ABSTRAK
Daerah Dangdangilo berada pada sekitar area lapangan minyak Kawengan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur dengan
banyak patahan dan antiklin yang memanjang dan asimetris terbentang dari arah Barat – Laut menuju Timur Tenggara. Tinjaun
geologi menggambarkan terdapat potensi minyak dangkal (shallow hydrocarbon) pada Formasi Wonocolo dengan kedalaman sekitar
200 – 300 mdpl serta didukung dengan banyaknya sumur tradisional yang memproduksikan minyak pada kedalaman tersebut. Namun
distribusi secara lateral potensi minyak perlu diperkirakan salah satunya dengan metode geolistrik dengan memanfaatkan anisotropi
resistivitas dan parameter Dar Zarrouk. Indikasi keberadaan fluida hidrokarbon pada ini berada pada kedalaman 170 – 180 meter,
360 – 365 meter dan kedalaman 375 – 380 meter. Indikasi keberadaan hidrokarbon ini termati dengan gejala perubahan nilai
resitivitas.
ABSTRACT
The Dangdangilo area is located around the Kawengan oil field, Bojonegoro Regency, East Java with many elongated and
asymmetrical faults and anticlines extending from the West-Sea direction to the Southeast East. Geological reviews represent the
potential of shallow oil (shallow hydrocarbons) in the Wonocolo Formation with a depth of about 200 - 300 meters above sea level
and supported by traditional wells that produce oil on the plain. However, the lateral potential distribution of oil is needed one of
them by the geoelectric method using resistivity anisotropy and Dar Zarrouk parameters. Successful indications of hydrocarbon
fluids at a depth of 170-180 meters, 360-370 meters and a depth of 375-380 meters. Indications for consideration of hydrocarbons
are related to variations in resitivity values.
I. PENDAHULUAN
Daerah Dangdangilo berada pada sekitar mengetahui potensi dangkal untuk menentukan
area Lapangan Minyak Kawengan. Awalnya skenario pengembangan terbaik dalam mengem-
Lapangan Kawengan ditemukan pada tahun 1898 bangkan lapangan.
oleh Royal Dutch Shell, dan dikembangkan pada Salah satu metode yang digunakan untuk
tahun 1926 oleh BPM sebagai struktur penghasil mengetahui potensi keberadaan shallow hydro-
minyak Ngrayong. Setelah Lapangan Kawengan carbon pada Formasi Wonocolo adalah meng-
dikembangkan oleh BPM. Lapangan Kawengan gunakan metode geolistrik resistivitas dengan
ladang minyak yang telah cukup lama ada, dan menganalisa anisotropi resistivitas dan perkiraan
telah menghasilkan lebih dari 100 MSTB, serta parameter Dar Zarrouk. Metode ini cukup efektif
diperkirakan lebih dari 18 MSTB sisa minyak dan efisien dengan pertimbangan harga yang relatif
masih ada. Ini menyiratkan bahwa status lapangan murah dan waktu yang singkat. Resolusi vertikal
masih menjanjikan untuk dikembangkan. Studi pengukuran geolistrik VES sangat terbatas pada
lanjut mengenai keberadaan potensi shallow kedalaman yang besar dikarenakan jarak datum
hydrocarbon pada Formasi Wonocolo perlu point. Menurut Singh dkk. (2004) dan Okonkwo
dilakukan dalam rangka untuk memahami potensi dkk. (2015) Teknik yang dilakukan untuk
realitas yang tersisa dari lapangan. Studi ini mengurangi tingkat ketidakpastian (uncertainty)
penting untuk digunakan sebagai pedoman dan dengan mendetilkan kurva sounding resisitivitas
76
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
menggunakan pendekatan anisotropi resistivitas hydrocarbon yang berkaitan dengan ketebalan dan
dan mencari parameter Dar Zarrouk (S untuk kedalaman serta sebaranya di bawah permukaan
conductance parallel dan dan T untuk resistance pada zona dangkal Formasi Wonocolo di daerah
normal). Tujuan dari penelitian ini ingin Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
memetakan dan mengetahui karakter shallow
77
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681
Harga resistivitas semu tergantung pada yang cenderung lebih rendah terhadap batuan
resistivitas lapisan-lapisan pembentuk formasi dan disekitarnya.
sebaran medium sebagai akibat keadaan geologi
bawah permukaan, spasi dan susunan elektroda. 2. Konfigurasi Vertical Electrical Sounding
Sehingga berlaku persamaan: (VES)
V 1 Konfigurasi Schlumberger/Vertical Electrical
2 Sounding (VES), elektroda potensial (P1 dan P2)
I G (1)
diletakkan pada jarak tetap (b), yaitu tidak lebih
dari seperlima dari setengah jarak elektroda arus
2 (a). Saat jarak elektroda arus semakin besar, maka
Faktor G diberi lambang K yang tegangan yang diukur antara P1 dan P2 akan
menunjukkan faktor geometri dari konfigurasi bernilai sangat rendah dikarenakan gradien
elektroda yang digunakan dalam pengukuran. Hal potensial semakin menurun dengan meningkatnya
tersebut menunjukkan fungsi kedudukan dari pemisahan elektroda arus . Oleh karena itu, jarak
elektroda arus dan potensial, sehingga persamaan antara elektroda potensial satu dengan yang lain
(1) dapat dituliskan sebagai: harus diperbesar. Setelah itu, pengukuran dapat
dilanjutkan hingga selesai dengan jarak elektroda
V potensial yang sudah diatur sesuai dengan
K kebutuhan (Telford, dkk., 1990).
I (2) Penelitian ini dilakukan VES dengan panjang
lintasan AB/2 1000 meter dengan spasi antar
Untuk mendapatkan nilai resistivitas elektroda 10 meter (Tabel 1). Hasil pengukuran
terkoreksi masih perlu dilakukan pendekatan berupa nilai resistivitas semu batuan yang
koreksi geometris yang lebih kompleks kemudian dilakukan pemodelan inversi 1D yang
(topographic effect) dengan melakukan menghasilkan penampang isoresistivitas.
pendekatan teknik pemodelan (forward dan Berdasarkan penampang 1D, kemudian dilakukan
inversion). Hal ini dilakukan untuk melakukan interpretasi untuk mendeteksi keberadaan minyak
pendekatan terhadap nilai resistivitas sebenarnya dangkal melalui variasi nilai resistivitas batuan.
(true resistivity). Fokus pada penelitian ini Hasil interpretasi kemudian dikorelasikan pada
meninjau kontras nilai resistivitas yang dihasilkan setiap lintasan pengukuran untuk memperoleh
dari formasi batuan yang mengandung fluida sebaran formasi batuan yang memiliki kandungan
(minyak) dengan memberikan respon resistivitas minyak.
Parameter Panjang
Panjang Lintasan AB/2 1000
Spasi antar elektroda 10 meter
78
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
79
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681
Tahapan pengolahan data dengam membuat utama sepanjang 11 km dengan lebar maksimum 1
matching curve (forward modelling 1D) km. Kemiringan berkisar antara 10 sampai 15
menggunakan perangkat lunak IP2WIN yang mana derajat pada sayap sebelah barat daya. Struktur ini
berguna untuk menentukan lapisan litologi di dibatasi pada bagian barat daya oleh patahan yang
bawah permukaan. Konsep forward modelling besar. Struktur ini dipotong oleh patahan dari arah
yang diterapkan adalah trial and error dengan timur ke barat dengan pergeseran ke atas mencapai
tujuan mendapatkan kenampakan model 1D yang 80 meter.
paling sesuai dengan keadaan lapangan. Pada Berdasarkan tinjauan stratigrafi, batuan
proses ini digunakan batasan error yakni tidak tertua yang tersingkap di Kawengan adalah
melebihi dari 20%. Selanjutnya dilakukan anggota Wonocolo Atas terdapat di puncak
perhitungan parameter Dar Zarrouk untuk nilai antiklin. Litologi terdiri atas napal pasiran dengan
resistivitas tranversal (T) dan resistivitas sisipan batu gamping pasiran. Sayap antiklin
longitudinal (L) dengan memanfaatkan data terdapat anggota Ledok, yang terdiriatas batu pasir
gradien log resistiivitas dari sumur di sekitar gampingan dengan sisipan napal pasiran. Struktur
daerah penelitian. silang siur umumnya mencirikan anggota Ledok
Tahapan akhir membuat korelasi profil yang di beberapa tempat ditemukan dalam skala
kedalaman minyak dangkal menggunakan besar. pada daerah penilitan Formasi Wonocolo ini
berdasarkan lapisan litologi yang diperoleh dari memiliki potensi menyimpan minyak dengan
pemodelan 1D. Proses ini dilakukan untuk kedalaman dangkal ( 200 - 300 m di bawah
menghasilkan sebuah penampang yang mem- permukaan). Pada lokasi penelitian banyak
berikan informasi tentang kemenerusan formasi terdapat sumur tradisional yang dikelola oleh
batuan di bawah permukaan. masyarakat untuk memproduksikan minyak pada
kedalaman sekitar 200 – 300 m (Gambar 4).
IV. PEMBAHASAN DAN DISKUSI Diperkirakan minyak tersebut berasal dari Formasi
1. Tinjaun Geologi Daerah Dangdangilo Wonocolo yang memiliki porositas yang baik
Daerah Dangdangilo berada di sekitar sebagai reservoir. Namun untuk persebaran secara
lapangan minyak Kawengan yang merupakan lateral dari potensi minyak ini perlu digambarkan
daerah dengan banyak patahan dan antiklin yang dengan memanfaatkan metode geolistrik resis-
memanjang dan asimetris terbentang dari arah tivitas.
Barat – Laut menuju Timur Tenggara, sumbu
80
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
81
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681
82
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
Pada titik pengukuran 2 variasi litologi yang perubahan nilai resitivitas, dikarenakan adanya
didapatkan sama dengan titik ukur pertama, perbedaaan kandungan fluida dan rigiditas dari
indikasi keberadaan fluida hidrokarbon pada ini batuan penyusun. Pada titik ukur ketiga yang
berada pada kedalaman 170 – 180 meter, 360 – 365 berjarak + 90 meter dari titik pertama terdapat
meter dan kedalaman 375 – 380 meter. Indikasi
keberadaan hidrokarbon ini termati dengan gejala
Pada ketiga titik ukur ini dapat diintpretasi perselingan antara batu pasir dan batugamping
keterdapatan variasi litologi pada daerah telitian, yang keberadaannya dilokasi penelitian bersifat
titik pengukuran 1 diintepretasikan terdapat 4 tidak melampar. Indikasi keberadaan fluida
litologi dengan nilai resistivitas yang beragam. hidrokarbon pada titik ukur satu berada pada
Pada kedalaman 0 – 30 meter diintepretasikan kedalaman 260 – 270 meter dan 380 - 385 meter.
sebagai soil yang menutupi daerah penelitian yag Variasi nilai resitivitas di daerah telitian ini juga
terdiri dari lapukan batupasir silica. Pada dipengaruhi oleh kandungan fluida lainnya berupa
kedalaman 30 – 160 meter diintepretasikan sebagai air tanah. Batuan yang mengandung air tanah akan
memiliki nilai resistivitas yang rendah.
83
Jurnal Offshore, Volume 3 No. 2 Desember 2019 : 76 ─ 85 ; e -ISSN : 2549-8681
V. KESIMPULAN
2. Variasi nilai resitivitas di daerah telitian ini
Berdasarkan analisa inversi 1D dan pendekatan juga dipengaruhi oleh kandungan fluida
parameter anisotropi resisitivas dan parameter Dar lainnya berupa air tanah. Batuan yang
Zarrouk untuk analisa shallow hydrocarbon pada mengandung air tanah akan memiliki nilai
Formasi Wonocolo dapat disimpulkan beberapa resistivitas yang rendah.
hal berikut :
1. Indikasi keberadaan fluida hidrokarbon pada VI. DAFTAR PUSTAKA
ini berada pada kedalaman 170 – 180 meter,
360 – 365 meter dan kedalaman 375 – 380 Bransden, P.J.E. dan Matthews, S.J., 1992,
meter. Indikasi keberadaan hidrokarbon ini Structural and Stratigraphic Evolution of
termati dengan gejala perubahan nilai The East Java Sea, Indonesia. Indonesian
resitivitas Petroleum Association, Loke M.H. 2000.
84
Analisa Potensi Shallow Hydrocarbon pada Formasi Wonocolo Berdasarkan Pendekatan Anisotropi Resistivitas
dan Parameter Dar Zarrouk Daerah Dangdangilo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
85