Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Pengertian Endapan Mineral
Endapan mineral (bahan tambang )merupakan salah satu kekayaan
alam yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu
upaya untuk mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu
hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi,
seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi,
semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas
sumberdaya mineral dan cadangan. ( Adi maulana, 2017 )
Ore adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil)
mineral berharganya secara ekonomis baik itu logam maupun bukan
logam. Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya
dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis.

Gambar 1.1 proses pembentukan endapan mineral

Berdasarkan tahapan eksplorasi, yang menggambarkan pula tingkat


keyakinan akan potensinya, dilakukan usaha pengelompokan atau
klasifikas sumberdaya mineral dan cadangan. Dasar atau criteria
klasifikasi di sejumlah Negara terutama adalah tingkat keyakinan geologi
dan kelayakan ekonomiIndonesia merupakan Negara kepulauan yang kaya
akan kekayaan alamnya, baik yang bias diperbaharui maupun tidak
diperbaharui. Indonesia dipengaruhi control tektonik yang bermacam-
macam sehingga disetiap daerahnya memiliki keanekaragaman
mineralisasi yang banyak. Dari Sabang sampai Meurake memiliki masing-
masing mineralisasi yang berbeda-beda setiap daerahnya. Seiring
berjalannya waktu bermunculan disetiap daerahnya perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang bijih, baik itu mencariemas, tembaga,
perak, galena, dan lain-lain. Dari mineral-mineral bijihtersebut cara
keterdapatannya, pembentukanya, pengontrolnya, dan lain sebagainya
berbeda-beda tergantung dari penciri dari masing-masing mineral tersebut.
Disinilah diperlukannya orang geologi yang sangat berpengaruh
didalamkesuksesan suatu pertambangan.

2. Genesa dan Keterdapatannya Endapan Mineral


Endapan mineral (Ore Deposit) adalah batuan yang mengandung satu atau
lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan memiliki nilai ekonomis
jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih. Suatu endapan
dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga
pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral
dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi. Pada
saat ekstraksi didapatkan bahan logam dan juga bahan limbah
(gangue) yang tidak memiliki nilai ekonomis. Proses ekstraksi tersebut
menghasilkan timbunan limbah (tailing).
Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses
yang mengubah kondisi suatu batuan menjadi suatu endapan dengan
kandungan mineral bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Proses
tersebut akan menghasilkan mineral logam (metalic mineral) dan mineral
ubahan (alteration mineral), struktur serta tekstur batuan yang berubah
karenanya.
Gambar 1.2. Genesa Endapan Mineral 
Kebanyakan bijih di dunia iniyang ditambang adalah berasal dari
mineral bijih yang diendapkan oleh larutan hidrotermal. Asal
larutan hidrotermal masih sulit dipecahkan. Beberapa larutan berasal dari
pelepasan air yang terkandung dalam magma saat magma naik dan
mendingin. Lainnya berasal dari air meteoric atau air laut yang
bersirkulasi dalam kerak. Endapan mineral yang terbentuk oleh air laut
yang terpanaskan aktifitas vulkanisme, dan endapannya berbentuk
senyawa sulfide, yang dinamakan volcanogenic massive sulfide deposits.
Kebutuhan umat manusia akan mineral semakin lama semakin meningkat
dan bertambah banyak baik dalam jumlah maupun macam atau jenisnya.

3. Alterasi dan Tipe – Tipenya


Alterasi hidrothermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi
antara batuan asal dengan fluida panasbumi. Batuan hasil alterasi
hidrotermal tergantung pada beberapa faktor, tetapi yang utama adalah
temperatur, tekanan, jenis batuan asal, komposisi fuida (khususnya pH)
dan lamanya reaksi (Browne, 1984). Proses alterasi hidrotermal yang
tejadi akibat adanya reaksi antara batuan dengan air jenis klorida yang
berasal dari reservoir panasbumi yang terdapat jauhdibawah permukaan
(deep chloride water) dapat menyebabkan teriadinya pengendapan
(misalnya kwarsa) dan pertukaran elemen-elemen batuan dengan fluida,
menghasilkan mineral-mineral seperti chlorite, adularia, epidote. Air yang
bersifat asam, yang terdapat pada kedalaman yang relatif dangkal dan
elevasi yang relative tinggi mengubah batuan asal menjadi mineral
clay dan mineral-mineral lainnya terlepas. Mineral hidrothernal yang
dihasilkan di zona permukaan biasanya adalah kaolin, alutlite, sulphur,
residu silika dan gypsum.

Gambar 1.2. Zona alterasi


A. Pembagian Zona Alterasi
Zona alterasi adalah sekumpulan mineral yang terbentuk pada suatu zona
alterasi yang sama.Creasey (1966, dalam Sutarto, 2004) membuat
klasifikasi alterasi hidrotermal pada endapan tembaga porfir menjadi
empat tipe yaitu propilitik, argilik, potasik, dan himpunan kuarsa-serisit-
pirit. 
Lowell dan Guilbert(1970, dalam Sutarto, 2004) membuat model alterasi-
mineralisasi juga pada endapan bijih porfir, menambahkan istilah zona
filik untuk himpunan mineral kuarsa, serisit, pirit, klorit, rutil, kalkopirit.
Adapun delapan macam tipe alterasi antara lain :
- Zona Potassic
Zona potasik merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam
suatu sistem hidrotermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih
dari beberapa ratus meter. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan
berupa biotit sekunder, K Feldspar, kuarsa, serisit dan magnetite. Mineral
logam sulfida berupa pirit dan kalkopirit dengan perbandingan 1:1 hingga
3:1, bentuk endapan dapat juga dijumpai dalam bentuk mikroveinlet serta
dalam bentuk menyebar (“disseminated”). Pembentukkan biotiti sekunder
ini dapat terbentuk akibat reaksi antara mineral mafik terutama hornblende
dengan larutan hidrotermal yang kemudian menghasilkan biotit, feldspar
maupun piroksin. Selain biotisasi tersebut mineral klorit muncul sebagai
penciri zona ubahan potasik ini. Klorit merupakan mineral ubahan dari
mineral mafik terutama piroksin, hornblende maupun biotit, hal ini dapat
dilihat bentuk awal dari mineral piroksin terlihat jelas mineral piroksin
tersebut telah mengalami ubahan menjadi klorit. Pembentukkan mineral
klorit ini karena reaksi antara mineral piroksin dengan larutan hidrotermal
yang kemudian membentuk klorit, feldspar, serta mineral logam berupa
magnetit dan hematit.
Alterasi ini diakibat oleh penambahan unsur pottasium pada proses
metasomatis dan disertai dengan banyak atau sediktnya unsur kalsium dan
sodium didalam batuan yang kaya akan mineral aluminosilikat. Sedangkan
klorit, aktinolit, dan garnet kadang dijumpai dalam jumlah yang sedikit.
Mineralisasi yang umumnya dijumpai pada zona ubahan potasik ini
berbentuk menyebar dimana mineral tersebut merupakan mineral –
mineral sulfida yang terdiri atas pirit maupun kalkopirit dengan
pertimbangan yang relatif sama. Bentuk endapan berupa hamburan
dan veinlet yang dijumpai pada zona potasik ini disebabkan oleh
pengaruh matasomatik atau rekristalisasi yang terjadi pada batuan induk
ataupun adanya intervensi daripada larutan magma sisa (larutan
hidrotermal) melalui pori-pori batuan dan seterusnya berdifusi dan
mengkristal pada rekahan batuan.Potasik Perubahan, khas dari deposito
emas lapisan, hasil dalam produksi mengandung mika, mineral
mengandung kalium seperti biotit dalam batuan kaya zat besi, mika
muskovit atau serisit batuan felsik, dan orthoclase (disamping adularia)
perubahan, seringkali cukup meresap dan memproduksi berbeda salmon-
pink perubahan vena selvages.
- Zona Skarn
Skarns adalah dalam arti mereka luas dibentuk oleh transportasi massa dan
kimia dan reaksi antara satuan batuan yang berdekatan. Mereka tidak perlu
batuan beku dalam asal; dua lapisan sedimen yang berdekatan seperti
pembentukan terbalut besi dan batu gamping mungkin bereaksi terhadap
logam pertukaran dan cairan selama metamorfosis, menciptakan
sebuah forsiterite.
Alterasi ini terbentukl akibat kontak antara batuan sumber dengan
batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang
kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan
air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral
garnet, klinopiroksin dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah
yang cukup besar, sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini
dicirikan oleh mineral klorit.,tremolit – aktinolit dan kalsit dan larutan
hidrotermal. Proses pembentukkan skarn akibat urutan kejadian Isokimia –
metasomatisme – retrogradasi. Dijelaskan sebagai berikut :
Isokimia merupakan transfer panas antara larutan magama dengan
batuan samping, prosesnya H2O dilepas dari intrusi dan CO2 dari batuan
samping yang karbonat. Proses ini sangat dipengaruhi oleh
temperatur,komposisi dan tekstur host rocknya (sifat konduktif).
Metasomatisme, pada tahap ini terjadi eksolusi larutan magma
kebatuan samping yang karbonat sehingga terbentuk kristalisasi pada
bukaan – bukaan yang dilewati larutan magma.
- Zona Prophyritic
Zona ini merupakan zona terluar dan selalu ada. Klorit adalah mineral yang
umum pada zona ini. Pirit, kalsit, dan epidot berasosiasi dengan mineral
mafik (biotit dan homblenda) yang teralterasi sebagian atau seluruhnya
menjadi klorit dan karbonat. Plagloklas adalah mineral yang tidak
terpengaruh. Zona ini terdapat di sekeliling tubuh batuan yang panjangnya
mencapai ratusan meter.
- Zona Sericitic
Alterasi Sericitic mengubah batuan menjadi mineral sericite, merupakan
mika putih yang sangat halus.  Alterasi ini terbentuk oleh
dekomposisi feldspars, sehingga menggantikan feldspar. Di lapangan,
kehadirannya pada batuan dapat dideteksi oleh kelembutan batu, seperti
yang mudah digores. Terasa berminyak ketika mineral ini banyak, dan
warna putih, kekuningan, coklat keemasan atau kehijauan. 
Alterasi Sericitic menunjukkan kondisi low pH (acidic).
Perubahan terdiri dari kuarsa + sericite disebut “phyllic” alterasi. Alterasi
ini terkait deposit phophyry tembaga yang mungkin berisi cukup halus,
pyrite yang disebarkan secara langsung terkait dengan peristiwa
perubahan.

- Zona Argillic
Alterasi Argillic memperkenalkan beberapa variasi dari mineral lempung
seperti kaolinite, smectite and illite. Alterasi Argillic umumnya pada low
temperature dan sebagian mungkin terajadi pada kondisi atmospheric.
Tanda-tanda awal alterasi argillic adalah bleaching out (pemutihan)
feldspar.
Subkategory spesial dari alterasi argillic adalah “advanced
argillic”.  Kategori ini terdiri dari kaolinite + quartz + hematite + limonite. 
feldspars tercuci and teralterasi menjadi sericite.  Keberadaan alterasi ini
menunjukkan kondisi low pH (highly acidic).
Pada highertemperatures, mineral pyrophyllite (white mica) terbentuk
pada dalam kaolinite.
Zona ini terbentuk akibat rusaknya unsur potasium, kalsium dan
magnesium menjadi mineral lempung. Zona ini dicirikan oleh mineral
lempung, kuarsa dan karbonat. Unsur potassium, kalsium dan magnesium
dalam batuan berubah menjadi montmorilonit, illit, hidromika dan klorite.
Pada bagian atas dari zona ini terbentuk zona advance argilik pada
kondisi fluida yang lebih asam dibandingkan zona argilik. Zona ini tidak
selalu hadir, dicirikan oleh mineral kuarsa, silica amorseperti andalusit,
alunit, dan korundum. Kehadiran mineral sulfida tidak intensif dijumpai,
kandungan pirite sekitar 2%.
- Zona Advance Argillic
Sedangkan untuk sistem epitermasl sulfidasi tinggi (fluida kaya asam
sulfat), ditambahkan istilah advanced argilic yang dicirikan oleh kehadiran
himpunan mineral:
untuk temperatur tinggi, 250°-350°C), atau himpunan mineral:
 pirofilitik
 diaspore
 andalusite
 kuarsae
 turmaline
 untuk temperatur rendah,< 180 °C):
 enargit-luzonit
 kaolinitik
 alunite
 kalsedone
 kuarsa
 pirit
 
Gambar 1.3. Pembagian Zona Alterasi Terry Leach &Co
,
- Alterasi sulfat
Alterasi yang biasa ditemukan adalah advance argillic,
dengan kaolinite, halloysite, cristobalite dan alunite sebagai diagnostik
mineral. Silica residu umum ditemukan sebagai hasil dari acid fluid
activity (leach) dan ini beda dengan silika sinter yang dihasilkan sebagai
proses pengendapan bukan sebagai proses alterasi.

- Alterasi Bikarbonat
Alterasi,umumnya argillic (kaoline, montmorillonite)dan mordinite, minor
calcite dan silisifikasi. Endapan mineral yang sering ditemukan
adalah travertine.
Tipe – Tipe Alterasi
A. Tipe Alterasi Propylitic
Tipe alterasi ini mengubah batuan menjadi hijau, karena mineral baru
terbentuk berwarna hijau. Mineral tersebut adalah chlorite, actinolite dan
epidote. Mineral tersebut terbentuk dari dekomposisi Fe – Mg seperti
biotite, amphibole atau pyroxene, walaupun bisa tergantikan oleh feldspar.
Alterasi jenis ini relative terjadi pada low temperatures (temperatur
rendah).

B. Tipe Alterasi Sericitic (Sericite)
Alterasi jenis ini mengubah batuan menjadi mineral sericite, merupakan
mika putih yang sangat halus. Alterasi jenis ini terbentuk oleh
dekomposisi feldspar, sehingga menggantikan feldspar. Di lapangan,
kehadirannya pada batuan dapat dideteksi oleh kelembutan batu, seperti
yang mudah digores. Terasa berminyak ketika mineral ini banyak, dan
warna putih, kekuningan, coklat keemasan atau kehijauan. Alterasi jenis
ini menunjukkan kondisi low Ph (acidic)..

- Tipe Alterasi Potassic (Biotite, K – Feldspar, Adularia)


Alterasi jenis ini relatif terjadi pada high temperature (temperatur tinggi)
yang merupakan hasil pengayaan potassium. Bentuk alterasi jenis ini
terbentuk sebelum kristalisasi magma selesai, biasanya terbentuk kusutan
dan agak terputus – putus oleh pola vein. Alterasi jenis ini bisa terjadi di
lingkungan plutonic dalam, dimana orthoclase akan terbentuk, atau daerah
dangkal, lingkungan vulkanik dimana adularia terbentuk.

- Tipe Alterasi Jenis Albitic (Albite)


Perubahan albitic membentuk albite atau sodic plagioclase. Hal ini
mengidentifikasikan keberadaan pengayaan Na. Tipe Alterasi ini juga
terjadi pada High Temperature (temperatur tinggi). Kadang –
kadang white mica paragonite (Na – rich) bisa terbentuk juga.
- Tipe Alterasi Jenis Silification (silifikasi kuarsa)
Merupakan proses penambahan silica (SiO2) sekunder. Silification salah
satu tipe alterasi yang paling umum terjadi dan dijumpai dalam bentuk
yang berbeda – beda. Salah satu bentuk yang paling sering dijumpai
adalah “silica flooding”, merupakan hasil pergantian batuan
dengan microcrystallinequartz (chalcedony), porositas besar dari batuan
akan memfasilitasi proses ini. Selain itu bentuk dari silification adalah
pembentukan rekahan dekat spasi dalam jaringan atau stockworks yang
berisi quartz. Silica flooding dan atau stockworks kadang – kadang hadir
dalam wallrock sepanjang batas quartzvein (urat kuarsa). Silification dapat
terjadi melalui berbagai temperatur.

- Tipe Alterasi Jenis Silication (Silicate Minerals +/- Quartz)


Silication merupakan terminologi umum untuk penambahan silica dengan
bentuk berbagai mineral silika. Hal ini berasosiasi dengan kuarsa. Seperti
pembentukan biotite atau garnet dan juga tourmaline. Silication bisa
terjadi pada daerah berbagai temperatur. Contoh klastik pergantian
limestone (calcium carbonate) dengan mineral silicate berbentuk sebuah
“skarn”, yang biasanya terjadi pada kontak intrusi batuan beku. Sebuah
subset khusus dari silication dikenal “greisenization”. Bentuk dari tipe
batuan ini disebut “greisens”, yang mana batuan ini terdiri dari parallel
veins dari Quartz + Muscovite + mineral lain (seringnya tourmaline).
Parallel veins merupakan bentuk pada zona atap dari sebuah plutonik.
Dengan veining yang intensif (banyak), beberapa wallrocks bisa
tergantikan sepenuhnya oleh mineral baru yang sama dengan pada sebuah
vein.

- Tipe Alterasi Jenis Carbonatization (Carbonate Minerals)


Merupakan terminologi umum untuk penambahan beberapa mineral
karbonat. Umumnya calcite, ankerite, dan dolomite. Carbonatization
biasanya juga berasosiasi dengan penambahan mineral albite. Alterasi
jenis ini bisa terbentuk pola zonal sekeliling ore deposit dengan kaya akan
besi (Fe).

- Tipe Alterasi Jenis Alunitic (Alunite)


Alterasi jenis ini terkait dengan lingkungan sumber mata air panas. Alunite
merupakan sebuah mineral potassium aluminium sulfat yang cenderung
membentuk ledges di beberapa daerah. Kehadiran alunite didukung
kondisi yang akan gas SO4, hal ini terjadi karena oksidasi mineral sulfide.

- Tipe Alterasi Jenis Argillic (Clay Minerals)


Alterasi jenis ini memperkenalkan beberapa variasi dari mineral lempung
seperti kaolinite, smectite, dan illite. Alterasi jenis ini pada umumnya
terbentuk pada low temperature (temperatur rendah) dan sebagian mungkin
terjadi pada kondisi atmospheric. Tanda – tanda awal alterasi argillic adalah
bleaching out (pemutihan) feldspar. Subkategori special dari alterasi jenis
ini adalah “Advanced_argillic”._Kategori_ini_terdiri_dari kaolonite +
quartz + hematite + limonite. Feldspar tercuci dan teralterasi menjadi
sericite. Keberadaan alterasi ini menunjukkan kondisi low ph (Highly
acidic). Pada temperatur yang lebih tinggi, mineral pyrophilite (White
mica) terbentuk menjadi kaolinite.

- Tipe Alterasi Jenis Zeolitic (Zeolite Minerals)


Alterasi jenis ini sering berasosiasi dengan lingkungan vulkanik tetapi bisa
terjadi pada jarak yang jauh dari lingkungan ini. Pada lingkungan
vulkanik, mineral zeolitemenggantikan matriks glass (kaca). Mineral
zeolite merupakan mineral yang terbentuk pada temperatur yang rendah,
jadi mineral ini terbentuk selama tahap redanya aktifitas vulkanik pada
daerah dekat permukaan.

- Tipe Alterasi jenis Serpentinization and Talc (Serpentine, Talc)


Tipe alterasi ini membentuk Serpentine, yang softness, waxy, kehijauan,
dan massive. Tipe alterasi ini hanya ditemukan ketika batuan asal adalah
batuan mafic atau ultramafic. Tipe batuan ini relatif memiliki kandungan
besi dan magnesium yang banyak. Serpentine merupakan mineral yang
terbentuk pada temperatur yang rendah. Talc hampir sama dengan mineral
serpentine, tetapi penampakkannya sedikit berbeda (pale to white).
Alterasi Talc mengindikasi sebuah konsentrasi magnesium yang tinggi
selama proses kristalisasi terjadi.

- Tipe Alterasi Jenis Oxidation (Oxide Minerals)


Merupakan pembentukan semua mineral oksidasi. Yang paling umum
dijumpai adalah hematite dan limonite (oksida besi), tetapi banyak jenis
bisa terbentuk, tergantung kandungan metal di dalamnya. Sulfida
merupakan mineral yang sering terlapukkan dengan mudah karena rentan
dengan oksidasi dan digantikan oleh oksida besi. Oksida terbentuk dengan
mudah pada permukaan atau dekat permukaan dimana oksigen pada
atmosfer lebih mudah tersedia. Temperatur oksidasi bervariasi. Ini bisa
terjadi pada permukaan atau kondisi atmosferik atau bisa terjadi pada low
to moderate temperature dari fluidanya.

Anda mungkin juga menyukai