Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK & PETROGRAFI

Acara : Petrografi Batuan Metamorf Nama : Moh Sayydil M


Hari/tgl : Kamis, 21 November 2019 NIM : F 121 17 002
No. Sampel 02
Kode Sampel UM/ 09/ ST 21
Jenis Batuan Batuan Metamorf
Perbesaran 4x
Kenampakan Warna Absorbsi : Kuning keabu-abuan
Mikroskopis Warna Interferensi : Abu kehitaman
Tekstur : Lepidoblastik
Struktur : Non-Foliasi (Gneissic)
Ukuran Mineral : 1,2 – 0,275 mm
Komposisi Mineral : Kuarsa 60%, klorit 25%,
muscovite 10%, garnet 5%.
Nikol // Nikol X

Deskripsi Mineralogi
Komposisi % Komposisi
1. Kuarsa (Sio2) 60 Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
absorbsi kuning, bentuk subhedral –
anhedral, belahan tidak ada, pecahan
tidak rata, pleokroisme tidak ada,
relief rendah, intensitas tinggi dan
ukuran mineral 1,2 mm, dilanjutkan
dengan deskripsi nikol silang yaitu
warna interferensi putih, bias rangkap
0,008 (orde 1), sudut gelapan 67,5°,
jenis gelapan miring, kembaran tidak
ada.
Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
absorbs kuning kecoklatan, bentuk
subhedral, belahan satu arah, pecahan
tidak ada, pleokrosisme monokroik,
relief tinggi, intensitas rendah dan
2. Klorit
25 ukuran mineral 0,8 mm, dilanjutkan
(ClO2-)
dengan deskripsi nikol silang yaitu
warna interferensi hijau, bias rangkap
0,025 (Orde III), sudut gelapan 10°,
jenis gelapan miring, kembaran tidak
ada.
Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
absorbsi kuning kecoklatan, bentuk
euhedral, belahan satu arah, pecahan
tidak rata, pleokroisme dwikroik,
relief tinggi, intensitas rendah dan
3. Muskovit
10 ukuran mineral 0,95 mm, dilanjutkan
(KAl2(OH)2AlSi3O10)
dengan deskripsi nikol silang yaitu
warna interferensi kuning kehijauan,
bias rangkap 0,028 (orde II), sudut
gelapan 71,5°, jenis gelapan miring,
kembaran tidak ada.
4. Garnet 5 Deskripsi nikol sejajar yaitu warna
(Al3B2(SiO4)3) absorbsi kuning atau tidak berwarna,
bentuk euhedral, belahan satu arah,
pecahan rata, pleokroisme tidak ada,
relief tinggi, intensitas tinggi dan
ukuran mineral 0,275 mm,
dilanjutkan dengan deskripsi nikol
silang yaitu warna interferensi hitam
kecoklatan, bias rangkap 0,002 (orde
I), sudut gelapan tidak ada, jenis
gelapan tidak ada,

Nama Batuan Gneiss (SCMR, 2007)

Keterangan : Nomor sampel adalah angka yang digunakan untuk mengurutkan


sampel pada saat melakukan pengamatan. Kode sampel adalah kode yang dapat
dijumpai pada sampel dan diberikan untuk menandai sampel yang digunakan pada
saat pengamatan. Jenis batuan merupakan jenis sampel sayatan tipis batuan yang
akan diamati pada mikroskop polarisasi. Perbesaran merupakan perbesaran lensa
obyektif yang akan digunakan pada saat pengamatan yang terdiri dari perbesaran
4x, 10x, dan 40x. Adapun deskripsi yang akan diisi oleh praktikan dalam
pengamatan sampel sayatan tipis batuan yaitu mengamati mineral – mineral
penyusun batuan tersebut berdasarkan deskripsi pengamatan nikol sejajar dan
nikol silang. Sebelum melakukan pengamatan pada masing – masing mineral
penyusun batuan, pengisian deskripsi yang pertama diisi yaitu pengamatan tekstur
dan struktur pada kenampakan secara keseluruhan sayatan tipis batuan tersebut.
Deskripsi pertama yaitu warna absorbsi yang merupakan kenampakan daya serap
gelombang cahaya yang masuk pada mineral, warna mineral ini adalah warna
cahaya yang melewati sumbu indikatrik (geometris) yang sedang bergetar sejajar
dengan arah getar polarisator pada pengamatan nikol sejajar. Warna interferensi
merupakan warna yang dihasilkan dari cahaya yang diteruskan melalui analisator
pada pengamatan nikol silang, warna ini ditentukan pada saat kenampakan terang
maksimum atau pada saat kedudukan sumbu indikatrik mineral membentuk sudut
450 dengan arah getar polarisator dan analisator. Tekstur batuan mengacu pada
kenampakan butir-butir mineral yang ada didalamnya. Struktur merupakan
gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di dalamnya
bentuk atau kedudukannya. Komposisi mineral merupakan kumpulan mineral
yang terdiri dari satu atau lebih yang menyusun batuan tersebut. Ukuran mineral
meruapakan diameter medan pandang dari mineral yang diamati, untuk
mendapatkan nilai dari DMP dapat kita gunakan rumus sebagai berikut :
1 mm
DMP = BS x Z, dengan BS = ,
Jumlah Skala
jumlah skala = perbesaran lensa okuler x perbesaran lensa obyektif yang
digunakan
Ket :
o DMP : Diameter Medan Pandang
o BS : Bilangan Skala
o Z : jumlah skala yang tampak dalam medan pandang
Hasil pengamatan sampel pada nomor sampel 01 dengan kode sampel ST 11
IRFAN termasuk dalam jenis batuan metamorf dengan perbesaran lensa objektif
4x perbesaran. Hasil kenampakan mikroskopis pada sampel sayatan tipis batuan
memiliki warna absorbsi kuning kecoklatan, warna interferensi hitam kecoklatan,
dengan tekstur lepidoblastik, struktur schistosic, ukuran mineral 0,8 mm-0,25 mm,
dan komposisi mineral terdiri dari Kuarsa 15%, Muskovit 35%, klorit 45%, opak
5%.
Pada deskripsi mineral diatas, nama batuan yang didapatkan pada
klasifikasi SCMR 2007 yaitu sekis dengan presentase mineral yaitu :
1. Kuarsa 60%
2. Klorit 25%
3. Muscovite 10%
4. Garnet 5%
Berdasarkan hasil deskeripsi mineral pada pengamatan mikroskop
polarisasi dengan menggunakan sampel sayatan tipis batuan tersebut, di
Laboratorium Mineral Optik Teknik Geologi Universitas Tadulako disimpulkan
bahwa batuan yang diamati berdasarakan klasifikasi ( SCMR 2007 ) merupakan
jenis Batu Gneiss. Gneiss merupakan jenis batuan metamorf yang berbutir kasar
dan berfoliasi membentuk lapisan – lapisan segresi mineral, seperti kuarsa, dan
feldspar yang terbentuk apabila derajat metamorfisme meningkat dari derajat
metamorfisme pembentukan batuan sekis sebelumnya. Gneiss biasanya terbentuk
oleh metamorfisme regional di batas lempeng konvergen. Batuan ini merupakan
salah satu jenis batuan metamorf berkualitas tinggi dimana butiran mineral
penyusunnya direkristalisasi oleh suhu dan tekanan yang tinggi. Rekristalisasi ini
meningkatkan ukuran butiran mineral yang dipisahkan menjadi "bands" sebagai
indikasi transformasi yang menghasilkan batuan dan mineral yang lebih stabil
dalam lingkungan pembentukannya dan berfoliasi serta kurangnya kenampakan
mika dan mineral pipih. Panas dan tekanan yang tinggi juga dapat membuat batu
granit termetamorfosa menjadi batuan dengan tekstur "banded" yang dikenal
sebagai "granit genes". Perubahan pada batu granit ini biasanya lebih kepada
perubahan struktural dibandingkan perubahan mineralogi.

PRAKTIKAN ASISTEN

(Moh Sayydil Maulana) (Vita Yuliana)


NIM: F 121 17 002 NIM: F 121 16 092

Anda mungkin juga menyukai