Anda di halaman 1dari 8

KONFIGURASI SCHLUMBERGER

MUHAMMAD RAVELLINO (F1D320018)


Abstract

Telah dilakukan praktikum geolistrik dan elektromagnetik yang


membahas tentang salah konfigurasi dari metode geolistrik yaitu konfigurasi
schlumberger. Konfigurasi schlumberger biasanya digunakan untuk sounding,
yaitu pengambilan data yang difokuskan secara vertikal. Kelebihan dari
konfigurasi ini adalah dapat mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan
batuan pada permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu
ketika shifting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur lapisan
bawah permukaan dengan penggunaan metode geolistrik dengan konfigurasi
Schlumberger. Software yang digunakan dalam pengolahn ini adalah IP2WIN.
Pada praktikum kali ini baru mempelajari tentang desain akuisisi dari
konfigurasi schlumberger dan mempelajari cara pengolahan data.
Berdasarkan hasil pengolahan, maka dapat di lapisan pertama dengan nilai
resistivitas 15795 Ωm pada kedalaman 0.646 meter diduga sebagai kwarsa.
Lapisan kedua dengan nilai resistivitas 153 Ωm dengan kedalaman 1.14 meter
diduga sebagai kerikil. Lapisan ketiga dengan nilai resistivitas 430 Ωm dengan
kedalaman 3.19 meter diduga sebagai batupasir. Lapisan keempat dengan nilai
resistivitas 88.5 Ωm pada kedalaman 5.75 meter diduga sebagai lempung.
Lapisan kelima dengan nilai resistivitas 720 Ωm pada kedalaman 13.9 meter
diduga sebagai batupasir. Lapisan keenam dengan nilai resistivitas 0.499 pada
kedalaman 14.2 meter diduga sebagai air tanah. Kemudian lapisan ketujuh
dengan nilai resistivitas 8.79 Ωm pada kedalaman 22.3 meter diduga sebagai
lempung.

Kata kunci: Metode Geolistrik, Konfigurasi Schlumberger

1. PENDAHULUAN tersebut dipengaruhi oleh


1.1 Latar Belakang beberapa faktor seperti porositas,
Salah satu metode dalam permeabititas, kandungan
geofisika adalah metode mineral, dan perubahan suhu
geolistrik. Metode ini benda. Aplikasi dari metode ini
menggunakan parameter fisika antara lain untuk eksplorasi air
berupa nilai resistivitas yang tanah, geothermal system,
berarti besaran untuk pencarian arkeologi, dan
menggambarkan hambatan eksplorasi mineral.
dalam suatu material tanpa Metode geolistrik merupakan
melihat faktor geometri dan nilai salah satu metode geofisika yang
potensial listrik yang berada pada mempelajari sifat aliran
suatu batuan. Besaran-besaran listrik di dalam bumi dan cara
mendeteksinya di dalam bumi 3. Praktikan mampu melakukan
serta bagaimana cara interpretasi bawah permukaan
mendeteksinya di permukaan berdasarkan hasil pengolahan
bumi. Metode geolistrik sudah menggunakan IPI2WIN.
banyak digunakan untuk
2. TEORI DASAR
mengeksplorasi berbagai hasil
Metode Geolistrik adalah salah
tambang, mineral maupun
satu metode geofisika yang
berbagai material di bawah
mempelajari sifat kelistrikan dalam
permukaan bumi termasuk
bumi dan bagaimana mendeteksinya
mendeteksi potensi adanya air
dipermukaan bumi. Dalam hal ini
tanah di bawah permukaan bumi
meliputi pengukuran potensial, arus
dari letak akuifernya.
dan medan elektromagnetik yang
Secara prinsip yang ada pada
terjadi, baik secara alamiah maupun
konfigurasi schlumberger adalah
akibat injeksi arus kedalam bumi.
mengubah suatu jarak elektroda
Metode ini bertujuan untuk
arusnya. Namun semakin jauh
pencarian mineral, penelitian panas
elektroda arus dari elektroda
bumi,penentuan kedalaman lapisan
potensialnya maka potensial yang
overbuden dan pencarian sumber air
akan diterima oleh elektroda
(akuifer)(Virgo, 2002).
potensial akan mengecil. Dengan
Tujuan dari survei geolistrik
hal ini dapat dilakukan penjagaan
adalah untuk menentukan distribusi
sensitifitas pengukuran dengan
resistivitas di bawah permukaan
memperluas suatu jarak
dengan membuat pengukuran di
elektroda potensialnya. Dampak
permukaan tanah. Pengukuran
perubahan tersebut yaitu hanya
resistivitas secara normal dibuat
berpengaruh terhadap kurva
dengan cara menginjeksikan arus ke
perhitungan yang akan overlap.
dalam tanah melalui dua elektroda
Dengan demikian pada praktikum
arus, dan mengukur beda tegangan
kali ini membahas konfigurasi
yang dihasilkan pada dua elektroda
Schlumberger.
potensial. Dari pengukuran ini
1.2 TUJUAN
resistivitas yang sebenarnya dari
Adapun tujuan dari
bawah permukaan dapat
praktikum adalah:
diperkirakan. Resistivitas tanah
1. Praktikan mampu melakukan
berkaitan dengan berbagai
akuisisi menggunakan
parameter geologi seperti mineral
konfigurasi Schlumberger.
dan konten cairan, porositas, derajat
2. Praktikan mampu melakukan
patahan, persentase dari patahan
pengolahan konfigurasi
diisi dengan air tanah dan derajat
Schlumberger menggunakan
dari saturasi air di batuan (Singh et
IPI2WIN.
al. 2004).
Konfigurasi Schlumberger ini potensial yang akan diterima oleh
menggunakan empat buah elektroda elektroda arus akan mengecil.
dengan dua buah elektroda potensial Dengan hal ini maka dapa dilakukan
dan dua buah elektroda arus yang penjagaan sensitifitas pengukuran.
disusun dalam satu garis lurus Modifikasi tersebut dilakukan
dengan susunan jarak elektroda dengan memperluas elektroda
potensial lebih kecil daripada jarak potensialnya. Dampak perubahan
elektroda arus. Susunan elektroda tersebut hanya berpengaruh
konfigurasi Schlumberger terlihat terhadap kurva perhitungan yang
pada Gambar 1. memperlihatkan akan overlap. Namun ini tidak akan
bahwa elektroda M dan N digunakan berpengaruh terhadap kehomogenan
sebagai elektroda potensial dan dari resistivitas materialnya (Sakka,
elektroda A dan B digunakan sebagai 2002).
elektroda arus (Natawidjaja, 2017). Untuk melakukan intepretasi
dari konfigurasi schlumberger , dapat
dilihat dari table (Telford,1990)
sebagai berikut :

Gambar1. Konfigurasi Schlumberger


Konfigurasi Schlumberger
biasanya digunakan untuk
sounding, yaitu pengambilan data
yang difokuskan secara vertikal.
Kelebihan dari konfigurasi ini adalah
dapat mendeteksi adanya non-
homogenitas lapisan batuan pada
permukaan dengan cara
membandingkan nilai resistivitas 3. METODOLOGI

semu ketika shifting. Sedangkan 3.1 Waktu dan Tempat

kelemahannya adalah pembacaan Praktikum ini dilakukan

pada elektrode MN kecil ketika AB pada hari Kamis, 21 Oktober

berada sangat jauh, hampir melewati 2022 di Fakultas Sains dan

batas eksentrisitasnya (Wahyono, Teknologi.

2011). 3.2 Alat dan Bahan

Secara prinsip konfigurasi 1. Laptop

Schlumberger adalah mengubah 2. Microsoft Excel

jarak elektroda arusnya. Namun 3. Software IPI2WIN

semakin jauh elektroda arus dari 4. ATK

elektroda potensialnya maka 5. Milimeter Block


3.3 Langkah Kerja permukaan dengan cara
membandingkan nilai resistivitas
semu ketika shifting. Sedangkan
kelemahannya adalah pembacaan
pada elektrode MN kecil ketika AB
berada sangat jauh, hampir melewati
batas eksentrisitasnya
Pengambilan data dilakukan
secara manual sesuai konfigurasi
Schlumberger dengan panjang
lintasan 160 meter, spasi 10 meter
dan n=5. Yang pertama sekali
dilakukan pada saat praktikum
yaitu membahas tentang materi
Didapat pemodelan, konfigurasi Schlumberger. Setelah
lalu kurangi error dan
itu, mengolah data di Microsoft excel
ulangi 2 kali dengan
data beda hingga mendapat nilai dari rho a.
Setelah itu membuka software
IP2WIN lalu menginput data AB/2
Didapat pemodelan
dan Rho a kedalam IP2WIN.
inversi resistivitas
Selanjutnya, bisa menginput dengan
cara klik Open TXT. Lalu anda bisa
klik OK dan save data dengan format
*.dat. Tampilan grafik setelah save
data adalah sebagaimana seperti
4. PEMBAHASAN pada lampiran 2. Nilai error yaitu
Telah dilaksanakan praktikum menunjukkan tingkat ketidak
geolistrik pada Jumat, tanggal 21 cocokan antara kurva merah (hasil
Oktober 2022, di Fakultas Sains dan kalkulasi) dengan kurva hitam (hasil
Teknologi, mengenai konfigurasi pengukuran). Nilai error menjadi
Schlumberger. Data di olah salah satu indikator apakah hasil
menggunakan Ms. Excel dan inversi merepresentasikan keadaan
software IPI2WIN. bumi sesungguhnya atau tidak.
Konfigurasi Schlumberger Semakin besar nilai error-nya maka
biasanya digunakan untuk semakin jauh hasil pengukuran
sounding, yaitu pengambilan data dengan keadaan sebenarnya lapisan
yang difokuskan secara vertikal. bumi.
Kelebihan dari konfigurasi ini adalah Kemudian mulai melakukan
dapat mendeteksi adanya non- pencocokan kurva dengan
homogenitas lapisan batuan pada penambahan jumlah lapisan dan
nilai resistivita setiap lapisannya. meter diduga sebagai kwarsa.
Perkiraan jumlah lapisan tersebut Lapisan kedua dengan nilai
tentunya berdasarkan keadaan resistivitas 153 Ωm dengan
geologi di lokasi survey. Menu kedalaman 1.14 meter diduga
toolbar lainnya bisa anda eksplorasi sebagai kerikil. Lapisan ketiga
sendiri karena relatif mudah untuk dengan nilai resistivitas 430 Ωm
mengetahui dengan mengarahkan dengan kedalaman 3.19 meter
mouse ke arah ikon. Setiap langkah diduga sebagai batupasir. Lapisan
pengolahan yang anda lakukan pada keempat dengan nilai resistivitas
software IPI2WIN secara otomatis 88.5 Ωm pada kedalaman 5.75 meter
akan tersimpan karena setting diduga sebagai lempung. Lapisan
default program. kelima dengan nilai resistivitas 720
Daerah akuisisi data memiliki Ωm pada kedalaman 13.9 meter
formasi Kasai (Qtk) dimana diduga sebagai batupasir. Lapisan
Komposisi dari formasi ini terdiri dari keenam dengan nilai resistivitas
batupasir tuffan, lempung, dan 0.499 pada kedalaman 14.2 meter
kerakal dan lapisan tipis batubara. diduga sebagai air tanah. Kemudian
Umur dari formasi ini tidak dapat lapisan ketujuh dengan nilai
dipastikan, tetapi diduga resistivitas 8.79 Ωm pada kedalaman
PlioPleistosen. Lingkungan tempat 22.3 meter diduga sebagai lempung.
pengendapan dari formasi ini terjadi
5. KESIMPULAN
di darat.
Adapun kesimpulan dari hasil
Dari hasil pengolahan didapat
praktikum adalah:
nilai errornya adalah 3,91%. Hasil
1. Akuisisi yang di lakukan dengan
pengolahan data geolistrik single
elektroda yaitu C1P1 adalah na
channel 1D dengan menggunakan
,P1P2 a, dan P2C2 na.
program IPI2WIN dari hasil tersebut
2. Pengolahan di lakukan dengan
terlihat perbedaan resistivitas bawah
menggunakan aplikasi IP2WIN
permukaan, hal ini ditunjukkan
dengan hasil 7 lapisan dan
adanya perbedaan nilai pada kolom
errornya sebesar 3,91%.
pertama pada tabel. Dari lampiran 4.
3. Dapat dilihat bahwa pada
dapat dilihat bahwa pada Lintasan
Lintasan yang dilakukan
yang dilakukan pengolahan terdapat
pengolahan terdapat
Kedalaman (m) dan Resistivitas
Kedalaman (m) dan Resistivitas
sehingga dapat diinterpretasikan
sehingga dapat
litologi dari batuannya berdasarkan
diinterpretasikan litologi dari
nilai tersebut. Dari tabel tersebut
batuannya berdasarkan nilai
dapat dilihat bahwa pada lapisan
tersebut. Dari tabel tersebut
pertama dengan nilai resistivitas
dapat dilihat bahwa pada
15795 Ωm pada kedalaman 0.646
lapisan pertama dengan nilai
resistivitas 15795 Ωm pada Study of Coal Seam”. Journal
kedalaman 0.646 meter diduga of Scientific and Industrial
sebagai kwarsa. Lapisan kedua Research. 63, 927-930.
dengan nilai resistivitas 153 Ωm Virgo, F., 2002. Pemodelan Fisis
dengan kedalaman 1.14 meter Metoda Tahanan Jenis Untuk
diduga sebagai kerikil. Lapisan Benda Berongga di Bawah
ketiga dengan nilai resistivitas Lapisan Mendatar, Tesis S-2.
430 Ωm dengan kedalaman 3.19 Magister Geofisika Terapan ITB,
meter diduga sebagai batupasir. Bandung.
Lapisan keempat dengan nilai Wahyono, S.C. 2011. “Pendugaan
resistivitas 88.5 Ωm pada Lapisan Akuifer dengan Metode
kedalaman 5.75 meter diduga Geolistrik Konfigurasi
sebagai lempung. Lapisan Schlumberger di Rampa
kelima dengan nilai resistivitas Manunggul, Kota baru”. Jurnal
720 Ωm pada kedalaman 13.9 Fisika FLUX. 8(1), 66-74.
meter diduga sebagai batupasir.
Lapisan keenam dengan nilai
resistivitas 0.499 pada
kedalaman 14.2 meter diduga
sebagai air tanah. Kemudian
lapisan ketujuh dengan nilai
resistivitas 8.79 Ωm pada
kedalaman 22.3 meter diduga
sebagai lempung.

6. DAFTAR PUSTAKA
Natawidjaja, D.H., 2017. “Updating
Active Fault Maps and Sliprates
Along the Sumatran Fault Zone
Indonesia Conf”. Series: Earth
and Environmental, Science,
Indonesia: 2-10.
Sakka, 2002. Metoda Geolistrik
Tahanan Jenis. Fakultas
Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
UNHAS: Makassar.
Singh, K.B., Lokhande, R.D.,
Prakash, A., 2004.
“Multielectrode Resistivity
Imaging Technique for The
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data sheet excel

Lampiran 2. Kurva pada IPI2WIN


Lampiran 3. Hasil pengolahan IP2WIN

Resistivitas (Ωm) Kedalaman (d) Litologi


15795 0.646 Kwarsa
153 1.14 Kerikil
430 3.19 Batupasir
88.5 5.75 Lempung
720 13.9 Batupasir
0.499 14.2 Air tanah
8.79 22.3 Lempung

Lampiran 4. Tabel litologi

Anda mungkin juga menyukai