DILATASI
Disusun Oleh
PENDIDIKAN MATEMATIKA
MUHAMMADIYAH MALANG
2017
Tidak semua transformasi menghasilkan gambar kongruen. Dilatasi
adalah transformasi ukuran (size transformation) yang menghasilkan gambar
serupa daripada kongruen. Ketika pengaturan ukuran gambar mesin fotokopi
kantor diatur ke nilai yang lebih rendah atau lebih tinggi dari 100%,
salinannya pada mesin melebarkan (dilatasi) yang asli dengan cara
mengecilkan atau memperbesarnya tanpa mengubah bentuknya. Pengaturan
ukuran gambar mewakili faktor skala pelebaran (dilatasi).
Definisi Dilatasi
Pelebaran (dilatasi) adalah transformasi yang mengubah ukuran
gambar dengan memetakan masing-masing titik ke gambarnya sedemikian
rupa sehingga jarak dari pusat dilatasi ke arah gambar 𝑐 kali jarak dari
pusat ke preimage. Mengalikan faktor 𝑐 disebut faktor skala atau constant
of dilation.
Faktor skala dilatasi menentukan apakah gambar lebih besar atau
lebih kecil dari pada objek asli:
Jika 𝑐 > 1, dilatasi membesar gambar, seperti pada Gambar 1.
Jika 0 < 𝑐 < 1, dilatasi mengecilkan gambar, seperti Gambar 2.
Gambar 1
Dilatasi dengan P sebagai center dari lingkaran yang beradius 2,
menggunakan faktor skala dari 3.
Gambar 2
Dilatasi dengan titik tengah A dari segiempat ABCD,
2
menggunakan faktor skala dari
3
Contoh 1:
Transformasi mana yang tampaknya mewakili isometri?
Solusi: Gambar 2
Transformasi adalah isometri jika preimage (gambar asli) dan image
kongruen. Dalam pilihan (2), pasangan gambar tampak kongruen, meski
gambarnya terbalik.
Contoh 2:
Dipengaruhi jenis transformasi apa, yang ditunjukkan pada gambar
terlampir, yaitu ∆𝐴𝐵 ′ 𝐶 ′ adalah image dari ∆𝐴𝐵𝐶 ?
(1) Dilatasi
(2) Translasi
(3) Rotasi titik A
(4) Refleksi pada garis ℓ
Solusi : Pilihan 3
Mempertimbangkan masing-masing pilihan secara bergantian:
Pilihan (1): Dilatasi mengubah ukuran gambar asli. Karena ∆𝐴𝐵 ′ 𝐶 ′
dan ∆𝐴𝐵𝐶 berukuran sama, gamabar itu tidak mewakili dilatasi.
Pilihan (2): Karena ∆𝐴𝐵 ′ 𝐶 ′ tidak bisa diperoleh dengan “sliding”
∆𝐴𝐵𝐶 pada arah horizontal (“sideways”) atau vertical (up and
down) atau dikedua arah, gambar tersebut tidak mewakili translasi.
Pilihan (3): Rotasi tentang titik tetap “turns” gambar. Karena sudut
𝐵𝐴𝐵′ dan 𝐶𝐴𝐶′ adalah sudut lurus, ∆𝐴𝐵 ′ 𝐶 ′ adalah image dari
∆𝐴𝐵𝐶 setelah dirotasi 180o pada titik A.
Pilihan (4): Karena garis ℓ bukan garis lurus yang tegak lurus dari
̅̅̅̅̅ dan 𝐶𝐶′
𝐵𝐵′ ̅̅̅̅̅, titik 𝐵′ dan 𝐶′ bukan gambar yang dipantulkan dari
Gambar 3
Misalkan bayangan dari A,B,C,D ialah 𝐴′ (𝑥1 , 𝑦1 ), 𝐵 ′ (𝑥2 , 𝑦2 ), 𝐶 ′ (𝑥3 , 𝑦3 ),
dan 𝐷′ (𝑥4 , 𝑦4 ) secara berurutan. Maka
𝑥1 𝑥2 𝑥3 𝑥4 4 0 −1 1 1 −1 −4 4 4 −4
[𝑦 𝑦 𝑦 𝑦 ] = [ ][ ]=[ ]
1 2 3 4 0 2 1 1 −1 −1 2 2 −2 −2
3 0 1 1 2 3 3 6
[ ][ ]=[ ]
0 3 1 3 2 3 9 6
Gambar 4
Catatan:
Solusi:
1
0 1 3 5
1 3 5
[2 ][ ] = [2 2 2]
3 2 4 0
0 3 6 0
2
1 3 5
Itulah 𝑃 = (2,3), 𝑄 = (2,6), dan 𝑅 = (2,0) bayangan dari segitiga
3
6=4k 𝑘 = −2
2
− 0
cos 30 − sin 30 2
𝐴’ = ( 3 )( )( )
3 sin 30 cos 30 −3
−
2
2 1 1 2
− 0 √3 − − √3 −1
=( 3 ) (2 2 )( 2 ) = ( 3 2
)( )
3 1 1 −3 3 3 −3
− √2 √3
2 2 2 4 4
2
− √3 −1
= ( 3 )
6 9
− √3
4 4
k= 4/3
𝐹45° refleksi terhadap sudut 45°
cos 290 sin 90 0 1
𝐹45° =.( )( )
sin 90 − sin 90 1 0
2 0 0 1 3 0 2 3 10
Q’= (0 4 ) ( ) ( ) = ( 4 0) ( ) = ( )
3 1 0 5 3 5 4
BA
2 0 4 20
0 1 4) (3) = (0 3) (3) = ( 3 )
(𝑎′) = ( )(
𝑏′ 1 0 0 5 5
3 2 0 6
1 0 1 0 2 0 1 2 3
b) ( )( )( )( )
0 2 0 1 0 2 1 4 3
1 0 2 0 1 2 3
= ( )( )( )
0 2 0 2 1 4 3
2 0 1 2 3 2 4 6
=( )( )=( )
0 4 1 4 3 4 16 12
1 1
√3 −2
2
c) 𝑅30° = ( 1 1 )
2 2
√3
1 1
1 0 2 √3 −2 2 0 1 2 3
=( )( 1 1 )( )( )
0 1 √3 0 3 1 4 3
2 2
1 1
√3 −
= (2 2 ) (2 0) (1 2 3 )
1 1 0 3 1 4 3
√3
2 2
3
√3 −
=( 2 ) (1 2 3 )
3 1 4 3
1 √3
2
3 9
√3 − 2√3 − 6 3√3 − √3
=( 2 2 )
3
1 + √3 2 + 6√3 3 + 9/2√3
2
Daftar Pustaka