I.
Dilihat dari segi lingkungan formasinya, mineral adalah produk seri yang
kompleks dari bahan kimiawi, fase reaksi (kristalisasinya) yang dilewati melalui
suatu permulaan dari keadaan atom-ataom yang tidak teratur dalam kurun
waktu tertentu atau dengan cara yang homogen, kemudian pada suatu saat
dalam formasinya selama pertumbuhannya mineral berusaha untuk mencapai
keadaan seimbang dengan lingkungannya. Hal inilah yang menyebabkan
mengapa setiap perubahan dalam kondisi-kondisi (seperti tekanan, suhu,
keasaman larutan, dll) jika salah satunya terganggu akan mengganggu
pertumbuhannya atau akan membentuk dirinya melalui perubahan-perubahan di
dalam pengaturan inti mineral (seperti kerusakan struktur, persent inklusi, zonasi
kimiawi).
Secara fase reaksi (kristalisasi), maka proses kristalisasi pembentukan mineral
dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
a.
Nucleation
Yaitu pembentukan inti dari mineral yang inti tersebut dapat membesar
banyak
inti
dengan
kristal
yang
kecil-kecil
pada
akhir
pertumbuhannya.
Dari kenyataan ini, kita tidak dapat mengharapkan bahwa di alam kita akan
selalu menemukan mineral yang menghablur atau mengkristal dengan bentuk
kristal yang jelas dapat dilihat. Hal ini disebabkan karena jarang sekali
ditemukan penghabluran/ pengkristalan yang sempurna. Sudah merupakan
suatu keuntungan apabila kita dapat menemukan mineral yang setengah jadi
saja. misalnya sering terlihat pada Kuarsa yang hanya satu ujungnya saja
berbentuk piramida dan sebagian tubuhnya/batangnya saja yang terlihat. Kita
harus puas bila menemukan beberapa sisi atau bidang saja, dan selanjutnya
harus dapat menganalisa sendiri untuk menentukan jenis mineralnya.
Ukuran kristal yang terjadi di alam berbeda-beda dan waktu yang diperlukan
untuk proses pertumbuhannya juga berbeda-beda. Beberapa mineral terbentuk
dalam waktu yang pendek (misalnya kristal-kristal Gypsum), namun kristalkristal lainnya mengalami pertumbuhan pada kecepatan kurun waktu geologi
yang cukup lama, sebagai contoh sudah dapat diperhitungkan bahwa beberapa
kristal Kuarsa di rongga pegunungan Alpen memerlukan waktu 200.000
300.000 tahun untuk mencapat ukuran dimensinya pada masa kini. Demikian
juga halnya dengan ukuran kristalnya, ada kristal Kuarsa yang panjangnya 50 cm
atau bahkan lebih, begitu pula halnya Gypsum dan Beryl dan sebaliknya ada
juga kristal Kuarsa, Zircon, Apatite yang hanya sepersekian millimeter saja
ukurannya.
II.
Lingkungan Magmatic
2.
Lingkungan Sedimentary
3.
Lingkungan Metamorfic
Tiap lingkungan ini dapat dibagi lagi menjadi Subsidiary Environment
variasi tekanan gas yang luas akan tetapi umumnya sangat terbatas dalam
komposisi kimia. Lingkungan metamorphic dicirikan oleh range temperature dan
tekanan yang luas, dimana materialnya dapat berasal dari semua batuan yang
ada sebelumnya. Oleh karena itu sangat berguna bila kita memperhatikan asal
dan asosiasi dari mineral-mineral yang terdapat di dalam ketiga group besar di
atas.
1. Konsentrasi magmatik
Deposit magmatik
2. Sublimasi
Sublimat
3. Kontak metasomatisme
4. Konsentrasi hidrotermal
Pertukaran ion pada batuan
Lapisan-lapisan sedimenter
5. Sedimentasi
Evaporit.
Konsentrasi residuil
6. Pelapukan
Placer.
7. Metamorfisme
8. Hidrologi
Deposit metamorfik
Air tanah, garam tanah, endapan
caliche.
hal
mutu,
besarnya
cadangan
maupun
jenis-jenis
mineral
penyertanya/ikutannya.
Diantara
proses-proses/tenaga-tenaga
geologi
yang
bekerja
membentuk
endapan bahan galian, maka air memegang peranan yang dominan. Di dalam
perannya air dapat dalam bentuk uap air, air magmatik yang panas, air laut, air
sungai, air tanah maupun air permukaan. Disamping air, maka temperatur,
reaksi kimia, sinar matahari, metamorfisme, tenaga-tenaga arus gelombang juga
merupakan faktor-faktor pembentuk endapan bahan galian.
Mengenal dan mengetahui proses-proses yang dapat membentuk endapan
bahan
galian
ini
sangat
membantu
dalam
pencarian,
penemuan
dan
KONSENTRASI MAGMATIK
Beberapa mineral yang terdapat dalam batuan beku yang mempunyai
nilai-nilai ekonomis, tetapi pada umumnya konsentrasinya (pemekatan dari
larutan magma) terlalu kecil untuk dapat diproduksi secara komersial. Olah
karena itu diperlukan suatu proses konsentrasi untuk dapat mengumpulkan
akan
mengalami
penurunan
temperatur
secara
perlahan-
Kristalisasi dan pemisahan, tipe deposit yang dihasilkan Khrom dan Platina
Atau disebut juga diferensiasi kristalisasi, yaitu suatu proses pemisahan
Akumulasi dan atau larutan residual, tipe deposit yang dihasilkan Besi Titan,
Besi
sangat
diperlukan
dalam
industri
berat.
Bijih
Besi
mempunyai nilai ekonomis yang penting kalau prosentasi besinya tinggi. Besi
terdapat dalam persenyawaan oksida, karbonat dan sulfida. Endapan Besi yang
berarti harus mengandung kira-kira 50 60 % Besi. Bijih Besi terjadi dari
pembekuan langsung dari magma maupun dari hasil pelapukan batuan ultra
basa. Sebagai akibat langsung pembentukan magma dapat ditemukan di Sungai
Ella KalBar yang ditemukan Besi dalam bentuk lensa. Cebakan-cebakan primer
ini mengandung besi seperti Magnetite, Hematite dan Pirit.
b.
Akumulasi dan pemisahan larutan, tipe deposit yang dihasilkan Nikel dan
Tembaga
Proses-prose pada magmatik tahap akhir dengan cara akumulasi dan
pemisahan larutan magma selama proses perjalanannya naik ke permukaan
bumi juga akan menghasilkan endapan-endapan bahan galian yang ekonomis
antara lain :
Nikel, biasanya terdapat dalam tanah yang terletak di atas batuan Basa,
mineral yang mengandung Nikel ditemukan pada Garnerit dan Pyrhotite.
Produksi Nikel terbesar di dunia ditemukan di Canada yang berhubungan dengan
batuan basa Norite, nikel terdapat dalam mineral Pentlandite dalam bentuk
lempeng-lempeng halus dan butiran-butiran kecil bersama pyrhotite dan
chalcopyrite. Di Indonesia tempat penemuan Nikel terdapat di Sulawesi Tengah
dan Sulawesi Tenggara, Nikel ditemukan dalan batuan ultrabasa Peridotite.
Logam ini tidak ditemukan dalam peridotite itu sendiri, akan tetapi sebagai
pelapukan batuan tersebut. Mineral-mineral nikel disini ditemukan dalam
Garnerit.
c.
Pegmatit
Sifat kimia dan geologi membuktikan bahwa lelehan sisa dari fraksinasi
kristalisasi suatu magma umumnya merupakan suatu cairan silikat yang kaya
akan alkali-alkali dan aluminium, mengandung air serta volatil-volatil lainnya.
Residu yang demikian memungkinkan tidak mempunyai kecairan yang biasanya
dari suatu lelehan silikat, diakibatkan oleh konsentrasi-konsentrasi volatil-volatil.
Tekanan-tekanan
dari
volatil
ini
merupakan
tenaga
penggerak
untuk
ciri
khas
ukuran/besar
butirnya
sangat
kasar,
dan
bentuk
kejadiannya/berbentuk tabular/pipa.
Pegmatite secara ekonomis telah dimanfaatkan untuk :
-
2. Oksida
(Wolfromite)
Nikel-Tembaga (Chalcopyrite), Nikel (Pentlandite)
3. Sulfida
SUBLIMASI
Proses sublimasi merupakan proses yang tidak begitu berarti dalam
pembentukan bahan galian, tetapi memang ada bahan galian yang terbentuk
oleh proses ini.
Proses sublimasi menyangkut perubahan langsung dari keadaan gas atau uap
menajdi keadaan padat, tanpa melalui fase cair. Proses ini berhubungan erat
dengan kegiatan gunung berapi dan fumarol, tetapi sublimat yang dihasilkan
sering
jumlahnya
tidak
cukup
banyak
untuk
dapat
ditambang
secara
yang
berada
di
dalam
magma).
Umumnya
hot
springs
sudah
Namun
kadang-kadang
disekitar
hot
spring
diendapkan
opaline
silika/sintersilika yang merupakan endapan silika yang terlarut dalam air panas,
atau tufa gampingan karena ikut terlarutnya CaCO 3. Selain itu juga kadangkadang diendapakan Sulfur dan sulfida-sulfida dalam jumlah yang kecil. Sebagai
contoh : Sulfur Bank di California yang merupakan endapan hot spring yang
ditambang sebagai tambang mercury.
Endapan-endapan hot spring umumnya berasosiasi pada jalur gunungapi dengan
sumber panas yang relatif agak dangkal/dimana akan terbentuk daerah-daerah
panas bumi yang dipermukaannya teramati sebagai sumber air panas, lapangan
Fumarole, Solfatar dan kubangan lumpur panas. Masa air panas yang terbentuk
di dalam bumi pada suatu saat akan merembes/mencapai permukaan bumi
membentuk sumber-sumber air panas.
Fumarole
Fumarole pada umumnya berasosiasi dengan aktifitas susulan dari
kegiatan gunungapi setelah erupsi/letusan yang sebenarnya. Biasanya aktifitas
susulan dari gunungapi (post vulkanik) ditandai dengan gejala-gejala di daerah
gunungapi berupa : Fumarole, Solfatar, Mofet dan Geyser yang umumnya
mengandung jenis-jenis asam dan bahan-bahan lainnya pembentuk mineral.
Lingkungan terbentuknya Fumarole di daerah gunungapi yang masih aktif
dimana gas-gas panas sedang aktif mengendapkan mineral-mineral, merupakan
lingkungan yang terbatas dimana kita dapat menyaksikan proses pembentukan
mineral sesungguhnya di alam.
Seperti terbentuknya Sulfur/belerang dengan bentuk kristal-kristal menjarum
yang merupakan hasil sublimasi uap belereng tersebut.
Mineral-mineral Fumarole yang ditemui adalah :
-
chloride)
-
Fumarole
: hembusan gas dan uap air, dimana uap air umumnya lebih
banyak.
Solfatar
Gas-gas yang terkandung dalam Fumarole antara lain CO 2, H2S, HCl, CO, HF,
Asam Borak, Hidrogen dan Argon.
KONSENTERASI HIDROTERMAL
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang
disebut larutan sisa magma, yang mungkin dapat mengadung konsenterasi
logam yang dulunya berada dalam magma. Larutan sisa magma ini yang juga
disebut larutan hidrotermal, banyak mengandung logam-logam yang berasal dari
magma yang sedang membeku dan diendapkan ditempat-tempat sekitar magma
yang sedang membeku tadi. Larutan ini makin jauh letaknya dari magma makin
kehilangan panasnya, sehingga dikenal tipe-tipe deposit :
q deposit hidrotermal suhu tinggi di tempat yang terdekat dengan intrusi
q deposit hidrotermal suhu menengah ditempat yang agak jauh
q deposit hidrotermal suhu rendah di tempat yang terjauh.
Syarat-syarat penting untuk terjadinya deposit hidrotermal adalah :
a.
b.
Adanya tekanan atau rongga pada batuan yang dapat dilewati larutan.
c.
Adanya
tempat
dimana
larutan
dapat
mendepositkan
kandungan
mineralnya.
d.
e.
kalau ditambang.
Cara-cara mendepositkan mineral-mineral yang dikandungnya :
Replacement Deposit
2. Deposit Mesotermal
Terbentuk pada suhu yang sedang (200 oC - 300oC) pada kedalaman yang
menengah dari kerak bumi, terdapat di tempat yang agak jauh dari tubuh intrusi.
Tipe-tipe endapan yang dihasilkan Sulfida dari Iron, Lead, Zinc, Cooper dan Gold
bearing vein.
3. Deposit Epitermal
Terbentuk pada suhu yang rendah (50 oC - 200oC) pada kedalaman yang tidak
terlalu dalam, terdapat di tempat yang terjauh dari tubuh intrusi. Tipe-tipe
endapan yang dihasilkan Antimony (Stibnite), Mercury (Cinnabar), Silver (Native
Silver dan Silver Sulfida), Gold dan Endapan Zinc.
SEDIMENTASI
Proses-proses sedimentasi tidak saja menghasilkan batuan-batuan sedimen,
tetapi dapat juga menghasilkan deposit-deposit mineral berharga seperti
mangan, besi, tembaga, batubara, karbonat, tanah lempung, belerang, lempung
pemurni (fullers earth atau bleekarde), lempung bentonit, tanah diatome, dan
secara tidak langsung deposit vanadium-uranium. Meskipun demikian depositdeposit tersebut sebenarnya juga batuan sedimen, yang kebetulan karena sifatsifat kimiawi dan fisikanya kemudian menjadi sangat berharga. Karenanya, cara
terbentuknya juga sama dengan cara terbentuknya batuan sedimen, harus ada
batuan yang bertindak sebagai sumber (asal), harus ada suatu proses yang
mengangkut dan mengumpulkan bahan-bahan hasil rombakan batuan asal, dan
akhirnya
pengendapan
hasil
rombakan
tersebut
pada
suatu
cekungan
Air tanah, air danau atau air pada daerah laut yang tertutup seperti laguna,
dapat menghasilkan deposit-deposit mineral sebagai akibat proses penguapan.
Juga sumber-sumber air panas dapat menghasilkan deposit serupa.
Deposit-deposti mineral yang terjadi oleh proses ini adalah garam dapur dari
penguapan air laut atau air tanah yang asin, gipsum dan anhidrit berasal dari
penguapan daerah lagun atau kadang-kadang dapat juga dari daerah rawa-rawa,
garam-garam kalium dari penguapan air laut, dan dari penguapan air tanah
dapat diendapkan garam-garam natrium karbonat, kalsium karbonat, garam
nitrat dan natrium sulfat.
Melihat proses kejadiannya, maka hampir semua deposit mineral sebagai akibat
penguapan ini berbentuk tipis dan meluas, jarang dijumpai dalam bentuk yang
tebal. Misalnya endapan gipsum, biasanya tebalnya antara 1 sampai 2 meter
saja, kecuali kalau pada saat terjadinya pengendapan disertai pula dengan
penurunan dasar cekungan pengendapan secara perlahan-lahan, maka dalam
hal ini mungkin saja endapan gipsumna dijumpai dalam keadaan agak tebal.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan ketahanan mineral terhadap pecahan
karena pelapukan kimia, lingkungan dan cara terbentuknya, sedimen dapat
diklasifikasikan menjadi 6 golongan, yaitu :
1. Resistate
Sedimen
yang
terdiri
dari
mineral-mineral
primer
yang
tahan
terhadap
pelapukan dan diendapkan dengan tidak ada perubahan. Yang paling umum
adalah Kuarsa, kecuali itu mineral-mineral tambahan/accessories.
Golongan resistate merupakan pembentuk utama dari kelompok pasir/sand dan
batupasir/sandstone. Jumlah total mineral-mineral yang didapat dari sand dan
sandstone sangat besar, karena praktis setiap mineral asala batuan beku atau
metamorf
paling
sedikit
berada
dalam
lingkungan
sedimentasi.
Namun
tetap kurang tahan dibandingkan dengan Kuarsa dan akan mengurai akibat
pelapukan yang lama. Calcic feldspar lebih mudah mengurai daripada alkali
feldspar dan kadang-kadang terubah menjadi calcium zeolite (heulandite,
chabazite dan laumontite) dalam sedimen.
Mineral-mineral resistant lainnya terhadapa pelapukan akan terkumpul dalam
sand dan sandstone termasuk di dalamnya : Zircon, Garnet, Topaz, Columbite,
Andalusite, Magnetite, Ilmenite, Rutile, Monazite, Cassiterite, Gold dan Platinum,
dan beberapa daripadanya dapat dipergunakan untuk industri, endapan yang
bernilai ekonomis demikian disebut placers.
2. Hydrolysate
Sedimen ini meliputi beberapa tipe-tipe yang berbeda dalam komposisi kimia
dan mineralogi. Termasuk clay, yang terdiri dari mineral-mineral aluminosilicate,
endapan sedimentasi dari iron silicate, endapan kimiawi silicate (flint, chert dan
opal), bauxite yang terutama terdiri dari hydrate aluminium oxide.
Mineral-mineral hydrolysate terbentuk dari penguraian kimiawi mineral-mineral
silicate yang telah ada lebih dahulu. Yang paling banyak adalah mineral-mineral
clay/lempung yang terdiri dari hydrous aluminosilicates seluruhnya berstruktur
phyllosilicate dengan ukuran butir sangat kecil, seperti Kaolinite, Montmorilonite,
Glouconite, Illite dan Chlorite yang sering terdapat bersama-sama dalam suatu
sedimen tertentu.
Faktor-faktor utama yang menentukan sifat-sifat clay adalah :
-
physicochemical,
dimana
terjadi
perubahan
pada
materialnya.
-
terbentuk
tersingkirkan
dalam
pada
lingkungan
larutan.
Dapat
asam,
juga
dimana
semua
terbentuk
basa
sebagai
akan
akibat
detritus/klastik
biotite
dalam
lingkungan
marine,
tetapi
umumnya
Oxidate yang paling umum adalah ferric hydroxide, hasil oksidasi senyawa
ferrous di dalam larutan. Diendapkan sebagai Goethite/HfeO 2 atau sebagai
Hematite/Fe2O3.
Goethite
dan
Hematite
terdapat
dalam
batuan
sedimen
tercampur pasir dan lempung, berwarna coklat atau merah, bila dalam
jumlah.konsentrasi yang cukup besar akan merupakan iron ore/bijih besi yang
berharga.
Limonite dan Manganese, Limonite ialah material yang berbutir halus terutama
terdiri dari Goethite. Manganese ialah unsur lainnya yang diendapkan sebagai
oxidate, melarut didalam bentuk bivalent yang segera akan teroksidasi menjadi
Manganite/MnO(OH), Pyrolusite/MnO2 dan Psilomelane, suatu mineral kompleks
yang sebagian besar terdiri atas MnO2 dengan sejumlah kecil basa-basa lain
(biasanya barium dan potassium).
4. Reduzate
Sedimen ini meliputi endapan sedimentasi Sulfida, Sulfur dan Siderite. Termasuk
juga Coal dan Petrolum/Minyak Bumi.
Mineral-mineral reduzate relatif tidak umum, karena kondisi reduksi ada di
permukaan bumi hanya bila oksigen tidak sanggup menembusnya. Beberapa
marene shales ternyata diendapkan di dalam cekungan-cekungan pada dasar
lautan dalam kondisi mati dam pembusukan organic matter terhenti akibat
kurangnya oksigen dan terbentuknya H 2S, di bawah kondisi demikian ini iron
sulfida terbentuk, dan muncul dalam sedimen sebagai Pyrite atau Marcasite.
Pembentukan Marcasite terjadi pada kondisi lebih asam daripada pembentukan
Pyrite. Di atas daratan, pengumpulan potongan-potongan tumbuh-tumbuhan
yang akhirnya menghasilkan coal juga menyebabkan kondisi reduksi yang kuat,
yang kerap kali menyebabkan pengendapan dari ferrous carbonate (diendapkan
sebagai Siderite yang ada saat ini), beberapa formasi yang berasosiasi dengan
coal dan mempunyai kandungan siderite cukup banyak dapat ditambang sebagai
suatu iron ore. Suatu hal yang istimewa dari pembentukan mineral oleh reduksi
ialah, dihasilkannya Sulfur dari Anhydrite, proses kimianya secara reduksi dari
sulfate menghasilkan Sulfur bebas, sedangkan calciumnya diendapan kembali
sebagai calcite.
5. Precipitate
terbetnuk
juga
aragonite
terutama
di
dalam
organisme.
Aragonite biasanya berubah menjadi Calcite dalam waktu yang pendek (dalam
skala waktu geologi) namun dapat juga tidak berubah bila sudah menjadi stabil.
Calcite dan Aragonite cukup banyak diendapkan dalam lingkungan territorial,
didalam gua-gua limestone (Stalactite dan Stalagmite), disekitar mata air yang
jenuh akan CaCO3 (travertine, calc-sinter) dan di danau-danau garam (Aragonite
Oolite diendapakan didalam Great Salt Lake, Utah, Amerika pada saat sekarang).
Dolomite, kebanyakan dolomite terbentuk dari limestone akibat kerja dari
magnesium bearing water, dari banyak contoh akibat kerja air laut terhadap
calcium carbonate tersebut terbukti bahwa lubang-lubang dalam beberapa coral
reef menunjukkan kandungan dolomite dari batuan tersebut meningkat sesuai
dengan kedalamannya, hal ini dianggap sebagai akibat kerja yang kontinyu dari
magnesium dalam larutan dalam sirkulasi air laut, dolomitisasi akan berjalan
secara spontan, walaupun kecepatan reaksi biasanya berjalan secara perlahanlahan. Sifat spontan dari dolomitisasi tersebut diperkirakan oleh karena
bertambanhnya jumlah dolomite relatif terhadap limestone di dalam formasi
yang lebih tua, yang telah lebih lam mengalami proses dolomitisasi tersebut.
Phosporite,
suatu
marien
presipitate
yang
jarang
terdapa
akan
tetapi
mempunyai nilai ekonomis yang penting sebagai sumber dari serbuk phospate,
ialah Phosporite. Phosporite terdiri dari suatu variasi Apatite dan terdapat
berselang-seing dengan sedimen marine lainnya kadang-kadang meliputi daerah
yang luas. Endapan-endapan tersebut sebagian besar hasil dari pengendapan di
dasar laut pada tempat dimana sedimen lainnya hanya sedikit diendapkan. Air di
dasar lautan sesungguhnya telah jenuh oleh calcium phospate, dan perubahan
cara
diendapkannya
dari
suatu
badan
air
laut
yang
non-marine
sangat
terbatas
sekali
perkembangannya
dan
b.
padat, yaitu sebagai beban melayang (suspensi) dan sebagai beban dasar (bedload).
c.
Diantara ketiga jenis bahan sebagai hasil proses pelapukan diatas, maka bahan
jenis
pertama
kalau
merupakan
bahan
berharga
konsenterasinya
akan
berharga.
Yang berupa residu, terdiri dari mineral berharga dalam jumlah yang dapat
diusahakan.
Residu yang berupa mineral berat dan mineral ringan yang tidak dapat
larut karena sifatnya yang stabil di mana hanya mineral yang berat yang
berharga, sedang yang ringan tidak berharga. Keduanya dapat dipisahkan
dengan cara dialiri air atau udara.
Bahan yang dapat larut oleh air yang meresap ke dalam tanah dan
Keadaan topografi
Keadaan iklim
Mineral placer yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah emas, platina, tinstone,
magnetit, khromit, ilmenit, rutil, tembaga, batu mulia, zircon, monazit, fosfat,
tantalit, columbit. Diantara bahan-bahan tersebut di atas yang paling berharga
sebagai deposit placer adalah emas, platina, tinstone, ilmenit (bijih titanium),
intan dan ruby.
Air dan oksigen adalah tenaga pelapukan kimiawi yang sangat kuat, kalau
mereka bersentuhan dengan suatu deposit bijih, maka hasilnya adalah reaksireaksi kimia yang kadang-kadang dapat drastis dan merubah deposit yang sudah
ada tersebut. Air permukaan yang mengandung oksigen akan bersifat sebagai
bahan pelarut yang mampu melarutkan mineral-mineral tertentu. Suatu deposit
bijih dapat teroksidasi dan dapat kehilangan banyak kandungan mineral yang
berharga karena tercuci (leached), kemudian terbawa ke bawah oleh air
permukaan yang sedang turun ke bawah (meresap ke bawah).
Pada bagian bawah, akhirnya larutan tersebut mengendapkan kandungankandungan mineral logamnya menjadi endapan bijih teroksidasi (oxidized ores),
ini terjadi di atas muka air tanah.
Pada saat larutan memasuki air tanah di bawah muka air tanah, mereka
memasuki zona dimana tidak ada oksigen dan kandungan logamnya lalu
diendapkan dalam bentuk logam-logam sulfida. Proses tersebut dinamakan
pengkayaan sulfida sekunder. Tentu saja gambaran tersebut tidak terjadi pada
semua deposit bijih yang terkena air, karena tidak semua deposit bijih
mengandung
logam
yang
dapat
teroksidasi,
atau
iklim
yang
tidak
memungkinkan terjadinya pelarutan yang kuat. Jadi haruslah ada kondisi khusus
yang mengangkut waktu, iklim, topografi dan jenis bijih tertentu untuk dapat
terjadinya zona teroksidasi dan zona diperkaya.
KONTAK METASOMATISME
Pada saat magma yang pijar dan sangat panas menerobos lapisan batuan,
magma tersebut makin lama akan makin kehilangan panasnya akhirnya akan
membeku menjadi batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada
keadaan yang dangkal, menengah ataupun pada kedalaman yang besar,
sehingga dikenal adanya batuan beku intrusif dangkal, menengah ataupun
dalam. Dalam proses tersebut akan terlihat adanya tekanan dan suhu yang
sangat tinggi terutama pada kontak terobosannya, antara magma yang masih
cair dengan batuan disekitarnya. Pengaruh dari kontak ini dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu :
baik pada magmanya maupun pada batuan yang diterobos. Kontak ini disebut
kontak metamorfisme.
akibat pertukaran ion dan sebagainya. Dari magma ke batuan yang diterobos
dan sebaliknya. Kontak semacam ini disebut kontak metasomatisme.
Kedua jenis kontak tersebut menimbulkan hasil yang sangat berbeda kecuali
pada keadaan yang sangat jarang dapat menghasilkan endapan bahan galian
seperti silimanit. Sebaliknya, pada kontak metasomatisme dapat dihasilkan
bahan-bahan galian yang berharga. Mineral yang terjadi sebagai akibat kontak
metasomatisme akan lebih beraneka ragam bila dibandingkan dengan yang
terjadi pada kontak metamorfisme; hal ini karena pada yang disebut terakhir
tersebut hanya terjadi efek panas saja, sedang pada kontak metasomatis terjadi
efek padas dan kimiawi bersama-sama.
Manakala komposisi magma yang menerobos kaya akan material-material bahan
galian, maka akan dihasilkan deposit kontak metasomatik, terutama kalau
lingkungannya terdiri dari batuan sedimen yang gampingan, karena hal itu akan
lebih menguntungkan untuk terjadinya reaksi kimia. Magma tersebut haruslah
mengandung unsur-unsur utama yang nantinya akan menjadi bahan galian.
Penerobosan haruslah terjadi pada kedalaman yang cukup dakam,dan tidak
terlalu sangkal. Batuan yang diterobos haruslah batuan yang mudah bereaksi.
Jadi jelaslah bahwa tidak semua terobosan magma akan menghasilkan endapan
bahan galian kontak metasomatisme.
Suhu diantara kontak akan berkisar antara 500 oC sampai 1100oC untuk magma
yang bersifat silika, dan makin jauh letaknya dari kontak, suhunya makin
menurun. Terdapatnya mineral-mineral tertentu akan menunjukan shu tertentu
pula, dimana mineral tersebut terbentuk, misalnya adanya mineral wollastonit
menunjukkan bahwa suhu tidak melebihi 1125 oC, kuarsa menunjukan suhu di
atas 573oC dan seterusnya.
Bahan galian hasil kontak metasomatisme terjadi karena adanya proses
rekristalisasi, penggabungan unsur, pergantian ion, maupun penambahan unsurunsur baru dari magma ke batuan yang diterobosnya. Dari proses rekristalisasi
batugamping misalnya, akan dihasilkan batu marmer, sedangkan rekristalisasi
batupasir kuarsa akan menghasilkan batu kuarsit.
Kalau suatu batuan samping memiliki komposisi mineral AB dan CD, maka proses
penggabungan kembali (recombination) akan berubah menjadi mineral AC dan
BD, dan oleh proses penambahan unsur-unsur dari magma akan berubah lagi
menjadi mineral ACX dan BDY, dimana mineral X dan Y unsur baru dari magma.
Penambahan unsur baru dari magma sebagian berupa logam, silika, belerang,
boron, khlor, flour, kalsium, magnesium dan natrium.
Mineral logam (ore minerals) yang berbentuk dalam kontak metasomatisme
hampir semuanya berasal dari magma, demikian juga mengenai kendungankandungan
yang
penambahan unsur.
asing
pada
batuan
yang
terterobos,
melalui
proses
Jenis
magma
yang
menerobos
perlapisan
batuan
yang
akhirnya
akan
bahan
galian,
demikian
pula
dengan
magma
yang
ultrabasa.
yang
besar
meskipun
jarang
dijumpai
tetapi
kadang-kadang
dapat
samping
yang
terterobos
oleh
magma,
yang
paling
besar
menjadi
hornfels,
yang
umumnya
mengandung
mineral-mineral
perubahan
terjadi
pada
batuan
sedimen
klastik
halus
tersebut
misalnya
magma
granodiorit
yang
menerobos
gabro,
maka
Bentuk
tidak
teratur
tersebut
lebih
sering
terjadi
pada
umum
syarat-syarat
terjadinya
Bahan
Galian
akibat
Kontak
Metamorfisme adalah :
1.
2.
3.
4.
5.