PENURUNAN
4.1 Pendahuluan
Jika seluruh permukaan di bawah dan di sekitar bangunan turun secara seragam dan penu
runan terjadi tak berlebihan, mungkin turunnya bangunan tak tampak oleh pandangan
mata dan penurunan yang terjadi tak menyebabkan kerusakan bangunannya. Namun, kon
disi demikian tentu mengganggu baik pandangan mata maupun kestabilan bangunan, bila
penurunan terjadi secara berlebihan.
Istilcih penurunan (settlement) digunakan untuk menunjukkan gerakan titik tertentu
pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Umumnya, penurunan tak seragam
lebih membahayakan bangunan daripada penurunan totalnya. ContolKontoh kerusakan
bangunan akibat penurunan tak seragam, diberikan dalam Gambar 4.1.
{1) Gambar 4.1a. Jika tepi bangunan turun lebih besar dari bagian tengahnya, bangunan
diperkirakan akan retak-retak pada bagian A.
{2) Gambar 4.1b. Jika bagian tengah bangunan turun lebih besar, bagian atas bangunan
dalam kondisi tertekan dan bagian bawah tertarik. Bila deformasi yang terjadi sangat
besar, tegangan tarik yang berkembang di bawah bangunan dapat mengakibatkan
retakan-retakan.
{3) Gambar 4.1c. Penurunan sa tu tepi, dapat berakibat keretakan pada bagian C.
(4) Gambar 4.1d. Penurunan terjadi berangsur-angsur dari salah satu tepi bagian ba
ngunan, yang berakibat miringnya bangunan tanpa menyebablcan keretakan.
e�
r a
(a) / retak /' I (bl
�
I
J... t ,J_ I I J J iI
'- ,� � penurunan pada bag,an tengah
penurunan
il
(d)
(c) 1 retak
1... �� "] -
D I • I I
�
...nan satu ss dan bangu
na:1
peoor
\penurunan
Fondasi fleks•bel
I .
Dalam praktek, jarang dijumpai fondasi yang benar-benar kaku. Karena itu, distribusi
tekanan sentuh yang terjadi adalah di antara bentuk fondasi yang kaku dan fondasi fleksi
bel. Dengan alasan tersebut, dalam praktek, distribusi tekanan sentuh fondasi ke tanah
dianggap seragam atau uniform, bila bebannya terbagi rata secara seragam.
Tegangan di dalam tanah yang timbul akibat adanya pembebanan di atasnya dinyatakan
dalam istilah tambahan tegangan. Karena, sebelum peletakan bebannya, tanah sudah men
derita tekanan akibat beratnya sendiriyangdiselmttekananoverburden
Analisis tegangan di dalam tanah didasarkan anggapan bahwa tanah bersifat elastis,
homogen, isotropis, dan terdapat hubungan tinier antara tegangan dan regangan. Dalarn
144 Penururtan
beban titik di permukaan. Tambahan tegangan vertikal (6.aJ akibat beban titik, dianalisis
dengan meninjau sistem tegangan pada koordinat silinder (Gamba 4..3). Dalam teori ini,
tambahan tegangan vertikal (6.aJ pada suatu titik A di dalam tanah akibat beban titik Q di
permukaan, dinyatakan oleh persamaan:
�Q (
(4.2)
dengan
l::!.az = tambahan tegangan vertikal.
z = kedalaman titik yang ditinjau. .
r = jarak horizontal titik di dalam tanah yang ditinjau terbadap garis lcerja beban titik.
• I
..
Gembar 4.3 Tambahan tegangan vertikalllkibtll beban B.
Teknik Fondasi 1 145
( )
Jika faktor pengaruh untuk beban titik teori Boussinesq, didefinisikan sebagai:
5/2
3 1
(4.3)
IB = 2n 1 + ( r/z ) 2
Nilai !8 yang disajikan dalam bentuk grafik, diberikan dalam Gambar 4.4.
0,48
0.40 i\
0,32
\ '. . C?
''
1 "
Is 0,24 i\ ;
\
..
0,16 ""'
0,08 "'' I
i'--- I...
0,4 0,8 1,2 2P 2,8 3,2 3,6 4,0
rlz
Gambar 4.4 Faktor pengaruh untuk beban titik, didasarkan teori Boussinesq (/8) (Taylor, 1948)
hitung tambahan tegangan di bawah pusat fondasi-fondasi kolom A, B, dan C, pada ke
dalaman 6 m di bawah fondasi.
Penyelesaian:
Beban-beban kolom dianggap sebagai beban titik, karena itu tambahan tegangan di bawah
masing-masing fondasi, dapat dihitung dengan persamaan:
Fondasi-fondasi diberi nama menurut nama kolomnya. Dalam soal ini, karena susunan
fondasi-fondasi yang simetri, tambahan tegangan di bawah fondasi-fondasi B dan C, pada
kedalaman yang sama akan menghasilkan dClz yang sama.
146 Penurunan.
3m 3m_f� -· .
...
--,
,--z-
..C
- -rr
B,
40 I
3m
I !l i:_ '=3m r= 3 m
20 t 20 t
40 I 20,
; l'
r
!It-
I
A
A _H_.. -· ...1 8� I
J �I ,.,
10 t 3m
lcJT - � G j_
z=6 m
-I I·
I I
•
I
I
1-
• •
I
GambsrC4.1 .. 1
., I
=
.. .
�0z(C1) �0z(C2) = �0�(C3) = �0z(C4)
. .
40 2 ,.
=· 1 X- X 0, 478" = 0,52 t/m
36
Teknik Fondasi 1 147
20
= 4X - X
2
0,273 = 0,60 t/m
36
10 2
= 4 x - x 0,172 = 0,19 tlm
36
Ditinjau untuk fondasi 81. Dihitung jarak-jarak antara pusat fondasi 81 dengan yang lain:
(t)
20 0 6 0 0,478
20 4,24 6 0,71 0,172
'' .�:
20 4,24 6 0',71 1)�172
20 6 6 c. . *'.,�..· ··l'·f'084'( .
.. / tl,273:
. • l 40
6 t· 0,5 '
0,273�-
3. •·
) 10 3 . 0,5 .
''j
,
10 1,12 0,063 :
o,06Sr
6, 71 6
10 6,7� 6 1,1�
40 2
= - x 0,273 = 0,303 tlm
36
148 Penurunan
20 2
= - x ( 0,478 + 0,172 + 0,172 + 0,084 ) = 0,503 tlm
36
Tambahan tegangan di bawah fondasi Bv akibat fondasi-fondasi C:
10 2
= - x ( 0,273 + 0,273 + 0,063 + 0,063 ) = 0,187 tlm
36
Tambahan tegangan akibat beban seluruh fondasi di bawah pusat fondasi Bv pada ke
dalaman 6 m:
2
�crz ( B 1) = 0,303 + 0,503 + 0,187 = 0,993 tlm
6,71 0,063
·
1,12
·• 4,24 Orf:1. t ,. .o 0,\� a •. ·
Teknik-Fondllsi 1 149
40 2
= - x 0,172 = 0,191 t/m
36
..
1 20 I 2
(0,273 +0,273 +0,063'+0,063) 0,373. t/m
•
=- x
36
=
10
-· .
=
36
x �
(0,4 8 +0,084 + 0,084 +0,!) 1) � = 0,18� tfm
2
Jadi, .tegangan-tegangan di bawah masing-masing pusat fondasi C1 sampai C4, pada ke
dalaman 6 m :
2
.1oz(C) .1oz(C > .1oz(C) = .1o (C) = 0,752 t/m
)· , 2 3 . z 4
= =
(4.5)
denf5an ex dan � dalam radial, yaitu sudut yang ditunjukkan dalam Gambar 4.5. �
tegangan yang menunjukkan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai tegangan ver
tikalyang sama akibat beban berbentuk lajur memanjang ditunjukkan dalam Gambar 4.6a.
.-
Gambar 4.5 Teg81lgan sk/bst beban terbsgl mta b6r1:Jentuk /sjur memsnjsng.
• J
150 Penunman
mrOc·"" �
l-oo
8 � � ')� m:��� " ���....I'
.
'- -��� V � �i'".,.'.I 1\ �':':.· I ' 1\' r,_ ' 8 . .....
� t,, �
\�, 28
�- I/ .'J /11'/I! � '' 28
If li , , ' -
�
38 /" !;./1f [I " .cUr,-� -!,... 1/ ��� \ �\ 38
) If , � .... ..
[/
11 1\ � OJirl.-1-" J
:J
58
\ 1/ �
68 I\ 1\. 1/ li
\ I'-1-0.iq•� V
�� � ".... �"""
78 � ��..,-
' I
78
\ ll
88 \ �.o.ia.. .� / 88
.� -
98 :\: L' 98
" L'.-
� '--,
108 r-"""- 1-':jr 108
"' 'O,lllq
I·
118 118
l ! I· .,
(8) (b)
Gambar 4.6 Isobar tegangan untuk beban terbagl rata berbantuk lajurmetrJMPng diM bf.t/ur sangkar teori
Bousslnesq.
(4.6)
Teknik Fondasi 1 151
I z
I
Ao,
I
y ! f
A
Gambar 4.7 Tegangan di bawah beban terbagi rata berbentuk empat persegi panjang.
8 0,28
I
� L
cr, il m= I
0,26 m
L'l �.p
I
m =
l -m = 3,0
1 1 .1_�
!'1 1= 1 .8.
l o•�m = 1 ,6
VIU I--'
I = (j
Beban
m = 8/Z ; n = UZ 0,22
m d an n dapat ditukarkan
b.CT W/ .:���
z = lq i,9 = 0,20
!//
/ m =
V/ me i,7 0,18
1 / I l ie
IJ
o, 1 s
--, I/
)II!J
m=
0,14
./ I
l,alJ'h V '
· = 1,4 0,12
l;Jiflf r' v
lllll ll
0,10
in =
.
1-111,11/ I/
, m = 1 ,u
ri "= 2,0 -
0,08
I
17
�
.......
0,06
ll . liJ. 0,04
��:�
I
I
0,02
��
0,01 0,02
�
0,1 0,2
�
2 4
in = 'd.
0
6 8 10
Nilai n
Gambar 4.8 Faktor pengaruh I untuk tegangan vertikal di bawah sudut /uasan beban terbagi rata berbentuk
empat persegi panjang yang fleksibel (U. S.Navy. 1971)
152 Penurunan
dengan:
dengan:
L
n =
Nilai faktor pengaruh I untuk tegangan di bawah sudut luasan empat persegi panjang
yang menderita beban terbagi rata q dalam bentuk grafik, dapat dilihat dalam Gambar 4.8.
Sedang isobar tambahan tegangan di bawah luasan beban bujur sangkar diberikan dalam
Gambar 4.6b.
Tambahan tegangan vertikal pada sembarang titik di bawah luasan empat persegi pan
jang dapat ditentukan dengan cara membagi-bagi empat persegi panjang, dan kemudian
menjumlahkan tegangan yang terjadi pada tiap-tiap bagiannya. Sebagai contoh, misalnya
akan ditentukan tambahan tegangan vertikal di bawah titik X (Gambar 4.9). Untuk ini,
dapat dilakukan cara sebagai berikut:
A G D
E �------�---4 H
X
B F c
Gambar 4.9 Contoh hitungan tambahan tegangan vertikal di bawah titik tertentu akibat beban terbagi rata
empat persegi panjang.
Dianggap beban total yang didukung kolom-kolom disebarkan secara sama ke seluruh
luasan fondasi pelat.
Teknik Fondasi 1 153
Penyelesaian:
Beban total yang didukung kolom-kolom dianggap disebarkan secara sama pada luasan
fondasi pelat, maka
I· I
3,5 m 3,5 m
•
A B C
r------.--�
3,5 m
D 1------+-=E--1 F
3,5 m
G H
GambarC4.2
(a) Tambahan tegangan di pusat beban dihitung (titik E) dengan membagi luasan fondasi
menjadi 4 bagian yang sama, dengan ukuran 3,5 m x 3,5 m :
(b) Tambahan tegangan vertikal di titik D dilakukan dengan membagi dua luasan fondasi
nya, yaitu luasan DFCA dan DFIG
DF = 7 m ; AD = 3,5 m
B 3,5
m = - - = 0,583
z 6
L 7
n = - = - = 1,17
z 6
B 7
m = = 1,17
z 6
L . ,., .
n = = 1,17
z
., .
- -,.,;. 2
l.tA (.f.7)
,J �, ,: r
2rr.-
f' J ...
(H>)
'1 I
...
t. , •\•-
_.....
[_�� -�__,:._-1<-
� ,. ,.
I
'
..
---�
I z
Gambar 4.1o Tegangan di ba wah beban terb'agi rata betbentuk llngkaran flekSibel.
Te.blik Ftmdasi 1 155
akan dapat diperoleh, persamaan tambahan tegangan vertikal di bawah beban terbagi r-ata
berbentuk lingkaran fleksibel, sebagai berikut:
I� r •
dengan
I=[�- [t•<,:•>r·J
Foster dan Ahlvin (1954) memberikan grafik faktor pengaruh I untuk tambahan tegang
an vertikal pada sembarfl\g titik cti bawah beban terbag.i rata berbentuk li.ngkaran fleksibel
pada Gainbar 4.11. Faktor pengaruh I untuk tambahan tegangan cti bawah pusat beban
lingkaran, cti.nyatakan oleh kurva x/r = 0.
.,
1.. lll
"'•
Ah_lvln"
�ber.4. '1 . F�orp81)garuh I untuk tegBIIgan vertikal d bswah beb8fl terbag. rae berbentuk Hngkaran
fteksibel (Fosterdan 1954).
156 Pmurunan
Penyelesaian:
I· 1.em ·I
tLll�lllllL
• •
B A
GsmbsrC4.3
Tabel C4.2.
·
(4.10)
an ada 9. Panjang satuan untuk menggambar lingkaran tersebut, adalah AB. Lingkaran
lingkaran dibagi-bagi oleh garis-garis, sedemikian hingga sektor-sektor lingkaran yang ter
bentuk mempunyai sudut pusat yang sa m a. Nilai pengaruh diberikan oleh 1 /n, dengan n
adalah jumlah eleme.n-elemen yang terpotong oleh garis lewat pusat lingkaran dan lingk'ar
an-lingkarannya. Karena terdapat 200 elemen, nilai faktor pengaruh (I) bernilai 1/200 atau
Teknik Fondasi 1 157
.. .,
Gambar 4.12 Diagram pengaruh Newmarlc untuk tegBllgan vertikal ddssarlcsn pads tebrl Bousslnesq
(Newmarlc, 1942).
0,005. Untuk menentukan besarnya tegangan vertikal pada kedalaman tertentu di bawah
fondasi, dilakukan cara sebagai berikut:
-
(1) Tentukanlah kedalaman (z) yang akan dihi�g tegangannya. Dibuat z AB. Jadi, jika =
tegangan pada kedalaman yang akan ditinjau pada z = 5 m, panjang AB dalam ling
karan Newmark ekivalen dengan 5 m.
(2) Gambarkan denah fondasi dengan skala panjang sesuai dengan panjang satuan garis
· AB. Artinya, jika panjang fondasi L 15 m dan Jebar B 7,5 m, panjang foriaasili)
= =
yang digambar pada lingkaran Newmark adalah (15/5) 3 kali panjang garis AB,
=
(3) Denah fondasi di letakkan sedemikian rupa, sehingga proyeksi titik pada denah fondasi
yang akan ditentukan tegangannya (titik P), berimpit dengan pusat lingkaran New
mark.
(4) Dihitung jumlah elemen yang tertutup oleh denah fondasi, mi�nya n �}emen.
(5) Tambahan tegangan (.1oz) pada kedalaman z, dihitung dengan menggunakan persa
maan:
t.o = qnl
dengan:
q = besarnya beban terbagi rata pada dasar fondasi.
n = jumlah elemen yang tertutup denah fondasi.
I = faktor pengaruh, yang untuk grafik yang diberikan dalam'contoh ini, I = 0,005.
Cara Newmark cocok untuk fondasi dengan bentuk dan ukuran- sembarang, sejauh
denah fondasi masih dapat digambarkan pada diagrmnya dengan skala yang memetluhi.
158 Penurunan
Penyelesaian:
Gambar C4.4
Pada Gambar C4.4, skala AB Eada gambar ekivalen dengan z = 6 m. Denah luasan beban
digambar dengan skala garis AB yang dianggap mempunyai panjang 6 m. Karena tam
bahan tegangan yang akan dihitung di bawah titik P, P diletakkan di pusat lingkaran New
mark. Selanjutnya,
Metode ini merupakan salah satu cara pendekatan yang sangat sederhana untuk meng
hitung penyebaran tegangan akibat pembebanan diberikan oleh Boussinesq. Caranya de-
Ttknik Fondasi 1 159
ngan memhuat garis penyeharan behan 2V: 1H (2 vertikal dihanding 1 horizontal). Dalam
cara ini, hehan fondasi Q dianggap didukung oleh piramid yang mempunyai kemiringan
sisi 2V: 1H (Gambar 4.13). Dengan cara pendekatan ini, lehar dan panjangnya bertarnhah 1
meter untuk tiap penamhahan kedalaman 1 meter, atau hila dinyatakan dalam persamaan,
\a
II B-t.-
atau
'J R
\i (..! l:::bl
dengan:
.10z = tamhahan tegangan vertikal pada kedalaman z.
Q = beban total.
q = tekanan terhagi rata.
L = panjang luasan hehan.
8 = lehar luasan hehan.
z = kedalaman .
',. ;. gr.
I
:fI
I � �I
/.:::.. ...· ,, \
, ,... \
I
..L '------
::
B z -·-
Cara ini dapat juga untuk menghitung fondasi berhentuk �emanjang. Tamhahan t�
gangan vertikal pada fondasi memanjang dinyatakan oleh:
.....
tF . qB . .
.10
z
= -- (4.13)
8 +z
Penyelesaian:
' - ·.
\
I \
I
�I \
� I \
'V I \
I \
I \
\
7m ,.
.. .
GsmbarC4.5
10 2
6cr = __ ....:..:
Q :____ = ----- = 0,2 t/m
z (L+z) (B+z) (3+4) (3+4)
(4 14}
dengan
S = penurunan total.
1
S; = penurunan segera.
Se = penurunan konsolidasi primer.
55 = penurunan
'
konw�idasi
.. sekunder.
..
: -. � 1 c'"�' ·c
';\1.�
Penurunan-segera atau disei:Sut juga penurunan elastis adalah penurunan yang dihasilkan
oleh distorsi massa tanah yang tertekan, dan terjadi pada volume konstan. Penurunan pada
tanah-tanah berbutir kasar dan tanah-tanah berbutir halus yang tak jenuh termasuk tipe
penurunan-segera, karena penurunan terjadi segera sesudah penerapan bebannya.
Penurunan konsolidtlsi terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap penurunan konsolidasi primer dan
tahap penurunan konsolidtlsi sekunder. Penurunan konsolidasi_ primer aaalah penurunan
yang'terjadi sebagai hasil dari pengurangan volume tanah·akibat aliran afr meninggalkan
zona tertekan yang diikuti oleh pengurangan kelebihan teklman air pori (excess 'pOre water pres-
Ttlatik Fondasi 1 161
sure). Besamya penurunan tanah merupakan fungsi dari waktu. Penurunan konsolidasi
sekunder, adalah penurunan ya:ng tergantung dari .waktu juga, namun berlangsung pada
waktu setelah konsolidasi primer selesai, yang tegangan efektif akibat bebannya telah kon
stan.
Besarnya penurunan bergantung pada karakteristik taitah dan penyebaran lekahan fon
dasi ke tanah di bawahnya. Penurunan fondasi bangunan dapat diestimasi dari hasil-hasil
pengujian laboratorium pada contoh-<Jontoh tanah tak terganggu yang diambil dari pense
boran, atau dari persamaan-persamaan empiris yang dihubungkan dengan hasil pengujian
di lapangan secara langsung.
4.4.1 Penurunan-Segera
Persamaan penurunan�segera atau penurunan elastis dari fondasi yang terletak di permuka
an tanah yang homogen, elastis, isotropis, pada media semi tak terhingga, dinyatakan oleh
I
(-US)
dengC\1\
S; = penurunan-segera.
• q teka.n.an pada dasar fondasi.
=
B lebar fondasi.
=
NiJai faktor pengaruh bergantung pada lokasi titik yang foiitinjau di mana penurunan
akan dihitung, bentuk dan kekakuan fondasi. Untuk fondasi fle'ksibel, Terzaghi (1943) me
nyarankan nliai lp untuk menghitung penurunart pada sudut luasan empat persegi pan
jang, sebagai berikut:
I
I'
=
1ll. (l+JtL/82+1)
n B
ln --
1.1 R
-
\ .'
-) T l n r-l ! B + "'(l'I B - )+ 1
' ]
dengan L dan B adalah panjang dan lebar fondasi. Nilai-nilai Ip untuk berbagai bentuk fon
dasi, diberikan dalam Tabel 4.1.
Schleic!ter _(1925) mem� faktor-faktor pengaruh Ip untuk fondasi yang kaku, se
perti yang ditunjukkan dalam Tabel �.1. Untuk fondasi-fondasi yang t�rletak di permukaan
(Das, 1983): • ·
Tabel4.1 Fakwr pengaruh Im (Lee, 1962)·dan l p (Schleicher, 1962) untuk fondasi kaku, danfaktcr
pengaruh untukfondasi fleksibel (Terzaghi,1943) (dari Bowles, 1968) . . . · .
·Peneliti yang lain menggunakan faktor pengaruh fondasi lingkaran yang kaku 0,79 = 1C/4.
Akibat pembebanan eksentris, fondasi yang kaku akan berotasi akibat momen peng
gulingan. Lee (1962) menyarankan nilai faktor pengaruh Im untuk fondasLyang. kaku pada
pembebanan eksentris, atau pembebanan yang menimbulkan momen,._Eota$i fondasi, di-
. .
nyatakan oleh persamaan: r.
11 nr., ,. I ,�,,,
a tau
t tl I > ( l 1.71 I
dengan
9 = sudut rotasi fonda,si.
Q = .resultan bebari fondasi. ,, . '"'
e = eksentrisitas iesultan beban fondasi. / .
B = lebar fondasi.
L = panjang fondasi.
1.1 angka Poisson (Tabel4.2).
E
=
Perkiraan angka Poisson (p) dapat dilihat pada Tabel4.2. Teriaghi metf atank� nilai J.i =
y
0, unluk'tan�h pasir, da� }i = 04
� , 3 �tuk �anah.lempun - Uin
, samJ?ai 04
- dan p 0;4 sam a•_
� �
ny �, bariy �
d1gunakan 0,3 scun�pa1 .0,35 untuk tanah pas1r
�= p Q2
urttu!Citanah lem-
- ,. ..
=
. -
pung.
Modulus elastis E dapat diperoleh dari kurva tegangan-regangan yang diperoleh dari
pengujian triaksial (lihat Mekanika Tanah 2, Hary Christady Hardiyatmo, 1994). Bila contoh
tanahnya terganggu atau rusak, maka modulus ela stis (E) menjadi berkurang, dengan
demikian estimasi penurunan-segera menjadi berlebihan.
Modulus elastis (E) tanah dapat pula diperoleh dari pengujian beban pelat (plate load
Teknik Fondasi 1 163
test). Jika modulus elastis tanah granuler diambil dari pengujian beban pelat, nilainya dapat
ditentukan dari persamaan berikut:
(4 IS)
dengan
Ep = modulus elastis dari pengujian beban pelat dengan lebar Bp.
E = modulus elastis tanah.
B = l�bar fondasi sebenamya.
Macam tutah JL
Lempung jenuh 04 , 4
- 5
,
Lempung tak jenuh 0,1�,3 !
Lempung berpuir 0,2�,3 tI
Lanau 0�
Pasir padat 0
Pasir kasar (e •0�7
, ) .� 0
"Fasir halus (e =0 0
Batu (apk tergantung dui tipenya) 0,1�,4 I•
lMss 0.1�,3'
. •'
Macamtanah
�pung
Sangat lunak
Lunak
Sedang
Keras
serpa'Sir
Pasir 1"
Berlanau 50-200
Tidak padat 100-2!50
Padat 500-1000
Pasir dan keriki1
Padat 800-2000
_ Tklak-padat �1400
Lanau 20-200
Laesa 150-600
Serpih 1400-14000
Bowles (1977), memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data peng
ujian kerucut statis (sondir), sebagai berikut:
{4.20a)
E= lO(N + IS) (k/ftl) (untuk pasir)
Jika tebal lapisan tebal lapisan terbatas (H) (Gambar 4.14), dan lapisan yang mendasari la
pisan tersebut berupa lapisan keras tak terhingga, maka penururum-segaa pada sudut luas
an beban terbagi rata empat persegi panjang fleksibel yang terletalc-di permukaan, dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
S ' =· qB l
E r
(4.21a)
dengan
'(4:2lb)
Bila fondasi tidak terletak di permukaan, penururum-segera perlu dikoreksi. Fox dan Bow
les (1977) memberikan koreksi penurutllln-segera yang merupakan fungsi dari DJfB, LIB dan
Jl, seperti yang disajikan dalam Gambar 4.15. Penuru110n-segera rata-rata, dinyC\takan oleh
persamaan :
5' = aS (4.23)
I I
dengan .
a = faktor koreksi untuk dasar fondasi pada kedalaman Dt
S;' = penurunan-segera rata-rata yang telah dikoreksi, fondasi pada kedalaman Df
S; = penurutllln-segera rata-rata untuk fondasi terletak di permukaan.
Teknik Fondasi 1 165
Nilai F1 dan F2
:X:
� 4
c:
Ill
E
Ill
7i
"0
� 6
-�
..
-�
8.
Gambar 4.14 Penu�nan-segera pails'Sudut /uasan beban terbagi rata fleksibel di permukaan yang terte
tak padll lapisan elastis dengan·dasar keras (Steinbrener, 1934)
PanJang L
;,
_,.
8 _
(b) DIB
Gambar 4.15 (a) Fondasi pada keda/aman 01
(b) Faktor koreksi keda/aman untuk penurunan-segera pads fondasi empat persegi panjang
(Fox dan Bowtes, 1977)
dan lingkaran yang terletak pada tanah elastis, homogen, dan isotropis dengan tebal terba
tas, sebagai berikut:
dengan
si =
J.ll
penurunan-segera rata-rata.
faktor koreksi untuk lapisan tanah dengan tebal terbatas H (Gambar 4.16}.
J.lo faktor koreksi untuk kedalaman fondasi Dt (Gambar 4.16}.
B lebar fondasi empat persegi panjang atau diameter lingkaran.
q tekanan fondasi neto.
E modulus elastis tanah.
Diagram pada Gambar 4.14 dan Gambar 4.16 dapat digunakan untuk modulus E yang
bervariasi dengan kedalamannya. Hitungan penurunan-segera, dilakukan dengan membagi
tanah ke dalam beberapa lapisan yang terbata&. Jika regangan pada tiap lapisan dapat di
hitung, akan dapat diperoleh nilai penurunan-segera totalnya.
1 ,0 -..,..
0,9 � �
0,8 ''
......
0,7 �� UB "'
r--. 1
--...._....,.
200
0,6 2 5� 10 20:5�-� t::1::!:1 oo:
�rHC::::--.. -.... "f-t..ui�
0,5 0,1 0,2 0,5 T11
2 5 10 20
!'til
100 1000
HIB -
3,0 olL
/
71 100
f-- l panjang
2,5 �
1--
50
"'
�
1-- l
�
2,0 � 20
-
- Ht B / 10
"''' i/\411.7-tfii:U\,q,
-
-
:i 1 ,5 == lapisan keras
5
-
-
-
1 ,0 2
- Bujursangkar
// 1
0,5 ::;;.--
-
lingkaran
0.0
0,1 0,2 0,5 1 2 5 10 20 50 100 1000
o;a --
Gambar 4.16 Grafik yang digunakan dalam Persamaan (4.24) (Janbu, Bjerrum dan Kjaemsli (1956))
lempung jenuh terletak lapisan keras. Beban terbagi rata pada dasar fonda�i 17,6 t /rr . Fon /
dasi terletak pada kedalaman 5 m. Hitung besarnya penurunan-segera dengan cara (a) Stein
brener dan (b) )anbu'dkk. (I,.apisan tanah keras dianggap tidak mengalall!i penurunan).
" . ,.. , "" ,
Penyelesaian: B, 5m_ 5m
) I
=
•
B= 10m
,
L, = 10m
Fondasi rakit:
•10m x 20m
'''V'"'" \j.
q = 17.6 Um2
Lempung jenuh: D1=5m
E = 60 kglcm• 10m
-
jJ = 0,5
H=5m
y•., = 1,8 um •
1:1//;:i
l1..,l f/1 I. -f/
/ Lap1san keras
J •
•' I
(a) Cara Steinbrener �
�<
Untuk hitungan penurunan di pusat fondasi, luasannya dibagi menjadi 4 bagian sama
besar dengan 81 =10/2=5 m dan L1 = 20/2 10 m. =
H/Bt=5/5=1
Lt!Bt =10/5=2
2
Tekanan fondasi neto q
n 17,6- (5 x 1,8) = 8,6 t/m2 . Penururum-segera pada pusat fondasi
=
qBt 8,6 x5
S. =- x4x0,75F1 =
J
-- x4 x-0,75 x 0,13 = 0,03 m
E 600
(3) Penurunan-segera untuk fondasi yang kaku dan terletak pada kedalaman 5 m:
Dalam hal ini akan dihitung penurunan-segera (SJ rata-rata. Untuk HI B 5/10 =0,5; LlB= =
2, dari Gambar 4.16, diperoleh Ill= 0,3. DJIB 0,5; LIB= 2, dari Gambar 4.16, diperoleh IJ..o
=
= 0,9.
Penurunan-segera rata-rata jika fondasi fleksibel dan terletak pada kedalainan 5 in:
qB 8,6 X 10
51= 1!11!0- = 0,3 x0 ,9 x = 0,039 m = 39 m
E 600
S/ = 0,93 x39 = 36 mm
rata-rata yang telah dikoreksi 20. Di bawah lapisan pasir terdapat lapisan tanah lempung (IJ..
= 0,5) setebal30,5 m dengan Eu rata-rata= 161 kglcm2. Di bawah lapisan lempung terdapat
lapisan batu. Muka air tanah pada permukaan lapisan lempung. Hitung besarnya penu
runan-segera.
Penyelesaian:
27 .u -r. 2' .u m
r----.
8e18.30m
8•18.3m
r rn r 9, 15m
9 15m
·
L .
I
PasIf
,. ; 0.3
l• = 1.92 tlm'
H,• 36 ·6m
mo12 = 0, 0011 4 m'/1
I j ·' .
Teknik Fondasi 1 169
Akan dihitung penurunan pada pusat fondasi. Untuk ini, fondasi dibagi menjadi 4 bagian
yang sama, dengan panjang L 1 = 54,88/2 = 27,44 m dan lebar B 1 = 18,3/2 = 9,15 m .
Tekanan fondasi neto qn = 35 - (1,52 x 1,92) = 32,1 t/m2
Modulus elastis pasir diestimasi menurut Persamaan (4.20a):
E = 10 (N + 15) = 10 (20 + 15) = 350 k/ft2 = 171,5 kg/cm2 = 1715 t/m2
Karena hitungan penurunan cara Janbu hanya cocok untuk angka Poisson J.l. = 0,5, dalam
hal ini penurunan-segera dihitung berdasarkan cara Steinbrener.
(1) Penurunan pada lapisan pasir:
J.l. = 0,3, JP = (1 - 0,3 ) F1 + (1 - J.l. - 2J.J. ) F2
2 2
= (1 0,3
2 ) F1 + (1 - 0,3 - 2 x 0,32 ) F
- 2
= 0,91 F1 + 0,52 F2
Penurunan lapisan lempung setebal Hv dengan ll = 0,5 dan E = 161 kg/cm2 (lihat Gambar
C4.7).
Karena ll = 0,5, maka IP = 0,75F1.
H/B = 6,1 /9,15 = 0,67; L 1 /B1 = 3, dari Gambar 4.14, F1 = 0,05, sehingga
J = X
P
0,75 0,05 = 0,038
9,15 X 32,1
= X 4 X 0,038 = 0,028 m
5i 2 610
•.
Terzaghi dan Peck (1967) menyarankan persamaan penurunan.untuk fondasi dengan inten
sitas beban q dan lebar B, sebagai berikut
. \
28 )2
58= (--
B+b xSb 4
( . 25 )
dengan
SB = penurunan fondasi.
sb = penurunan pada pengujian beban pelat..
b = lebar pelat pengujian.
S.:::!
4q ;untuk 8 ,2 �1 'in
;.
I
N
S.I = 6q(-
N
8 - ) 2 ;untuk8>1,2
8+1
m
(4.26b)
dengan
q intensitas beban'Yang diterapl<ah dalatn kip/ft2 (1 kip/f�
= = 0,49 kg/cm2).
B = lebar fondasi dalam ft (1 ft 30,48 cm). =
2, Sq · i
S
I
- -- ; untuk
N
B :5: 1,2
�
m (4.27a)
dan
B
S
i
=
4q (
N ...L-.
- 8+1
}2 untuk
; B> 1,2 m {4.27b)
Teknik Forulslsi 1 171
dengan 8 adalah lebar fondasi (ft), q adalah tekanan fondasi neto dalam, (k/ftl) dan S;
adalah penurunan-segera dalam inci.
Berdasarkan data lapangan dari Schultze dan Sherif (1973), Meyerhof (1974) memberi
kan hubungan empiris untu.k penurunan pada fondasi dangkal sebagai berikut:
,, tj• /1 (4 . 2H.\
. )
� (unlul-.: pa"' r dan J..�·rtkil)
•
• (
··
2_,'\j •
tl" /1
" .ntuk 1 .... r l· rl1 1 I I 2bb)
I
N
dengan
S; = penurunan dalam inci.
2 2
q = intensitas beban yang diterapkan dalam t/tt-2 (t/ft ;,.1 kg/cm ).
8 = lebar fondasi dalam inci.
.'
I-
l
dengan
C = angka pemampatan (angka·kompresibilitas).
qc tahanan k�ucut statis.
'
=
'
Satuan qc dan p0 harus sama. Nilai C ini, disubstitusikan ke dalam persamaan Terzaghi
·
H I' ·�,..,,,
In� (41ll)
c
p,'
dengan
S; = penurunan akhir (m) dari lapisan setebatH (m).
'
p0 = tekanan overburden efektif rata-rata, yaitu tegangan efektif sebehim penerapan
bebannya, drtengah-tengah lapisan.
t.p = 60z = tambahan tegangan vertikal di tengah-tengah lapisan yang' ditinjau oleh
tekanan akibat beban fondasi neto.
memberikan korelasi antara nilai N dan tahanan kerucut statis (qc) yang diperoleh dari pe-
ngujian ker':cut statis pada tar:ah granuler, sebagai berikut:
·
..
.t .
!f, .= 4N (4.31)
dengan qc dalam kg/cm2.
Schmertmann (1970), juga memberikan cara untuk menghitung besarnya penurunan
pada tanah granuler (berbutir kasar) dengan berdasarkan hasil pengujian penetrasi kerucut ·
statis. Besarnya penurunan-segera (5;), dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut
F
C
I ",
=
ll2 lj ,
� -,\..:
L l
(4.32)
dengan
cl = faktor koreksi kedalaman.
c2 = faktor rangkak.
q = tambahan tekanan fondasi neto.
8 = lebar fondasi.
lz = faktor pengaruh re-gangan lateral (Gambai 4.17)
E = modulus elastis tanah.
A.z ��tebaian lapisan:
' I
= ·
. I P,
C1 � I - 0,5 I - (den�an C1? ll,5 l
( 4. 33a)
•7
l .
-- 1 t ():! ·log/ ) r (·t33b�
' ' \, 0,I ') "
d�lz minimum ter apat pada z = 28. ertmann menamakanha terse ut se agai dis-
1ribusJ(28-Q,b)(Gambar 4.17a). < .,_ •
. _ •
yang·d apat dianggap mendekati sama (Gambar ·4.17c). Kurva (28 - 0,6) diletakkan di
bawah dasar fondasi dan digambar dengan skala tertent u (Gambar 4.17b�. Penurunan a.ki
bat beban dihitung dari hitungan E dan lz yang sesuai untuk tiap lapisannya. Jumlah penu
runan di setiap lapisan, •kemudian dikoieksi terhadap faktor kedalaman (C1)· dan 'faktor
rangkak (C2).
:•
.. �· .f ,. ..
•
I';r
CQ.
11) 0,2 .. .J
0,4 o.e ·o.s•
��
- .. <,
•
E
..
.. 28-0,5
2
i
.liC
3
�..
LL. 4
(a)
B
Tahanan kerucut qe (kg/cm2)
0 50 100
Tahanan kerucut
rata-rata
Lapisan 4
Lapisan 5
.. ..
����� �� --------
0.2 0,4 0,6 0,8
/(
i'·
(b) (cl
t/m2.M
: uka air tanah•terletak pada kedalaman 1 m dari permukaan. Tanah pasir mempu
nyai berat vohurt,e r;, = 1,85 dan 'Ysat = 2 t/m3. Dari hasil pengujian SF'I' diperoleh variasi
nilai N ntm:ata yang'� �ikoreksi seperti p ada:.Gambar C4.8. Tentuk,an penurunan pada
pusat f0n.dasi dengcmcara-<ara.(a) De. Beer danMarten, (b) Schmertmann.
. '
Penyelesaian:
Pemeriksaan penurunan cara De Beer·danMarten dilakukan sampai pada kedalaman 3B -
4B di bawah dasar fondasi. Nilai qc pada G�mbar C4.8b, didasarkan pada hubungan yang
disarankan Meyerhof, yaitu qc 4N. Selanjutnya, hitungan angka pemampatan C, dilaku-
=
Qc (kg/cm')
\ ' ' I,
N-SPT 4 .. - • ·�
·: 486496
Q 0 02
0, 6 0,4
�,..,.,:r T 0 .---..----,. 0 ·-
r--·
--r-r-..,.--
- �: �· I
0 .---,r--,
- r-- - -r
_l��� �
' I I
N= 12
Dasar fondas•
�;_� -1-..:!.--...=....::..:..:--J . •
: ; - T--
-1
-:-�------
-·
- - - ------- o 2a·' -
- -
1" B = 1,5 m •I 1,5
.l-- ---- 1,75 ::::-.:-_ 0.6
,
!---1-l.-t
--· ______
:§: 2 2.0 I 20
----- ------ --- --
Yo = 1.85 tlm• - 043
c
,
Ysar = 2 IIm3 <11
�
<0
3 1--,---.J...., 3, 0
3 ,5
�
X: 4 N=2A 4,0 40
5 5,0 5,0
......
GsmbarC4.8
T abel C4.3a
1,5q
Lapisan Tebal q, p0' (di tengatt lapisan) C= -,
(m) lapisan (H) (t/m2) (t/m2) Po'
- '
1-2 1 480 (1)'(1,85) + (0,5)(i) ' = 2,35 306,4
2-3 1 640 (1)(1,85) + (1,5)(1) = 3,35 286,6
3-4 1 960 (1)(1,85) + (2,5)(1) =
4,35 331,0'·
4-5,5 ,.. 1,5. ; ., 960 r(1){1,85) �+. (3,75){1) = $,60 25 7,1
r- ) I ·,, .. - ' '' .. ..,.. ;
Ttlcnik Fondasi 1 175
Hitungan �CJz di bawah pusat fondasi dilakukan dalam Tabel C4.3b. Yaitu, dilakukan de
ngan membagi luasan fondasi menjadi 4 bagian yang sama, dengan B1=1,5/2 .
= 0,75 m=L1
•
i m2
'
H p '+!J.p
5. =-In --
0 �
pI
I C, Q
Tabel C4.3b
c = 1- o,s
1
(; )
p '
. ,
'
ct = (21,85
1- o,s 8,15 ) 0,97=
c2 = 1 + 0,2 1- )
(-0,1
log
c2 = 1 + 0,2 log(_!_)
0,1
= 1,2
p� = tel\anan prakonsortdas
0 1L.
_________ ...L._
_____,..
. p (skala log)
Pc'
Besarnya penurunan konsolidasi tanah lempung sangat bergantung pada sejarah geologi
lapisannya, yaitu apakah lempung terkonsolidasi nonnal (nonnally consolidated) atau terkon
solidasi berlebihan (overconsolidated). Cara pendekatan untuk membedakan kedua jenis tanah
lempung tersebut, dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Dari mengetahui sejarah geologi lapisan tanahnya. Yaitu, dengan meneliti apakah tebal
lapisan tanah waktu lampau pernah terkurangi, atau dengan mengetahui apakah ke
dudukan muka air tanah sekarang lebih tinggi dari waktu yang lampau.
(2) Dengan cara yang diberikan oleh Casagrande (1936), yaitu seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 4.18. Jika Pc ' > p0', lempung termasuk jenis terkonsolidasi berlebihan. Jika Pc '
= p0', lempung termasuk jenis terkonsolidasi nonnal.
(3) Dengan membandingkan kuat geser tanpa-drainase (su = cu) (undrained shear strength)
yang sesuai dengan karakteristik lempung terkonsolidasi nonnal sehubungan dengan
hubungan kuat geser tanpa-drainase dan nilai indeks plastisitasnya (PI) (Gambar- 4.19).
Jika kuat geser yang diperoleh lebih tinggi dari lempung terkonsolidasi nonnal, diperkira
kan lempung tersebut termasuk jenis terkonsolidasi berlebihan.
(4) Dengan membandingkan angka kompresibilitas Cc di bawah tekanan overburden efektif
(p0') dengan perkiraan Cc untuk lempung terkonsolidasi nonnal, yaitu Cc = 0,009(LL - 10).
Jika Cc pada tekanan p0' kurang dari nilai yang diharapkan untuk lempung terkonsoli
dasi nonnal, lempung dapat diharapkan termasuk jenis terkonsolidasi berlebihan.
(5) Dengan menentukan indeks cair (LI) tanah lempung, yaitu
LI = ---
WN - PL
L L - PL
dengan
LI = indeks cair.
wN = kadar air asli di lapangan.
PL = batas plastis.
LL = batas cair.
0,9
0,8
0,7
0,6
I
c,}p0' = 0, 1 1 + 0,0037(PI)
I
.,...
�
."- .......
,..,... !
�
I
0,4
.� ��
/V
0,3
! •
I
�
0,2
I
0, I --::� ! I l
o,o
0 10 20 30 40 50 60
i
70 80 90 100 110 120 130
Gambar 4. 1 9 Hubungan kuat geser tanpa-drainase Cu dan indeks plastisitas tanah Jempung terkonsolidasi
normal (Skempton, 1957).
178 Penur,unan
tempung terkonsolidasi nonnal mempunyai indeks .cai� (I,J) antara 0,6 sampai -1, dan lem
pung terkonsolidasi lJerlebihan mempunyai i}ldeks cair 0 �pai 0,6. Nilai-nilai ..tq�but,
hanya sebagai petunjuk secara kasar.
kedalaman contoh tanah yang diuji. Bila contoll tanah yang jenuh tidak mengalami gang
guan, maka e0 wG81 dengan w adalah kadar air a�U di lapangan�an G5 adalah berat jenis
=
tanahnya. litik ev dipilih.Jitik pada kurva ..yang telah terkoreksi akibat gangguan cQntoh
tanah, pada tekanan ·P1'.
Penurun a n konsoHdilsi primer dihitung dengan menggunakan persamaan-persamaan:
(4.34)
dengan
t.e = perubahan angka pori akibat pembebanan.
e0 angka pori awal.
t •
=
:
ej- e2 . l . t
c ; pada bagian linier kurva pembebanan (435)
log(p2'/ pl')
dan
c4- ei_
c ' ' ; pada-kurva peiepasan beban (4.36)
log (p3' lp4 )
r
=
"'
....I... .
dengan e1 sampai e4 dah fJI sampai p4' adalal\ titik-titik pada.k�rva yang ditunjukkan pada
Gambar 4.20. •. •. ,.: ;
Untuk lempung terkonsolidasi nonnal (normally consolidated) Qihat Gambar 4.21a}, per 1
·
�
(4.37)
l
• ., .
TeknikFont/Qsi 1 179
t
e �,.
C, dan Cc dalam gambar adalah kurva yang telah dikorekst (kurva asli d1 lapangan)
e
Po' =Pc'
eo e
p,· <Pc'
e Po ' <Pc' <Pt'
eo - 1 .....c-.�
e,
'
I
d
eol·--
1·
'
--:- -� :
c
e, � I I
I -f, J I e1
•
-
I
i - - - -4- -
Cc
itI
•
I ' I
I l'l
Po' p.• p' (skala log) • Po'
,.
p,· Pc'
. ; p' ,(�kala log) Po'
·-
Pc'
I
(a)
. '
. .l
(b) I· 1 (c) .•• 1 •. 1:
..
t!
··.
Untuk lempung terkcmsolidasi berlebilum (overconsolidlzted), yaitu jika Pc' > p0', perubahan
angka pori (&) dip�bapgkan dalarp 2 kondisi, sebagai berikut:
' ,.,
(1) Jika p1 <pc (Gambar 4.21b),
·
'
l -
·, · ·
J ( •
P..o 1/tf'
•• • =
.•
,.
dengan Pt' Po' + "Ap
·. . . �
=
180 Penunman
'
P/ Po +ll.p
(4
ll.e = c log- +C log --- . 39
)
,
Po' c P/
pasar
. ..
'?
m.a.t
- - ;;---�--: -
- .-.
-·. :-:' . -:--
- - ,_
.
- -
- .
. .
. ...
.
� ...
--- -- - -- -- -- · - --- -
Lempung dibagr
.}.P2
menJadr n laprsan
----- - - - --- -------
�
•
'- ----- --- --- - - __ j
.}.pn
.
..· '
��--�---- -·----
� .
. . .. . . .. . .. . ,
., ; .. .. . . . . ·· · •• ; • ·•
pasi r
Gamber 4.22 Hitungsn penurunan konsolldasl.
I= 11 fl.e
I Ill
5, LJ �5 r ' l + e1 j,H1
•
= "" =
L - (4 40)
1 l 'i: 0
kI I
adalah angka pori awal sebelum tanah dibebani. Prosedur penggambaran kurva - log p'
Teknik Fondasi 1 181
terkoreksi cara Schmertmann untuk kedua jenis lempung terkonsolidasi normal dan lempung
terkonsolidasi berlebihan, diperlihatkan pada G ambar 4.23. Kurva yang telah dikoreksi, yang
merupakan pendekatan dari kurva asli di lapangan, adalah kurva yang seharusnya
digunakan dalam hitungan kemiringan Cc dan Cr
Sebagai perkiraan awal, angka pemampatan (Cc) untuk lempung terkonsolidasi normal
dapat didekati dengan hubungan empiris yang disarankan oleh Terzaghi dan Peck (1967),
sebagai berikut:
Cc 0, 009(LL - 10 )
= (4.41)
dengan LL adalah batas cair dalam persen. Persamaan tersebut sebaiknya tak digunakan
untuk lempung dengan sensitivitas lebih besar dari 4.
e
e ACI!ED
A
eo
Kurva asli
Kurva di di lapangan
laboratorium
I
0,42eo - - - - - 1 - - - -
B
Po' = Pc' p' (skala log } Po' Pc' p' (skala log}
(a} (b)
Gambar 4.23 Koreksi kurva laboratorium akibat ganggunan contoh tanah (Schmertmann, 1 955).
i = n
Akibat beban fondasi, lapisan tanah lempung akan mengalami deformasi lateral, dan
kelebihan tekanan air pori yang timbul akan kurang dari tambahan tekanan vertikal akibat
bebannya. Pada kondisi ini, tekanan air pori akan bergantung pada koefisien tekanan pori A .
Skempton dan Bjerrum (1957) menyarankan koreksi penurunan konsolidasi yang dihitung
berdasarkan pengujian laboratorium dengan menggunakan persamaan:
s c - � s c ( oed)
- (4.44)
dengan Sc(oed! adalah penurunan yang dihitung dari hasil pengujian konsolidasi di laborato
rium Persamaan-persamaan (4.40) dan (4.43), Se adalah estimasi penurunan konsolidasi
primer yang terjadi di lapangan, � adalah nilai koreksi dari Skempton dan Bjerrum, dengan
� = A + ( l - A) a (4.45)
Nilai a tergantung dari bentuk fondasi dan koefisien tekanan pori A. Variasi a yang diberi
kan oleh Skempton dan Bjerrum untuk angka Poisson tanah jenuh 11 = 0,5, disajikan dalam
Tabel 4.4. Nilai koreksi � yang disajikan dalam bentuk grafik, diperlihatkan dalam Gambar
4.24, dengan H adalah tebal lapisan lempung yang mampat dan B adalah lebar atau diame
ter fondasi. Untuk maksud praktis, perkiraan nilai � pada Tabel 4.5 dapat digunakan.
Tabel 4.4 Perkiraan nilai a untuk koreksi penurunan konsolidasi (Skempton dan Bjerrum, 1 957)
a
H/B
Fondasi lingkaran Fondasi memanjang
0 1,00 1,00
0,25 0,67 0,80
0,50 0,50 0,63
1,00 0,38 0,53
2,00 0,30 0,45
4,00 0,28 0,38
10,00 0,26 0,36
00
0,25 0,25
Macam lempung �
1,2 �-
----.--�--.--,---..,..,
I 8 I
1 1 I II
0,6
Memani!,':l g
- Lingkaran
-l
_ _
__
____
Lempung
sangat
Terkonsolidasi berlebihan Terkonsolidasi normal sensitif
0,2 L-----�L-----�---L--�--�
o.o o,2 o,4 o,6 o.e 1 ,0 1,2
t = (4.46)
faktor waktu.
panjang lintasan drainase (Ht H/2, untuk drainase dobel clan Ht
= = H, untuk
drainase tunggal).
tebal lapisan lempung yang mampat.
koefisien konsolidasi pada interval tekanan tertentu.
184 Penurunan
Nilai-nilai faktor waktu (Tv) untuk persentase penurunan konsolidasi (U) rata-rata yang
didasarkan pada teori konsolidasi satu dimensi Terzaghi, diberikan dalam Tabel 4.6. Nilai
nilai pada tabel tersebut dapat dipakai untuk kondisi drainase dobel dan drainase tunggal.
Tabel 4.6 Hubungan faktor waktu (Tv) dan derajat konsolidasi (U)
U% TV
0 0
10 0,008
20 0,031
30 0,071
40 0,126
50 0,197
60 0,287
70 0,403
80 0,567
90 0,848
100 00 •
Tipe kurva variasi kelebihan tekanan pori awal yang digunakan bergantung pada distri
busi tekanan fondasi pada lapisan lempungnya. Tabel 4.6 memberikan kasus-kasus dengan
distribusi tekanan pada lapisan lempung yang terjadi dianggap seragam (Gambar 4.25a
dan 4.25b).
Di laboratorium, nilai Cv ditentukan dari penggambaran kurva waktu (t) terhadap pem
bacaan penurunan. Umumnya digunakan dua macam cara, yaitu metode kecocokan log
waktu (log-time fitting method) yang disarankan oleh Casagrande dan Fadum (1940) (Gam
bar 4.26a), dan metode akar waktu (square root time method) yang disarankan oleh Taylor
( 1948) (Gambar 4.26b).
Metode Casagrande dan Fadum digunakan untuk menghitung nilai Cv sehubungan
dengan derajat konsolidasi U = 50%, dengan pada derajat konsolidasi tersebut Tv = 0,197.
Untuk ini, Cv dinyatakan dalam persamaan:
2
0,197H1
cV = (4.47a)
90
dengan Ht adalah panjang lintasan drainase, t50 dan t90 berturut-turut adalah waktu
yang
dibutuhkan untuk penurunan konsolidasi 50% dan 90%.
Pada pengujian konsolidasi dengan alat oedometer, distribusi tekanan pada seluruh
kedalaman contoh tanahnya sama. Dari kondisi tersebut, Casagrande (1938) dan Taylor
(1948) memberikan hubungan Tv dengan U rata-rata, sebagai berikut:
Teknik Fondasi 1 185
2H - - - - - -- - - ,
t aliran
H
!
,,,_,�
(b)
(a)
� Lolos air
� Kedap air
Bila dasar fondasi terletak pada lapisan lempung, fondasi yang terbuat dari beton diang
gap sebagai bahan yang lolos air. Karena, pada kenyataannya beton lebih meloloskan air
daripada tanah lempung, kecuali jika dasar fondasi beton dilindungi.
Penurunan total pada sembarang waktu t, dinyatakan oleh persamaan:
l c (4.49)
5 == 5 . + U5
1 4t1
I
6,8
- -- - -
Ro -
f-.
. -
! } x
6,4
-·
X
t-----
'!---:
Q
-
6,0
-- -- -
E
.s
c 5,6
R sc
- "-
�I
\
"'
c I
2
:J
c R ,,
R t oo + Ro I [\
Q) I
2 \:
=
Q._ I
1
5,2 F - -
R wc
I
[--_ ---1--
I
I t---
1--- - 1 --- f.-- - --1-- -
4,8
I
- -
I
I
4,4
: -
10�'-- t10 100 waktu (memt) 1 000 1 0 . 00 0
6,8
6,4
6,0
c
"'
�
c
5,6
[_
c
Q)
Q._ \
I
- - - - -- - -- -- - - - I"\-- I '
I
5,2 90 1 1 \
11
\
4,8
0
____ L
1\ \
I __:'�
V t90 0
___;____._,__�-- V t
R
I I
._..�. ---
�::::::f;:z
�
»M
Lemp""g
(a}
� Lapisan-lapisan pasir tipis
(b)
(c)
Gambar 4.27 Beberapa sebab yang mempengaruhi kecepatan konsolidasi /apisan lempung.
Kadang-kadang lapisan tanah pa�ir yang terselip hanyalah berupa lensa-lensa tanah
yang tidak memungkinkan sebagai tempat penampungan drainase air yang berasal dari
lapisan lempungnya (Gambar 4.27c). Apabila terdapat kasus seperti di atas, maka pada
perhitungan kecepatan penurunan akan lebih baik bila kedua kondisi lapisan pasir-yaitu
sebagai lapisan drainase dan bukan sebagai lapisan drainase-dihitung, kemudian penu
runan yang dihasilkan dari kedua kondisi tersebut dipertimbangkan terhadap keamanan
strukturnya.
4.4.3 Penurunan Konsolidasi Sekunder
Penurunan konsolidasi sekunder terjadi pada tegangan efektif yang konstan, yaitu setelah
dan kemiringan kurva indeks pemampatan sekunder (Ca)· Persamaan kemiringan Ca di
penurunan konsolidasi primer berhenti. Besar penurunannya merupakan fungsi waktu (t)
nyatakan dalam persamaan:
�e
(4.50)
1 +e
_
t (4.51)
p 1
pengaruhi prosesnya. Pertama, pengurangan volume tanah pada tegangan efektif konstan.
Dan yang kedua, regangan vertikal akibat gerakan tanah secara lateral di bawah struk
turnya. Terzaghi (1948) menyatakan bahwa kedua faktor tersebut dapat menghasilkan tipe
penurunan yang sangat berbeda dari struktur yang satu ke struktur lainnya, dan besarnya
penurunan masih tergantung, antara lain, dari tingkat tegangan dan macam tanah lem
pungnya.
��
eP - - - - - - - - - - - -
¥(-�-
I "'--=----
1
.
0.
-----r--...
I
,___________________.________ __1__�--
�--xr-�···--,
0 t1 tz
waktu t (skala log)
Tabel 4.8 Nilai Ca!Cc untuk beberapa macam tanah (Mesri dan Godlewski (1 977)
Beberapa asumsi yang berkenaan dengan kelakuan tanah berbutir halus dalam meng
alami penurunan konsolidasi sekunder telah dibuat. Dari penelitian Ladd (1971a) dan lain
lainnya, Raymond dan Wahls (1976) menyimpulkan, sebagai berikut:
(1) Ca tak tergantung dari waktu (paling tidak selama masa waktu yang diperhatikan).
(2) Ca tak tergantung dari tebal lapisan tanah.
(3) Ca tak tergantung dari LIR (Load Increment Ratio), selama konsolidasi primer terjadi.
(4) Nilai banding Ca!Cu secara pendekatan, adalah konstan untuk kebanyakan tanah lem
pung terkonsolidasi normal yang dibebani dengan tegangan-tegangan yang besarnya
normal.
Mesri dan Godlewski (1977) menyatakan bahwa nilai Ca bergantung pada tegangan
konsolidasi, yaitu bergantung pada tegangan efektif akhir.
Nilai-nilai CaiCe untuk banyak macam tanah mendekati konstan telah dibuktikan oleh
Mesri dan Godlewski (1977) dan hasilnya diberikan dalam Tabel 4.8. Pada Tabel 4.8, da
pat dilihat bahwa nilai Ca/Cc rata-rata adalah kira-kira 0,05 dan tak pernah diperoleh nilai
Ca!Ce yang lebih dari 0,1. Untuk tanah anorganik, nilai Ca!Ce antara 0,025 sampai 0,06,
sedang untuk tanah-tanah organik dan gambut agak lebih tinggi.
Contoh soal 4.9:
Hitung penurunan total pada fondasi rakit Contoh soal 4.7 hila koefisien perubahan volume
(mv) lapisan lempung bervariasi menurut kedalaman. Variasi tersebut dapat dilihat di da
lam Gambar C4.7 dan lempung termasuk terkonsolidasi berlebihan (overconsolidated).
Pen yelesaian:
Hitungan tambahan tegangan vertikal pada tiap tengah-tengah lapisan dilakukan pada
Tabel C4.4a dan hitungan penurunan konsolidasi diberikan dalam Tabel C4.4b.
+
S e = 0,231 0,135 + 0,080 + 0,049 + 0,024 = 0,519 m = 519 mm
z
-
I 4 I
(tlm 2 )
z (m)
Lapisan
lempung mv LlO"z = Llp till Se = mv Llp Llh
(m) (m2 /t) (t/m2) (m) (m)
7,62-13,72 0,00145 26,1 6,1 0,231
13,72-19,82 0,00114 19,5 6,1 0,135
19,82-25,92 0,00091 14,5 6,1 0,080
25,92-32,02 0,00073 11,0 6,1 0,049
32,02-38,12 0,00046 8,6 6,1 0,024
Telah dihitung pada Contoh soal 4.7, Si = 236 mm.
Penurunan total adalah jumlah penurunan-segera dan penurunan konsolidasi, jadi
S = Si + Se = 236 + 363 = 599 mm
Penurunan konsolidasi sekunder dalam hal ini tidak diperhatikan.
Contoh soal 4.10:
Fondasi bujur sangkar 2 m 2 m terletak pada lapisan tanah berla�is yang terdiri dari pasir
x
setebal 4 m dengan E = 360 kg/cm2, J.l = 0,3, dan 2= 1,80 t/m . Di bawahnya
Yb terdapat
lapisan lempung setebal 3 m, dengan: E =2 160 kg/cm ,2 = 0,5, = 2 t/m3, Cc = 0,5, Cr =
J.l Ysat
0,03, tekanan prakonsolidasi Pc' = 7,5 t/m , Cv = 0,45 m /tahun, w = 40%, dan G5 = 2,67. Di
bawah lapisan lempung terdapat lapisan batu yang kedap air. Muka air tanah pada ke
dalaman 4 m dan fondasi pada kedalaman 1 m. Hitung besarnya penurunan akhir total dan
penurunan setelah 3 tahun, bila tekanan pada dasar fondasi q = 18,2 t/m2.
Pen yelesaian:
Tekanan fondasi neto qn = 18,2- (1 1,8) = 16,4 t/m2
x
X
1 16'-4 ( 4 0,2912 ) = 0,006 m
s. t
--3600 x
192 Penurunan
Pasir:
q == 1 8 ,2 um•
360 kg/cm•
:
E
4m
.' ... ... ... .,,·-;_ . .
·
==
1-l = 0,3
B=2m
·
m.a.t
· •
· · ; ·,:�: :
•.
· ·
Yb == 1 ,8 um•
. .. . .. ... �
Lempung:
E = 1 60 kg/cm2; w = 40%; Gs = 2,67
3m ll :: 0 , 5
Ysat == 2 Um'
Cc == 0,5; C, = 0,03; Pc' = 7,5 um•; Cv = 0,45 m•ttahu n
Gambar C4.9
=
1 X 16,4
sil
x 4 x 0,345 = 0,014 m
1600
Penurunan2lapisan lempung tebal H1 = 3 m (di bawah dasar fondasi) dengan 11 = 0,5 dan E =
160 kg/cm .
Maka,
Ip = 0,75 X 0,46 = 0,345
= 0,014
1 X 16,4
Sil =
1 600
X ( 4 X 0,345 ) m
Teknik Fondasi 1 193
2
p 0 ' = ( 3 x 1,8 ) + ( 1,5 x 1) = 6,9 t/m
Karena Pc ' = 7,5 t/m2 > p0 ' = 6,9 t/m2, tanah termasuk jenis lempung terkonsolidasi berlebih
an. Untuk ini, dipakai:
' '
Pc Pa + l1p
!1e = C log + Cc log
pa' pc '
-
Penurunan konsolidasi:
0,048
s
!1e
c -- H = --- x 3 = 0,07 m
1 + e0 1 + 1,068
Dalam hal ini, penurunan konsolidasi yang diperhitungkan adalah penurunan konsoli
dasi primer yang dihitung untuk waktu (t) tak terhingga.
(c.2) Penurunan setelah 3 tahun
·
Dianggap lapisan batu kedap air, jadi lapisan lempung hanya terdrainase ke arah atas.
Untuk drainase tunggal, H = H1 = 3 m.
--- X
0,45 3 = 0,15
32
Jika dianggap U 60%, berlaku Persamaan (4.48a):
<
4 Tv )
y, y,
U =
( 1t
= (
4 x 0,15
l 7t ) = 0,44 0,6
<
Catatan:
Misalnya lapisan batu digantikan lapisan kerikil yang padat dan tidak kedap air. Dengan
demikian, lapisan lempung akan terdrainase ke arah atas dan bawah. Untuk drainase dobel
ini, H = H1/2 = 3/2 = 1,5 m.
<
Jika dianggap U 60%, berlaku
__ ( 4 Tv ) __ ( 4 x 0,60
y, y,
U
l 1t 7t ) = 0,87 > 0,6 (tidak OK!)
Karena U > 60%, harus digunakan Persamaan (4.48b):
T = 0,6 = -0,933 log ( 1 - U) - 0,085
v
log ( 1 - U) = 0,933
--
1 ( -0 085 - 0 6) -0,734
I ' =
--{) 7 4
1 - = 10 ' 3 = 0,184
u
u = 0,816
Teknik Fondasi 1 195
Bila dasar fondasi terletak cukup dalam dari permukaan tanah, penggalian tanah akan
menyebabkan tanah mengembang. Pembongkaran tekanan overburden ketika tanah digali
untuk fondasi, menyebabkan kenaikan dasar galian yang besarnya tergantung dari jenis
tanah, beban tanah yang digali, dan saat waktu dimulainya pembebanan fondasi. Sesudah
beban fondasi diterapkan, tanah terkompresi kembali, dan bila pembebanan melampaui
tekanan overburden awa!, tanah akan mengalami penurunan. Gambar 4.29 menunjukkan
diagram hubungan waktu (t) terhadap pengembangan atau penurunan tanah selama pem
bangunan dan waktu-waktu sesudahnya. Pengembangan clan kompresi kembali, biasanya,
tak begitu penting pada kasus fondasi dangkal, hingga dapat diabaikan. Akan tetapi, hal
ini akan sangat berpengaruh pada jenis fondasi dalam.
4.6 Estimasi Penurunan pada Periode Pelaksanaan
2
c:
+
/ r- pembangunan selesai
Q)
c:o
Waktu (t)
c: Waktu (t)
fO
c:
:>
::;
c:
Q)
0..
+
Gambar 4.29 Grafik hubungan antara waktu terhadap pengembangan dan penurunan akibat beban ba
ngunan.
196 Penurunan
Sifat khusus dari kurva penurunan terhadap pembebanan selama pelaksanaan hingga
selesainya pembangunan, diperlihatkan dalam G ambar 4.30. Cara pembuatan kurva penu
runan selama pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Mula-mula, dibuat kurva penurunan neto, yaitu dengan menganggap beban fondasi di
terapkan secara mendadak. Kurva ini terletak di bawah (kurva OF). Titik C yang merupa
kan penurunan terkoreksi pada akhir pembangunan, dibuat dengan cara menarik garis
dari titik pada absis 0,5t1 tegak lurus absis ke bawah (t1 OA waktu akhir pelaksanaan).
= =
Garis ini memotong kurva OF pada titik B. Dari B ditarik garis sejajar absis, sehingga
memotong garis AA1 yang merupakan proyeksi titik A ke kurva penurunan OF, di titik C.
Sembarang titik yang lain pada waktu sebelum t1 diasumsikan, misalnya pada waktu t.
Dari titik O,St, ditarik garis tegak lurus absis ke bawah hingga memotong kurva OF di D.
Dari D, ditarik garis sejajar absis hingga memotong garis AA1 di E. Perpotongan garis OE
dengan garis tegak lurus absis yang ditarik dari waktu t, memberikan titik yang menunjuk
kan penurunan pada waktu t di kurva terkoreksi. Titik-titik yang lain pada kurva terko
reksi di antara waktu 0 sampai t1 dapat dibuat dengan cara yang sama. Kurva terkoreksi
setelah melampaui titik C, dibuat dengan menarik garis-garis yang panjangnya sama de
ngan panjang garis BC dari titik-titik di sepanjang kurva OF ke kanan, sejajar absis. Ujung
ujung garis ini bila dihubungkan oleh kurva yang ditarik melalui titik-titik yang telah dite
mukan sebelumnya akan membentuk kurva terkoreksi (OG). Penurunan total terkoreksi
dapat diperoleh dengan menambahkan penurunan-segera dengan penurunan konsolidasi
terkoreksi pada Gambar 4.30.
c:
Cl!
.0
Ql
Ill
Anggapan periode
I1 pembebanan efektif Waktu (t)
j•
Periode penggalian
•I
I t,
0�������--·
Waktu {t)
1
c: I
� I
� J Penurunan konsolidasi
� I
,.. ., ___
terkoreksi
ll. .._
Dalam hal memprediksi penurunan fondasi, maka harus dibedakan antara fondasi yang
terletak pada tanah pasir dan fondasi yang terletak pada tanah lempung.
Bila fondasi terletak pada tanah granuler seperti pasir dan kerikil, penurunan yang terjadi
adalah berupa penurunan-segera. Penurunan total, berlangsung dan selesai pada waktu se-
Teknik Fondasi 1 197
r::::
<0
r::::
2 .. "
�
/
�
r:::: Lempung
/'
/'
/(
I I
I
..
0 50 1 00 .
Lebar fondasi B (cm)
Gambar 4.31 Hubungan antara lebar tondasi bujur sangkar dan penurunan, pada beban per sa tuan luas
yang sama (Kogler, 1933).
gera setelah beban diterapkan. Penurunan fondasi yang terletak pada tanah-tanah lanau
dan pasir, sebagian disebabkan oleh penggembungan tanah dasar fondasi ke arah lateral.
Lebar fondasi mempengaruhi besarnya penurunan. Pada beban per satuan luas yang
sama, tanah di bawah fondasi akan mendukung tekanan lebih besar bila lebar fondasi (B)
bertambah. Akibatnya, pada tekanan yang sama, penurunan fondasi bertambah besar bila
lebar fondasi bertambah (Gambar 4.31).
Fondasi yang terletak di tanah pasir akan lebih banyak dipertimbangkan terhadap penu
runan, terutama penurunan tak seragam, daripada daya dukungnya. Pada tekanan dasar
fondasi yang sama, fondasi yang terletak lebih dalam akan mengalami penurunan yang
lebih kecil, akibat bertambahnya tekanan keliling.
Pasir yang terdiri dari butiran sedang dan halus, pada kondisi alamnya, sering dalam
kondisi sangat tak padat. Getaran yang kuat dapat menyebabkan penurunan fondasi. Jika
fondasi terletak pada tanah pasir yang berkepadatan sedang sampai padat, atau kerikil,
penurunan yang terjadi umumnya kecil.
Untuk mereduksi penurunan fondasi pada pasir, kecuali dapat dilakukan dengan mem
perdalam fondasi, dapat pula dilakukan dengan jalan mengurangi angka pori (e), yaitu
melalui cara pemadatan dan dengan menambah tekanan keliling (confining pressure). Pe
ngurangan angka pori dapat dilakukan melalui pemadatan dengan mesin pemadat atau
dengan menggunakan metode vibrofiotation.
Jika tanah granuler berupa kerikil yang pada kondisi alam biasanya merupakan lapisan
yang relatif padat, daya dukung yang diperoleh relatif tinggi. Penurunan fondasi pada
kerikil terjadi segera setelah penerapan bebannya (penurunan-segera). Bila fondasi diletak
kan agak dalam untuk mencegah keruntuhan gesernya, fondasi akan sedikit saja meng
alami penurunan. Jika kerikil dalam kondisi tidak padat, penurunan mendadak terjadi bila
terdapat getaran frekuensi tinggi. Sembarang tipe fondasi dapat digunakan pada kerikil
padat tanpa terjadi penurunan yang berarti.
198 Penurunan
Jika fondasi terletak pada lempung homogen, berat bangunan tidak hanya menyebabkan
kompresi tanah, namun juga menyebabkan luluh lateral tanah di bawah fondasinya.
Karena itu, satu bagian dari penurunan disebabkan oleh pemendekan lapisan tanah dalam
arah vertikal akibat berkurangnya volume; bagian yang lain merupakan penurunan yang
diakibatkan oleh penggembungan tanah ke arah lateral. Jika tanah dasar fondasi elastik
sempurna dan homogen, penurunan akibat penggembungan tanah akan lebih besar dari
pada pengurangan volumenya. Untuk tanah lempung jenuh, penurunan akibat penggem
bungan arah lateral ini kecil dibandingkan dengan penurunan totalnya.
Penurunan fondasi pada tanah lempung yang jenuh, merupakan jumlah penurunan-se
gera dan penurunan konsolidasi. Penurunan konsolidasi dilakukan dari interpretasi hasil
pengujian konsolidasi. Pada Gambar 4.32 ditunjukkan sebuah fondasi rakit dari beton yang
mendukung bangunannya. Lapisan tanah di dasar fondasi berupa pasir yang terletak di
atas lapisan lempung jenuh setebal 2H. Di bawah lapisan lempung ini, terletak lapisan
pasir. Berat bangunan dianggap disebarkan merata sama ke seluruh luasan pelatnya. Pada
lapisan pasir, penurunan yang terjadi'relatif kecil dibandingkan dengan lapisan lempung
nya. Penurunan di beberapa titik di sepanjang pelat fondasi akan menunjukkan peleng
kungan tanah di dasar fondasi. Untuk hitungan penurunan, perlu dilakukan hitungan
penyebaran bebqn pada tanah di bawah fondasi, dan kemudian dilakukan hitungan penu
runan total. Nilai-nilai penurunan yang diperoleh, tidak hanya menyatakan penurunan
tanah, namun juga menyatakan besar penurunan pelatnya. Pada intensitas beban yang
sama, penurunan fondasi pada tanah lempung yang bentuknya sama, akan bertambah bila
lebar fondasi bertambah (Gambar 4.31). Besarnya penurunan sangat lebih besar daripada
fondasi yang terletak pada tanah pasir.
Umumnya, kecepatan penurunan konsolidasi untuk fondasi pada tanah lempung ber
langsung relatif lama. Penurunan tanah lempung, disebabkan oleh berkurangnya kadar air.
(a) Penurun an
Karena permeabilitasnya yang rendah, terperasnya air pori meninggalkan lapisan yang ter
tekan menuju ke lapisan pasir yang terletak di atas dan atau di bawahnya, menyebabkan
proses penurunan berjalan sangat lambat. Untuk sembarang waktunya, penurunan dari
pembebanan yang terbagi rata sama, akan berbentuk cekungan dengan nilai maksimum di
tengah dan berkurang ke arah pinggir fondasi. Bila penurunan konsolidasi diperkirakan
besar, diperlukan untuk mengetahui besar penurunan fondasi pada waktu tertentu selama
proses konsolidasi. Pada hitungan derajat konsolidasi (U), diperlukan ni!ai faktor waktu (Tv).
Untuk ini, perlu diperhatikan bentuk-bentuk penyebaran beban dan tipe drainasenya
(tunggal atau dobel). Seperti yang telah dipelajari, pada waktu mempertimbangkan kondisi
drainase, fondasi yang dibuat dari beton dianggap lapisan yang lolos air. Bila lapisan lem
pung berselang-seling berada di tengah-tengah lapisan yang berpermeabilitas besar, con
tohnya lapisan-lapisan pasir yang tipis atau lensa-lensa pasir, dan jika lapisan-lapisan pasir
ini melebar sehingga dapat memberikan drainase !apisan lempung, maka hal ini dapat
menambah kecepatan penurunan konsolidasi.
Di samping penurunan tanah lempung akibat tekanan, terdapat pula penurunan akibat
pengeringan tanah. Sebagai contoh, fondasi yang diletakkan pada tanah lempung yang
dekat dengan permukaan tanah dapat turun akibat pengeringan tanah di musim panas dan
naik atau mengembang di musim hujan, akibat kandungan kadar air yang bertambah.
Untuk itu, kedalaman fondasi yang cukup harus diberikan untuk menghindari kondisi ini.
Hitungan penurunan konsolidasi tidak perlu dilakukan bila fondasi terletak pada tanah
lempung kaku sampai keras. Faktor aman 2,5 sampai 3 yang diperhitungkan terhadap
keruntuhan daya dukung, umumnya cukup memenuhi batas penurunan toleransinya.
Untuk jenis bangunan berat, disarankan selalu mengadakan hitungan penurunan konsoli
dasi jika belurn ada pengalaman yang cukup dalam merancang fondasi pada kondisi yang
sama.
4.8 Penurunan Diizinkan
Beberapa contoh tipe penurunan bangunan diperlihatkan dalam Gambar 4.33. Gambar
4.33a menyajikan penurunan seragam yang banyak ditemui pada bangunan yang sangat
kaku. Gambar 4.33b memperlihatkan bangunan yang miring akibat beda penurunan ujung
ke ujung bangunan yang besar, sehingga bangunan berotasi. Gambar 4.33c menunjukkan
kondisi yang banyak ditemui pada struktur yang mengalami penurunan tak seragam. Di
penurunan tak seragam adalah penurunan terbesar dikurangi penurunan terkecil atau =
sini, penurunan berbentuk cekungan seperti mangkuk. Besarnya beda penurunan pada
L'iS
Smaks - Smill'
Penurunan tak seragam juga dikarakteristikkan oleh nilai banding 8/L, yaitu
beda penurunan antara dua titik (d) dibagi jarak (L) kedua titik tersebut. Nilai banding 8/L
biasanya dinyatakan dalam istilah distorsi kaku (angular distortion).
Penurunan yang diizinkan dari suatu bangunan atau besarnya penurunan yang dito
leransikan, bergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis, tinggi,
kekakuan, dan fungsi bangunan; serta besar dan kecepatan penurunan serta distribusinya.
Rancangan dibutuhkan untuk dapat memperkirakan besarnya penurunan maksimum dan
beda penurunan yang masih dalam batas toleransi. Jika penurunan berjalan lambat,
semakin besar kemungkinan struktur untuk menyesuaikan diri terhadap penurunan yang
terjadi tanpa adanya kerusakan strukturnya oleh pengaruh rangkak (creep). Oleh karena
itu, dengan alasan tersebut, kriteria penurunan fondasi pada tanah pasir dan pada tanah
lempung berbeda.
Karena penurunan maksimum dapat diprediksi dengan ketepatan yang memadai
200 Penurunan
r---------, i r- -- -- -- -- ,
I
I
I
I
...... _ _ _ _ _ ,. .....
� I I !
L _ __ _ _ _ _ _ _ .J
T � - - ----- - -J�
Cl) IJ
� S = Smaks - Smin � S = Smaks - Smin
�s o �s o
Distorsi kaku =-- = -- Distorsi kaku = -- = --
L L L L
(namun tidak untuk penurunan tak seragam), umumnya dapat diadakan hubungan antara
penurunan diizinkan dengan penurunan maksimum. Skempton dan MacDonald (1955) me
nyarankan nilai batas-batas penurunan maksimum, seperti yang disajikan dalam Tabel 4.9.
Dalam Tabel 4.9, maksud dari fondasi terpisah (isolated foundation) adalah fondasi yang
berdiri sendiri-sendiri di antara fondasi-fondasi yang mendukung bangunannya. Terlihat
bahwa, pembatasan nilai penurunan fondasi pada tanah pasir lebih kecil daripada fondasi
pada tanah lempung. Hal ini, karena alasan kemampuan penyesuaian bangunan terhadap
penurunan, seiring dengan berjalannya waktu di atas. Dan lagi, di alam, lapisan tanah
granuler lebih tidak homogen dibandingkan dengan lapisan tanah lempung.
Bjerrum (1963b) menyarankan hubungan antara tipe masalah struktur dan nilai distorsi
kaku (8/L), dengan 8 adalah besar penurunan total dan L adalah jarak antara 2 kolom atau
jarak 2 titik yang ditinjau. Nilai-nilainya diberikan dalam Tabel 4.10. Nilai-nilai 8/L di
dalam tabel tersebut dihubungkan dengan tipe kerusakan yang mungkin timbul untuk ber
bagai macam distorsi kaku. Dapat dilihat bahwa kerusakan pada elemen-elemen bangunan
akan terjadi pada distorsi yang lebih besar daripada distorsi yang akan merusakkan mesin.
Tabel 4.9 Batas penurunan maksimum (Skempton dan MacDonald, 1955)
I
45 0 1 00
. 4 .s
I
1/
400
E
80
::l
. I E
"(ii
E 350
-"
Ill
I
.s I 60
E
I
• !�
•
c
ljI
I
E 3oo Ill
::l c
::;
::l
. I
l,-'
E
2 50 40
"(ii c
�
V4
' <I>
Kaku ...J FJeksibel a..
I ..
E •
200
�
c
•
20
Ill
��
c
/ 1
2
�
::l
,j r
! SO
a.. .
1 / 1 0 000
. /I
.
100
so -;.y 1 / 6 000
i(_ 1/4 0 00
•
�
1 /IQOOO
E
l t 6.ooo
1 / 2 0 00
E
::l
::l
E
1 /4,000 E
;;; -"
\
"(ii
-"
1 / 1 00 0
Ill
C1!
1 /2.000
g
!. •
g
E
"
1 / 750 •
E
�-
1 / 1.000
1 / 500
1 / 75 0
'
�
1 / 500
•'I... . 1 /4 0 0
1 / A OO
"' 1 / 3 00
1 / 300
�
....... ',
1 /200
1 / 2 00
so 200 0 20 40 60 80 100
I / 1 00
. 0 100 1 50
Gambar 4.34 Hubungan penurunan maksimum, penurunan tak seragam maksimum, dan distorsi kaku mak
simum untuk tanah lempung dan pasir (Bjerrum, 1963a)
lah diperoleh, dihaca harga nilai 8/L yang tertera pada G amhar 4.34a hila tanahnya lem
pung, dan Gamhar 4.34h hila tanahnya pasir.
Tabel 4.10 Hubungan tipe masalah pada struktur dan 8/L (Bjerrum, 1963b)
Batuan, kerikil, dan pasir kasar adalah bahan yang baik untuk dasar fondasi. Namun, jika
bentuk lapisan tanahnya tak heraturan yang diselingi oleh lapisan tanah lunak di atasnya,
dapat herakihat kerusakan yang serius pada hangunan. Kerusakan ini timbul, karena hen
tuk lapisan lunak yang tak beraturan, sehingga menyehahkan hesarnya penurunan konsoli
dasi yang tak seragam terjadi pada fondasinya. Gamhar 4.35, menunjukkan contoh-contoh
kemungkinan penurunan hangunan yang diakihatkan oleh kondisi tersehut (Dunham,
1962).
(1) Gambar 4.35a. Penurunan tak seragam terjadi akihat tehal lapisan lunak yang tak sama
di hawah dasar fondasi. Bangunan harus diletakkan seluruhnya pada tanah keras
(hatu, pasir atau kerikil padat), atau samhungan (joint) harus diherikan pada garis CD
jika dimaksudkan untuk mencegah retakan di hagian D.
(2) Gambar 4.35h dan 4.35c. Di sini tanah lunak akan menyehahkan pelengkungan yang
herpusat di C. Akihatnya, memungkinkan terjadi retakan di lokasi tersehut. Samhung
an (joint) yang dihuat pada CD mungkin tidak efektif. Bangunan yang kecil, mungkin
dapat cukup haik diletakkan di atas tanah lunak. Tetapi, untuk hangunan hesar, umum
nya sulit mampu herkelakuan demikian. Untuk itu, dasar fondasi sebaiknya dipilih
pada lapisan yang keras.
(3) Gambar 4.35d. Penurunan dapat terjadi pada daerah CB. Untuk itu, dapat diheri sam
hungan pada hagian ini atau dihuat hagian CB didukung sepenuhnya oleh lapisan
tanah keras.
(4) Gambar 4.35e. Di sini agak sulit menganalisis akihat adanya lapisan pasir kasar E.
Namun, dapat diharapkan hahwa lensa tanah E dapat herfungsi sehagai pelat yang
menyeharkan hehan ke lapisan lunak G. Masalahnya adalah pada hagian B, karena
Teknik Fondasi 1 203
bagian ini akan turun lebih besar dan menyebabkan retakan pada bagian D. Karena
lapisan keras terlalu dalam, kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik adalah
sebagai berikut:
(a) Bangunan digeser ke arah lapisan pasir, sehingga seluruh bangunannya terletak
pada lapisan tersebut.
(b) Bangunan dibuat lebar, rendah, dan ringan, dengan demikian dapat menghindari
penurunan yang berlebihan.
(c) Bangunan dibuat terpisah-pisah oleh sambungan. Dengan demikian, deformasi
dapat diharapkan terjadi pada tempat-tempat yang sudah diharapkan sebelumnya.
Sambungan ini harus diberi pengunci, sehingga dapat mentransfer gaya lintang
tanpa adanya perubahan letak ke arah vertikal (penurunan) pada sambungannya.
.J:::[l
Lempu � f" �
''l:l�'
- ,.Lil_
�
Lempu �ir
r-f-1
�
. ,.
�=
"'�
rr;:;r:
.�fiJiOtt
Lempung
!;i ·
-Q lempoog
(d)
(e) (f)
.ell
� Le mpung
"""'""
' "'11/Slllil¥
(k)
(5) Gambar 4.35£, 4.35g dan 4.35h. Gambar-gambar ini menunjukkan kondisi kemiringan
bangunan yang mungkin terjadi. Dalam Gambar 5.2£, fondasi sebaiknya didukung oleh
lapisan tanah keras. Untuk kondisi pada Gambar 4.35g dan 4.35h, sebaiknya dipakai
fondasi tiang sampai mencapai tanah keras (lapisan G).
(6) Gambar 4.35i. Di sini bahaya terbesar pada lapisan F yang mungkin bergeser ke arah H,
sehingga bangunan akan miring pada B. Untuk itu, sebaiknya, bangunan digeser ke
arah menjauhi lereng atau dengan menggunakan fondasi tiang sampai lapisan G atau
sampai di bawah G.
(7) Gambar 4.35j, 4.35k dan 4.351. Di sini ditunjukkan kasus-kasus dengan tekanan pada
bagian gedung yang tinggi lebih besar, sehingga penurunan terbesar terjadi pada
bagian ini. Keadaan tersebut, sebaiknya dihindari untuk kondisi tanah dasar yang
lunak. Bentuk struktur harus diubah, yaitu dengan sistem fondasi terapung lfloating
foundation) atau fondasi tiang.