Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

REKAYASA PONDASII
’’DAYA DUKUNG PONDASI”

Dosen : Ir. Paulus Lebang, ST,.MT


Nama : Muh Nur Alfaridzi
Nim : 45 19 041 089
Kelas : V/B

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang beijudul " Kapasitas Daya Dukung Pondasi” dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar
penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini menambah wawasan dan memberi
manfaat bagi pembaca.

Makassar, 12 November 2021

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................... 2

Daftar Isi .3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

Latar Belakang.............................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 32

Kesimpulan................................................................................................................... ....32

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 33

3
PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang

Secara umum pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi

untuk meneruskan beban-beban pada struktur atas ke tanah, fungsi ini dapat berlaku secara baik bila

kestabilan pondasi terhadap efek guling, geser, penurunan dan daya dukung tanah terpenuhi.

Meskipun kondisi lapisan tanah sangat bervariasi yang membutuhkan banyak kemungkinan

perencanaan pondasi.

4
PEMBAHASAN
2.2 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Dagkal

2.2.1.1 Umum

Di dalam teknik pondasi terhadap bermacam-macam cara untuk

menghitung besarnya kapasitas daya dukung pondasi dangkal, yang dapat

disebut pionir dan paling terkenal oleh Terzaghi (1943), kemudian disusul

oleh peneliti lainnya seperti:

- Terzaghi

-Meyerhof

-Hansen

2.2.1.2 Kapasitas Daya Dukung Terzaghi

2.2.1.2.1 Anggapan dan dasar teori yang dipakai Terzaghi

a. Menghilangkan tahanan geser tanah di atas bidang horizontal

yang melewati dasar pondasi

b. Mengantikan butir a dengan seolah-olah ada beban sebesar q=

yDf

5
c. Membagi distribusi tegangan dibawah pondasi menjadi 3

bagian (lihat gambar 2 ...... )

d. Tanah adalah homogen dan isotropic, kekuatan geser direpresentatifkan oleh

persamaan Coulomb :

e. Dasar pondasi menerus, kasar dan penyelesaian permasalahan adalah dua

dimensi.

f. Zone elastis dibatasi oleh bidang lurus bersudut = dengan

horizontal, sedangkan zone plastis termobilisasi.

g. Total tekanan pasif Pp terdiri tiga komponen pembentuk, dimana masing-

masing dapat dibentuk sendiri-sendiri, kemudian ketiga komponen tersebut

ditambahkan meskipun permukaan keritis masing-masing komponen tidak

sama.

2.2.1.2.2 Analisis Terzaghi

Sebetulnya analisis kapasitas daya dukung Terzaghi merupakan

perkembangan dari analisis kapasitas daya dukung Prandti (1920), yang

menganggap bahwa tanah adalah plastik ideal (berdasar p teori plastisitas).

Menurut Terzaghi suatu pondasi dangkal ditentukan dari: D f<B

Dimana, Df = Kedalaman pondasi dagkal dari permukaan tanah B = Lebar

pondasi

'san Teori

M«y*rhef

GGambar 2.2
6
Zone tegangan Terzaghi

Dari gambar dapat dilihat bahwa beban yang bekeija pada tanah mengakibatkan

pembagian zone tegangan dalam :

- Zone I

- Sepasang Zone II

- Sepasang Zone III

Apabila bagian bawah pondasi mulai akan turun , maka :

Zone I

Zone yang langsung dibawah pondasi dicegah untuk bergerak latera oleh gaya

friksi dan adhesi antara tanah dan dasar pondasi. Jadi boleh dikatakan zone I tetap

dalam keadaan keseimbangan elastis, dan bekeija sebagai bagian dari pondasi.

Batasan adalah ab dan ac yang dianggapan suatu bidang datar dengan sudut yang

dibuat dengan bidang horizontal < p = < <I> (gambar 2.3)

Zone II

Disebut sebagai zone dari geser radial, karena pada zone ini terbentuk dari satu

set gaya-gaya geser radial dengan ujung dari dasar pondasi sebagai titik pusat spiral

logaritma yang membentuk gaya geser radial tadi (gambar 2.2)

Zone III

Disebut zone dari gaya linier, batas dari zone III ini dengan horizontal bersudut 45° - 0/2

(gambar 2.2 yg dibatasi bidang cde. Seperti yang diterangkan anggapan/dasar teori maka bidang

tegangan adalah bidang logsor yang hanya sampai daerah ec. Hal ini mengakibatkan tegangan

geser di atas bidang horizontal tidak ada dan diganti dengann beban sebesar q = yDf Akibat beban

ini maka pondasi cenderung untuk mendorong segi tiga ABC kebawah dengan pergerakan lateral

(lateral displacemenf) dari Zone I dan Zone II.

Pergerakan lateral ini akan ditahan oleh gaya-gaya yang bekeija pada bidang ab dan ac.
Gaya-gaya tersebut adalah:

a. Resultante dari tekanan pasif Pp dan

b. Total kohesi yang bekeija sepanjang bidang ab dan ac

Yang terdiri daro

-Gaya kohesi c x

-Gaya kohesi c x

Apabila dianggap bidang ab dan ac memotong bidang horizontal dengan <0, maka tekanan

pasif Pp bekeija tegak lurus.

Tepat sebelum runtuh, keseimbangan gaya verticsl teij sdi dengan gaya- gaya sebagai berikut:
Gaya-gaya kebawah,

1. Beban = quit. B = q f. B

2 Berat segi tiga gaya = yBf tan(/)

Gambar 2.3 Zone I dari zone keruntuhan Terzaghi

Luas Zone I = B x £_tan(f)


22

Berat Zone = Yt x luas zone I

=% yB2 tan(/)

Persamaan keseimbangan menjadi :

‘q ult B + % y B2 tan = 2 Pp + 2 —c tan


2

Atau

‘q ult B = 2Pp + B c tan % y B2 tan ..................................... (2.2)


Menurut Terzaghi sebetulnya total tekanan pasif Pp dapat dibagi dalam tiga komponen :

1. P py: Yaitu total tekanan aktif yang diproduksi oleh shear zone (daerah geser)

a.c.e.d

2 Ppc : Yaitu total tekanan pasif yang diproduksi oleh kohesi tanah.

3. Ppq : Yaitu total tekanan pasif yang diproduksi oleh muatan

Apabila tiga komponen pembentuk total tekanan pasif Pp ini dihitung secara terpisah

maka:

‘quit B = 2(P py + Ppc + Ppq) + tan Be tan(f)- lA yB2 tan ^£(2.3)

‘quit B = 2(P py - % yB2 tan) + ( 2Ppc + Bc tan(j) ) + 2Ppq ............................... (2.4)

Apabila diambil :

2. Ppy - 1/4 yB tan 0 = B x 1/2 yBNy


2-P^ + Bc tan 0 = B x cNc
2.Ppy = B x yDt Nq ..................... (2+5)

Maka persamaan menj adi

qult = cNc + yDfNr| + 0.5 Y^NY ■■ (2.6)

Rumus ini digunakan untuk menghitung pondasi menerus untuk pondasi lainnya

persamaan dapat dilihat pada table 2.1


Tabel 2.1 (Kapasitas Daya Dukung Terzaghi)

Tipe Pondasi Kapasitas daya dukung

qult = cNc + + 0.5 ByNy


Menerus

qull =1.3 cNv + qNq + 0.4 ByNy


Empat persegi panjang

Lingkaran quK =1.3 cNt + qNq + 0.3 ByNy

Dimana,

Q = yDf = effective overburden pressure

Nc, Nq, Ny : Faktor-faktor kapasitas gaya dukung Terzaghi

Nq = ------------ - ---------------
2 cos2 (45° + 0/2)

A E (0.75K - 0/2) tan 0 .................... (2.7)


-Nc = (Nq - t) cotg 0

tan 0 f Kpy
Ny = -------- ---------------- 1
2 J cos20

Tabel 2.2
Tipe Pondasi Sc s?
Strip
1 1
Round 1.3
0.6
Square 1.3
0.8
Harga Nc, Nq, Ny

a Analisis : dengan memasukkan harga < tanah pada persamaan di atas

b. Tabel, dapat dilihat pada table 2.3 Faktor Kapasitas Daya Dukung Pondasi

Terzaghi
c. Grafis, dpt dilihat pada gambar 2.4, perlu diperhatikan pada cara grafis untuk

<</)=0 harga Nc = 5.4, Nq = 1 danNy=0

0. deg Nt Nq N7 h

0 5.7+ 1.0 10.8


5 7.3 1.6 0.5 12.2
to 9.6 2.7 1.2 14.7
15 12.9 4.4 2.5 18.6
20 17.7 7.4 5.0 25.0
25 25.1 12.7 9.7 35.0
30 37.2 22.5 19.7 52.0
34 52.6 36.5 35.0
35 57.8 41.4 42.4 82.0
40 95.7 81.3 100.4 141.0
45 172.3 173.3 297.5 298.0
48 258.3 287.9 780.1
50 347.5 4)5.1 1153.2
800.0

+ 15.JC + 1

2.2.13 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Mayerhof

2.2.1.3.1 Umum

Dari persamaan (2.7) dapat dilihat bahwa analisis kapasitas daya dukung

Terzaghi hanya dipengaruhi factor bentuk pondasi di samping factor sifat-sifat tanah.

Oleh Meyerhof factor-faktor yang berpengaruh, disampingfaktor sifat-


sifat tanah dan bentuk pondasi itu, ditambah dengan factor kedalaman pondasi dan

factor pembebanan. Dibedakan kapasitas daya dukung pondasi dangkal akibat beban

vertical dan akibat berinteraksi. Sehingga kapasitas daya dukung Meyerhof ditinjau

dari factor yang berpengaruh pada analisis kapasitas daya dukung, lebih lengkap

disbanding dengan Terzaghi.

2.2.1.3.2 Analisa Meyerhof

Perbedaan zone tegangan yang teijadi dibandingkan dengan cara Terzaghi,

maka pada Meyerhof adalah : (lihat Gbr 2.2 dan 2.5)

Gambar 2.5 Mobilisasi Zone Tegangan cara Meyerhof

Untuk mempermudah analisis, Meyerhof mengintroduksi parameter B, yaitu sudut

untuk menentukan garis bf adalah bidang kelengkungan yang teijadi


pada permukaan tanah <B aakan bertambah dengan kedalaman dan mendekati 90° pada

pondasi dalam.

1. pengaruh dari resultan tanah bgf diberikan oleh gaya P.o dan gaya tangen sial so

yang bekerja sepanjang bidang bf.

2. Bidang bf biasa disebut aquivalent surface streses

3. Sedang gaya P.o dan S.o disebut aquivalent free surface streses

Parameter B, Po dan So disebut parameter kedalaman pondasi dan Meyerhof, dengan

anggapan tadi mayerhof menurunkan persamaan :

qult = CNc + PoNq + 0.5 YBNy.


Gambar 2.6 Faktor Kapasitas Daya Dukung .............................. (2.8)

Mayerhof

Faktor-faktor bentuk kedalaman dan inkliminasi di dal am menggunakan persamaan

Meyerhof, dapat dilihat pada table 2.4

Factor Value For

Shape Sc =1 + 0.2 Kp Any 0


s =s = 1 + 0 > 10°

c s = sp = l 0=0
Dept : c Dr ,=1 + 0.2 Any 0
d =dp = 1 + 0,"_ K,,^- 0 > 10
dc =dp = 1 0=0
Inclination : ip ==( 1 - )2 Any 0
ip
0>0
0=0
Where Kp = 1.2n2 (45 + 0/2) 25 on Fig 4.2
0 = angle of resultant messured iTom veticai without a sign B, Z D = previously denoed

2.2.14 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Hansen

2.2.1.3.1 Umum

Analisa daya dukung Hansen disbanding dengan Terzaghi dan Meyeerhof

adalah yang terlengkap Faktor-faktor yang tidak diperhitungkan oleh Terzaghi dan

Meyerhof adalah permukaan tanah gl (ground factors). Dan pengaruh inklinasi dasar

pondasi bl (base factor).

Di dal am pengambilan factor-factor yang berpengaruh pada analisis

kapasitas daya dukung, Hansen mengkombinasikan hasil yang diperolehnya sendiri

dengan para peneliti lain seperti, De Beer (1970) dan Vesic (1973)

2.2.1.3.2 Analisa Hansen

Zone tegangan yang teijadi dibawah pondasi dangkal akibat pembebanan

dimobilisasi serupa seperti yang diueaikan oleh Terzaghi.

Dengan memasukkan semua factor-factor yang mempengaruhi analisa


kapasitas daya dukung, oleh Hansen diajukan suatu persamaan umum untuk

menghitung kapasitas daya dukung tanah sebagai berikut:

Qull = CNcececiegbe + q Nqsqdqiqgqbq + 0.5 bYNysydyİYgTbY. ...................... (2.9)

Untuk tanah berbutir halus, <♦ = 0. persamaan (2.8) menjadi

'U = 5.14 (I +、’c + d’c - i’c - b’c ■■ g’c) + q . ................... (2.10)

Dimana,
Nc, Nq, Ny =factor kapasitas daya dukung

Sc, Sq, SY =factor bentuk pondasi, tanda akses khusus untuk tanah

kohesif
dc, dq, dy =factor kedalaman pondasi, tanda akses khusus untuk tanah

kohesif
i c, iq, iy =factor inclinasi pembebanan, tanda khusus untuk tanah

kohesif
=factor kemiringan permukaan tanah, tanda aksen khusus untuk
gc, gq, gY
tanah kohesif

=factor inclinasi dasar pondasi, tanda aksen khusus untuk tanah


be, bq, by
kohesif

c =cohesi

SU =kekuatan geser tanah kohesif didapat dari hasil percobaan

U.U Tri axial atau hasil unconfined compressive strength test

Su =Cu = qu/2
‘Y = berat isi tanah

B = dimensi pondasi
q = yDf = E effective over burden pressure

Pada persamaan (2.7) dan (2.8) dari Hansen No, Nq dan Ny, berbesa

dengan Terzaghi biarpun mobilisasi tegangan dibawah serupa denga Terzaghi.

Harga No dan Nq serupa dengan No dan Nq Meyerhof. Sedang Ny

menggunakan persamaan berikut:

N'/ = 1 .5 (N^—1 ) tan 0 ...................... ........................ (2.11)


2.3 PENGARUH MUKA AIR TANAH

2.3.1 Umum

Kapasitas daya dukung berkurang dengan adanya muka air tanah yang tinggi.

Hal ini disebabkan karena berkurangnya overburden pressure dan rusaknya ikatan kohesi

di dalam struktur tanah dengan adanya air tersebut.

Di dalam penggunaan persamaan kapasitas daya dukung Terzaghi

keberadaan muka air tanah dihubungkan dengan dimensi atau lebar pondasi B.

2.3.2 Pengaruh Muka Air Tanah Pada Kapasitas Daya Dukung

Letak ,ika air tanah (m.a.t) di dalam perhitungan kapasitas daya dukung

berpengaruh untuk penentuan besaran berat isi y. Besaran gama yang digunakan dapat

berupa y total, yang terendam sepenuhnya = yb atau y yang merupakan transisi dari yb

dan y total.

Dengan memperhatikan letak muka air tanah dibedakan

Gambar 2.7 Pengaruh Muka Air Tanah

Daerah Zw > B
Muka air tanah jika berada pada daerah ini tidak berpengaruh pada penggunaan

persamaan untuk menghitung kapasitas daya dukung.

Di dal am perhitungan digunakan :

‘y = yt = ym ........................................................ (2.10)

‘y = yb + (zw/B) (yt- yb) .............................. (2.12)

Dimana, yb = y - y w

Daerah Zw < 0

Untuk kasus ini, gunakan persamaan kapasitas daya dukung dengan :

‘Y = yb........................................................................................ (2.13)

‘dimana, Zw = kedalaman muka air tnah dari dasar pondasi

‘y = yt = ym = berat isi tanah

‘yb = y - y w = y terendam = y efektif

Untuk keperluan praktis, para perencana pada umumnya menggunakan y = yb untuk

lapis tanah yang terletak dibawah muka air tanah.

Contoh penggunaan cara praktis, para persamaan Terzaghi table (2.1) untuk

pondasi menerus sebagai berikut:

Untuk Zw > B,

‘quit = CNc + yDfNq + 0.5 yBNy ............................................................ (2.14)

► Sifat tanah diatas pondasi

Sifat tanah diatas pondasi


dimana,

Nc, Nq, N y = dicari f( ) dimana < adalah sudut geser dalam,

lagsung dibawah pondasi

C = kohesi dibawah dasar pondasi

‘y = untuk harga y yang dibawah pondasi, tidak menggunakan

harga yb = y = y - yw

Harga y tetap, karena harga Zw > B

q = yDf = y di sini adalah y di atas pondasi. Apabila tanah pondasi

berlapis-lapis maka

‘q = dimana I = banyak lapis


z=l

Maka,

Persamaan (2.7) menjadi persamaan berikut


+ 0.5 YBNY. (215)

Dimana, y = yb = y - yw. Adalah harga y’ dibawah pondasi notasi yang lain,

mempunyai arti yang sama.

Jika Zw < 0 maka,

Mi s sal untuk muka air tanah dimana Zw beijarak a dari dasar pondasi, persamaan

menjadi persamaan berikut:

t].,,, = { KD, - a) + (Y - | Nq + 0,5(y - Yw )BNy


l
sifat tanah sifat tanah
diatas pondasi dibawah pondasi
Dimana, - y = y - yw = yb

- notasi yang lain, mempunyai arti yang sama

2.4 PENURUNAN

2.4.1 Umum

Sebelum mendirikan suatu bangunan perlu diadakan peninjauan

terhadap tanah sebagai berikutr:

- Daya Dukung tanah mencukupi

- Penurunan akibat konsolidasi tidak membahayakan bangunan, baik penurunan

maksimum maupun penurunan deferensial.

Berat bangunan akan menyebabkan tekanan pada tanah dasar yang

menyebar dan semakin kebawah semakin kecil, penyebab tekanan dapat

dihitung dengan beberapa metode,

a. Cara pendekatan 2:1

Jika dibawah tanah ada lapisa ambahan tekanan

efektif menyebabkan tanah berkonso penuruna. Tanah

yang kompresibel adalah lempung, lanau lempung atau lempung lanau yang

;unak, medium atau kenyang air. Penurunan dapat teijadi karena :

1. Penurunan seketika karena elastisitas tanah.

2. Karena konsolidasi primer

3. Karena konsolidasi sekunder

2.4.2 KONSOLIDASI

Konsolidasi adalah peristiwa mampatnya tanah karena menderita tambahan tekanan


efektif. Pada peristiwa konsolidasi ada dua hal penting :

1. Besarnya penurunan yang akan teijadi, yang ditentukan :

-kompresibitas tanah

- Tebal Tanah kompresibel

- Besarnya tambahan efektif

2. Laju konsolidasi, dipengaruhi oleh:

-Permeabilitas tanah

- Tebal tanah kompresibelitas

- Konsolidasi drainase di atas dan dibawah lapisan tanah kompresible Untuk bias

mampat, air yang ada didalampori tanah dan sifat kompresibelitas tanah.

Pasir adalah tanah yang sangat permeable dan tanah yang tidak kompresible,

sehingga proses penurunan teijadi sangat cepat dan penurunannya kecil.

Lempung yang kapasitas air banyak adalah tanah yang rapat air dan bersifat

sangat kompresible sehingga penurunan yang teijadi bias bertahun- tahun dan

penurunan yg teijadi besar.


2.4.2.1 Konsolidasi Tanah di Alam

2.4.2.1.1 Tanah Normal (Normalfy Consolidatecl)

Tanah di alam pada umumnya telah mengalami konsolidasi premier selama

bertahun-tahun karena beratnya sendiri. Bagian tanah di A berada pada kedalaman h

telah berpuluh-puluh tahun memikul beban berat sendiri sari tanah yang ada di

atasnya. Tekanan efektif lapangan Po :

Po = ho y

Po ho

.........

Gambar 2.8 Tekanan efektif lapangan Po

2.4.2.1.2 Tanah Prakonsolidasi (Over Consolidated)

Adalah tanah yang pernah ,mengalami konsolidasi oleh beban yang lebih

besar dari pada tekanan efektif yang ada sekarang. Misalnya suatu bukit yang

mengalami logsor.

Gambar 2.9 Gambar kelongsoran bukit


Tanah di b yang sekarang menjaddi ho, ternyata pernah mengalami

konsolidasi dengan beban yang lebih besar pada waktu dulu.

Tekanan lapangan Sekarang = Po = ho y

Tekanan prakonsolidasi = Pc = hc y

2.4.2.1.3 Tanah Teoritis

Yaitu tanah yang belum pernah mengalami konsolidasi meskipun oleh

beratnya sendiri

7
H2 MAT
P—

Gambar 2.10 Gambar Tanah teoritis

2.4.3 PENURUNAN PONDASI

Penurunan yang diakibatkan oleh lapisan tanah yang mengalami konsolidasi

karena adanya tambahan tekanan efektif perlu dihitung jika dijumpai lapisan kompresibel

yang terdapat dibawah pondasi di antara dasar pondasi sampai kedalaman sekitar dua kali

lebar pondasi. Tambahan rekanan efektif dihitung berdasarkan teori penyebaran tekanan.

mula-muia setelah turun sebesar S

Gambar 2.11 Gambar Tambahan reaksi efektif


Untuk tanah dengan luasan penampang datar 1 datuan luas. Pada waktu

teijadi penurunan yang berkurang adalah volume porinya sehingga angka pori

berkurang. Karena luas datar A suatu satuan luas, maka pada gambar V menjadi H,

Vs = hs, dan

Vv = hv . angka pori mula-mula Eo = ^V° - ^V° vs


hs

Setalah turun sebesar S el =——


hs

Besarnya penurunan S = H-Hl ......................................... (2.16)

Tebal Tanah mula-mula H = hs + hvo .................................... (2.17)

Persamaan 1 dibagi persamaan 2, maka didapat

........................... (2.18)

Jika dinyatakan dengan Cc

atau

....................... (2.19)
atau

H = Tebal lapisan tanah kompresi f.


Po = Tekanan efektif lapangan mula-mula ditinjau diti Cc = Indek kompresi lapisan tanah kompresi f. AP = Tambahan
tekanan efektif karena beban fondasi, eo = Angka pori mula-mula.
Rumus penurunan jika menggunakan parameter koefisien perubahan volume mv :

Menurut definisi

av mv =
a + eo
eo - el dimana : av = ~~m—
AP
eo - el
maka: mv =
AP(1 + eo)
(2.20)
dari rumus 1 :

eo - el
AP
1 + eo

atau S = H mv AP

2.4.4 PENURUNAN TANAH PRA KONSOLIDASI

Tanah prakonsolidasi mempunyai dua nilai indeks kompresi :

Cr digunakan untuk P1 < Pc

CC digunakan untuk P1 > Pc

Maka jika Po + AP =/?l < pc besar penurunan :


S =-^H log 1 +eo Po + AP
.......................................(2.21)
~Po~
Jika P1 > Pc hitungan dipecah menjadi dua:

a Dari Po ke Pc S = -■ “ H log — dimana Pc - Po + API


1 + eo Po
) .............................................. (2.22
b. Dari PckcPl S = —H log — dimana P1 =Po + AP2
1 + eo Pc

maka penurunan total : S = S1 = S2


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Di dal am teknik pondasi terhadap bermacam-macam cara untuk menghitung besarnya

kapasitas daya dukung pondasi dangkal, yang dapat disebut pionir dan paling terkenal oleh

Terzaghi (1943), kemudian disusul oleh peneliti lainnya seperti:

• Terzaghi

• Meyerhof

• Hansen

Anda mungkin juga menyukai