ABSTRAK
Metode geolistrik memiliki beberapa konfigurasi dalam akuisisi data. Salah satu
yang paling sering digunakan dalam eksplorasi mineral adalah induksi polarisasi dengan
konfigurasi Dipole-dipole. Selain nilai resistivitas, dengan menggunakan metode induksi
polarisasi maka dapat diketahui nilai chargeability yang merupakan waktu peluruhan
suatu ion dari keadaan polarisasi ke keadaan semula. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui mineralisasi yang berkembang di Daerah Sangon, Kokap, Kulon Progo, DIY
dengan menggunakan metode geolistrik induksi polarisasi konfigurasi Dipole-dipole.
Metode induksi polarisasi dapat digunakan untuk mendapatkan nilai resistivity dan
chargeability secara lateral maupun vertikal. Dari hasil penelitian didapatkan model
penampang resistivitas bawah permukaan didominasi oleh nilai resistivitas tinggi dengan
nilai 455 Ωm hingga 965 Ωm, yang diinterpretasikan sebagai zona mineralisasi sulfida.
Pada penampang chargeability bawah permukaan terdapat nilai chargeability tinggi
dengan 46,8 msec – 54,3 msec, yang diinterpretasikan sebagai zona mineralisasi.
ABSTRACT
1
1. PENDAHULUAN alterasi dan mineralisasi pada daerah
penelitian.
Geofisika merupakan suatu ilmu Pada konfigurasi dipole-dipole,
yang memperlajari bumi dengan kedua elektroda arus dan elektroda
potensial terpisah dengan jarak a.
mempertimbangkan sifat-sifat fisika
Sedangkan elektroda arus dan elektroda
dari batuan. Dalam bidang geofisika potensial bagian dalam terpisah sejauh
memiliki beberapa macam metode na, dengan n adalah bilangan bulat.
yang biasa digunakan untuk Variasi n digunakan untuk mendapatkan
mengetahui keadaan bawah berbagai kedalaman tertentu, semakin
permukaan dan mengeksplorasi besar n maka kedalaman yang diperoleh
sumberdaya alam (baik migas juga semakin besar.
maupun mineral), geoteknik, panas Penelitian ini dimaksudkan untuk
bumi dan lainnya. Metode-metode memberikan pemahaman tentang
yang digunakan adalah seismik pengolahan data geolistrik metode
(refleksi dan refraksi), geomagnetik, induksi polarisasi, hingga mendapat
penampang resistivitas dan
gravity, geolistrik dan
chargeability bawah permukaan.
elektromagnetik. Sedangkan penelitian ini bertujuan
Metode geofisika dibagi menjadi untuk mengetahui geologi bawah
metode geofisika aktif dan metode permukaan secara vertikal sehingga
geofisika pasif. Metode geofisika dapat diketahui mineralisasi yang
aktif adalah metode geofisika yang berkembang pada daerah penelitian.
pengambilan datanya dengan cara
memberikan gangguan dan 2. DASAR TEORI
menangkap respon yang diberikan
bumi. Sedangkan metode geofisika 2.1. GEOLISTRIK
pasif hanya merekam respon yang Metode Geolistrik adalah salah satu
sudah ada di bumi tanpa memberi bagian dari metode geofisika untuk
gangguan. Salah satu metode aktif menentukan distribusi resistivitas bawah
adalah metode Polarisasi Terinduksi permukaan dengan melakukan
(Induce Polarization). pengukuran di permukaan tanah. Dari
Metode polarisasi terinduksi pengukuran tersebut, resistivitas
merupakan salah satu metode geofisika sebenarnya di bawah permukaan bumi
yang paling sesuai dalam eksplorasi dapat diperkirakan.
mineral, merupakan satu-satunya Metode Geolistrik resistivitas
metode yang responsif terhadap dilakukan dengan cara menginjeksikan
penyebaran mineralisasi dengan kadar arus listrik ke permukaan bumi yang
yang rendah. Metode polarisasi kemudian diukur beda potensial diantara
terinduksi mengukur adanya polarisasi dua buah elektrode potensial. Pada
di dalam medium karena pengaruh arus keadaan tertentu, pengukuran bawah
listrik yang melewatinya. Polarisasi permukaan dengan arus yang tetap akan
banyak terjadi pada medium yang diperoleh suatu variasi beda tegangan
mengandung mineral logam (misalnya yang berakibat akan terdapat variasi
senyawa sulfida logam) sehingga resistansi yang akan membawa suatu
metode ini lebih banyak dipakai untuk informasi tentang struktur dan material
eksplorasi mineral logam. Berdasarkan yang dilewatinya.
hal tersebut maka metode IP cocok
digunakan untuk mengetahui zona 2.2. GEOLISTRIK AKTIF
2
Geolistrik dimana energi yang
dibutuhkan ada, akibat penginjeksian
arus ke dalam bumi terlebih dahulu oleh
elektroda arus. Geolistrik jenis ini ada
dua metode, yaitu metode Resistivitas
(Resistivity) dan Polarisasi Terimbas Gambar 1. Pengukuran Time Domain
(Induce Polarization). Induced Polarization (TDIP)
Pada metode ini, arus listrik 2.4. KONFIGURASI DIPOLE-
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua DIPOLE
buah elektroda arus dan beda potensial
yang terjadi diukur melalui dua buah Konfigurasi Dipole-dipole 4 buah
elektroda potensial. Dari hasil elektroda, yaitu pasangan elektroda arus
pengukuran arus dan beda potensial yang disebut ‘current dipole AB’ dan
untuk setiap jarak elektroda berbeda pasangan elektroda potensial yang
kemudian dapat diturunkan variasi harga disebut ‘potensial dipole MN’. Pada
hambatan jenis masing-masing lapisan konfiguraasi dipole-dipole, elektroda
bawah permukaan bumi, dibawah titik arus dan elektroda potensial bisa terletak
ukur (Sounding Point). tidak segaris dan tidak simetris.
3.2. PERALATAN
3
Gambar 3. Peralatan Akuisisi
4
Sehingga dihasilkan penampang
Pengolahan dilakukan bawah permukaan seperti gambar di
menggunakan software RES2DINV. bawah
5
Pada penampang resistivitas, Wenner Di Sekitar Das Jene’berang,
didominasi oleh nilai resistivitas Kecamatan Parangloe, Kabupaten
yang tinggi 455 Ωm hingga 965 Ωm. Gowa, Sulawesi Selatan. Makassar:
Hal ini berarti terdapat mineralisasi POSITRON. Vol. 2, No. 2.
sulfida yang berkembang pada Telford, W.M., Goldrat, L.P., dan
daerah tersebut. Sheriff, R.P. 1976. Applied
Pada penampang chargeability Geophysics. London: Cambridge
didominasi oleh nilai chargeability University Press.
yang tinggi dengan nilai 46,8 msec- Yuwanto, S.H. 2016. Interpretasi Zona
54,3 msec. Hal ini berarti daerah Alterasi dan Mineralisasi
tersebut merupakan zona mineralisasi Berdasarkan Data Geolistrik
Daerah Sangon, Kokap, Kulon Resistivitas dan Induksi Polarisasi di
Progo, DIY merupakan daerah zona Daerah Mekar Jaya, Sukabumi,
mineralisasi sulfida dengan Jawa-Barat. Surabaya: Jurnal
mineralisasi yang rendah. Saintek. Vol. 13, No. 2.
6. SARAN
DAFTAR PUSTAKA