Disusun oleh :
Kelompok 2
Dosen Pengampu :
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “integral lipat tiga pada koordinat kartesius, tabung dan bola ”.
Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih yang sebsar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Kalkulus Peubah Banyak yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami
juga ingin mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang terus membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN...............................................................................................................................1
BAB II..............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................... 13
PENUTUP..................................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN...................................................................................................................13
B. SARAN...............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konsep yang diwujudkan dalam integral tunggal dan lipat dua dapat meluas secara
wajar ke integral lipat tiga, dan bahkan ke lipat n. integral lipat tiga adalah integral untuk
fungsi tiga peubah. Ketika suatu benda pejal S di ruang tiga mempunyai suatu sumbu
simetri. Perhitungan integral lipat tiga atas S seringkali dipermudah dengan menggunkan
koordinat tabung. Suatu benda pejal S di ruang dimensi tiga mempunyai suatu sumbu
simetri, perhitungan integral lipt tiga atas S sering kali dipermudah dengan menggunakan
koordinat tabung. Begitu pula jika S simetri terhadap suatu titik, koordinat bola.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang diaksud dengan integral lipat tiga dalam koordinat cartecius ?
2. Apa yang dimaksud dengan integral lipat tiga dalam koordinat tabung ?
3. Apa yang dimaksud dengan integral lipat tiga dlam koordinat bola ?
4. Bagaimana cara menyelesaikan persoalan yang berkaiatan dengan koordinat
cartecius,tabung dan bola ?
C. TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu fungsi f tiga variabel yang didefinisikan atas daerah berbentuk balok B dengan
sisi-sisi sejajar sumbu-sumbu koordinat. Tidak dapat di gambarkan grafik f (akan
diperlukan empat dimensi), tetapi dapat memotret B (Gambar 1).
Gambar 1
Bentuklah suatu partisi P dan B dengan melewatkan bidang-bidang melalui B sejajar
bidang-bidang koordinat, jadi memotong B ke dalam balok-balok bagian B1, B2,….., Bn ;
satu yag khusus Bk, diperlihatkan pada Gambar 1. Pada Bk , ambil satu titik contoh
(�̅�, �̅�, �̅�) dan tinjau jumlah Rieman.
n
Dengan ∆�� = ∆�� ∆�� ∆�� adalah volume Bk . Misalkan norma partisi‖�‖ adalah
panjang diagonal terpanjang dari semua balok bagian. Maka kita definisikan integral lipt
tiga dengan
. n
2
permukaan perbatasan, dan sifat perbandingan. Akhirnya, integral lipat tiga dapat
dituliskan sebagai integral berulang tiga kali.
CONTOH 1
.
Hitung ∭ �2�� �� , dengan B adalah kotak
B
B = {(x, y, z): 1 ≤ x ≤ 2, 0 ≤ y ≤ 1, 0 ≤ z ≤ 2 }.
PENYELESAIAN :
. 2 1 2
∭ �2�� �� = ∫ ∫ ∫ �2�� �� �� ��
B 0 0 1
2 1 2 1
2
1 7
= ∫ ∫ [ x3yz] �� �� = ∫ ∫ yz dy dz
3 1 3
0 0 0 0
2 2
7 1 1
7 1
= ∫ [ y2z] dz = ∫ � ��
3 2 0 3 2
0 0
2
7 z2 7
= [ ] =
6 2 3
0
Terdapat enam urutan integrasi yang mungkin. Yang mana saja di antara mereka akan
menghasilkan 7.
3
DAERAH UMUM
Perhatikan suatu daerah S terbatas dan tertutup diruang dimensi tiga dan dilingkungi
di dalam suatu balok B, seperti diperlihatka pada Gambar 2. Andaikan f (x,y,z)
didefinisikan pada S dan diberikan f nilai nol diluar S.
3
Kemudian kita definisikan
. .
Integral diruas kanan telah kita definisikan di atas, tetapi tidak berarti bahwa integral
tersebut mudah untuk dihitung. Sebenarnya jika himpunan S cukup rumit, kita mungkin
tidak mampu melakukan perhitungan itu.
Sebagai tambahan, jika Sxy adalah himpunan sederhana-y ( seperti diperlihatkan pada
gambar 3), kita dapat menulis ulang integral lipat dua yang lebih luar sebagai sebuah
integral berulang.
Urutan integrasi lain boleh jadi memungkinkan, tergantung pada bentuk S, tetapi
dalam tiap kasus kita seharusnya mengharapkan limit-limit dari integral sebelah dalam
brupa fungsi dua variabel, limit-limit yang berada pada integral tengah berupa fungsi satu
variabel, dan limit-limit yang disebelah luar berupa konstanta.
CONTOH 2
∫ ∫ ∫ 4 �� �� ��
−2 0 �
PENYELESAIAN :
5 3X X+2
5 3 X+2
∫ ∫ ∫ 4 �� �� �� = ∫ ∫ (∫ 4 ��) �� ��
−2 0 �
−2 0 �
5 3X
= ∫ ∫ [4�]�+2 �� ��
−2 0
4
5 3X
= ∫ ∫ (4� − 4� + 8)�� ��
−2 0
5
= ∫ [4�� − 2�2 + 8�]3�0 ��
−2
5
= ∫ (−6�2 + 24�)�� = −14
−2
CONTOH 3
Hitung integral lipt tiga untuk f (x,y,z) = 2xyz dalam daerah pejal S yang dibatasi oleh
1
tabung parabola z = 2 − �2 dan bidang-bidang z = 0 , y = 0.
2
Gambar 4
PENYELESAIAN :
∭ 2��� ��
S
5
2 x 2−�2
2
= ∫ ∫ [���2] 0 �� ��
0 0
2
= ∫ ∫ (4�� − 2�3� + 1 �5 �) �� ��
0 0 4
2
1 4
= ∫ (2�3 − �5 + x7) dx =
0 8 3
CONTOH 4
Hitung integral dari contoh 3 dengan engerjakan integrasi dalam urutan dy dx dz.
PENYELESAIAN :
Gambar 5
2 √4−2� 2
= ∫ ∫ �3� �� �� = 1 ∫ (√4 − 2�) 4 Z dz
0 0 40
6
2
1 4
= ∫ (16� − 16�2 + 4�3)�� =
4 0 3
Rumus-rumus integral berpadanan untuk massa m dari benda pejal S, momen Mxy
dari S terhadap bidang-xy, dan koordinat-z z dari pusat massa adalah
Gambar 1 berfungsi untuk mengingatkan kita tentang makna koordinat silindris dan
memperagakan lambang-lambang yang akan kita gunakan. Koordinat silindris dan
cartecius dihubungkan oleh persamaan-persamaan.
x= r cos θ , y = r sin θ, x2 + y 2 = r 2
7
Gambar 1
Sebagai akibatnya, fungsi f(x,y,z) bertransformasi menjadi
f(x, y, z) = f(r cos θ , r sin θ, z ) = f(r, θ, z)
daerah benda pejal, pempartisian S menggunakan suatu kisi tabung dengan elemen
volume khas berbentuk seperti pada gambar 2. Karena kepingan ini (disebut baji silindris)
Gambar 2
Dengan mengambil limit ketika norma partisi mendekati nol mengarahkan kite ke
suatu integralbaru dan menyarankan suatu rumus penting untuk perubaha dari koordinat
cartesius ke koordinat silindris dalam suatu integral lipat tiga.
8
Misalnya S berupa benda pejal sederhana-z dan misalkan proyeksinya Sxy pada
bidang-xy adalah sederhana-r, seperti diperlihatkan pada Gambar 3. Jika f kontinu pada s
maka
Gambar 3
Fakta kunci yang harus diperhatikan iala bahwa dz dy dx dari koordinat cartesius
menjadi r dz dr dϴ dalam koordinat silindris.
CONTOH 1
Carilah massa dan pusat massa suatu tabung lingkaran tegak pejal S, dengan asumsi
kerapatan sebanding terhadap jarak dari alas.
PENYELESAIAN:
9
Dari simetri, x= y= 0
CONTOH 2
Tentukan volume daerah pejal S yang dibatasi di atas oleh paraboloid � = 4 − �2 − �2, di
bawah oleh z = 0, dan secar menyamping oleh y = 0 dan tabung �2 + �2 = 2�, seperti
diperlihatkan pada gambar 5
PENYELESAIAN :
10
3. Definisi integral lipat tiga pada koordinat bola
Perhatikanlah Gambar 1 yang mengingatkan kita tentang arti dari koordinat bola.
Kemudian kita menelaah bahwa persamaan.
x= ρ sin Φcos θ , y = ρ sin Φ sin θ, z= ρ cos Φ
Menghubungkan koordinat bola dan koordinat cartesius.
Permartisian suatu benda pejal S dengan menggunakan suatu kisi bola, yang
membentuk jumlah yang cocok, dan dengan mengambil limit akan menghasilkan suatu
integral yang mana dz dy dx digantikan oleh
CONTOH 1
Tentukan volume suatu benda pejal homogeny S yang dibatasi di atas oleh bola ρ = α
dan dibawah oleh kerucut � = �, dengan a dan α konstanta (Gambar 3).
11
Gambar 3
PENYELESAIAN :
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Suatu fungsi f tiga variabel yang didefinisikan atas daerah berbentuk balok B dengan
sisi-sisi sejajar sumbu-sumbu koordinat. Tidak dapat di gambarkan grafik f (akan
diperlukan empat dimensi),
n
Dengan ∆�� = ∆�� ∆�� ∆�� adalah volume Bk . Misalkan norma partisi‖�‖ adalah
panjang diagonal terpanjang dari semua balok bagian. Maka kita definisikan integral lipt
tiga dengan
. n
x= r cos θ , y = r sin θ, x2 + y 2 = r 2
Misalnya S berupa benda pejal sederhana-z dan misalkan proyeksinya Sxy pada
bidang-xy adalah sederhana-r, seperti diperlihatkan pada Gambar 3. Jika f kontinu pada S,
maka
13
Kemudian kita menelaah bahwa persamaan.
x= ρ sin Φcos θ , y = ρ sin Φ sin θ, z= ρ cos Φ
Menghubungkan koordinat bola dan koordinat cartesius.
Dapat diperlihatkan bahwa volume baji bola yang ditunjukkan adalah.
� = �2 ��� � �� �� ��
Permartisian suatu benda pejal S dengan menggunakan suatu kisi bola, yang
membentuk jumlah yang cocok, dan dengan mengambil limit akan menghasilkan suatu
integral yang mana dz dy dx digantikan oleh
B. SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
,kami sangat terbuka kritik dan saran bersifat membangun dari pembaca. Dan karena
makalah ini kurang sempurna maka diharapkan para pembaca tidak hanya menjadikan
makalah ini sebagai acuan dalam pembelajaran.
14
DAFTAR PUSTAKA
Purcell, Edwin J., dan Dale Verberg. (1987). Kalkulus dan Geometri Analitis, ed 5. Susila, INyoman,
dkk. Indonesia:Penerbit Erlangga.
Purcell, Edwin J., Dale Verberg., dan Steve Rigdon. (2007). Calculus, ed 9. Penerbit Pearson.
15