Anda di halaman 1dari 6

MODUL 2 Pertemuan

DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM MASSA Ke-6


TANAH 2x45 menit

Pre Test
1. Apa yang anda ketahui tentang tegangan?
2. Apa itu tegangan overburden?

Tujuan Pembelajaran Umum :


Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu menghitung besarnya
tegangan total yang terjadi di dalam massa tanah akibat penambahan beban diatas
permukaan.
Tujuan Pembelajaran Khusus :
1. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban titik
2. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban garis
3. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban
merata/menerus
4. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban persegi
5. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban lingkaran
6. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban trapesium
7. Mahasiswa mampu menghitung tambahan tegangan akibat beban segitiga

2.1 PENDAHULUAN

Tegangan yang terjadi di dalam massa tanah dapat disebabkan oleh beban yang
bekerja di permukaan atau oleh beban akibat berat sendiri tanah. Tegangan yang berasal
dari beban dipermukaan tanah berkurang bila kedalaman bertambah. Sebaliknya,
tegangan yang berasal dari berat sendiri tanah bertambah bila kedalamannya bertambah.
Hitungan tegangan-tegangan yang terjadi di dalam tanah berguna untuk analisis
tegangan-regangan (stress-strain) dan penurunan (settlement). Sifat-sifat tegangan-
regangan dan penurunan bergantung pada sifat tanah bila mengalami pembebanan.
Dalam hitungan, tanah dianggap bersifat elastis, homogen, isotropis, dan terdapat
hubungan linier antara tegangan dan regangan.

Buku Ajar Mekanika Tanah II 2-1


MODUL 2 Pertemuan
DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM MASSA Ke-6
TANAH 2x45 menit

2.2 TEORI BOUSSINESQ


2.2.1 Tambahan Tegangan Akibat Beban Titik
Analisis tegangan yang terjadi di dalam massa tanah akibat pengaruh beban titik
dipermukaan dapat dilakukan dengan menggunakan teori Boussinesq (1885).

Anggapan-anggapan yang dipakai pada teori Boussinesq adalah :


a) Tanah merupakan bahan yang bersifat elastis, homogen, isotropis, dan semi
tak terhingga (semi-infinite)
b) Tanah tidak mempunyai berat
c) Hubungan tegangan-tegangan mengikuti hukum Hooke
d) Distribusi tegangan akibat beban yang bekerja tidak bergantung pada jenis
tanah.
e) Distribusi tegangan simetri terhadap sumbu vertikal (z)
f) Perubahan volume tanah diabaikan.
g) Tanah tidak sedang mengalami tegangan sebelum beban Q diterapkan.

Dalam hitungan distribusi tegangan akibat beban struktur, tegangan yang terjadi
biasanya dinyatakan dalam istilah tambahan tegangan (stress increment), yaitu   .
Karena dalam kenyataan, tegangan yang diakibatkan oleh beban struktur merupakan
tambahan tegangan pada tekanan overburden (tekanan vertikal akibat berat tanahnya
sendiri). Jadi, sebenarnya tanah sudah mengalami tegangan sebelum beban struktur
bekerja, yaitu tegangan akibat berat sendiri.
Teori Boussinesq (1885) untuk tambahan tegangan vertikal akibat beban titik
dianalisis dengan meninjau sistem tegangan pada koordinat silinder (Gambar 2.1) dalam
teori ini. Tambahan tegangan vertikal (   z) pada suatu titik A di dalam tanah akibat
beban titik Q di permukaan dinyatakan oleh persamaan :
5/ 2
3Q  1 
z =  
2 
(2.1)
2πz 2  1  ( r / z ) 

Buku Ajar Mekanika Tanah II 2-2


MODUL 2 Pertemuan
DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM MASSA Ke-6
TANAH 2x45 menit

z Z

r


r

Gambar 2.1. Tambahan tegangan akibat beban titik.

Jika faktor pengaruh untuk beban titik untuk teori Boussinesq didefinisikan sebagai :
5/ 2
 
3  1 
IB =   (2.2)
2π  1  ( r ) 2 
 
 z 
maka persamaan (2.1) menjadi :
Q
z = IB (2.3)
z2
Nilai IB yang disajikan dalam bentuk grafik diperlihatkan dalam Gambar 2.2.

Gambar 2.2. Faktor Pengaruh untuk beban titik didasarkan teori Boussinesq (IB) dan
teori Westergaard (Iw) (Taylor, 1948)

Buku Ajar Mekanika Tanah II 2-3


MODUL 2 Pertemuan
DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM MASSA Ke-6
TANAH 2x45 menit

CONTOH 2.1
Tentukan tambahan tegangan vertikal pada titik A sejauh 4 meter di bawah beban
terpusat 3 ton dan pada titik B yang berada sebidang dengan titik A dan berjarak 2 m
dari titik A ?

3 ton

* A *B

Penyelesaian :

Pada titik A :
5/ 2
3Q  1 
Δz = 2  2
2π z 1  (r / z ) 
5/ 2
3(3)  1 
= 2  2
= 0.0896 t/m2
2 ( 4) 1  (0 / 4) 

Pada titik B :
r=2 z=4
5/ 2
3(3)  1 
Δz = 1  ( 2 / 4 ) 2 
2 ( 4) 2  
= 0.051 t/m2

Buku Ajar Mekanika Tanah II 2-4


MODUL 2 Pertemuan
DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM MASSA Ke-6
TANAH 2x45 menit

2.2.2 Tambahan Tegangan Akibat Beban Garis

Tambahan tegangan akibat beban garis Q per satuan panjang (Gambar 2.3) pada
sembarang titik di dalam tanah dinyatakan oleh persamaan-persamaan berikut ini.
Q/m

z
z

A
x
x

Gambar 2.3 Tambahan tegangan akibat beban garis

Tambahan tegangan vertikal arah sumbu z :


2Q z3
z = (2.4)
 ( x2  z 2 )2
Atau

 z 2
= (2.5)
Q/ z  (( x / z ) 2  1) 2

 z
Tabel. 2.1 Variasi dengan x/z (berdasarkan Persamaan 2.5)
Q/ z

x/z  z x/z  z
Q/ z Q/ z
0 0.637 1.3 0.088
0.1 0.624 1.4 0.073
0.2 0.589 1.5 0.060
0.3 0.536 1.6 0.050
0.4 0.473 1.7 0.042
0.5 0.407 1.8 0.035
0.6 0.344 1.9 0.030

Buku Ajar Mekanika Tanah II 2-5


MODUL 2 Pertemuan
DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM MASSA Ke-6
TANAH 2x45 menit

0.7 0.287 2.0 0.025


0.8 0.237 2.2 0.019
0.9 0.194 2.4 0.014
1.0 0.159 2.6 0.011
1.1 0.130 2.8 0.008
1.2 0.107 3.0 0.006

Buku Ajar Mekanika Tanah II 2-6

Anda mungkin juga menyukai