Anda di halaman 1dari 6

IDENTIFIKASI ZONA MINERALISASI SULFIDA

BERDASARKAN DATA GEOLISTRIK METODE INDUKSI


POLARISASI PADA DAERAH SANGON, KOKAP, KULON
PROGO, DIY

Aisyah Nur Islamiyati


111.180.021
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembanugnan Nasioanl “Veteran”
Yogyakarta
aiezyahnur@gmail.com
Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

ABSTRAK

Metode geolistrik memiliki beberapa konfigurasi dalam akuisisi data. Salah satu
yang paling sering digunakan dalam eksplorasi mineral adalah induksi polarisasi dengan
konfigurasi Dipole-dipole. Selain nilai resistivitas, dengan menggunakan metode induksi
polarisasi maka dapat diketahui nilai chargeability yang merupakan waktu peluruhan
suatu ion dari keadaan polarisasi ke keadaan semula. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui mineralisasi yang berkembang di Daerah Sangon, Kokap, Kulon Progo, DIY
dengan menggunakan metode geolistrik induksi polarisasi konfigurasi Dipole-dipole.
Metode induksi polarisasi dapat digunakan untuk mendapatkan nilai resistivity dan
chargeability secara lateral maupun vertikal. Dari hasil penelitian didapatkan model
penampang resistivitas bawah permukaan didominasi oleh nilai resistivitas tinggi dengan
nilai 455 Ωm hingga 965 Ωm, yang diinterpretasikan sebagai zona mineralisasi sulfida.
Pada penampang chargeability bawah permukaan terdapat nilai chargeability tinggi
dengan 46,8 msec – 54,3 msec, yang diinterpretasikan sebagai zona mineralisasi.

Kata kunci : mineralisasi, Induksi Polarisasi, Chargeability, Resistivitas

ABSTRACT

Geoelectric method has several configurations in data acquisition. One of the


most frequently used in exploration is minerals that are polarized with the Dipole-dipole
configuration. In addition to the resistivity value, by using the polarization induction
method, it can be seen the value of chargeability which is the time of decay from the
polarization state to its original state. This study discusses the mineralization developed
in Sangon, Kokap, Kulon Progo, DIY by using the dipole-dipole configuration
polarization geoelectric method. The polarization induction method can be used to obtain
lateral and vertical resistivity and chargeability values. From the research results obtained
a cross section model of lower surface resistivity is discussed by a high resistivity value
with a value of 455 to 965 1m, which is interpreted as a sulfide mineralized zone. In the
subsurface chargeability section there is a high chargeability value of 46,8 msec – 54,3
msec, which is interpreted as a mineralized zone.

Keywords: Mineralization, Induction Polarization, Chargeability, Resistivity

1
1. PENDAHULUAN alterasi dan mineralisasi pada daerah
penelitian.
Geofisika merupakan suatu ilmu Pada konfigurasi dipole-dipole,
yang memperlajari bumi dengan kedua elektroda arus dan elektroda
potensial terpisah dengan jarak a.
mempertimbangkan sifat-sifat fisika
Sedangkan elektroda arus dan elektroda
dari batuan. Dalam bidang geofisika potensial bagian dalam terpisah sejauh
memiliki beberapa macam metode na, dengan n adalah bilangan bulat.
yang biasa digunakan untuk Variasi n digunakan untuk mendapatkan
mengetahui keadaan bawah berbagai kedalaman tertentu, semakin
permukaan dan mengeksplorasi besar n maka kedalaman yang diperoleh
sumberdaya alam (baik migas juga semakin besar.
maupun mineral), geoteknik, panas Penelitian ini dimaksudkan untuk
bumi dan lainnya. Metode-metode memberikan pemahaman tentang
yang digunakan adalah seismik pengolahan data geolistrik metode
(refleksi dan refraksi), geomagnetik, induksi polarisasi, hingga mendapat
penampang resistivitas dan
gravity, geolistrik dan
chargeability bawah permukaan.
elektromagnetik. Sedangkan penelitian ini bertujuan
Metode geofisika dibagi menjadi untuk mengetahui geologi bawah
metode geofisika aktif dan metode permukaan secara vertikal sehingga
geofisika pasif. Metode geofisika dapat diketahui mineralisasi yang
aktif adalah metode geofisika yang berkembang pada daerah penelitian.
pengambilan datanya dengan cara
memberikan gangguan dan 2. DASAR TEORI
menangkap respon yang diberikan
bumi. Sedangkan metode geofisika 2.1. GEOLISTRIK
pasif hanya merekam respon yang Metode Geolistrik adalah salah satu
sudah ada di bumi tanpa memberi bagian dari metode geofisika untuk
gangguan. Salah satu metode aktif menentukan distribusi resistivitas bawah
adalah metode Polarisasi Terinduksi permukaan dengan melakukan
(Induce Polarization). pengukuran di permukaan tanah. Dari
Metode polarisasi terinduksi pengukuran tersebut, resistivitas
merupakan salah satu metode geofisika sebenarnya di bawah permukaan bumi
yang paling sesuai dalam eksplorasi dapat diperkirakan.
mineral, merupakan satu-satunya Metode Geolistrik resistivitas
metode yang responsif terhadap dilakukan dengan cara menginjeksikan
penyebaran mineralisasi dengan kadar arus listrik ke permukaan bumi yang
yang rendah. Metode polarisasi kemudian diukur beda potensial diantara
terinduksi mengukur adanya polarisasi dua buah elektrode potensial. Pada
di dalam medium karena pengaruh arus keadaan tertentu, pengukuran bawah
listrik yang melewatinya. Polarisasi permukaan dengan arus yang tetap akan
banyak terjadi pada medium yang diperoleh suatu variasi beda tegangan
mengandung mineral logam (misalnya yang berakibat akan terdapat variasi
senyawa sulfida logam) sehingga resistansi yang akan membawa suatu
metode ini lebih banyak dipakai untuk informasi tentang struktur dan material
eksplorasi mineral logam. Berdasarkan yang dilewatinya.
hal tersebut maka metode IP cocok
digunakan untuk mengetahui zona 2.2. GEOLISTRIK AKTIF

2
Geolistrik dimana energi yang
dibutuhkan ada, akibat penginjeksian
arus ke dalam bumi terlebih dahulu oleh
elektroda arus. Geolistrik jenis ini ada
dua metode, yaitu metode Resistivitas
(Resistivity) dan Polarisasi Terimbas Gambar 1. Pengukuran Time Domain
(Induce Polarization). Induced Polarization (TDIP)
Pada metode ini, arus listrik 2.4. KONFIGURASI DIPOLE-
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua DIPOLE
buah elektroda arus dan beda potensial
yang terjadi diukur melalui dua buah Konfigurasi Dipole-dipole 4 buah
elektroda potensial. Dari hasil elektroda, yaitu pasangan elektroda arus
pengukuran arus dan beda potensial yang disebut ‘current dipole AB’ dan
untuk setiap jarak elektroda berbeda pasangan elektroda potensial yang
kemudian dapat diturunkan variasi harga disebut ‘potensial dipole MN’. Pada
hambatan jenis masing-masing lapisan konfiguraasi dipole-dipole, elektroda
bawah permukaan bumi, dibawah titik arus dan elektroda potensial bisa terletak
ukur (Sounding Point). tidak segaris dan tidak simetris.

2.3. INDUKSI POLARISASI


Metode IP merupakan salah satu
metode geofisika yang mendeteksi
terjadinya polarisasi listrik pada
permukaan mineral-mineral logam
dibawah permukaan bumi.
Pada metode geolistrik induksi
polarisasi arus listrik diinjeksikan
kedalam bumi melalui dua elektroda
arus, kemudian beda potensial yang
terjadi diukur melalui dua elektroda Gambar 2. Konfigurasi Dipole-dipole
potensial. Dalam metode IP ada empat
macam metode pengukuran, yaitu Untuk menambah kedalaman penetrasi
pengukuran dalam Time Domain, maka jarak ‘current dipole’ dan
Frequency Domain, pengukuran sudut ‘potensial dipole’ diperpanjang,
fasa, dan Magnetic Induce Polarization. sedangkan jarak elektroda arus dan
Metode pengukuran pada metode elektroda potensial dibuat tetap. Hal ini
IP yang direspon, yaitu Time Domain merupakan keunggulan dari konfigurasi
Pengukuran dalam kawasan waktu ini dipole-dipole dibandingkan dengan
menggunakan arus searah DC. Prinsip kofigurasi wenner dan Schlumberger.
pengukuran dalam kawasan waktu Karena tanpa memperpanjang kabel bisa
adalah dengan mengalirkan arus listrik mendeteksi batuan yang lebih dalam.
berbentuk persegi panjang melalui Dalam hal ini diperlukan alat pengukur
elektroda potensial setelah arus utama tegangan yang ‘high impedance’ dan
dimatikan. Pada saat arus listrik ‘high accuracy’. Kofigurasi dipole-
dihentikan, potensial antara dua dipole lebih banyak digunakan dalam
elektroda pengukur meluruh dangan eksplorasi mineral-mineral sulfida dan
waktu. Pengukuran dalam domain waktu bahan tambang dengan kedalaman
maksudnya pengamatan peluruhan relatif dangkal.
potensial skunder (Vs) terhadap waktu.
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.2. PERALATAN

3
Gambar 3. Peralatan Akuisisi

Peralatan yang digunakan pada


penelitian ini antara lain:
 Resistyvitymeter jenis Oyo McOhm
yang digunakan untuk
menginjeksikan arus dan
menampilkan hasil pengukuran.
 Elektroda yang yang digunakan
untuk mengirimkan aru ke bawah
permukaaan.
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian
 Aki digunakan sebagai sumbernya.
 Kabel digunakan untuk
Untuk mendapat data yang dapat
menyambungkan elektroda dengan
diinterpretasi, maka harus dilakukan
resistivitymeter.
langkah-langkah pengolahan data yang
 Porous pot dan larutan CuSO4, benar. Berikut adalah langkah-langkah
digunakan untuk mencegah pengolahan data resistivitas hingga
terjadinya polarisasi elektroda. memperoleh profil kedalaman:
 Palu digunakan untuk membantu 1. Data mula-mula yang didapat berupa
menancapkan elektroda ke tanah. nilai tegangan (V), kuat arus (I), dan
 Meteran digunakan untuk mengukur chargeability (M).
panjang lintasan. 2. Kemudian olah data pada Microsoft
Excel hingga diperoleh nilai
3.3. DIAGRAM ALIR hambatan (R), faktor konfigurasi
umum (K), Rho, spasi, dan datum
Metodologi penelitian ini dapat poin.
dijelaskan pada gambar diagram alir di 3. Masukkan data-data tersebut ke
bawah ini. dalam notepad
4. Buka file notepad tersebut pada
software RES2DINV.
5. Lakukan setting dan inversi dari data-
data tersebut di software RES2DINV.
6. Akan didapat hasil berupa
penampang resistivitas dan
chargeability.
7. Buat pembahasan dan kesimpulan
berdasarkan penampang tersebut.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4
Sehingga dihasilkan penampang
Pengolahan dilakukan bawah permukaan seperti gambar di
menggunakan software RES2DINV. bawah

Gambar 7. Penampang resistivitas dan chargeability bawah permukaan

Gambar di atas merupakan Berdasarkan informasi dari kedua


penampang dari hasil inversi resistivitas penampang tersebut dapat diketahui
dan chargeability pada lintasan 1 dibuat bahwa daerah dengan kotak berwarna
oleh software RES2DINV. Pada merah merupakan zona mineralisasi
pengolahan dilakukan inversi hingga sulfida. mineralisasi sulfida tersebut
menghasilkan RMS error pada menyebabkan melimpahnya mineral
kuarsa. Karena kaya akan kuarsa,
penampang resistivitas yaitu 71,4%
sehingga zona mineralisasi sulfida
dan pada penampang chargeabilitas memiliki nilai resistivitas yang tinggi.
5,0%. Penampang tersebut memiliki Sedangkan nilai chargeability
berbagai jenis nilai yang ditunjukkan yang rendah mengindikasikan bahwa
oleh skala warna. pada daerah tersebut mineralisasinya
Penampang hasil inversi resistivitas tidak berkembang atau merupakan zona
dan chargeability tersebut sudah mineralisasi lemah. Apabila daerah
dimasukkan nilai topografi. Namun nilai tersebut merupakan zona mineralisasi
topografi tersebut tidak memengaruhi kuat maka akan memiliki nilai
nilai dari resistivitas dan chargeability, chargeability yang tinggi karena
sehingga nilai dari resistivitasnya dan berkembangnya mineral logam yang
chargeability tidak beda dengan nilai mengandung sulfida.
resistivitas yang belum dimasukkan nilai 5. KESIMPULAN
topografi. Sumbu X menunjukkan
panjang lintasan, sedangkan sumbu Y Berdasarkan penelitian di atas maka
menunjukkan kedalaman. dapat disimpulkan bahwa:
Pada penampang resistivitas pada  Pengolahan metode induksi
warna merah atau nilai resistivitas yang polarisasi ini menghasilkan
tinggi dengan nilai resisitivitas sebesar bentuk penampang 2D pada
455 Ωm hingga 965 Ωm. Sedangkan
software RES2DINV berupa nilai
pada penampang chargeability terdapat
nilia tinggi warna merah dengan nilai resistivitas dan nilai chargeability
sebesar 46,8 msec- 54,3 msec

5
 Pada penampang resistivitas, Wenner Di Sekitar Das Jene’berang,
didominasi oleh nilai resistivitas Kecamatan Parangloe, Kabupaten
yang tinggi 455 Ωm hingga 965 Ωm. Gowa, Sulawesi Selatan. Makassar:
Hal ini berarti terdapat mineralisasi POSITRON. Vol. 2, No. 2.
sulfida yang berkembang pada Telford, W.M., Goldrat, L.P., dan
daerah tersebut. Sheriff, R.P. 1976. Applied
 Pada penampang chargeability Geophysics. London: Cambridge
didominasi oleh nilai chargeability University Press.
yang tinggi dengan nilai 46,8 msec- Yuwanto, S.H. 2016. Interpretasi Zona
54,3 msec. Hal ini berarti daerah Alterasi dan Mineralisasi
tersebut merupakan zona mineralisasi Berdasarkan Data Geolistrik
 Daerah Sangon, Kokap, Kulon Resistivitas dan Induksi Polarisasi di
Progo, DIY merupakan daerah zona Daerah Mekar Jaya, Sukabumi,
mineralisasi sulfida dengan Jawa-Barat. Surabaya: Jurnal
mineralisasi yang rendah. Saintek. Vol. 13, No. 2.

6. SARAN

Peneliti selanjutnya diharapkan


melakukan akuisisi data di dekat lintasan
pengukuran ini. Agar dapat mengetahui
persebaran alterasi serta mengetahui
alterasi dan mineralisasi yang
berkembang pada daerah sekitarnya.
Selain itu peneliti selanjutnya
diharapkan menambah data geologi
mengenai struktur yang berkembang
pada daerah tersebut sehingga dapat
membantu dalam melakukan
interpretasi.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, S., Ramelan, A., dan


Sutarno. 2010. Metode Geolistrik
Imaging Konfigurasi Dipole-Dipole
Digunakan Untuk Penelusuran
Sistem Sungai Bawah Tanah Pada
Kawasaan Karst di Pacitan, Jawa
Timur. Surakarta: Jurnal Ekosains.
Vol. II, No. 1.
Haryanto, D., Supriyanto, Soetopo, B.,
dan Karunianto, A. 2015.
Interpretasi Deposit Uranium
Berdasarkan Data Tahanan Jenis
dan Polarisasi Terinduksi di Sektor
Rabau Hulu. Depok: Eksplorium.
Vol. 36, No. 2.
Syamsuddin, Lantu, Massinai, M., dan
Akbar, S. Identifikasi Sesar Bawah
Permukaan Dengan Menggunakan
Metoda Geolistrik Konfigurasi

Anda mungkin juga menyukai