Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

Acara XI : Petrografi Batuan Metamorf Nama : Annisa Miltry P Geis


Hari/tgl : Kamis, 21 November 2019 NIM : F 121 17 023

No. Sampel 01
Kode Sampel ST 11. MUH IRFAN
Jenis Batuan Batuan Metamorf Regional
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi : Hitam
Tekstur : Kristaloblastik (Lepidoblastik)
Struktur : Foliasi (Slaty Cleavage)
Ukuran Mineral : 0,1 mm – 0,275 mm
Komposisi Mineral : Mika Biotit, Mika Muskovit, Opak,
Kuarsa, Klorit

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi coklat, bentuk euhedral, relief
sedang, pleokroisme dwikroik, belahan 1
1. Mika Biotit
arah, intensitas rendah, warna interferensi
(K2(Mg,Fe)2 40
coklat tua, bias rangkap 0,019 (orde II), sudut
(OH)2(AlSi3O10)
gelapan 3º, jenis gelapan parallel, kembaran
tidak ada.
Warna absorpsi coklat muda, bentuk euhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada,
2. Mika Muskovit pleokroisme dwikroik, relief sedang,
(KAl2(OH)2 20
intensitas sedang, warna interferensi orange,
(AlSi3O10)
bias rangkap 0,024 (orde III), sudut gelapan
58º, jenis gelapan miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi hitam, Bentuknya euhedral,
belahan tidak ada, pleokroisme tidak ada,
3. Opak 20
Warna interverensi hitam, bias rangkap sangat
lemah (orde I), kembaran tidak ada.
Warna absorpsi hijau kecoklatan, Bentuk
4. Klorit
euhedral, Belahan 1 arah, Relief sedang,
(Mg,Fe)3(Si,Al)4
10 Warna interferensi putih, Bias rangkap 0,006
O10(OH)2(Mg,Fe)3
(orde I), Sudut gelapan 31°, Jenis gelapan
(OH)6
miring, Intensitas tinggi, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah,
5. Kuarsa (SiO2) 10
intensitas tinggi, warna interferensi putih, bias
rangkap 0,007 (orde I), sudut gelapan 22º,
jenis gelapan miring, kembaran tidak ada.
Nama Batuan Sabak (SCMR, 2007)
Keterangan :
Pada pengamatan nomor sampel 01 dengan kode sampel ST 11. MUH IRFAN,
didapatkan hasil deskripsi yaitu jenis batuan yang diamati adalah jenis batuan
metamorf regional dengan perbesaran 4x dijumpai kenampakan mikroskopis warna
absorpsi kuning, warna interferensi hitam, memiliki tekstur Kristaloblastik
(Lepidoblastik) dengan struktur Foliasi (Slaty Cleavage) dan ukuran mineralnya 0,1
mm – 0,275 mm, serta memiliki komposisi mineral yaitu Mika Biotit
(K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10), Mika Muskovit (KAl2(OH)2(AlSi3O10), Opak, Kuarsa
(SiO2) dan Klorit (Mg,Fe)3(Si,Al) 4O10(OH)2(Mg,Fe)3(OH)6

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop


polarisasi dan persentase komposisi mineral Mika Biotit sebanyak 40%, Mika
Muskovit 20%, Opak 20%, Kuarsa 10% dan Klorit 10% serta memiliki struktur
khusus yaitu Slaty Cleavage. sehingga berdasarkan klasifikasi SCMR (2007)
batuan ini bernama Sabak.

Batu sabak adalah batuan metamorf yang terbentuk dari proses metamorfosis
yaitu deformasi batuan asal akibat suhu dan tekanan yang tinggi tanpa melalui fase
cair. Batu sabak merupakan ubahan dari serpih atau batulempung yang terdapat di
dalam cekungan kemudian akan tertekan oleh gaya horizontal sehingga mengalami
sedikit kenaikan panas (proses metamorfisme). Proses ini terjadi pada lingkungan
tektonik yang merupakan bekas cekungan sedimen yang terlibat dalam aktifitas
lempeng konvergen memiliki tingkat nilai tekanan ±0,2 – 0,4 Gpa, temperatur ±0
– 200º C dan kedalaman ±0 – 100 Km. Kekuatan tekanan dan suhu yang tinggi ini
merubah mineral-mineral lempung pada serpih dan batulempung membentuk
struktur foliasi (slaty cleavage) yaitu mineral-mineral dengan bentuk pipih dan
sangat luas. Batu sabak merupakan jenis batuan metamorf regional karena terbentuk
akibat tekanan dan suhu yang tinggi dengan fasies metamorfisme yang rendah.

Fasies Metamorfisme
KLASIFIKASI SCMR (2007)

PRAKTIKAN ASISTEN

Annisa Miltry Putri Geis Fernando Tobondo


F 121 17 023 F 121 16 097
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI
Acara XI : Petrografi Batuan Metamorf Nama : Annisa Miltry P Geis
Hari/tgl : Kamis, 21 November 2019 NIM : F 121 17 023

No. Sampel 02
Kode Sampel UM/09/ST 21
Jenis Batuan Batuan Metamorf Regional
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi : Hitam Kekuningan
Tekstur : Kristaloblastik (Nematoblastik)
Struktur : Foliasi (Schist Structure)
Ukuran Mineral : 0,125 mm – 1,125 mm
Komposisi Mineral : Kuarsa, Garnet, Mika Biotit,
Silimanite, Klorit

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah,
1. Kuarsa (SiO2) 40
intensitas tinggi, warna interferensi putih, bias
rangkap 0,007 (orde I), sudut gelapan 22º,
jenis gelapan miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk anhedral, relief
tinggi, pleokroisme tidak ada, belahan 1 arah, warna
2. Silimanite
30 interferensi kuning dan hijau, bias rangkap sedang
(Al3SiO5) (orde II), kembaran tidak ada, sudut gelapan paralel dan
simetris.
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk
euhedral, relief sangat tinggi, pleokroisme
3. Garnet
10 tidak ada, belahan tidak ada, warna
(Al3B2(SiO4)3)
interferensi hitam, bias rangkap lemah (orde
I), kembaran tidak ada.
Warna absorpsi coklat, bentuk euhedral, relief
sedang, pleokroisme dwikroik, belahan 1
4. Mika Biotit
arah, intensitas rendah, warna interferensi
(K2(Mg,Fe)2 10
coklat tua, bias rangkap 0,019 (orde II), sudut
(OH)2(AlSi3O10)
gelapan 3º, jenis gelapan parallel, kembaran
tidak ada.
Warna absorpsi hijau kecoklatan, Bentuk
5. Klorit
euhedral, Belahan 1 arah, Relief sedang,
(Mg,Fe)3(Si,Al)4
10 Warna interferensi putih, Bias rangkap 0,006
O10(OH)2(Mg,Fe)3
(orde I), Sudut gelapan 31°, Jenis gelapan
(OH)6
miring, Intensitas tinggi, kembaran tidak ada.
Nama Batuan Sekis (SCMR, 2007)
Keterangan :
Pada pengamatan nomor sampel 01 dengan kode sampel UM/09/ST 21,
didapatkan hasil deskripsi yaitu jenis batuan yang diamati adalah jenis batuan
metamorf regional dengan perbesaran 4x dijumpai kenampakan mikroskopis warna
absorpsi kuning, warna interferensi hitam kekuningan, memiliki tekstur
Kristaloblastik (Nematoblastik) dengan struktur Foliasi (Schist Structure) dan
ukuran mineralnya 0,125 mm – 1,125 mm, serta memiliki komposisi mineral yaitu
Kuarsa (SiO2), Silimanite (Al3SiO5), Garnet (Al3B2(SiO4)3), Mika Biotit
(K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10) dan Klorit (Mg,Fe)3(Si,Al) 4O10(OH)2(Mg,Fe)3(OH)6.

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop


polarisasi dan persentase komposisi mineral Kuarsa sebanyak 40%, Silimanite
30%, Garnet 10%, Mika Biotit 10% dan Klorit 10% serta memiliki struktur khusus
yaitu Scisht Structure. sehingga berdasarkan klasifikasi SCMR (2007) batuan ini
bernama Sekis.

Sekis adalah batuan metamorf yang terbentuk dari proses metamorfosis yaitu
deformasi batuan asal akibat suhu dan tekanan yang tinggi tanpa melalui fase cair.
Berdasarkan kandungan mineral pada batuan ini yaitu kuarsa dan silimanite, dapat
kita ketahui bahwa batuan ini merupakan batuan ubahan dari batuan sedimen yang
terdeformasi karena proses metamorfosis regional pada zona penunjaman lempeng
sehingga membentuk penjajaran mineral pipih dan mineral prismatik. Sekis
merupakan jenis batuan metamorf regional karena terbentuk akibat tekanan dan
suhu yang tinggi dengan fasies metamorfisme yang tinggi.

Fasies Metamorfisme
KLASIFIKASI SCMR (2007)

PRAKTIKAN ASISTEN

Annisa Miltry Putri Geis Fernando Tobondo


F 121 17 023 F 121 16 097
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI
Acara XI : Petrografi Batuan Metamorf Nama : Annisa Miltry P Geis
Hari/tgl : Kamis, 21 November 2019 NIM : F 121 17 023

No. Sampel 03
Kode Sampel SRI/ST.58/FILIT
Jenis Batuan Batuan Metamorf Kataklastik
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi : Abu-abu Kehijauan
Tekstur : Tekstur Asal (Blastopelitik)
Struktur : Foliasi (Phillitic)
Ukuran Mineral : -
Komposisi Mineral : Mika Biotit, Kuarsa, Mika Muskovit,
Opak, Piroksin, Plagioklas

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi coklat, bentuk euhedral, relief
1. Mika Biotit sedang, pleokroisme dwikroik, belahan 1 arah,
(K2(Mg,Fe)2 60 intensitas rendah, warna interferensi coklat tua,
(OH)2(AlSi3O10) bias rangkap 0,019 (orde II), sudut gelapan 3º,
jenis gelapan parallel, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi coklat muda, bentuk euhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada, pleokroisme
2. Mika Muskovit dwikroik, relief sedang, intensitas sedang,
(KAl2(OH)2 30
warna interferensi orange, bias rangkap 0,024
(AlSi3O10)
(orde III), sudut gelapan 58º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
3. Kuarsa (SiO2) 10
tinggi, warna interferensi putih, bias rangkap
0,007 (orde I), sudut gelapan 22º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi hitam, Bentuknya euhedral,
belahan tidak ada, pleokroisme tidak ada,
4. Opak 10
Warna interverensi hitam, bias rangkap sangat
lemah (orde I), kembaran tidak ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk subhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada, pleokroisme
5. Piroksin
tidak ada, relief sedang, intensitas tinggi, warna
(Mg,Fe)2Si2O6 5
interferensi orange, bias rangkap 0,029 (orde
III), sudut gelapan 46º, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk euhedral-
subhedral, belahan 1 arah, pecahan tidak rata,
6. Plagioklas
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
(CaAl2Si2O8- 5
tinggi, warna interferensi abu-abu, bias rangkap
NaAlSi3O8)
0,003 (orde I), sudut gelapan 41º, jenis gelapan
miring, kembaran albit.

Nama Batuan Filit (SCMR, 2007)


Keterangan :
Pada pengamatan nomor sampel 01 dengan kode sampel SRI/ST.58/FILIT,
didapatkan hasil deskripsi yaitu jenis batuan yang diamati adalah jenis batuan
metamorf kataklastik dengan perbesaran 4x dijumpai kenampakan mikroskopis
warna absorpsi kuning, warna interferensi abu-abu kehijauan, memiliki jenis tekstur
asal (Blastopelitik) dengan struktur Foliasi (Phillitic). Serta memiliki komposisi
mineral yaitu Mika Biotit (K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10), Kuarsa (SiO2), Mika
Muskovit (KAl2(OH)2(AlSi3O10), Opak, Piroksin (Mg,Fe)2Si2O6) dan Plagioklas
(CaAl2Si2O8- NaAlSi3O8).

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop


polarisasi dan persentase komposisi mineral Mika Biotit sebanyak 60%, Mika
Muskovit 30%, Kuarsa 10%, Opak 10%, Piroksin 5% dan Plagioklas 5%. Serta
memiliki tekstur asal Blastopelitik dan struktur khusus yaitu Phillitic. sehingga
berdasarkan klasifikasi SCMR (2007) batuan ini bernama Filit.
Batu Filit adalah batuan metamorf yang terbentuk dari proses metamorfosis
yaitu deformasi batuan asal akibat suhu dan tekanan yang tinggi tanpa melalui fase
cair. Batu Filit merupakan ubahan dari batuan asal batulempung yang kaya akan
tanah liat atau serpih dengan kenampakan tekstur Blastopelitik, yang dicirikan
dengan susunan mineral saling sejajar dan searah dengan bentuk prismatik ujung-
ujungnya terlihat meruncing. Proses ini terjadi pada lingkungan tektonik dengan
aktivitas yang tinggi dengan tekanan sekitar ±0,4 – 0,6 Gpa, temperatur ±0 – 200º
C dan kedalaman ±10 –20 Km. Filit merupakan jenis batuan metamorf kataklastik
karena terbentuk akibat dominan tekanan yang sangat tinggi dengan fasies
metamorfisme yang rendah.

Fasies Metamorfisme
KLASIFIKASI SCMR (2007)

PRAKTIKAN ASISTEN

Annisa Miltry Putri Geis Fernando Tobondo


F 121 17 023 F 121 16 097
REFERENSI

Tadulako, T. G. (2019). Penuntun Praktikum Mineralogi dan Petrografi Teknik


Geologi Universitas Tadulako. Palu.

MS, K. (1998). Penuntun Petrologi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi


Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.

Nugraha, F. I. (2014). ALBUM MINOP. Yogyakarta.

Nugraha, MGS. Dwiky. (2018). Panduan Dasar Pemetaan Geologi. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai