garis yang tegak lurus jurus bidang 1 (FL 1) dan gunakan sudut
kemiringan bidang untuk menentukan titik A pada kedalaman
tertentu, missal d.
3. Hal yang sama dilakukan untuk garis yang tegak lurus jurus bidang 2
(FL 2), didapatkan titik B.
4. Proyeksikan A sejajar jurus bidang 1 dan B sejajar jurus bidang 2,
berpotongan di C. DC adalah gambaran garis perpotongan pada peta.
DC sebagai garis putar, plot jarak yang sama yaitu d untuk
mendapatkan titik D pada garis persekutuan. Sudut lancip COD
adalah Plunge

 Menentukan Pitch :

1. Plot jurus dan kemiringan bidang dan juga trend dari garis tersebut.
Perpotongan di O.
2. Buat garis FL 1 tegak lurus jurus bidang. Pada sayatan vertical
melalui FL 1 plot besarnya kemiringan, dan plot titik A dengan
kedalaman tertentu, missal d.
3. Proyeksikan titik A kembali pada peta yang menghasilkan titik B,
kemudian tarik garis sejajar jurus melalui B sehingga berpotongan
dengan trend di titik C.
4. Melalui titik C buat garis tegak lurus FL 2, kemudian putar bidang
miring (DA) menjadi horizontal sepanjang garis FL 2, dengan pusat
putaran titik D. proyeksikan ke peta, sehingga didapatkan titik E.
sudut DOE adalah pitch.

Anda mungkin juga menyukai