Tujuan Umum
Mengetahui :
1. Pengertian settlements
2. Distribusi tegangan dibawah pondasi
3. Immediately settlements
Tujuan Khusus
Dapat menentukan :
1. Besarnya distribusi tegangan dibawah pondasi
2. Besarnya settlements pondasi dangkal
dimana :
Q = beban terpusat vertikal
z = jarak vertikal titik N dari beban
r = jarak horisontal titik N dari beban
Persamaan Boussinesq ini mengambil asumsi : tanah adalah elastis,
homogen, isotropic dan berat dan perubahan volume tanah diabaikan.
Keadaan tanah yang sebenarnya tidaklah seperti asumsi di atas, tetapi
hal tersebut diperlukan untuk menyederhanakan masalah untuk
tujuan desain. Untuk beban merata, qz dapat dihitung, sbb :
qz = Iq x q (4.3)
dimana :
Iq = faktor pengaruh (lihat tabel 4.1)
q = beban merata
Untuk menentukan tekanan vertikal pada sudut pondasi segi empat
telah ditabelkan oleh Newmark (tabel 4.1). Untuk mendapatkan
tekanan vertikal dipusat pondasi, luas pondasi dibagi 4 sama luas,
kemudian prinsip superposisi diterapkan yaitu tekanan vertikal di
pusat pondasi adalah 4 kali tekanan pada sudut segi empat yang
kecil.
Gambar 4.4.
Grafik perhitungan tekanan vertikal rata-rata (qz) pada kedalaman z di bawah
pondasi (a x b) di permukaan tanah dengan beban merata q.
Untuk beban merata qo, tekanan pada titik yang ditinjau dengan
kedalaman (nB) adalah q seperti isobar di bawah.
1 2
Si = q.B Iw (4.7)
Es
dimana :
Si = immediate settlement
q = tekanan tanah
B = lebar pondasi yang terkecil
Iw = Influence Factor (lihat tabel 4.2)
Es = modulus tanah (lihat tabel 4.3)
= poisson ratio (lihat tabel 4.4)
Nilai F (depth factor) ditunjukkan oleh grafik pada gambar 4.5 di bawah
dimana dasar pondasi terletak di kedalaman D dari muka tanah.
Grafik e-log p di atas adalah kurva tipikal untuk tanah lempung. Kemiringan
garis K dalam diagram semi logaritma disebut sebagai Compression Index
(Cc) yang didefinisikan sebagai ratio antar perubahan angka pori dengan
perubahan tekanan efektif.
e0 e1
Cc =
log p1 log p0
e0 e1
= (dimensionless) (4.12)
log( p1 / p0 )
Harga Cc didapat dari test konsolidasi atau dapat ditaksir dari liquid limit
tanah :
Cc = 0.009 (wL – 10) wL dalam %
e e0
e
Sc = H
1 e0
Solid
1
selanjutnya :
e = e0 – e1
= Cc log (p1/p0)
p p
= Cc log 0 (4.13)
p0
sehingga :
Cc p p
Sc = H log 0 (4.14)
1 e0 p0
Ilustrasi :
Diketahui data struktur bangunan seperti gambar di bawah dengan beban
total (DL – LL) = 12.8 ton/m2
Lanau
4 MAT 5
m m
4
m
Compressible Layer 3
Lempung m
Rock
Data lab :
ln = 1.6 t/m3 wL = 50 %
ps = 1.9 t/m 3
wp = 25 %
lp = 1.8 t/m 3
w = 45 %
G = 2.7
Hitung settlement pondasi jika pondasi dianggap sangat kaku !
Solusi :
1. Hitung po, di titik yang ditinjau yaitu ditengah-tengah lapisan
compressible (lempung)
Lanau = 1 x 1.6 = 1.6
Pasir = 5 x 1.9 = 1.9
Pasir = 4 x (1.9 – 1.0) = 3.6 (tekanan efektif)
Lempung = 3/2 x (1.8 – 1.0) = 1.2 (tekanan efektif)
= 15.9 t/m3
2. Taksir Cc
Cc = 0.009 (wL – 10)
= 0.009 (50 – 10) = 0.36
3. Taksir e0
G.w = S.e untuk tanah jenuh air S = 100 %
e0 = w.G/100
= 45 x 2.7/100 = 1.215
6m
6m
10 m 10 m
6. Hitung Influence Factor (tabel 4 – 1). Nilai z dihitung dari dasar pondasi
B/z = 6/(10 – 2 + 3/2) = 0.63
L/z = 10/(10 – 2 + 3/2) = 1.05
Dari tabel didapat :
Iq = 0.138
Dimana :
t = waktu (tahun)
H = lintasan air terpendek pada lapisan yang mengalami konsolidasi
untuk keluar dari lapisan tersebut
H = tebal lapisan untuk drainase 1 arah
H = ½ tebal lapisan untuk drainase 2 arah
Ilustrasi :
Lihat ilustrasi sebelumnya dimana Sc = 5.5 cm. Jika diketahui dari test
konsolidasi cv = 5 x 10-6 m2/menit, hitung settlement yang terjadi terhadap
waktu.
Solusi :
Ht 2
t = Tv
cv
Ht = tebal lapisan lempung = 3 m (drainase 1 arah)
Tv = lihat gb. 4.8.
t Sc = U x 5.5
U (%) Tv
(tahun) (cm)
10 0.008 0.027 0.55
20 0.031 0.106 1.10
30 0.071 0.243 1.65
40 0.126 0.432 2.20
50 0.197 0.675 2.75
60 0.287 0.983 3.30
70 0.403 1.380 3.85
80 0.567 1.942 4.40
90 0.848 2.904 4.95
95 1.200 4.110 5.22
Ct adalah slope pada bagian garis lurus kurva pada gambar di atas.
Ct
Ss =H = H.Ca (4.19)
1 e0
Harga Ca untuk jenis tanah lempung dan tanah organic yang compressible
dapat dilihat pada gambar berikut.
(1 2 )
Si = q0 x B x x Ip (4.20)
Ed
Hubungan nilai Ed terhadap nilai SPT dapat dilihat pada gambar di bawah.
Nilai poisson ratio diambil 0.15 untuk tanah berbutir kasar, dan 0.25 untuk
tanah berbutir halus.
Untuk nilai poisson ratio, Bowles memberikan tabel antara jenis tanah
dengan interval nilai poison ratio.
Ilustrasi :
10 T
-0
-1
N = 15 Pasir Kelanauan
1.5 x 1.5 m
-5 N = 60 Rock
Dengan memprediksi berat isi pasir kelanauan tersebut sebesar 1.7 t/m3,
hitung settlement yang terjadi setelah 3 tahun.
Solusi :
S
= fs.fi.ft. (qn ' 2 / 3 po' ).B.0.7 .I c mm
2
1.25.(1.5 / 1.5)
fs =
1.5 / 1.5 0.25
=1
fi = H/zi (2 – H/zi) dengan mengasumsikan pengaruh tekanan
pondasi = kedalaman lapisan pasir
=1
ft = 1 + 0.3 + 0.2 log (3/3)
= 1.3
qn = 10 t/(1.5 x 1.5)
= 4.44 t/m2 = 44.4 kN/m2
po = .H
= 1.7 x 1 = 1.7 t/m2 = 17 kN/m2
Ic = 1.5 (lihat gambar 4.13)
S = (1)(1)(1.3)(44.4 – 2/3 x 17)(1.5)0.7(1.5)
= 84.9 mm
= 8.5 cm
Ilustrasi :
Hitung settlement yang terjadi pada pondasi di bawah dengan hasil sondir
sebagai berikut :
10 ton
kg/cm
0 50 100 150 2
0m
= 1.7
- 15 m
Solusi:
Tebal qc Po
Lapisan B Iq
(cm) (kg/cm2) Ditengah lapisan
Lapisan C Ln (po+p)/po H
(1/22.5)x0.301x500cm
1 3 (3 x 30)/(4) = 22.5 0.301
=6.7
2 1 (1)(50)/(7.6) = 6.6 0 0
3 2 0 0 0
Total 6.7 cm