Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOFISIKA PERTAMBANGAN

JURNAL METODE INDUCED POLARIZATION UNTUK EKSPLORASI MINERAL


EMAS DAERAH B

OLEH
KELOMPOK 4
DARWIS (F1H1 14 043)
WISNU PERDANA (F1H1 14 013)
IRWAN WAHYUDDIN (F1H1 14 009)
SITTI RAHMAWATI (F1H1 14 079)
IZINIY (F1H1 14 053)
JERY CAHYONO (F1H1 14 015)
INDRA (F1H1 14 025)
JOVI VAN MEKUO (F1H1 13 003)

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

1. DASAR TEORI
Berdasarkan hasil penelitian geologi terdahulu , ciri struktur, mineralogi,
ubahan dan endapan emas di daerah B di
golongkan kedalam tipe epitermal low
sulfidation atau disingkat LS (Friska, 2012).
Contoh pemanfaatan metode IP di Indonesia
adalah yang telah dilakukan di Muara
Manderas, Jambi yang telah berhasil
menentukan adanya deposit mineral emas
berdasarkan analisis data IP (Dirgantara dan Hariyadi, 2007). Kelebihan metode IP
adalah dapat mendeteksi adanya mineral-mineral sulfida yang letaknya tersebar tak
beraturan dan berasosiasi dengan bijih besi, emas dan bijih logam yang lainnya
(Yatini dan Suyatno, 2008).
2. AKUISISI DATA
Prinsip metode IP yaitu menginjeksikan arus melalui dua elektroda arus. Besar
arus yang diinjeksikan dicatat dan dua elektroda potensial digunakan untuk mengukur
potensial yang dihubungkan dengan voltmeter.
Yang terukur pada metode IP adalah chargeability. Chargeability merupakan
besaran makro yang tergantung pada jenis bahan dan selang waktu pengukuran, yang
dapat di definisikan :
( V ( t ) dt )
M=
Vc

Konfigurasi elektroda yang sering digunakan dalam akuisisi data metode IP


adalah konfigurasi dipole-dipole.

Pada daerah B, peneliti hanya berkonsentrasi pada tiga lintasan pengukuran


seperti yang terlihat pada gambar lintasan akuisisi.

3. PROSESING
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan program Res2Dinv.
Program digunakan untuk mengelola data IP dan Resistivitas, sementara untuk metode
magnetik sebagai pendukung peneliti tidak melakukan pengolahan data. Setelah
inversi dilakuakn dengan program Res2Dinv maka selanjutnya adalah menampilkan
hasil dengan skala warna yang sama dilakukan menggunakan program surfer. Dan
sebagai langkah akhir adalah menampilkan hasil inversi dalam bentuk 3 dimensi
menggunakan program Geosoft.

4. INTERPRETASI DATA
Dalam pengukuran lapangan dengan metode IP dan resistivitas, interpretasi
dipengaruhi oleh teknik pengukuran di lapangan (desain pengukuran awal dan
penerapan tipe metode pengukuran yang digunakan), pengolahan dan kualitas data.
Dengan demikian, tahap akuisisi dan pengolahan data memegang peranan penting.
Interpretsi dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada tahap pertama diawali dengan
mengolah data untuk menghasilkan data chatgeability vs true depth dan true resisivity
vs true depth, kemudian pada tahap kedua dilanjutkan dengan interpretasi yang
diterjemahkkan sesuai kondisi bawah permukaan (litologi dan sifat fisik) secara
geologi.

Interpretasi Lintasan -200

Diperkirakan bahwa daerah penelitian pada seluruh lintasan yang ada terbagi
menjadi 3 zona yaitu zona patahan yang juga menjadi batas litologi dibuktikan dengan
munculnya perbedaan nilai resistivitas yang mencolok di titik 0 lintasan -200, zona
intrusi yang berada pada wilayah barat lintasan pengukuran di mulai pada titik -200
sampai titik -300 dengan ciri nilai resistivitas yang lebih tinggi di banding sisi timur,
dan zona alterasi yang merupakan batuan terubah, diduga penyebabnya adalah karena
pengaruh fluida hidrotermal yang mengalir melalui struktur batuan.
Berdasarkan kenampakan geologi pada lintasan -200 ini terdapat intrusi dasit.
Seharusnya nilai resistivitas pada lintasan ini lebih tinggi dari 1000 ohm.m namun
yang terlihat pada hasil inversi metode resistivity hanya berskala ratusan antara 300500 ohm.m. Setelah dilihat penampakan geologi ternyata di titik tersebut terdapat
sumber mata air panas. Berdasarkan hal inilah penulis yakin bahwa penyebab
turunnya nilai resistivitas pada titik -200 sampai -300 adalah disebabkan oleh adanya
air panas tersebut.
Anomali magnetik turun, terlihat pada titik antara 200-300 diduga
penyebabnya adalah karena adanya alterasi lempung pada titik tersebut. Kehadiran
clay juga di dukung oleh tingginya nilai chargeability pada titik tersebut >500 ms dan
nilai resistivity yang rendah <25 ohm.m
Zona mineralisasi ditandai oleh munculnya nilai chargeability dan resistivity
yang tinggi pada titik 0 sampai -100. Tentunya timbul pertanyaan tentang alasan

penginterpretasian daerah dengan high chargeability dan high resistivity sebagai


daerah mineralisasi. Hal ini disebabkan mineralisasi bijih pada daerah penelitian
secara geologi terlihat dalam urat-urat kuarsa. Urat kuarsa adalah ciri-ciri umum dari
banyak deposit dan merupakan petunjuk adanya mineralisasi terutama emas. Sehingga
respon resistivitas pada pendeteksian emas belum tentu selalu menunjukkan nilai nilai
rendah namun tergantung pada mineral pengiringnya (gaunge). Jika pembawanya
berupa kuarsa maka respon resistivitasnya tinggi.

Interpretasi lintasan -300

Pada lintasan -300 terdapat anomali resistivitas yang jauh lebih tinggi di
banding sekitarnya yang terlatak di bagian barat mulai titik 0 sampai menuju titik
-450 dengan nilai resistivitas lebih dari 3000 ohm.m. Hal ini diperkirakan karena titik
0 sampai -450 lintasan -300 adalah pusat tubuh intrusi. Dugaan tersebut juga di
perkuat oleh metode IP yang menunjukkan nilai chargeability yang cenderung lebih
tinggi dibanding sekitarnnya.
Zona patahan yang terjadi batas litologi masih jelas terlihat pada lintasan ini
yaitu memotong lintasan menjadi wilayah barat dan timur. Secara geologi,
mineralisasi bijih pada daerah penelitian B berada didalam urat-urat kuarsa dan
sedikit disseminated and spotted pada batuan. Dari pengamatan geologi bertemu
dengan interpretasi geofisika terdapat jalinan hubungan yang saling menguatkan yang
terlihat pada titik -100 sampai 0 yang menunjukkan nilai IP yanng cenderung tinggi,
high resistivity, dan undulasi magnetik menurun sampai di bawah 45.000 nT. Dugaan
pada titik tersebut terdapat mineralisasi emas dengan urat kuarsa sebagai gaunge.

Interpretasi Lintasan -400

Pada lintasan -400 daerah penelitian masih terlihat memiliki setidaknya tiga
zona yaitu zona patahan yang menjadi batas litologi, zona alterasi dan zona intrusi.
Pada lintasan -400 ini sulit dilakukan interpretasi secara lebih dalam karena hasil
pengolahan data belum mencapai hasil yang optimal untuk mendapatkan interpretasi
yang dapat dipertanggung jawabkan secara geologi.

Analisa Data Bor

Data bor yang terdapat pada lintasan -200 sekitar titik -175 pada daerah penelitian ini
digunakan sebagai data pengikat dari interpretasi yang telah dilakukan. Terlihat
kenampakan urat kuarsa pada daerah yang berjarak sekitar 200 meter dari sungai
cikahuripan.

Analisa Terpadu

Pada zona batas litologi (rekahan) dengan nilai high chargeability, high resistivity, dan
intensitas magnetik yang tinggi diduga kuat mengandung mineral emas dengan kuarsa
sebagai mineral gaunge (pengiring).

Penampang 3D

KESIMPULAN
1. Metode IP merupakan metode yang sangat efektif untuk mengetahui zona mineralisasi
yang dicerminkan dengan nilai chargeability >300 msec.

2. Berdasarkan hasil interpretasi ketiga metode pada lintasan -200, -300 dan -400
berhasil diperoleh setidaknya empat zona, yaitu zona patahan sebagai batas litologi,
zona alterasi, zona intrusi dan zona mineralisasi.
3. Zona batas litologi terdeteksi dengan nilai kontras resistivitas yang terlihat jelas
memotong wilayah pengukuran menjadi dua sisi yaitu barat dan timur. Hal ini
memnag terbukti secara geologi yang dapat dilihat di peta geologi.
4. Zona intrusi terdeteksi oleh nilai resistivitas yang tinggi dan intensitas magnetik yang
tinggi pada wilayah barat penelitian.
5. Zona alterasi terdeteksi dengan adanya anomali magnetik yang berundulasi cenderung
menurun di perkuat dengan nilai low resistivity dan high chargeability pada wilayah
timur daerah penelitian.
6. Zona mineralisasi diduga kuat tercitrakan oleh metode IP yang menunjukkan nlai
high chargeability didukung nilai high resistivity dan intensitas magnetik yang
menurun berada pada daerah perpotongan antara intrusi dan alterasi yaitu di zona
patahan sebagai tempat pengendapan urat kuarsa sebagai gainge mineral.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, S., Supriyanto. 2013. Jurnal Metode Induced Polarization Untuk Eksplorasi
Emas Daerah B. Universitas Indonesia. Jakarta.

Pertanyaan :
1. Menjelaskan grafik dibawah ini :

Jawab : Grafik ini menunjukkan waktu peluruhan atau chargeability pada saat
pengukuran SP. Ketika arus diinjeksikan terjadi pengkutuban ion-ion dalam batuan dan
ketika arus dimatikan terjadi peluruhan dari arus yang diinjeksikan tadi dan ion-ion
mengalami difusi sehingga ion-ion tadi menajdi stabil kembali.

Anda mungkin juga menyukai