Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

Acara VI : Petrografi Batuan Beku Asam-Intermedit Nama : Annisa Miltry P Geis


Hari/tgl : Kamis, 25 Oktober 2019 NIM : F 121 17 023

No. Sampel 01
Kode Sampel EN. 05 GRANIT
Jenis Batuan Batuan Beku Asam
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi : Hitam, Putih, Abu-abu, Kuning
Tekstur
- Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Relasi : Equigranular (Euhedral
- Bentuk Granular)
Struktur : Euhedral - Subhedral
Ukuran Mineral : Masif
Komposisi Mineral : 0,125 mm – 1,125 mm
: Kuarsa, Ortoklas, Plagioklas,
Biotit, Muskovit

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
1. Kuarsa (SiO2) 60
tinggi, warna interferensi putih, bias rangkap
0,007 (orde I), sudut gelapan 22º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi putih kekuningan, bentuk
anhedral, belahan 1 arah, pecahan rata,
2. Ortoklas 30 pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
(K,Na)AlSi3O8) sedang, warna interferensi putih abu-abu, bias
rangkap 0,007 (orde I), sudut gelapan 53º, jenis
gelapan miring, kembaran kalsbad.
Warna absorpsi kuning, bentuk euhedral-
subhedral, belahan 1 arah, pecahan tidak rata,
3. Plagioklas
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
(CaAl2Si2O8- 5
tinggi, warna interferensi abu-abu, bias
NaAlSi3O8)
rangkap 0,003 (orde I), sudut gelapan 41º, jenis
gelapan miring, kembaran albit.
Warna absorpsi coklat, bentuk euhedral, relief
4. Biotit sedang, pleokroisme dwikroik, belahan 1 arah,
(K2(Mg,Fe)2 3 intensitas rendah, warna interferensi coklat tua,
(OH)2(AlSi3O10) bias rangkap 0,019 (orde II), sudut gelapan 3º,
jenis gelapan parallel, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi coklat muda, bentuk euhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak ada, pleokroisme
5. Muskovit dwikroik, relief sedang, intensitas sedang,
2
(KAl2(OH)2(AlSi3O10) warna interferensi orange, bias rangkap 0,024
(orde III), sudut gelapan 58º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Granit (Travis, 1955) , Granit (IUGS, Streckeisen,
Nama Batuan
1973)
Keterangan :
Pada pengamatan nomor sampel 01 dengan kode sampel EN.05 GRANIT,
didapatkan hasil deskripsi yaitu jenis batuan yang diamati adalah jenis batuan beku
asam dengan perbesaran 4X dijumpai kenampakan mikroskopis warna absorpsi
kuning, warna interferensi hitam, putih, abu-abu dan kuning, kemudian teksturnya
yaitu kristalinitas holokristalin, granularitas faneritik, relasi equigranular (euhedral
granular), bentuk mineral euhedral-subhedral, dengan struktur masif dan ukuran
mineralnya 0,125 mm – 1,125 mm, serta memiliki komposisi mineral yaitu Kuarsa
(SiO2), Ortoklas (K,Na)AlSi3O8), Plagioklas (CaAl2Si2O8-NaAlSi3O8), Biotit
(K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10), dan Muskovit (KAl2(OH)2(AlSi3O10).

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop polarisasi dan


presentase komposisi mineral kuarsa sebanyak 60%, ortoklas 30%, plagioklas 5%, biotit
3% dan muskovit 2%. Dan sesuai dengan klasifikasi Russel B. Travis 1955 dan klasifikasi
IUGS 1973 batuan ini bernama Granit.
Presentase mineral :
Kuarsa 60% Biotit 3%
Ortoklas 30% Muskovit 2%
Plagioklas 5%
Klasifikasi Russel B. Travis (1955)
Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
= 30 + 5
= 35
2
x 35 % = 23,33
3
Kuarsa = >10 %
Mineral Tambahan Khas : Biotit dan Muskovit
Graularitas Faneritik
Jadi, berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1955) batuan ini bernama Granit.

Klasifikasi IUGS (1973)


60
Kuarsa 𝑥 100% = 63 %
95
30
Ortoklas 𝑥 100% = 32 %
95
5
Plagioklas 𝑥 100% = 5 %
95
Mineral Aksesoris :
Biotit 3%
Muskovit 2%
Jadi, berdasarkan klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973) batuan ini bernama Granit.

Granit adalah batuan beku asam yang merupakan batuan plutonik atau batuan
intrusif yaitu batuan beku yang terjadi akibat proses intrusi magma. Granit
merupakan batuan yang berasal dari proses large intrusi yaitu pembekuan batuan
dalam suhu tinggi sehingga mineral-mineral penyusunnya akan sempurna dan
berukuran besar-besar. Proses pembentukan batuan granit diawali dari bergeraknya
magma dari dapur magma setelah itu magma mendapat tekanan dari bawah. Magma
yang bersifat lebih ringan dari batuan lain terus ditekan sehingga bergerak ke atas
mendekati permukaan bumi. Pergerakan magma terhenti hanya sampai di bawah
lapisan tanah karena tekanan yang diberikan terlalu kecil. Magma yang berada di
dalam lapisan kulit bumi lama-kelamaan mengalami proses kristalisasi karena suhu
di dekat permukaan bumi lebih rendah daripada suhu di dalam dapur magma.
Batuan granit terbentuk pada suhu 300º- 600º C dan berlangsung secara lambat
sehingga mineral yang terbentuk memiliki butiran kasar. Setelah mengalami proses
kristalisasi, maka magma akan membeku dan menjadi batuan granit yang termasuk
dalam jenis batuan beku asam. Batuan ini sangat masif (padat) sehingga
memungkinkan batuan granit untuk tahan terhadap erosi, abrasi mempu menahan
beban yang berat serta tahan terhadap pelaukan sehingga granit sering
dimanfaatkan di bidang konstruksi bangunan, sebagai acuan alat ukur, interior
bangunan, eksterior bangunan, dan media panjat tebing.
Klasifikasi Russel B. Travis (1955)
Klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973)

PRAKTIKAN ASISTEN

Annisa Miltry Putri Geis Fernando Tobondo


F 121 17 023 F 121 16 097
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI
Acara VI : Petrografi Batuan Beku Asam-Intermedit Nama : Annisa Miltry P Geis
Hari/tgl : Kamis, 25 Oktober 2019 NIM : F 121 17 023

No. Sampel 02
Kode Sampel ST. 83
Jenis Batuan Batuan Beku Intermedit
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning
Mikroskopis Warna Interferensi : Abu-abu
Tekstur
- Kristalinitas : Holokristalin
- Granularitas : Faneritik
- Relasi : Equigranular (Euhedral Granular)
- Bentuk : Euhedral - Subhedral
Struktur : Masif
Ukuran Mineral : 0,1 mm – 0,55 mm
Komposisi Mineral : Kuarsa, Muskovit, Plagioklas,
Ortoklas

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk anhedral,
belahan tidak ada, pecahan rata, pleokroisme tidak
1. Kuarsa (SiO2) 60 ada, relief rendah, intensitas tinggi, warna interferensi
putih, bias rangkap 0,007 (orde I), sudut gelapan 22º,
jenis gelapan miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi kuning, bentuk euhedral-subhedral,
belahan 1 arah, pecahan tidak rata, pleokroisme
2. Plagioklas tidak ada, relief rendah, intensitas tinggi, warna
(CaAl2Si2O8- 30 interferensi abu-abu, bias rangkap 0,003 (orde I),
NaAlSi3O8) sudut gelapan 41º, jenis gelapan miring, kembaran
albit.
Warna absorpsi coklat, bentuk euhedral, relief
3. Biotit sedang, pleokroisme dwikroik, belahan 1 arah,
(K2(Mg,Fe)2 5 intensitas rendah, warna interferensi coklat tua, bias
(OH)2(AlSi3O10) rangkap 0,019 (orde II), sudut gelapan 3º, jenis
gelapan parallel, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi hampir tidak berwarna atau coklat,
bentuk euhedral-subhedral, relief tinggi,
4. Piroksin
pleokroisme tidak ada, belahan satu arah, intensitas
3 sedang, warna interferensi orange, bias rangkap
(Mg,Fe)2Si2O6
0,023 (orde II), sudut gelapan 36º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.

Warna absorpsi putih kekuningan, bentuk anhedral,


belahan 1 arah, pecahan rata, pleokroisme tidak
ada, relief sedang, intensitas sedang, warna
5. Ortoklas
2 interferensi putih abu-abu, bias rangkap 0,007 (orde
(K,Na)AlSi3O8)
I), sudut gelapan 53º, jenis gelapan miring,
kembaran kalsbad.

Diorit Kuarsa (Travis, 1955) / Tonalite (IUGS,


Nama Batuan
Streckeisen,1973)

Keterangan :
Pada pengamatan nomor sampel 02 dengan kode sampel ST.83, didapatkan
hasil deskripsi yaitu jenis batuan yang diamati adalah jenis batuan beku intermedit
dengan perbesaran 4X dijumpai kenampakan mikroskopis warna absorpsi kuning,
warna interferensi abu-abu, kemudian teksturnya yaitu kristalinitas holokristalin,
granularitas faneritik, relasi equigranular (euhedral granular), bentuk mineral
euhedral-subhedral, dengan struktur masif dan ukuran mineralnya 0,1 mm – 0,55
mm, serta memiliki komposisi mineral yaitu Kuarsa (SiO2), Plagioklas
(CaAl2Si2O8-NaAlSi3O8, Biotit (K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10), Piroksin
(Mg,Fe)2Si2O6 dan Ortoklas (K,Na)AlSi3O8).

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop polarisasi dan


presentase komposisi mineral Kuarsa sebanyak 60%, Plagioklas 30%, Biotit 5%, Piroksin
3% dan Ortoklas 2%. Dan sesuai dengan klasifikasi Russel B. Travis 1955 dan klasifikasi
IUGS 1973 batuan ini bernama Diorit Kuarsa.
Presentase mineral :
Kuarsa 60%
Biotit 5%
Plagioklas 30%
Piroksin 3%
Ortoklas 2%

Klasifikasi Russel B. Travis (1955)


Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
= 2 + 30
= 32
2
x 31 % = 21,33 %
3
Kuarsa = >10 %
Mineral Tambahan Khas : Biotit dan Piroksin
Graularitas Faneritik
Jadi, berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1955) batuan ini bernama Diorit
Kuarsa (Tonalit)

Klasifikasi IUGS (1973)


60
Kuarsa 𝑥 100% = 66 %
91
30
Plagioklas 𝑥 100% = 33 %
91
2
Ortoklas 𝑥 100% = 2 %
91
Mineral Aksesoris :
Biotit 5%
Piroksin 3%
Jadi, berdasarkan klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973) batuan ini bernama
Tonalite.

Diorit kuarsa adalah batuan beku intermedit yang merupakan batuan beku
plutonik yang terbentuk dari hasil intrusi batuan beku sehingga terdapat sebagai
stock, dike, ataupun sill, dengan sebagian kecil berasosiasi dengan batuan lainnya.
Batuan ini biasanya terbentuk di atas batas lempeng konvergen, yang mana
subduksi lempeng samudra menyusup ke bawah lempeng benua. “partial melting”
dari lempeng samudra akan menghasilkan magma basaltik yang naik dan
mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi proses
pencampuran magma basaltik dengan magma granit dan akan naik melalui lempeng
benua. Lelehan ini akan menghasilkan komposisi antara basalt – granit, dan diorit
terbentuk jika hasil lelehan ini mengkristal secara lambat di bawah permukaan.
Diorit kuarsa terbentuk di dalam bumi pada suhu 600º-800º C, kemudian magma
naik ke atas dekat permukaan bumi dan penurunan suhu atau temperatur sehingga
pembekuannya relatif lambat namun sebagian mineral membeku pada saat
mendekati permukaan dan membeku relatif lambat sehingga granularitas yang
terbentuk adalah faneritik dan derajat kristalinitas adalah holokristalin. Batuan ini
banyak digunakan sebagai bahan pengeras jalanan dan juga digunakan sebagai
bahan pondasi bangunan.
Klasifikasi Russel B. Travis (1955)
Klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973)

PRAKTIKAN ASISTEN

Annisa Miltry Putri Geis Fernando Tobondo


F 121 17 023 F 121 16 097
PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI
Acara VI : Petrografi Batuan Beku Asam-Intermedit Nama : Annisa Miltry P Geis
Hari/tgl : Kamis, 25 Oktober 2019 NIM : F 121 17 023

No. Sampel 03
Kode Sampel RE/MS/27 STA.01/B
Jenis Batuan Batuan Beku Intermedit
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Orange kekuningan
Mikroskopis Warna Interferensi : Abu-abu kehitaman
Tekstur
- Kristalinitas : Hipokristalin
- Granularitas : Faneroporfiritik
- Relasi : Inequigranular (Porfiritik)
- Bentuk : Subhedral - Anhedral
Struktur : Masif
Ukuran Mineral : 0,15 mm – 1,275 mm
Komposisi Mineral : Plagioklas, Biotit, Ortoklas,
Hornblende, Kuarsa, Massa
Dasar

Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi Mineral % Deskripsi Optik Mineral
Warna absorpsi kuning, bentuk euhedral-
subhedral, belahan 1 arah, pecahan tidak rata,
1. Plagioklas
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
(CaAl2Si2O8- 30
tinggi, warna interferensi abu-abu, bias rangkap
NaAlSi3O8)
0,003 (orde I), sudut gelapan 41º, jenis gelapan
miring, kembaran albit.
Warna absorpsi coklat, bentuk euhedral, relief
2. Biotit sedang, pleokroisme dwikroik, belahan 1 arah,
(K2(Mg,Fe)2 20 intensitas rendah, warna interferensi coklat tua,
(OH)2(AlSi3O10) bias rangkap 0,019 (orde II), sudut gelapan 3º,
jenis gelapan parallel, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi putih kekuningan, bentuk
anhedral, belahan 1 arah, pecahan rata,
3. Ortoklas pleokroisme tidak ada, relief sedang, intensitas
5
(K,Na)AlSi3O8) sedang, warna interferensi putih abu-abu, bias
rangkap 0,007 (orde I), sudut gelapan 53º,
jenis gelapan miring, kembaran kalsbad.
Warna absorpsi hijau atau coklat, bentuk
subhedral, belahan 1 arah, relief agak tinggi,
4. Hornblende
pleokroisme dwikroik, intensitas rendah,
(Ca2(Mg,Fe,Al)5 3
warna interferensi orange, bias rangkap 0,025
(OH)2(Si,Al)4O11.2)
(orde II), sudut gelapan 30º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.
Warna absorpsi tidak berwarna, bentuk
anhedral, belahan tidak ada, pecahan rata,
pleokroisme tidak ada, relief rendah, intensitas
5. Kuarsa (SiO2) 2
tinggi, warna interferensi putih, bias rangkap
0,007 (orde I), sudut gelapan 22º, jenis gelapan
miring, kembaran tidak ada.

6. Massa Dasar 40

Andesit Porfiri (Travis, 1955) / Diorit (IUGS,


Nama Batuan
Streckeisen,1973)

Keterangan :
Pada pengamatan nomor sampel 03 dengan kode sampel RE/MS/27 STA.01/B,
didapatkan hasil deskripsi yaitu jenis batuan yang diamati adalah jenis batuan beku
intermedit dengan perbesaran 4X dijumpai kenampakan mikroskopis warna
absorpsi orange kekuningan, warna interferensi abu-abu kehitaman, kemudian
teksturnya yaitu kristalinitas hipokristalin, granularitas faneroporfiritik, relasi
inequigranular (porfiritik), bentuk mineral subhedral-anhedral, dengan struktur
masif dan ukuran mineralnya 0,15 mm – 1,275 mm, serta memiliki komposisi
mineral yaitu Plagioklas (CaAl2Si2O8-NaAlSi3O8), Biotit
(K2(Mg,Fe)2(OH)2(AlSi3O10), Ortoklas (K,Na)AlSi3O8), Hornblende
(Ca2(Mg,Fe,Al)5(OH)2(Si,Al)4O11.2), Kuarsa (SiO2) dan Massa dasar.

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis menggunakan mikroskop


polarisasi dan presentase komposisi mineral Plagioklas 30%, Biotit 20%, Ortoklas
5%, Hornblende 3%, Kuarsa 2% dan Massa dasar 40%. Dan sesuai dengan
klasifikasi Russel B. Travis 1955 dan klasifikasi IUGS 1973 batuan ini bernama
Andesit Porfiri.
Presentase mineral :
Plagioklas 30% Biotit 20%
Kuarsa 2% Hornblende 3%
Ortoklas 1% Massa Dasar 40%

Klasifikasi Russel B. Travis (1955)


Feldspar = K-Feldspar + Plagioklas
= 1 + 30
= 31
2
x 31 % = 20,77
3
Kuarsa = <10 %
Mineral Tambahan Khas : Biotit dan Hornblende
Graularitas Faneritik
Jadi, berdasarkan klasifikasi Russel B. Travis (1955) batuan ini bernama Andesit
Porfiri.

Klasifikasi IUGS (1973)


30
Plagioklas 𝑥 100% = 91 %
33
2
Kuarsa 𝑥 100% = 6 %
33
1
Ortoklas 𝑥 100% = 3 %
33
Mineral Aksesoris :
Biotit 20%
Hornblende 3%
Jadi, berdasarkan klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973) batuan ini bernama Diorit.

Andesit porfiri adalah batuan beku intermedit yang ditemukan dalam aliran
lava yang dihasilkan oleh stratovulkano. Lava yang naik ke permukaan akan
mengalami proses pendinginan dengan cepat, hal inilah yang menyebabkan tekstur
andesit menjadi lebih halus. Andesit porfiri adalah batuan umum kerak benua yang
biasanya berada di atas zona subduksi. Umumnya terbentuk setelah “melting”
lempeng samudera akibat subduksi. Subduksi yang menyebabkan pelelehan pada
zona ini merupakan sumber magma yang apabila naik ke permukaan akan
membentuk andesit porfiri. Kristal-kristal besar yang dikenal sebagai “fenokris”
pada batu andesit porifiri seperti kristal plagioklas pada sampel mulai terbentuk
ketika magma yang mengalami pendinginan di bawah permukaan mendekati suhu
kristalisasi dari mineral-mineral tersebut. Kristal mineral pada suhu tinggi ini mulai
terbentuk di bawah permukaan dan tumbuh menjadi kristal besar. Ketika magma
keluar ke permukaan bumi sisa lelehan magma yang belum sempat terkristal tadi
akan mengkristal dengan cepat akibat suhu di permukaan yang lebih rendah. Batuan
ini umumnya digunakan untuk sektor konstruksi dan untuk keperluan estetika
seperti ornamen-ornamen pada dinding, lantai atau dekorasi lainnya.
Klasifikasi Russel B. Travis (1955)
Klasifikasi IUGS (Streckeisen, 1973)

PRAKTIKAN ASISTEN

Annisa Miltry Putri Geis Fernando Tobondo


F 121 17 023 F 121 16 097
REFERENSI

Tadulako, T. G. (2019). Penuntun Praktikum Mineralogi dan Petrografi Teknik


Geologi Universitas Tadulako. Palu.

MS, K. (1998). Penuntun Petrologi Fakultas Teknik Jurusan Teknik Geologi


Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.

Nugraha, F. I. (2014). ALBUM MINOP. Yogyakarta.

IlmuGeografi.com:Pusat Ilmu Geografi Indonesia. Batuan Andesit : Pengertian,


Proses dan Manfaatnya. https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-andesit.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2019.

Tripod. Batuan Beku Intermedit Plutonik. http://petrolab-upn.tripod.com/Diorit.


htm. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai