Anda di halaman 1dari 14

PAPER PETROLOGI DI DALAM ENDAPAN MINERAL

SEMESTER 5

OLEH :
NICOLAS SATRIA SAMOSIR
072001800064
ENDAPAN MINERAL A
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
ABSTRAK

Endapan mineral (bahan tambang )merupakan salah satu kekayaan alam yang berpengaruh
dalam perekonomian nasional. Oleh karenai tu upaya untuk mengetahui kuantitas dan
kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang
lebih tinggi, seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi,
semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan
cadangan.

Petrologi yaitu ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang mencakup cara
terjadinya, komposisi batuan, klasifikasi batuandan sejarah geologinya. Batuan sebenarnya
telah banyak dipergunakanorang dalam kehidupan sehari-hari hanya saja kebanyakan orang
hanyamengetahui cara mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahuiasal kejadian
dan seluk-beluk mengenai batuan ini. Batuan merupakan bahan pembentuk kerak bumi.
Batuan didefenisikan sebagai kumpulandari satu atau lebih mineral yang terbentuk di alam
secara alamiah yangmerupakan bagian dari kerak bumi. Batuan adalah materi yang terbentuk
secara alamiah, telah terkonsolidasikan, terdiri dari satu jenis mineral monominerallic atau
lebih dan umumnya terdiri dari agregat! kumpulandari beberapa mineral yang berbeda.
1.1 DASAR TEORI

1.1.1 Endapan Mineral

Endapan mineral (bahan tambang )merupakan salah satu kekayaan alam yang berpengaruh
dalam perekonomian nasional. Oleh karenai tu upaya untuk mengetahui kuantitas dan
kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu diusahakan dengan tingkat kepastian yang
lebih tinggi, seiring dengan tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi,
semakin besar pula tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan
cadangan.

Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkaian proses yang mengubah kondisi suatu
batuan menjadi suatu endapan dengan kandungan mineral bijih yang disebut proses ubahan
(alteration). Proses tersebut akan menghasilkan mineral logam (metalic mineral) dan mineral
ubahan (alteration mineral), struktur serta tekstur batuan yang berubah karenanya.

Kebanyakan bijih di dunia ini yang ditambang adalah berasal dari mineral bijih yang
diendapkan oleh larutan hidrotermal. Asal larutan hidrotermal masih sulit dipecahkan.
Beberapa larutan berasal dari pelepasan air yang terkandung dalam magma saat magma naik
dan mendingin. Lainnya berasal dari air meteoric atau air laut yang bersirkulasi dalam kerak.
Endapan mineral yang terbentuk oleh air laut yang terpanaskan aktifitas vulkanisme, dan
endapannya berbentuk senyawa sulfide, yang dinamakan volcanogenic massive sulfide
deposits.

Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan,
komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali
pengendapan bahan galian (geologic controls). Ilmu yang mempelajari dan membahas
mengenai mineral baik yang bersifat logam maupun non logam serta batuan dan asosiasinya
didalam kulit bumi beserta cara terjadi dan penyebarannya disebut ilmu Geologi Ekonomi.
Penyebaran mineral dan batuan tersebut menyangkut mengenai tempat terdapatnya, bentuk,
ukuran, mutu, jumlah dan kontrol geologinya.

Proses-proses pembentukan endapan mineral baik yang memiliki nilai ekonomis, maupun
yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai proses
pembentukan , keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral-mineral tersebut. Mineral yang
bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaan dan keterdapatannya dengan
memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa
proses eksplorasi penyelidikan, pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa
keberadaan suatu endapan mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat
berpengaruh,antara lain banyaknya dan distribusi unsur-unsur kimia, aspek fisika dan
biologis.

Kebutuhan umat manusia akan mineral semakin lama semakin meningkat dan bertambah
banyak baik dalam jumlah maupun macam atau jenisnya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan
teknologi dan penemuan-penemuan baru dalam berbagai industri yang banyak memerlukan
bahan baku mineral.

Ilmu yang mempelajari dan membahas mengenai mineral baik yang bersifat logam maupun
non logam serta batuan dan asosiasinya didalam kulit bumi beserta cara terjadi dan
penyebarannya disebut ilmu Geologi Ekonomi. Penyebaran mineral dan batuan tersebut
menyangkut mengenai tempat terdapatnya, bentuk, ukuran, mutu, jumlah dan kontrol
geologinya.

Bahan galian adalah produk dari suatu magma dimana magma merupakan larutan silica panas
yang kaya akan elemen-elemen volatile dimana magma tersebut berada jauh di bawah
permukaan bumi yang kemudian melalui reaksi panas dari massa padatan.

Macam-macam proses pembentukan bahan galian:

1. Magmatic Concentration

2. Sublimation
3. hydrothermal processes

4. Sedimentation

5. Metasomatism dan Metamorfisma

1. Magmatic Concentration

Terbentuknya bahan galian karena adanya diff dari magma. Magma sebagai cairan panas dan
pijar merupakan sumber dari jebakan bijih yang terjadi dari bermacam-macam komponen,
dimana dari masing-masing komponen mempunyai daya larut yang berlainan. Pada waktu
magma naik ke permukaan bumi, maka temperature dan tekanannya akan turun. Akibatnya
terjadi kristalisasi, dimana komponen yang sukar larut akan mengkristal lebih dahulu sebagai
terbentuk endapan bijih.

Proses magmatic concentration dibagi atas:

I. Early magmatic

Early magmatic disebabkan karena terjadi langsung dari proses magmatic mineral yang
terjadi lebih cepat dari membekunya batuan silikat dan dipisahkan oleh kristalisasi diff.

a. Dissemination

Dimana mengkristalnya mineral-mineral terpencar tanpa adanya konsentrasi.

b. Segregation

Terjadi dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral. Ciri-ciri jebakan ini:

hubungan dengan magma jelas

endapan terdapat dalam lingkungan intrusi

karena adanya gravity dif, maka dalam teksturnya menunjukkan pseudootrasigrafi.

Contohnya Cebakan chromite di Transvall, Africa Selatan dalam batuan anorthosite yang
mempunyai lapisan Cr 20-30 inch.

c. Injection
Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasoi diff, kemudian massa ini menerobos
masuk ke dalam celah-celah batuan sekelilingnya. Hubungan struktur dari jebakan dengan
batuan yang diterobosnya jelas sekali menunjukkan adanya injection.

Ciri-cirinya:

 adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya.


 Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalam batuan aslinya.
 Terjadi metamorphose pada dinding batuan.

Contohnya Cebakan Titaniferous magnetite di Cubarland dan Cebakan magnetite di faruna


Swedia.

II. Late magmatic

Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa magma
yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak. Magma dari
endpan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi. Jebakan ore mineral late magmatic
terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan
rangkaian reaksi.

Perubahan ini disebut Deuteric alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku
dan cirri-cirinya hampir mirip dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan
hydrothermal.

Jebakan late magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan disebabkan
oleh bermacam-macam proses differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam
golongan ini.

a. Residual Liquid Segregation

Dalam proses diff magma, residual magma umumnya lebih kaya akan silikat alkali dan uap
air. Twetapi pada jenis magma yang basic menjadi kaya oleh Fe dan Ti. Ini adalah magma
yang utama yang menghasilkan anorthosite. Plagiocelah mengkristal pertama-tama dan Fe
oksida dengan atau tanpa piroxenne mengkristal belakangan. Resudual liquid tadi mungkun
menerobos keluar atau bisa juga trepisah dari rongga-rongga kristal dari dapur magma dan
mengkristal disitu tanpa perpindahan.
Beberapa badan bijih yang terjadi cukup besar dan kaya untuk membetuk jebakan yang
berharga. Jebakan ini umumnya sejajar dengan struktur primer btuan sekitarnya yang
umumnya terdiri dari anhorthsite, norite, gabro atau batuan lain.

Contohnya Cebakan Titanifereous magnetite di Bushveld complex di Afrika Selatan dan


Cebakan platinum di Iron Mountain, Wyo.

b. Residual Liquid Injection

Proses ini hampir sama dengan diatas, dimana kumpulan residual liquid yang banyak
mengandung Fe oleh adanya tekanan dari luar menyebabkan :

 Liquid menerobos keluar ke tempat yang tekanannya lebih rendah ke dalam celah atau
perlapisan batuan di atasnya.
 Jika pengumpulan liquid ini tidak terjadi, maka residual liquid yang kaya Fe akan
terfilter keluar membentuk late magmatic injection deposite.

c. Immiscible Liquid Segregation

Dalam sisa magma yang basic dari Fe-Ni-Cu Sulphide berupa saat pendinginan mereka
memisah membentuk bagian yang tidak bisa bercampur mengumpul pada dasar sumber
magma membentuk larutan yang terpisah.

Contoh nya Di Sudbury Ontario, Canada terdapat cebakan bijih Ni dalam bentuk lensa yang
teratur pipih disebut Marginal Deposite. Keseluruhan ini terdapat dalam batuan norite brexia
dimana mineral-mineralnya adalh pyrrhotite, Chalcopyrite, Petlandite ( bijih Ca dan Ni ),
magnetite, pyrote.

Cebakan Ni, Cu Sulphide di Insizwa Afrika Selatan, mineral Pyrrhotite, Chalcopyrite,


Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan sedimen. Di samping itu terdapat pula au
dan Ag.

d. Immiscible Liquid injection

Proses ini hampir sama dengan proses Immiscible Liquid Segregation di atas. Dimana pada
residu liquid yang kaya akan suphide diselingi gangguan sebelum konsolidasi sehingga
menyebabkan liquid menerobos ke dalam celah-celah batuan. Bentuk jebakan tidak teratur
atau dapat mirip bentuk dike.

2. Sublimation
Proses ini termasuk suatu proses yang kurang begitu penting dalam ganesa bahan galian.
Dalam proses sublimasi terjadi penguapan yang langsung dari bentuk badan kemudian diikuti
ore deposit/pengendapan dari uap tersebut pada temperatur atau tekanan yang lebih rendah.
Proses ini berhubungan erat dengan gejala vulkanis adalah endapan minerqal yang terdapat
disekitar gunung api fumarol, dimana kebanyakan tidak cukup besar dikerjakan, yang penting
hanya beberapa endapan Sulphide, misalnya di Itali, Jepang, dan Indonesia. Sedang beberapa
endapan yang tidak ekonomis seperti endapan cloridha Fe, Cu, Zn: Oksida Fe, Cu, boracic
acis dan logam – logam alkali lainnya.

3. Hyrothermal Processes

Dalam poses differensiasi magma akan menghasilkan product akhir berupa larutan magma
dimana didalamnya dapat terkonsentrasi bermacam-macam meta, disebut juga larutan
hydrothermal. Larutan hydrothermal ini mengangkut mineral-mineral yang terkumpul
didalam intrusi membentuk cebakan mineral-mineral yang ekonomis.

Sesuai dengan temperatur pembentukannya dan jarak terhadap intrusi magma, menurut
Lingren, proses hidrothermal dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :

 Proses pada temperatur tinggi (Hypothermal)


 Proses pada temperatur intermedia (Misothermal)
 Proses pada temperatur rendah (Epithermal)

4. Sedimentation

Endapan sediment adalah endapan yang terbentuk dari proses pengendapan dari berbagai
macam mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan asalnya, yang kemudian
terakumulasi dan tersedimentasikan pada suatu tempat.

5. Contact Metasomatisma dan Metamorfisma

Dalam proses magmatic dimana adanya intrusi dari magma terhadap batuan sampingnya,
maka oleh pengaruh kontak dari gas pada temperatur tinggi yang keluar dari magma, akan
terjadi dua gejala yang penting.

Effect gas panas ini menurut Barrel ada dua macam:

1. Contact Metamorphism. Yaitu effect gas panas dan tekana tanpa diikuti penambahan
material baru dari dapur magma.
2. Contact Metasomism, yaitu effect gas panas diikuti penambahan material dari dapur
magma. Penambahan pada contact metamorphism menimbulkan cebakan mineral
yang penting, kecuali beberapa non metalicl deposite sepertri sillimanite, sedangkan
dalam contact metasomisim dapat menghasilkan cebakan mineral yang berharga dan
sifatnya lain sama sekali.

1. Contact Metamorphisim dapat menyebabkan:

Internal effect (endogene), yaitu effect yang terjadi pada batas tepi dari masa intrusi itu
sendiri, hal ini terutama mengubah texture dari mineral – mineral pada daerah tepi tersebut.
Kemungkinan dapat terjadi pegmatit mineral seperti tourmaline, beryl atau garnet.

External effect (exogene), yaitu effect terhadap batuan yang diterobos oleh massa beku
tersebut.

2. Contact metasomism.

Disebut juga pneumatolitic proses. Dengan material tambahan yang dibawa serta oleh magma
dimana oleh reaksi metasomism dengan batuan senntuhan disekelilingnya membentuk
mineral-mineral baru pada keadaan temperatur yang tinggi.

Syarat kondisi untuk terjadi metasomisma kontak :

 Type tertentu dari magma (komposisi intermed) grano deorite, biotite, quartz
monzonite, manchoniten.
 Magma mengandung Rock Jarming mineral.
 Kedalam cukup memadai, tidak terlalu dalam, cukup 4000-6500 jaraknya dari
permukaan bumi pada temperatur 800 derajat celcius.
 Bersentuhan dengan batuan yang relatifd seperti CaCo3.

Gejala metasotisme kontak sering terlihat pada structure batuan seperti lapisan yang miring,
retak, celah – celah dan patahan.

Mineral – mineral yang dihasilkan oleh proses metasotisme kontak antara lain adalah :
Magnite, hematite, chalcopyrite, bornite, pyrite, pyrolusite, spalerite, molybdenite, galena,
caserite, wolframite, sckiste, graphite, massareno pyrite, mineral – mineral manganis.
1.1.2 PETROLOGI

Petrologi adalah bidang geologi yang berfokus pada studi mengenai batuan. Kata petrologi
itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu". Didalam petrologi
dipelajari tentang batuan, baik mengenal cara terdapatnya, cara terbentuknya di pemukaan
bumi, komposisi mineral, asal mula batuan, dan hubungannya dengan proses – proses geologi
serta sejarah geologi. Petrologi juga di katakan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
meliputi petrogenesa dan petrografi. Petrogenesa adalah ilmu yang mempelajari tentang asal
usul batuan sedangkan petrografi yaitu mempelajari cara pendeskripsian batuan berdasarkan
tekstur, komposisi mineral dan susunan kimianya.

Secara umum batuan pembentuk kulit bumi dibagi atas 4 macam yaitu :

 Batuan Beku
 Batuan Piroklastik
 Batuan Sedimen
 Batuan Metamorf

1. Batuan Beku ( Igneous Rock )

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan
sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut yaitu kenaikan temperatur,
penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

2. Piroklastik

Batuan piroklastik adalah Merupakan batuan vulkanik yang bertekstur klastik dan hasil dari
erupsi gunung api atau batuan beku yang oleh proses gunung api, dilemparkan (eksplosif)
dengan material penyusun asal yang berbeda (W.T. Huang, 1962) selanjutnya material
tersebut terendapkan dan tertransportasikan (W.T.G , 1954). Batuan piroklastik adalah batuan
yang tersusun atas fragmen-fragmen hasil erupsi vulkanik secara eksplosif. Hasil letusan
gunung api umumnya berupa produk efusif, yaitu berupa lava dan produk eksplosif yang
dapat berbentuk padat atau fragmental, gas dan cair. Batuan piroklastik juga merupakan
batuan transisi antara batuan beku dengan batuan sedimen dan disebut juga dengan
agglomerat, ketika partikel-partikel tepra berukuran bom atau tufa ketika partikelnya adalah
lapili atau abu.

3. Batuan Sedimen ( Sedimentary Rock )

Batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan
beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan
lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan
(precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung,
termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Batuan
sediment dibentuk dari batuan –batuan yang telah ada sebelumnya (batuan beku, batuan
sediment dan batuan metamorf). Tetapi oleh karena gaya – gaya atau kekuatan dari luar kulit
bumi seperti pelapukan, pengikisan angin maka batuan–batuan tersebut hancur. Kemudian
diangkut oleh air dan kemudian diendapkan di tempat-tempat yang rendah letaknya. Mula-
mula batuan tersebut dalam kondisi lunak akan tetapi oleh proses diagenesis (proses
pembatuan) maka endapan tersebut akan menjadi keras.

4. Batuan Metamorf ( Metamorphic Rock )

Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil
transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh
suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang
dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan
fisika dan/atau kimia yang besar. Tekanan dalam proses metamofosis bersifat sebagai stress,
mempunyai besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan ini
terbentuk melalui lelehan dan dibawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai besaran
yang sama dari semua arah. Berbeda dengan batuan beku yang berbentuk melalui lelehan dan
di bawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai besaran yang sama dari semua arah. Oleh
karena itu batuan beku memperlihatkan orientasi mineral yang tidak beraturan. Protolith
dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua.
Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu sabak, batu marmer, dan skist.
Batuan metamorf menyusun sebagian besar dari kerak Bumi dan digolongkan berdasarkan
tekstur dan dari susunan kimia dan mineral (fasies metamorf) Mereka terbentuk jauh dibawah
permukaan bumi oleh tegasan yang besar dari batuan diatasnya serta tekanan dan suhu tinggi.
Mereka juga terbentuk oleh intrusi batu lebur, disebut magma, ke dalam batuan padat dan
terbentuk terutama pada kontak antara magma dan batuan yang bersuhu tinggi. Penelitian
batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan)
memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi
jauh di dalam permukaan bumi.

Proses Pembentukan Endapan Mineral

Proses pembentukan endapan mineral dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu
proses internal atau endogen dan proses eksternal atau eksogen.

Endapan mineral yang berasal dari kegiatan magma atau dipengaruhi oleh faktor endogen
disebut dengan endapan mineral primer. Sedangkan endapan endapan mineral yang
dipengaruhi faktor eksogen seperti proses weathering, inorganic sedimentasion, dan organic
sedimentation disebut dengan endapan sekunder, membentuk endapan plaser, residual,
supergene enrichment, evaporasi/presipitasi, mineral-energi (minyak&gas bumi dan batubara
dan gambut).

Proses internal atau endogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:

1. Kristalisasi dan segregrasi magma: Kristalisasi magma merupakan proses utama dari
pembentukan batuan vulkanik dan plutonik.

2. Hydrothermal: Larutan hydrothermal ini dipercaya sebagai salah satu fluida pembawa bijih
utama yang kemudian terendapkan dalam beberapa fase dan tipe endapan.

3. Lateral secretion: erupakan proses dari pembentukan lensa-lensa dan urat kuarsa pada
batuan metamorf.

4. Metamorphic Processes: umumnya merupakan hasil dari contact dan regional


metamorphism.

5. Volcanic exhalative (= sedimentary exhalative); Exhalations dari larutan hydrothermal


pada permukaan, yang terjadi pada kondisi bawah permukaan air laut dan umumnya
menghasilkan tubuh bijih yang berbentuk stratiform.

Proses eksternal atau eksogen pembentukan endapan mineral yaitu meliputi:


1. Mechanical Accumulation; Konsentrasi dari mineral berat dan lepas menjadi endapan
placer (placer deposit).

2. Sedimentary precipitates; Presipitasi elemen-elemen tertentu pada lingkungan tertentu,


dengan atau tanpa bantuan organisme biologi.

3. Residual processes: Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu pada batuan


meninggalkan konsentrasi elemen-elemen yang tidak mobile dalam material sisa.

4. Secondary or supergene enrichment; Pelindian (leaching) elemen-elemen tertentu dari


bagian atas suatu endapan mineral dan kemudian presipitasi pada kedalaman menghasilkan
endapan dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

Klasifikasi Endapan Mineral

Asosiasi kelompok endapan mineral dan batuan masing-masing mempunyai cirri asosiasi
komposisi unsure kimia, dapat diklasifikasikan dalam grup tertentu, misalnya:

1. Endapan mineral magmatic dicirikan dengan kelompok unsure Cr, Ni, Ti, Cu, V, C, Bi
(Segresi); Be, B, Li, Mo, W, P, F, REE, U, Th (pegmatit); F, Cl, Sn, Mo, W, Au, Cu
(pneumotolitik); Al, Zn, W, Mo, Fe, Cu, Au, Sn (Skarn); Cu, Pb, Zn, Au, Ag, Fe, Co, B, U,
Ni, Sb, As, Hg (hidrotermal); Fe, Cu, Pb, Zn, Au (Exhalative sub marine/kuroko).

2. Endapan mineral sedimentasi dicirikan kelompok unsure Cu, Pb, Mn, Ag, Au
(Supergen); Ni, Fe, Al (residual, laterit); Au, Pt, Ti, Cr, gems (plaser); gypsum (evaporit);
mineral energi: batubara, migas (organic); lempung, pasir, pebble, gravel, karbonat, feldspar,
sirtu (klastik): karbonat (kimia, organik).

3. Endapan mineral metamorfik dicirikan kelompok unsure Au, U, Mg, Al, Pb, Cu, Zn
(regional metamorfik)
DAFTAR PUSTAKA
https://mwamir.wordpress.com/geologi/laporan-praktikum/endapan-mineral/
https://tambangunp.blogspot.com/2013/10/proses-terbentuknya-endapan-bahan-galian.html
http://toba-geoscience.blogspot.com/2011/07/endapan-mineral-mineral-deposit.html
https://syawal88.wordpress.com/2010/08/12/proses-pembentukan-endapan-mineral/
http://novianto-geophysicist.com/2012/01/mineral-pada-sistem-magmatik.html
http://newleonardosevrii.blogspot.com/2016/03/bab-1-pendahuluan-petrologi.html

Anda mungkin juga menyukai