012
Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mendapatkan gambar interferensi dari suatu
mineral, yaitu suatu bayangan optik yang dihasilkan karena gejala bias ganda pada zat
anisotropik. Perbedaan antara pengamatan secara ortoskopik dengan pengamatan secara
konoskopik ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Alur perjalanan cahaya pada mikroskop polarisasi (Raith et.al, 2011)
Cahaya terpolarisir yang melewati mineral anisotrop, akan dibiaskan menjadi dua sinar
yang bergetar kesegala arah dengan kecepatan yang berbeda. Tetapi pada arah sayatan tertentu
sinar akan dibiaskan kesegala arah dengan kecepatan sama. Garis yang tegak lurus dengan arah
sayatan tersebut di.kenal sebagai Sumbu Optik.
Pada mineral-mineral yang bersisitim kristal tetragonal, hexagonal dan trigonal terdapat
dua sumbu indikatrik (sumbu arah getar sinar), yaitu sumbu dari sinar ordiner (biasa) dan sinar
ekstra
ordiner (luar biasa). Pada mineral yang bersistim kristal tersebut, hanya ada satu kemungkinan
arah sayatan, dimana sinar yang terbias bergetar ke segala arah dengan kecepatan sama. Oleh
karena itu, mineral-mineral yang bersistem kristal tetragonal, hexagonal dan trigonal mempunyai
Sumbu Optik Satu (Uniaxial).
Sedangkan pada mineral-mineral yang bersistim kristal orthorombik, monoklin dan triklin
terdapat tiga macam sumbu indikatrik, yaitu sumbu indikatrik sinar X (paling cepat), sinar Y
(intermediet) dan sinar Z (paling lambat). pada mineral-mineral ini, ada dua kemungkinan arah
sayatan, dimana sinar yang terbias bergetar ke segala arah dengan kecepatan sama. Oleh karena
itu mineral-mineral yang bersistem kristal demikian mempunyai Sumbu Optik Dua (Biaxial).
a) Sumbu 1 (Uniaxial)
Bentuk isogir pada mineral uniaxial akan tetap lurus pada waktu diputar 0°- 45°.
b) Sumbu 2 (Biaxial)
Bentuk isogir pada mineral biaxial akan memisah menjadi dua lengkungan pada waktu
diputar 0°- 45°.
Adalah sudut yang dibentuk oleh dua sumbu optik. oleh karena itu sudut sumbu optik hanya
didapatkan pada mineral sumbu dua. Pada sayatan tertentu, dengan memperhatikan gambar
interferensinya, dapat dihitung besarnya sudut sumbu optik.
Daftar Pustaka
http://lab-geologioptik-tgl.ft.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/32/2018/02/04-MODUL-
ACARA-IV-MINERALOGI-OPTIK.pdf
https://kupdf.com/download/modul-mineralogi-optik-petrografi-
2016pdf_59c23f1908bbc55311687044_pdf