Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Offshore, Volume 3 No.

2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681

Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan


Pendekatan Anisotropi Resistivitas dan Parameter Dar Zarrouk
Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
Eko Wibowo
Jurusan Teknik Geofisika, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta
Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur, Yogyakarta 55283 Indonesia
email: ekowibowo.geofisika@yahoo.com

ABSTRAK

Daerah Dangdangilo berada pada sekitar area lapangan minyak Kawengan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dengan
banyak patahan dan antiklin yang memanjang dan asimetris terbentang dari arah Barat – Laut menuju Timur Tenggara. Tinjaun
geologi menggambarkan terdapat potensi minyak dangkal (shallow hydrocarbon) pada Formasi Wonocolo dengan kedalaman sekitar
200 – 300 mdpl serta didukung dengan banyaknya sumur tradisional yang memproduksikan minyak pada kedalaman tersebut. Namun
distribusi secara lateral potensi minyak perlu diperkirakan salah satunya dengan metode geolistrik dengan memanfaatkan anisotropi
resistivitas dan parameter Dar Zarrouk. Indikasi keberadaan fluida hidrokarbon pada ini berada pada kedalaman 170 – 180 meter,
360 – 365 meter dan kedalaman 375 – 380 meter. Indikasi keberadaan hidrokarbon ini termati dengan gejala perubahan nilai
resitivitas.

katakunci : Shallow hydrocarbon, anisotropi resisitivitas, Dar Zarrouk, Formasi Wonocolo

ABSTRACT
The Dangdangilo area is located around the Kawengan oil field, Bojonegoro Regency, East Java with many elongated and
asymmetrical faults and anticlines extending from the West-Sea direction to the Southeast East. Geological reviews represent the
potential of shallow oil (shallow hydrocarbons) in the Wonocolo Formation with a depth of about 200 - 300 meters above sea level
and supported by traditional wells that produce oil on the plain. However, the lateral potential distribution of oil is needed one of
them by the geoelectric method using resistivity anisotropy and Dar Zarrouk parameters. Successful indications of hydrocarbon
fluids at a depth of 170-180 meters, 360-370 meters and a depth of 375-380 meters. Indications for consideration of hydrocarbons
are related to variations in resitivity values.

Keyword : Shallow hydrocarbon, anisotropi resisitivitas, Dar Zarrouk, Formasi Wonocolo

I. PENDAHULUAN
Daerah Dangdangilo berada pada sekitar mengetahui potensi dangkal untuk menentukan
area Lapangan Minyak Kawengan. Awalnya skenario pengembangan terbaik dalam mengem-
Lapangan Kawengan ditemukan pada tahun 1898 bangkan lapangan.
oleh Royal Dutch Shell, dan dikembangkan pada Salah satu metode yang digunakan untuk
tahun 1926 oleh BPM sebagai struktur penghasil mengetahui potensi keberadaan shallow hydro-
minyak Ngrayong. Setelah Lapangan Kawengan carbon pada Formasi Wonocolo adalah meng-
dikembangkan oleh BPM. Lapangan Kawengan gunakan metode geolistrik resistivitas dengan
ladang minyak yang telah cukup lama ada, dan menganalisa anisotropi resistivitas dan perkiraan
telah menghasilkan lebih dari 100 MSTB, serta parameter Dar Zarrouk. Metode ini cukup efektif
diperkirakan lebih dari 18 MSTB sisa minyak dan efisien dengan pertimbangan harga yang relatif
masih ada. Ini menyiratkan bahwa status lapangan murah dan waktu yang singkat. Resolusi vertikal
masih menjanjikan untuk dikembangkan. Studi pengukuran geolistrik VES sangat terbatas pada
lanjut mengenai keberadaan potensi shallow kedalaman yang besar dikarenakan jarak datum
hydrocarbon pada Formasi Wonocolo perlu point. Menurut Singh dkk. (2004) dan Okonkwo
dilakukan dalam rangka untuk memahami potensi dkk. (2015) Teknik yang dilakukan untuk
realitas yang tersisa dari lapangan. Studi ini mengurangi tingkat ketidakpastian (uncertainty)
penting untuk digunakan sebagai pedoman dan dengan mendetilkan kurva sounding resisitivitas

 76 
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

menggunakan pendekatan anisotropi resistivitas hydrocarbon yang berkaitan dengan ketebalan dan
dan mencari parameter Dar Zarrouk (S untuk kedalaman serta sebaranya di bawah permukaan
conductance parallel dan dan T untuk resistance pada zona dangkal Formasi Wonocolo di daerah
normal). Tujuan dari penelitian ini ingin Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
memetakan dan mengetahui karakter shallow

Gambar 1. Peta lokasi Dangdangilo terhadap Lapangan Minyak sekitaranya

II. DASAR TEORI


1. Metode Resistivitas
Resistivitas dapat didefenisikan sebagai Dalam kasus eksplorasi geolistrik, untuk
kuantitas yang dapat mengkarakterisasi sifat menghitung resistivitas batuan diturunkan dari arus
kelistrikan, karena hanya bergantung pada jenis listrik pada medium homogen setengah ruang tak
atau material. Resistivitas juga sering disebut berhingga, analogi ini sebagai medium setengah
sebagai tahanan jenis yaitu kemampuan suatu ruang tak berhingga karena jarak elektroda jauh
medium untuk menghambat arus listrik. Faktor lebih kecil dari jari-jari bumi. Akan tetapi karena
yang dapat mempengaruhi resistivitas batuan sifat bumi yang ada pada umumnya berlapis
antara lain: (terutama di dekat permukaan), maka asumsi
1. Kandungan mineral logam dan non logam medium bumi homogen tidak terpenuhi. Oleh
2. Kandungan fluida dan air garam karena itu resistivitas yang terukur bukan
3. Perbedaan tekstur batuan merupakan resistivitas yang sebenarnya (true
4. Perbedaan porositas batuan resistivity), akan tetapi yang terukur adalah
5. Perbedaan permeabilitas batuan resistivitas semu (apparent resistivity) yang
6. Perbedaan temperatur, disimbolkan dengan ρa.

 77 
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681

Harga resistivitas semu tergantung pada yang cenderung lebih rendah terhadap batuan
resistivitas lapisan-lapisan pembentuk formasi dan disekitarnya.
sebaran medium sebagai akibat keadaan geologi
bawah permukaan, spasi dan susunan elektroda. 2. Konfigurasi Vertical Electrical Sounding
Sehingga berlaku persamaan: (VES)
V 1 Konfigurasi Schlumberger/Vertical Electrical
  2 Sounding (VES), elektroda potensial (P1 dan P2)
I G (1)
diletakkan pada jarak tetap (b), yaitu tidak lebih
dari seperlima dari setengah jarak elektroda arus
2 (a). Saat jarak elektroda arus semakin besar, maka
Faktor G diberi lambang K yang tegangan yang diukur antara P1 dan P2 akan
menunjukkan faktor geometri dari konfigurasi bernilai sangat rendah dikarenakan gradien
elektroda yang digunakan dalam pengukuran. Hal potensial semakin menurun dengan meningkatnya
tersebut menunjukkan fungsi kedudukan dari pemisahan elektroda arus . Oleh karena itu, jarak
elektroda arus dan potensial, sehingga persamaan antara elektroda potensial satu dengan yang lain
(1) dapat dituliskan sebagai: harus diperbesar. Setelah itu, pengukuran dapat
dilanjutkan hingga selesai dengan jarak elektroda
V potensial yang sudah diatur sesuai dengan
K kebutuhan (Telford, dkk., 1990).
I (2) Penelitian ini dilakukan VES dengan panjang
lintasan AB/2 1000 meter dengan spasi antar
Untuk mendapatkan nilai resistivitas elektroda 10 meter (Tabel 1). Hasil pengukuran
terkoreksi masih perlu dilakukan pendekatan berupa nilai resistivitas semu batuan yang
koreksi geometris yang lebih kompleks kemudian dilakukan pemodelan inversi 1D yang
(topographic effect) dengan melakukan menghasilkan penampang isoresistivitas.
pendekatan teknik pemodelan (forward dan Berdasarkan penampang 1D, kemudian dilakukan
inversion). Hal ini dilakukan untuk melakukan interpretasi untuk mendeteksi keberadaan minyak
pendekatan terhadap nilai resistivitas sebenarnya dangkal melalui variasi nilai resistivitas batuan.
(true resistivity). Fokus pada penelitian ini Hasil interpretasi kemudian dikorelasikan pada
meninjau kontras nilai resistivitas yang dihasilkan setiap lintasan pengukuran untuk memperoleh
dari formasi batuan yang mengandung fluida sebaran formasi batuan yang memiliki kandungan
(minyak) dengan memberikan respon resistivitas minyak.

Tabel 1. Parameter akuisisi resistivitas

Parameter Panjang
Panjang Lintasan AB/2 1000
Spasi antar elektroda 10 meter

3. Pendekatan Anisotropi digunakan untuk mendeskripsikan keadaan tegang-


Berbagai macam disiplin ilmu dipakai dalam an (stress), dimana stress bukan merupakan sifat-
lingkungan minyak, tetapi fenomena yang sangat sifat batuan melainkan kondisi anisotropi yang
terkenal pada saat ini adalah anisotropi. Suatu dihasilkan dari sifat fisik intrinsik
material dikatakan anisotropi apabila nilai vektor Gambar 2a. menunjukkan gambaran bawah
pengukuran dari batuan sangat bervariasi terhadap permukaan bumi dengan geolistrik anisotropi
arah pengukuran (Anderson, dkk. 1994). untuk macroanisotropic resistivity dengan rata-rata
Konsep anisotropi digunakan untuk men- transverse (ρT) dan longitudinal resistivities (ρL).
deskripsikan sifat fisik batuan, yang dalam ilmu Sedangkan Gambar 2b. merupakan macro-
kebumian (geoscience) digunakan sebagai para- anisotropic lapisan tunggal dengan transverse (ρT)
meter intrinsik dalam tubuh batuan. Namum dan longitudinal resistivities (ρL).
terdapat pengecualian bahwa anisotropi sering

 78 
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Gambar 2. Geolistrik anisotropi (Anderson, dkk. 1994)

4. Parameter Dar Zarrouk 𝑆 𝛴 𝑛𝑖=1 ℎ𝑖


𝜌𝐿 = 𝐻
= ℎ (6)
Maillet dan Doll (1932) dalam Maillet, 𝛴 𝑖
𝜌𝑖
1947 beranggapan bumi adalah medium homogen
anisotropi, dengan mencoba melakukan per- Persamaan tahanan jenis pengganti (𝜌𝑚 ) dan ketebalan
hitungan besaran tahanan jenis batuan meng- penggantinya untuk lapisan dengan jumlah lapisan I dan
gunakan suatu fungsi yang dikenal dengan sebutan ketebalan h adalah
Dar Zarrouk Function. Fungsi ini mempunyai
2(dua) parameter utama yaitu parameter resistivitas 𝜌𝑚 = √𝜌𝑇. 𝜌𝐿 (7)
transversal (T, Transverse Unit Resistence) dan
parameter konduktivitas longitudinal (S, 𝜌𝑇
Longitudinal Unit Conductance). ℎ𝑚 = ℎ𝑖 . √𝜌𝐿 (8)
Total resistivitas tranversal dari lapisan ke-
i dapat diperoleh dari persamaan 3 berikut ini,
Pada tahanan jenis sounding harga 𝜌𝑚 umumnya
𝑇 = ∑𝑛𝑖=1 𝜌𝑖 ℎ𝑖 (3) lebih besar dari 𝜌𝐿 tetapi lebih kecil dari t𝜌𝑇 dan nilai
ℎ𝑚 akan lebih besar dari ℎ𝑖 . Ketergantungan harga
Sedangkan untuk resistivitas tranversal adalah tahanan jenis terhadap arah arus listrik inilah yang
disebut Koefisien Ansiotropi (λ) yang dinyatakan
𝑛
𝑇 𝛴𝑖=1 𝜌𝑖 ℎ𝑖 sebagai perbandingan harga 𝜌𝑇 dan 𝜌𝐿
𝜌𝑇 = = (4)
𝐻 𝛴 ℎ𝑖

𝛴 ℎ𝑖 𝜌𝑖 𝛴 𝑖
Komponen arus listrik yang mengalir sejajar 𝜌𝑇 𝑆𝑇
= √
𝜌𝑖
𝜆= √𝜌𝐿 = √ 2 (9)
dengan bidang lapisan (horizontal), tahanan jenis 𝐻 ( 𝛴 ℎ𝑖 )2
pengganti dihitung seperti pada tahanan listrik
paralel yang merupakan penjumlahan konduktan III. METODOLOGI
(S) atau penjumlahan daya hantar listrik. Maka Tahapan pertama adalah proses pengambilan
diperoleh nilai konduktansi longitudinal tiap data resisivitas konfigurasi Schlumberger/VES
lapisan ke-n (Persamaan 5). menggunakan Resisitivitymeter Oyo McOhm,
tahapan kedua adalah pengolahan data yang terdiri

𝑆 = ∑𝑛𝑖=1 𝜌𝑖 (5) dari inversi 1D dan inversi 2D, tahapan terakhir
𝑖 adalah proses analisa berdasarkan informasi
geologi di daerah Dangdangilo dan sekitarnya
Resistivitas longitudinal dapat dihitung
(Gambar 3).
dengan,

 79 
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681

Gambar 3. Pengambilan data Lapangan pada daerah Dangdangilo

Tahapan pengolahan data dengam membuat utama sepanjang 11 km dengan lebar maksimum 1
matching curve (forward modelling 1D) km. Kemiringan berkisar antara 10 sampai 15
menggunakan perangkat lunak IP2WIN yang mana derajat pada sayap sebelah barat daya. Struktur ini
berguna untuk menentukan lapisan litologi di dibatasi pada bagian barat daya oleh patahan yang
bawah permukaan. Konsep forward modelling besar. Struktur ini dipotong oleh patahan dari arah
yang diterapkan adalah trial and error dengan timur ke barat dengan pergeseran ke atas mencapai
tujuan mendapatkan kenampakan model 1D yang 80 meter.
paling sesuai dengan keadaan lapangan. Pada Berdasarkan tinjauan stratigrafi, batuan
proses ini digunakan batasan error yakni tidak tertua yang tersingkap di Kawengan adalah
melebihi dari 20%. Selanjutnya dilakukan anggota Wonocolo Atas terdapat di puncak
perhitungan parameter Dar Zarrouk untuk nilai antiklin. Litologi terdiri atas napal pasiran dengan
resistivitas tranversal (T) dan resistivitas sisipan batu gamping pasiran. Sayap antiklin
longitudinal (L) dengan memanfaatkan data terdapat anggota Ledok, yang terdiriatas batu pasir
gradien log resistiivitas dari sumur di sekitar gampingan dengan sisipan napal pasiran. Struktur
daerah penelitian. silang siur umumnya mencirikan anggota Ledok
Tahapan akhir membuat korelasi profil yang di beberapa tempat ditemukan dalam skala
kedalaman minyak dangkal menggunakan besar. pada daerah penilitan Formasi Wonocolo ini
berdasarkan lapisan litologi yang diperoleh dari memiliki potensi menyimpan minyak dengan
pemodelan 1D. Proses ini dilakukan untuk kedalaman dangkal ( 200 - 300 m di bawah
menghasilkan sebuah penampang yang mem- permukaan). Pada lokasi penelitian banyak
berikan informasi tentang kemenerusan formasi terdapat sumur tradisional yang dikelola oleh
batuan di bawah permukaan. masyarakat untuk memproduksikan minyak pada
kedalaman sekitar 200 – 300 m (Gambar 4).
IV. PEMBAHASAN DAN DISKUSI Diperkirakan minyak tersebut berasal dari Formasi
1. Tinjaun Geologi Daerah Dangdangilo Wonocolo yang memiliki porositas yang baik
Daerah Dangdangilo berada di sekitar sebagai reservoir. Namun untuk persebaran secara
lapangan minyak Kawengan yang merupakan lateral dari potensi minyak ini perlu digambarkan
daerah dengan banyak patahan dan antiklin yang dengan memanfaatkan metode geolistrik resis-
memanjang dan asimetris terbentang dari arah tivitas.
Barat – Laut menuju Timur Tenggara, sumbu

 80 
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Gambar 4. Kondisi lapangan daerah Dangdangilo


2. Top Stuktur dan Log Resistivitas Terdapat sebaran sumur tradisional untuk
Lokasi penelitian berada di bagian sisi sayap memproduksikan minyak yang dikelola oleh
antiklin pada formasi Wonocolo dengan sesar masyarakat di daerah Dangdangilo dan Wonocolo.
minor berkembang dengan arah relatif NW-SE dan Kedalaman sumur rata-rata 200 – 300 meter di
NE- SW. Sesar ini diperkirakan sesar leaking bawah permukaan sebagai referensi/validasi dari
dimana minyak masih memungkinkan bermigrasi interpretasi nilai resistivitas.
ke kompartemen lain disekitarnya. Pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta top struktur Formasi Wonocolo


Seperti yang telah dijelaskan pada bagian lokasi penelitian. Data log resistivitas sumur KWG
awal, untuk menganalisa ressitivitas anistropi dan “X” sebagai referensi dalam pengolahan dan
penentuan parameter Dar Zarrouk diperlukan interpretasi data geolistrik (Gambar 6).
referensi data log resistivitas dari sumur di sekitar

 81 
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681

Gambar 6. log resistivitas Sumur KWG “X”


3. Interpretasi Resistivitas 1D ini adalah 1/3 dari total panjang bentangan, yakni
Gambar 7. merupakan grafik antara nilai + 500 meter. Dengan kerapatan data pada bagian
resistivitas vs kedalaman hasil pengukuran akhir pengukuran sangat jarang. Dengan
geolistrik konfigurasi Schlumberger dengan menggunakan bantuan hasil pengukuran di dekat
panjang bentangan 1500 meter, sehingga lubang bor sebagai kalibrasi.
didapatkan maksimum penetrasi dari pengukuran

Gambar 7. Profil Inversi 1D titik pengukuran 1 dan


interpretasi shallow Hydrocarbon pada formasi Wonocolo

 82 
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Pada titik pengukuran 2 variasi litologi yang perubahan nilai resitivitas, dikarenakan adanya
didapatkan sama dengan titik ukur pertama, perbedaaan kandungan fluida dan rigiditas dari
indikasi keberadaan fluida hidrokarbon pada ini batuan penyusun. Pada titik ukur ketiga yang
berada pada kedalaman 170 – 180 meter, 360 – 365 berjarak + 90 meter dari titik pertama terdapat
meter dan kedalaman 375 – 380 meter. Indikasi
keberadaan hidrokarbon ini termati dengan gejala

Gambar 8. Profil Inversi 1D titik pengukuran 3 dan


interpretasi shallow Hydrocarbon pada formasi Wonocolo

Pada ketiga titik ukur ini dapat diintpretasi perselingan antara batu pasir dan batugamping
keterdapatan variasi litologi pada daerah telitian, yang keberadaannya dilokasi penelitian bersifat
titik pengukuran 1 diintepretasikan terdapat 4 tidak melampar. Indikasi keberadaan fluida
litologi dengan nilai resistivitas yang beragam. hidrokarbon pada titik ukur satu berada pada
Pada kedalaman 0 – 30 meter diintepretasikan kedalaman 260 – 270 meter dan 380 - 385 meter.
sebagai soil yang menutupi daerah penelitian yag Variasi nilai resitivitas di daerah telitian ini juga
terdiri dari lapukan batupasir silica. Pada dipengaruhi oleh kandungan fluida lainnya berupa
kedalaman 30 – 160 meter diintepretasikan sebagai air tanah. Batuan yang mengandung air tanah akan
memiliki nilai resistivitas yang rendah.

 83 
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681

Gambar 9. Profil Inversi 1D titik pengukuran 2 dan


interpretasi shallow Hydrocarbon pada formasi Wonocolo

V. KESIMPULAN
2. Variasi nilai resitivitas di daerah telitian ini
Berdasarkan analisa inversi 1D dan pendekatan juga dipengaruhi oleh kandungan fluida
parameter anisotropi resisitivas dan parameter Dar lainnya berupa air tanah. Batuan yang
Zarrouk untuk analisa shallow hydrocarbon pada mengandung air tanah akan memiliki nilai
Formasi Wonocolo dapat disimpulkan beberapa resistivitas yang rendah.
hal berikut :
1. Indikasi keberadaan fluida hidrokarbon pada VI. DAFTAR PUSTAKA
ini berada pada kedalaman 170 – 180 meter,
360 – 365 meter dan kedalaman 375 – 380 Bransden, P.J.E. dan Matthews, S.J., 1992,
meter. Indikasi keberadaan hidrokarbon ini Structural and Stratigraphic Evolution of
termati dengan gejala perubahan nilai The East Java Sea, Indonesia. Indonesian
resitivitas Petroleum Association, Loke M.H. 2000.

 84 
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur

Electrical Imaging Surveys for Enviro- aquifer systems. Environmental Geology 45


mental and Engineering Studies (5):696-702
Okonkwo, A. C. and Gabriel Z. Ugwu. 2015. Satyana, A.H., Erwanto, E. dan Prasetyadi, C.,
Determination of Dar-zarrouk parameters 2004, Rembang-Madura-Kangean-Sakala
for prediction of Aquifer protective (RMKS) Fault Zone, East Java Basin : The
capacity: A case of Agbani Sandstone Origin and Nature of A Geologic Border.
Aquifer, Enugu State, Southeastern Nigeria. The 33rd Annual Convention & Exhibition
International Research Journal of Geology 2004 Indonesian Association of Geologists
and Mining (IRJGM) (2276-6618) Vol. 5(2) (IAGI), Bandung
pp. 12-19
Telford, V.M., Geldart L.P., Sheriff, R.E., Keys
Hamilton, W., 1979, Tectonics of The Indonesian D.A. 1976. Applied Geophysics. Cambridge
Region, USGS Professional Paper 1078, US University Press.
Govt. Print. Off., Washington DC, 345 ps.
Van Bemmelen, R.W., 1970, The Geology of
Manur, H. dan Barraclough, R., 1994, Structural Indonesia, Govt. Printing Office, The
Control on Hydrocarbon Habitat in The Hague, v. 1A, 732 ps.
Bawean Area, East Java Sea, Proceedings
http://www.bojonegorokab.go.id/geografi : Waktu
Indonesian Petroleum Association, 23rd
akses situs pada 10 September 2019 pukul
annu. conv., p. 129-144.
17.05 WIB
Singh U.K., R.K. Das, G.K. Hodlu. 2004.
Significance of Dar-Zarrouk parameters in
the exploration of quality affected coastal

 85 

Anda mungkin juga menyukai