Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLISTRIK

IDENTIFIKASI ZONA MINERALISASI LOGAM DI DAERAH


BUKIT BERJO, GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTA
MENGGUNAKAN METODE INDUCED POLARIZATION
KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE

Oleh :
FARKHAN MAHARI SWASTIKO
115.160.062
KELOMPOK 2

LABORATORIUM GEOFISIKA EKSPLORASI


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
YOGYAKARTA
2018
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLISTRIK

IDENTIFIKASI ZONA MINERALISASI LOGAM DI


DAERAH BUKIT BERJO, GODEAN, SLEMAN,
YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE INDUCED
POLARIZATION KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE

Telah dipersiapkan untuk memenuhi tugas acara kelas Praktikum Geolistrik


Laboratorium Geofisika Eksplorasi dengan judul “Identifikasi Zona
Mineralisasi Logam di Daerah Bukit Berjo, Godean, Sleman, Yogyakarta
Menggunakan Metode Induced Polarization Konfigurasi Dipole - Dipole”

FARKHAN MAHARI SWASTIKO


115.160.062
KELOMPOK 2

Telah diperiksa oleh Tim Asisten


pada tanggal …

Asisten Geolistrik

( )
IDENTIFIKASI ZONA MINERALISASI LOGAM DI DAERAH
BUKIT BERJO, GODEAN, SLEMAN, YOGYAKARTA
MENGGUNAKAN METODE INDUCED POLARIZATION
KONFIGURASI DIPOLE - DIPOLE

Farkhan Mahari Swastiko


115.160.062
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
swastikofarkhan@gmail.com
Jl. SWK 104 Condongcatur Yogyakarta

ABSTRAK

Alat Induced Polarization berupa Syscal digunakan untuk akuisisi data di sekitar Kawah
Sileri, Dieng, Jawa tengah dengan panjang lintasan 200 m, 150 m dan 120 m serta
menggunakan spasi antar elektroda 10 m. Data yang didapat berupa beda potensial, arus,
spasi, datum point dan chargeabilitas. Kemudian data tersebut diolah dan dilakukan least-
square inversion menggunakan software Microsoft Excel dan RES2DINV untuk
menganalisis zona alterasi pada struktur sebagai pengontrol aliran fluida hidrothermal pada
penampang. Penampang yang dihasilkan memiliki error yang bervariasi, baik pada
penampang resistivitas maupun pada penampang chargeabilitas. Berdasarkan dari
penampang yang telah dihasilkan, zona alterasi pada struktur sebagai pengontrol aliran
hidrothermal dapat diketahui dengan melihat warna pada penampang yang dihasilkan.
Berdasarkan geologi daerah penelitian, daerah tersebut terdapat alterasi argilic yang berada
mengisi struktur – struktur minor yang mengarah ke kawah Sileri. Hal ini sesuai dengan
penampang yang dihasilkan, terdapat 2 anomali yang menunjukan zona alterasi pada
struktur sebagai pengontrol aliran hidrothermal di daerah tersebut. Anomali pertama berada
di jarak 80 m dengan elevasi 125 m merupakan zona alterasi hidrotermal dengan nilai
resistivitas yang rendah dan nilai chargeabilitas yang tinggi dan berdasarkan penelitian lain
telah ditemukannya mineral serisit dan juga pH yang mendekati netral. Sedangkan anomali
kedua berada pada jarak 110 m dengan elevasi 110 m merupakan urat kuarsa dengan
mineral logam didalamnya yang berasosiasi dengan batuan andesit porfiri. Batuan andesit
profiri merupakan intrusi yang terjadi berulang – ulang hinga mengakibatkan bukit berjo
terbentuk.

Kata kunci: Alterasi, Chargeability, Induced Polarization, Resistivity.

ABSTRACT

Syscal is an induced polarization instrument used for data acquisition in the Bukit Berjo,
Godean, Sleman area with a path length of 170 m and a spacing of 10 m between electrodes.
The data obtained in the form of potential differences, currents, spaces, reference points.
Then, the data is processed and least-squares inverted performed using Microsoft Excel and
RES2DINV to locate the mineralized zones of metal based on the value of the resistivity and
loadability in cross-section. The resulting cross-section has an error of 172.7 in the
resistivity section and 92.1 in the chargeability section. Based on the section was generated,
the location of the mineralized zone can be determined by looking at the color of the resulting
section. Based on the geology of the study area, the area is a low sulphidation epithermal
deposit. This is consistent with the resulting section, there are two anomalies that indicate
the location of the mineralized metal zones in the area. The first anomaly is located at a
distance of 80 m with a height of 125 m is a hydrothermal alteration zones with low values
of resistivity and high chargeabilitas value and based on other studies have found sericite
minerals and a pH close to neutrality. While the second anomaly is located at a distance of
110 m with a height of 110 m is a quartz vein with metallic minerals associated with
porphyry andesite. The rock androsite profiri is an intrusion that is repeated until the hill is
formed.

Keywords: Alteration, Chargeability, Induced Polarization, Resistivity.

1. PENDAHULUAN Maksud dilakukannya penelitian


ini adalah agar praktikan dapat
Indonesia merupakan salah satu menguasai pengolahan data dari hasil
negara yang kaya akan sumber daya akuisisi data menggunakan konfigurasi
alam, baik itu mineral logam, mineral dipole – dipole agar menghasilkan model
non logam maupun mineral energi. penampang resistivitas dan
Mineral-mineral seperti tembaga, besi, chargeabilitas bawah permukaan yang
emas, perak, timah, nikel, mangan, dihasilkan dari software RES2DINV.
aluminium tergolong sebagai mineral Sedangkan tujuan dilakukannya
logam. Fosfat, mika, belerang, fluorit penelitian ini adalah untuk mengetahui
termasuk golongan mineral non logam letak zona mineralisasi logam di daerah
sedangkan yang termasuk mineral energi Bukit Berjo, Godean, Sleman,
adalah minyak, gas dan batubara. Salah Yogyakarta.
satu lokasi yang kaya akan kandungan
mineral logam adalah di daerah Bukit
Berjo, Godean, Sleman, Yogyakarta. 2. DASAR TEORI
Berdasarkan geologi lokal dan regional a. Metode Geolistrik
daerah tersebut, terdapat zona alterasi Metode geolistrik merupakan
dan mineralisasi logam. Untuk metode geofisika yang mempelajari jenis
mengetahui lebih jauh kandungan batuan dibawah permukaan, dengan
mineral logam pada daerah tersebut, memperhatikan sifat kelistrikan dari
maka diperlukan adanya survei geofisika. batuan tersebut. Sehingga dengan kata
Geofisika merupakan ilmu yang lain, metode geolistrik ini digunakan
mempelajari tentang bumi dengan untuk mengetahui sifat kelistrikan
menggunakan prinsip-prinsip ilmu fisika medium batuan dibawah permukaan
yang digunakan untuk mengetahui yang berhubungan dengan
kondisi bawah permukaan bumi serta kemampuannya dalam
sifat – sifat bawah permukaan secara menghantarkan listrik (resistivitas)
vertikal dan horizontal. (Santoso, (Todd, D.K, 1980). Pada umumnya,
2002). Salah satu metode geofisika yang metode geolistrik ini paling sering
dapat digunakan untuk mendeteksi digunakan untuk penelitian airtanah.
adanya kandungan mineral logam adalah Metode resistivitas merupakan
metode geolistrik induced polarization metode geolistrik aktif yang diterapkan
dengan konfigurasi dipole – dipole. untuk penelitian bawah permukaan
Dengan metode tersebut, dapat dengan memperhatikan variasi nilai
mengetahui zona alterasi dan resistivitasnya. Apabila suatu obyek
mineralisasi di lokasi penelitian karena memiliki nilai resistivitas besar, maka
metode induced polarization ini akan semakin sulit untuk dilalui arus
memanfaatkan arus yang diinjeksikan listrik. Dasar dari metode ini yaitu,
melalui 2 elektroda yang kemudian akan hukum ohm, dimana dengan cara
menjalar dibawah permukaan dan menginjeksikan arus kedalam bumi
ditangkap oleh 2 elektroda potensial dan melalui elektroda arus dan mengukur
akan didapat nilai beda potensial dan arus nilai potensialnya di permukaan bumi
yang diinjeksikan.
dengan menggunakan elektroda potensial injeksi/pemasukan arus terlebih
(Telford, dkk, 1976). dahulu.Geolistrik jenis ini disebut
Self Potential (SP). Pengukuran SP
R= V/I dilakukan pada lintasan tertentu
dengan tujuan untuk mengukur beda
Dimana: potensial antara dua titik yang
R : tahanan (Ohm-meter) berbeda sebagai V1 dan V2. cara
V : tegangan (mV) pengukurannya dengan
I : kuat arus (mA) menggunakan dua buah porouspot
dimana tahanannya selalu
b. Hukum Coulomb diusahakan sekecil mungkin.
Hukum Coulomb adalah Kesalahan dalam pengukuran SP
hukum yang menjelaskan hubungan biasanya terjadi karena adanya aliran
antara gaya yang timbul antara dua fluida dibawah permukaan yang
titik muatan, yang terpisahkan jarak mengakibatkan lompatan-lompatan
tertentu, dengan nilai muatan dan tiba-tiba terhadap terhadap nilai beda
jarak pisah keduanya. potensial. Oleh karena itu metode ini
sangat baik untuk eksplorasi
geothermal.

d. Metode Induced Polarization


Salah satu pengembangan dari
Hukum ini menyatakan metode geolistrik resistivitas yaitu
apabila terdapat dua buah titik metode IP (Induced Polarization).
muatan maka akan timbul gaya di Metode geofisika eksplorasi ini pada
antara keduanya, yang besarnya umumnya digunakan untuk
sebanding dengan perkalian nilai mengidentifikasi dan mencari
kedua muatan dan berbanding mineral-mineral logam di bawah
terbalik dengan kuadrat jarak antar permukaan bumi. Pada dasarnya,
keduanya [1]. Interaksi antara benda- prinsip dari metode ini yaitu
benda bermuatan (tidak hanya titik mendeteksi terjadinya polarisasi
muatan) terjadi melalui gaya tak- listrik pada permukaan logam,
kontak yang bekerja melampaui jarak dengan mengalirkan arus listrik ke
separasi [2]. Adapun hal lain yang bawah permukaan bumi.
perlu diperhatikan adalah bahwa arah Pengaplikasian pada metode IP yaitu
gaya pada masing-masing muatan digunakan untuk eksplorasi logam,
terletak selalu sepanjang garis yang karena adanya polarisasi yang terjadi
menghubungkan kedua muatan dialam suatu medium batuan. Fenomena
tersebut [3]. Gaya yang timbul dapat ini tidak dapat dideteksi baik dengan
membuat kedua titik muatan saling menggunakan metode geolistrik
tarik-menarik atau saling tolak- resistivitas, oleh karena itu digunakanlah
menolak, tergantung nilai dari metode IP ini untuk menandakan adanya
masing-masing muatan. Muatan kandungan logam dibawah permukaan.
sejenis (bertanda sama) akan saling Perlu diketahui mengenai
tolak-menolak, sedangkan muatan perbandingan posisi titik penga,atan
berbeda jenis akan saling tarik- terhadap sumber arus. Besar koreksi
menarik terhadap perbedaan titik pengamatan
c. Geolistrik yang bersifat pasif tersebut disebut sebagai faktor geometri.
Geolistrik dimana energi Faktor ini diturunkan berdasarkan beda
yang dibutuhkan telah ada terlebih potensial yang terjadi antara elektroda
dahulu secara alamiah sehingga tidak potensial (MN) yang diakibatkan oleh
diperlukan adanya injeksi arus pada elektroda arus AB.
Persamaannya yaitu:
resistivity’ serta mengabaikan
persyaratan pengukuran geolistrik yaitu
homogenitas batuan, karena dalam
konfigurasi dipole-dipole tidak ada
fasilitas untuk membuat batuan yang
tidak homogen menjadi seakan-akan
Sehingga nilai resistivitas yang didapat homogen. Sedangkan pada konfigurasi
yaitu: schlumberger bisa dibuat data yang
diperoleh dari batuan yang tidak
homogen menjadi seakan-akan homogen.
Konfigurasi dipole-dipole lebih
banyak digunakan dalam eksplorasi
mineral-mineral sulfida dan bahan-bahan
tambang dengan kedalaman yang relatif
e. Konfigurasi Dipole-Dipole dangkal. Hasil akhir dipole-dipole berupa
Pada prinsipnya konfigurasi dipole- penampang, baik secara horizontal
dipole menggunakan 4 buah elektroda, maupun secara vertikal.
yaitu pasangan elektroda arus yang Ket :
disebut ‘current dipole AB’ dan pasangan r1 = C1 sampai P1
elektroda potensial yang disebut r2 = C2 sampai P1
‘potential dipole MN’. Pada konfigurasi r3 = C1 sampai P2
dipole-dipole, elektroda arus dan r4 = C2 sampai P2
elektroda potensial bisa terletak tidak
segaris dan tidak simetris.

Dimana :
Gambar 3.3. Rangkaian elekrode I = arus listrik (mA) pada transmitter V
konfigurasi Dipole-dipole = beda potensial (mV) pada receiver
= resistivitas semu
Untuk menambah kedalaman k = faktor geometris
penetrasi maka jarak ‘current dipole’ dan r = jarak elektrode
‘potential dipole’ diperpanjang, n = bilangan pengali
sedangkan jarak elektroda arus dan
elektroda potensial dibuat tetap. Hal ini
merupakan keunggulan konfigurasi 3. METODE PENELITIAN
dipole-dipole dibandingkan dengan a. Waktu dan Tempat Penelitian.
konfigurasi wenner atau schlumberger. Proses akuisisi data dilakukan di
Karena tanpa memperpanjang kabel bisa daerah Bukit Berjo pada tanggal 19
mendeteksi batuan yang lebih dalam. September 2018 pukul 07.00 WIB hingga
Dalam hal ini diperlukan alat pengukur pukul 15.00 dengan kondisi cuaca cerah
tegangan yang ‘high impedance’ dan berawan. Akuisisi data dilakukan dengan
‘high accuracy’. Ada alat dengan merk menggunakan alat geolistrik syscal
tertentu yang bisa menggunakan multi dengan konfigurasi dipole – dipole
‘potential electrode’ dan dapat dengan total panjang lintasan 170 meter
menampilkan hasilnya langsung pada dan spasi antar elektroda 10 meter.
layar monitor.
Dalam hal ini yang tergambar adalah
‘apparent resistivity’ dan bukan ‘true
b. Akuisisi Data

Gambar 3.1. Alat geolistrik syscal

Akuisisi data yang digunakan


menggunakan satu alat geolistrik Syscal
sebagai alat utama, 4 buah kabel sebagai
penghubung dari alat utama ke elektroda,
2 elektroda arus, 2 elektroda potensial, 2
buah palu untuk menancapkan elektroda,
1 dan 1 buah aki sebagai sumber energi.
Terdapat langkah – langkah yang
dilakukan setelah pengambilan data di
lapangan yaitu proses pengolahan data.
Langkah – langkah pengolahan data
dibuat agar proses pengolahan data dapat
dilakukan tanpa adanya kendala yang
berarti atau menghambat proses akuisisi Gambar 3.2. Diagram alir pengolahan data.
data dan hasil yang didapat
menggambarkan bawah permukaan yang Terdapat langkah – langkah yang
sebenarnya. dilakukan setelah pengambilan data
di lapangan yaitu proses pengolahan
data. Langkah – langkah pengolahan
data dibuat agar proses pengolahan
data dapat dilakukan tanpa adanya
kendala yang berarti atau
menghambat proses akuisisi data dan
hasil yang didapat menggambarkan
bawah permukaan yang benar.
Berikut merupakan penjelasan
diagram alir pengambilan data :
1. Pertama dimulai dengan data
lapangan yang didapat
dimasukkan ke dalam Microsoft
Excel.
2. Langkah kedua adalah
melakukan pengolahan di
Microsoft Excel untuk
mendapatkan nilai Rho
menggunakan rumus Rho =
R*K.
3. Setelah itu, memindahkan
perhitungan ke notepad sesuai
dengan format yaitu judul, menggunakan least – square
jumlah data dan data yang inversion.
digunakan serta datanya yaitu 6. Setelah itu didapat penampang
stasiun, tilt rata – rata dan elipt pesudo – section.
rata – rata. 7. Setelah didapat penampang
4. Selanjutnya membuka software pseudo – section, melakukan
RES2DINV dan membuka data interpretasi dan pembahasan
yang sudah dimasukkan ke terhadap output yg dihasilkan
notepad. yaitu berupa penampang
5. Setelah itu memproses data resistivitas bawah permukaan.
tersebut agar menjadi 8. Setelah itu, menarik kesimpulan
penampang resistivitas bawah dari interpretasi dan
permukaan dengan mensetting pembahasan yang telah
mesh parameters dan juga dilakukan.
menginversikannya

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.1. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 1

Gambar 4.2. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 2


Gambar 4.3. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 3

Gambar 4.4. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 4

Gambar 4.5. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 5


Gambar 4.6. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 6

Gambar 4.7. Penampang Chargeabilitas dan Resistivitas Lintasan 7

Pada 4.1 hingga 4.7 diatas warna tersebut menggambarkan nilai


merupakan gambar penampang resistivitas bawah permukaan dengan
resistivitas dan chargeabilitas bawah satuan ohm.m (Ωm). Dari skala warna
permukaan lintasan 1 hingga 7 pada tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu
pengukuran lapangan yang berlokasi di resistivitas rendah, sedang dan tinggi.
kawah Sileri, Dieng, Jawa Tengah yang Resistivitas yang rendah ditandai dengan
dihasilkan dari software RES2DINV. warna biru tua hingga biru muda dengan
Dapat dilihat bahwa pada ketujuh gambar nilai 0,132 Ωm – 2,25 Ωm. Resistivitas
diatas terdapat 7 model penampang yang sedang ditandai dengan warna hijau
bawah permukaan. muda hingga kuning dengan nilai 2,25
Ketujuh penampang pada Ωm - 158 Ωm. Sedangkan resistivitas
gambar 4.1 hingga 4.7 memiliki skala yang tinggi ditandai dengan warna
warna yang sama dimana pada skala
kuning hingga ungu dengan nilai 158 Ωm hidrotermal. Daerah tersebut
- 2695 Ωm. diindikasikan sebagai alterasi
Pada penampang pertama dan hidrotermal karena memiliki nilai
ketiga dimana penampang ketiga ini resistivitas yang rendah sekitar 2,25 Ωm
dilihat bahwa pada penampang tersebut dan nilai chargeabilitas yang tinggi
terdapat tiga jenis lapisan yang berbeda sekitar 302 msec. Zona alterasi tersebut
Lapisan pertama berwarna biru diakibatkan oleh batuan dinding yang
diindikasikan sebagai batupasir denga merupakan batuan andesit porfiri
kandungan fluida yang tinggi sehingga berinteraksi dengan fluida hidrotermal
mengakibatkan nilai resistivitas pada yang masuk melalui pori – pori batuan.
lapisan tersebut mendekati nol. Lapisan Selain itu juga berdasarkan penelitian
kedua berwarna kuning diindikasikan yang dilakukan Hendrawan dkk, Pada
dengan lapisan batulempung karena daerah tersebut ditemukan mineral serisit
memiliki nilai resistivitas sekitar 158 dengan pH mendekati netral dimana
Ωm. Dan lapisan yang ketiga berwarna keberadaan mineral dan Ph tersebut
merah diindikasikan sebagai intrusi menandakan alterasi hidrotermal yang
batuan beku andesit porfiri sesuai dengan termasuk dalam endapan epitermal
penelitian geologi yang dilakukan oleh sulfidasi rendah.
Hendrawan dkk tahun 2016. Sedangkan pada anomali kedua
Pada model penampang (lingkaran 2) yang berada pada jarak 110
chargeabilitas (Gambar 4.2), penampang m dengan elevasi 110 m diduga adanya
pertama dan ketiga memiliki kemiripan urat kuarsa yang berasosiasi dengan
pola dimana pada kedua penampang batuan beku andesit porfiri dimana pada
tersebut memiliki 2 anomali. Anomali daerah tersebut memiliki nilai resistivitas
pertama berada pada jarak 80 m dan dan chargeabilitas yang tinggi yaitu
anomali kedua pada jarak 110 m. sekitar 2695 Ωm dan 673 msec. Nilai
Keduanya dikatakan anomali resistivitas yang tinggi tersebut
dikarenakan perbedaan nilai dengan merupakan batuan beku andesit porfiri
daerah di sekelilingnya. Pada kedua jika dilihat pada tabel resistivitas Suyono
anomali tersebut memiliki nilai tahun 1978 dan juga berdasarkan dari
chargeabilitas yang tinggi. Namun jika paper penelitian Hendrawan dkk tahun
dilihat pada gambar 4.3, nilai resistivitas 2016 yang menyebutkan pada daerah
pada kedua anomali tersebut berbeda. tersebut telah ditemukan urat kuarsa yang
Pada anomali pertama (lingkaran 1) didalamnya terdapat mineral serisit.
memiliki nilai chargeabilitas yang tinggi Mineral tersebut dihasilkan dari ubahan
namun nilai resistivitas yang kecil. mineral feldspar baik dari mineral
Sedangkan pada anomali kedua memiliki plagioklas maupun ortoklas yang
nilai chargeabilitas dan resistivitas yang menyusun batuan yang bereaksi dengan
tinggi. unsur hidrogen. Pada proses ubahannya,
Jika mengacu paper penelitian tidak hanya menghasilkan serisit namun
tahun 2016 yang dilakukan oleh juga menghasilkan kuarsa sebagai
Hendrawan, dkk yang berasal dari mineral asosiasi. Dan mineral tersebut
Teknik Geologi Universitas Gajah Mada, juga sesuai dengan nilai resistivitas dan
Bukit Berjo terbentuk akibat intrusi chargeabilitas yang didapat serta
andesit porfiri yang terjadi berulang – mengindikasikan bahwa daerah tersebut
ulang. Pada daerah tersebut diduga merupakan daerah terdapatnya endapat
merupakan endapan epitermal sulfida epitermal sulfidasi rendah. Hal tersebut
rendah dimana endapat tersebut juga sesuai dengan pngklasifikasian
terbentuk pada temperatur rendah dan endapan epitermal yang dikemukakan
kedalaman yang dangkal. oleh White dan Hedenquist (1995).
Anomali pertama yang berada Berdasarkan penampang yang
pada jarak 80 m dan elevasi 125 m dapat diperoleh juga termasuk ke dalam
diindikasikan sebagai zona alterasi
sulfidasi rendah karena memiliki resistivitas dan chargeability
nilai chargeability sebesar 673 msec menggunakan software Microsoft Excel
(Telford, 1976). dan RES2DINV disarankan agar proses
akuisisi data dilakukan menggunakan
5. KESIMPULAN DAN SARAN konfigurasi ataupun metode lain agar
letak zona alterasi dan mineralisasi logam
5.1 Kesimpulan dapat diketahui dengan akurat serta dapat
Berdasarkan dari hasil – hasil mengetahui litologi bawah permukaan
pegolahan yang telah diinterpretasi dan secara spesifik.
dilakukan pembahasan, dapat kita
simpulkan menjadi beberapa bagian DAFTAR PUSTAKA
diantaranya adalah ;
1. Terdapat anomali yang dimana Agung, Tricahyo., dkk. 2017. Identifikasi
merupakan suatu struktur atau Zona Alterasi Hidrotermal
patahan minor yang dapat mengontrol Songgoriti Batu Menggunakan
adanya jalan aliran fluida ke kawah Metode Time Domain Induced
Sileri. pertama yang berada pada jarak Polarization (TDIP). Surabaya:
80 m dengan elevasi 125m merupakan Geofisika ITS.
zona alterasi hidrotermal tipe argilik Anam, Alif Rofiqil. 2016. Identifikasi
karena memiliki nilai resistivitas yang Potensi Mineral Logam
rendah dan nilai chargeabilitas yang Menggunakan Metode Geolistrik
tinggi yang menandakan terdapatnya Konfigurasi Dipole-dipole.
mineral – mineral logam pada daerah Yogyakarta: Teknik Geofisika UPN
tersebut. “Veteran” Yogyakarta.
2. Pada anomali kedua yang berada pada Hedenquist, J. W., and White, N. C..
jarak 110 m dengan elevasi 110 m 1995. Epithermal Gold Deposits:
diduga terdapat urat kuarsa yang Styles, Characteristic, and
mengisi rongga – rongga pada batuan Exploration: SEG Newsletter, No.
beku andesit porfiri karena memiliki 23, p. 1,9-13.
nilai resistivitas yang tinggi akibat Hendrawan, Adnan., dkk. 2016. Studi
adanya batuan beku andesit porfiri Petrologi dan Petrografi pada
dan nilai chargeabilitas yang tinggi Alterasi Bukit Berjo, Godean,
diakibatkan oleh adanya mineral – Sleman, Daerah Istimewa
mineral logam pada urat kuarsa yang Yogyakarta Penelitian Awal
berasosiasi dengan batuan beku Mengenai Alterasi di Bukit Berjo.
andesit porfiri. Yogyakarta: Teknik Geologi UGM.
3. Kedua anomali tersebut sesuai dengan Santoso, D., 2002, Pengantar Teknik
kondisi geologi lokal dan regional Geofisika. ITB: Bandung.
tersebut yang menyebutkan bahwa Suyono, S., 1978, Hidrologi untuk
daerah tersebut terdapat endapan Pengairan. Jakarta: PT. Pradnya
epitermal sulfidasi rendah Paramita,
dikarenakan ditemukannya mineral Yuwanto, Heru Sapto. 2014. Menentukan
serisit serta adanya urat kuarsa yang Zona Alterasi dan Mineralisasi
berasosiasi dengan batuan andesit Berdasarkan Data Geolistrik
porfiri dan juga sesuai dengan nilai Resisitivitas dan Induksi Polarisasi
chargeabilitas yang didapat yaitu di Daerah Mekar Jaya, Sukabumi,
sebesar 673 msec. Jawa Barat.Surabaya: Teknik
Geologi Institut Teknologi Adhi
5.2 Saran Tama Surabaya.
Dari proses panjang yang telah Telford, W.M., L.P. Goldart., R.E.
dilakukan mulai dari pengolahan data Sheriff.1976. Applied Geophysics,
hingga menghasilkan model penampang Second Edition. New York:
Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai