GEOMETRI
Garis simetri
Pada gambar di bawah ini, 𝐴𝐵𝐶𝐷 persegi panjang dikatakan memiliki kesimetrian terhadap
garis 𝑙 karena setiap titik di sebelah kiri garis simetri atau sumbu simetri memiliki titik yang
sesuai di sebelah kanan; misalnya, X dan Y adalah titik yang sesuai.
Definisi
Suatu gambar memiliki kesimetrian terhadap suatu garis 𝑙 jika untuk setiap titik A pada
gambar tersebut, terdapat titik kedua B pada gambar tersebut yang merupakan garis-bagi dari
̅̅̅̅
𝐴𝐵 .
Contoh 1 :
a) Huruf manakah yang ditunjukkan di bawah ini yang memiliki garis simetri?
b) Huruf manakah yang memiliki lebih dari satu garis simetri?
Solusi :
a) B,D, dan H yang seperti di tunjukkan
Solusi :
a) Segitiga sama kaki, persegi, dan segilima beraturan semuanya memiliki garis simetri.
b) Persegi dan segilima beraturan memiliki lebih dari satu garis simetri, jadi gambar-
gambar ini ditampilkan dengan dua garis simetri. (Sebenarnya ada lebih dari dua garis
simetri.)
Titik Simetri
Pada Gambar 2.41, ABCD persegi panjang juga dikatakan memiliki kesimetrian terhadap
suatu titik. Seperti yang ditunjukkan, titik P ditentukan oleh perpotongan diagonal persegi
panjang ABCD.
Definisi
Suatu gambar memiliki kesimetrian terhadap titik 𝑃 jika untuk setiap titik 𝑀 pada gambar
̅̅̅̅̅ .
tersebut terdapat titik kedua 𝑁 pada gambar tersebut yang titik 𝑃 merupakan titik tengah 𝑀𝑁
Contoh 3 :
Huruf manakah yang ditunjukkan di bawah ini yang memiliki simetri titik?
Solusi :
N, S, dan X seperti yang ditunjukkan semuanya memiliki simetri titik.
Contoh 4 :
Gambar mana pada 2.42 (a) yang memiliki simetri titik?
Hanya bujur sangkar, belah ketupat, dan segienam biasa yang memiliki titik simetri. Dalam
segilima beraturan, pertimbangkan jika titik P terletak ditengah, hal ini akan menunjukkan
segilima tidak memiliki titik simetri.
Transformasi
Pada materi berikut, kami akan menghasilkan gambar baru dari gambar lama berdasarkan
asosiasi poin. Secara khusus, transformasi yang termasuk dalam buku teks ini akan
mempertahankan bentuk dan ukuran gambar yang diberikan; dengan kata lain, transformasi
ini mengarah ke gambar kedua yang kongruen dengan gambar yang diberikan. Jenis
transformasi yang disertakan adalah (1) slide atau translasi, (2) refleksi, dan (3) rotasi.
Slides (translasi)
Dengan jenis transformasi ini, setiap titik dari gambar asli dikaitkan dengan titik kedua
dengan menempatkannya melalui gerakan dengan panjang dan arah yang tetap. Pada Gambar
2.43, ∆𝐴𝐵𝐶 ditranslasikan menjadi segitiga kedua ( ∆𝐷𝐸𝐹) dengan menggeser setiap titik
melewati jarak dan ke arah yang membawa titik A ke titik D. Grid latar belakang tidak
diperlukan untuk mendemonstrasikan slide, tetapi itu memberikan kredibilitas bahwa panjang
dan arah yang sama telah digunakan untuk menemukan setiap titik.
Contoh 5 :
Translasikan ∆𝑋𝑌𝑍 secara horizontal pada Gambar 2.44 untuk membentuk ∆𝑅𝑆𝑇. Dalam
contoh ini, jarak (panjang translasi) adalah 𝑋𝑅.
Solusi :
Pada contoh 5, ∆𝑋𝑌𝑍 ≅ ∆𝑅𝑇𝑆 dan juga ∆𝑅𝑇𝑆 ≅ ∆𝑋𝑌𝑍 . Di setiap translasi, gambar yang
diberikan dan gambar yang dihasilkan selalu kongruen. Pada contoh 5, korespondensi vertice
ditunjukkan oleh 𝑋 ↔ 𝑅, 𝑌 ↔ 𝑇, dan 𝑍 ↔ 𝑆.
Refleksi
Dengan refleksi, setiap titik dari gambar asli direfleksikan melintasi garis sedemikian rupa
sehingga membuat garis tersebut menjadi garis simetri. Setiap pasang titik yang sesuai akan
terletak di sisi yang berlawanan dari garis refleksi dan pada jarak yang sama. Pada Gambar
̅̅̅̅ untuk menghasilkan
2.46, segitiga tumpul ∆𝑀𝑁𝑃 direfleksikan melintasi garis vertikal 𝐴𝐵
bayangan∆𝐺𝐻𝐾. Titik 𝑁 dari sudut tumpul yang ditentukan sesuai dengan titik sudut 𝐻 dari
sudut tumpul dalam segitiga bayangan. Dimungkinkan untuk garis pantulan menjadi
horizontal atau miring. Dengan garis vertikal sebagai sumbu refleksi, gambar 2.46 kadang-
kadang disebut refleksi horizontal, karena bayangan terletak di sebelah kanan gambar yang
diberikan.
Contoh 6 :
Gambarlah refleksi dari segitiga siku-siku ∆𝐴𝐵𝐶
a) melintasi garis 𝑙 untuk membentuk ∆𝑋𝑌𝑍
Dengan sumbu horizontal (garis) pantulan, pantulan pada Contoh 6 (a) sering disebut
pantulan vertikal. Dalam pantulan vertikal Gambar 2.47 (a), gambar berada di bawah gambar
yang diberikan. Dalam Contoh 9, kami menggunakan sisi dari gambar yang diberikan sebagai
garis (ruas garis) refleksi. Refleksi ini tidak horizontal maupun vertikal.
Rotasi
Dalam transformasi ini, setiap titik dari gambar yang diberikan mengarah ke sebuah titik
(gambarnya) dengan rotasi di sekitar titik tertentu melalui ukuran sudut yang ditentukan.
Pada Gambar 2.50, sinar 𝐴𝐵 berputar sekitar titik 𝐴 searah jarum jam melalui sudut 30°
untuk menghasilkan sinar citra 𝐴𝐶. Ini memiliki tampilan yang sama seperti jarum detik jam
selama periode waktu lima detik. Dalam gambar ini 𝐴 ↔ 𝐴 dan 𝐵 ↔ 𝐶
Contoh 7:
Pada Gambar 2.51, persegi 𝑊𝑋𝑌𝑍 telah diputar berlawanan arah jarum jam di sekitar
pusatnya (perpotongan diagonal) sampai sudut 45° untuk membentuk persegi 𝑄𝑀𝑁𝑃 yang
kongruen. Apa nama dari gambar geometris yang dibentuk oleh dua kotak yang berpotongan
tersebut?
Solusi :
2. Gambar geometris manakah yang memiliki kesimetrian dengan setidaknya satu garis?
5. Sebuah segi enam biasa diputar di sekitar titik yang terletak di tengah (seperti yang
ditunjukkan). Berapa banyak rotasi yang dibutuhkan untuk mengulang simpul segi enam
yang diberikan untuk simpul jika sudut rotasinya adalah
a) 30° ? b) 60° ? c) 90° ? d) 240° ?
3.1 Segitiga Kongruen
Dua segitiga kongruen jika keduanya saling dipasangkan akan identik sama.
Pada Gambar 3.1, ∆𝐴𝐵𝐶 ≅ ∆𝐷𝐸𝐹 jika ∠𝐴 ≅ ∠𝐷 , ∠𝐵 ≅ ∠𝐸, ∠𝐶 ≅ ∠𝐹 , ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ≅ ̅̅̅̅ ̅̅̅̅ ≅
𝐷𝐸 , 𝐵𝐶
̅̅̅̅
𝐸𝐹 , ̅̅̅̅
𝐴𝐶 ≅ ̅̅̅̅
𝐷𝐹
Dari kongruensi yang ditunjukkan, kita juga mengatakan bahwa simpul 𝐴 berhubungan
dengan titik 𝐷, seperti halnya 𝐵 ke 𝐸 dan 𝐶 ke 𝐹
Definisi
Dua segitiga kongruen jika enam bagian segitiga pertama kongruen dengan enam bagian
segitiga kedua yang sesuai.
Jika dua segitiga diketahui kongruen, kita dapat menyimpulkan bahwa bagian yang
bersesuaian adalah kongruen. Dari bagian kongruen yang ditunjukkan pada Gambar 3.2, kita
dapat menyimpulkan itu ∆𝑀𝑁𝑄 ≅ ∆𝑅𝑆𝑇. Menggunakan terminologi yang diperkenalkan
pada Bagian 2.6 dan Gambar 3.2, ∆𝑅𝑆𝑇 adalah refleksi terhadap garis vertikal yang terletak
di tengah-tengah antara dua segitiga
Postulat 12 :
Jika ketiga sisi salah satu segitiga kongruen dengan ketiga sisi segitiga kedua, maka segitiga
tersebut kongruen (SSS).
Penunjukan SSS akan ditunjukkan dalam contoh dibawah ini sebagai alasan dalam bukti.
Contoh 1
Diketahui :
̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅
𝐶𝐷 bisektor satu sama lain di M
̅̅̅̅ ≅ 𝐷𝐵
𝐴𝐶 ̅̅̅̅
Lihat gambar 3.4
Buktikan :
∆𝐴𝑀𝐶 ≅ ∆𝐵𝑀𝐷
BUKTI
Statmen Alasan
̅̅̅̅ dan 𝐶𝐷
1. 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ bisektor satu sama lain di M Diketahui
2. ̅̅̅̅̅
𝐴𝑀 ≅ ̅̅̅̅̅
𝑀𝐵 Jika segment dipotong menjadi dua,
̅̅̅̅̅ ≅ 𝑀𝐷
𝐶𝑀 ̅̅̅̅̅ segment yang terbentuk ≅
3. ̅̅̅̅
𝐴𝐶 ≅ ̅̅̅̅
𝐷𝐵 Diketahui
4. ∆𝐴𝑀𝐶 ≅ ∆𝐵𝑀𝐷 Terbukti (SSS)
Catatan 1 :
Dalam langkah 2 dan 3, tiga pasang sisi terbukti kongruen. Dengan demikian, SSS terbukti
sebagai alasan yang membenarkan mengapa ∆𝐴𝑀𝐶 ≅ ∆𝐵𝑀𝐷
Catatan 2 :
∆𝐵𝑀𝐷 adalah bayangan yang ditentukan oleh rotasi dari ∆𝐴𝑀𝐶 sekitar titik M melalui sudut
180 °.
Cara kedua untuk menetapkan bahwa dua segitiga kongruen melibatkan menunjukkan bahwa
dua sisi dan sudut yang disertakan dari satu segitiga kongruen dengan dua sisi dan sudut yang
disertakan dari segitiga kedua. Jika dua orang masing-masing menggambar segitiga sehingga
dua sisi berukuran 2 cm dan 3 cm dan sudut yang disertakan berukuran 54 °, maka segitiga
tersebut kongruen. (Lihat Gambar 3.6.)
Postulat 13 :
Jika dua sisi dan sudut yang disertakan dari satu segitiga kongruen dengan dua sisi dan sudut
yang disertakan dari segitiga kedua, maka segitiga tersebut kongruen (SAS).
Urutan huruf SAS dalam Postulat 13 membantu kita untuk mengingat bahwa kedua sisi
memiliki sudut di antara keduanya. Artinya, di setiap segitiga, kedua sisinya membentuk
sudut.
Definisi
Dalam konteks ini, Identitas adalah alasan kami mengutip untuk memverifikasi bahwa ruas
garis atau sudut kongruen dengan dirinya sendiri, juga dikenal sebagai sifat refleksi dari
kekongruenan.
Contoh 2
Diketahui :
̅̅̅̅
𝑃𝑁 ⊥ ̅̅̅̅̅
𝑀𝑄
̅̅̅̅̅ ≅ 𝑁𝑄
𝑀𝑁 ̅̅̅̅
Lihat gambar 3.7
Buktikan :
∆𝑃𝑁𝑀 ≅ ∆𝑃𝑁𝑄
BUKTI
Stetmen Alasan
̅̅̅̅ ⊥ 𝑀𝑄
1. 𝑃𝑁 ̅̅̅̅̅ Diketahui
2. ∠1 ≅ ∠2 Jika dua garis ⊥ (saling tegak lurus), maka
sudutnya saling ≅
̅̅̅̅̅ ≅ 𝑁𝑄
3. 𝑀𝑁 ̅̅̅̅ Diketahui
4. ̅̅̅̅
𝑃𝑁 ≅ ̅̅̅̅
𝑃𝑁 Identitas
5. ∆𝑃𝑁𝑀 ≅ ∆𝑃𝑁𝑄 SAS
Catatan :
Dalam ∆𝑃𝑁𝑀, ̅̅̅̅̅
𝑀𝑁 (langkah 3) dan ̅̅̅̅
𝑃𝑁 (langkah 4) termasuk ∠1 , similar dengan ̅̅̅̅
𝑁𝑄 dan
̅̅̅̅ termasuk ∠2 dalam ∆𝑃𝑁𝑄. Sehingga SAS digunakan untuk membuktikan bahwa
𝑃𝑁
∆𝑃𝑁𝑀 ≅ ∆𝑃𝑁𝑄
SSS, SAS, dan ASA semuanya adalah metode valid untuk membuktikan kongruen
segitiga, tetapi SSA bukan metode dan tidak dapat digunakan. Pada Gambar 3.9, kedua
segitiga tersebut ditandai untuk menunjukkan SSA, namun kedua segitiga tersebut tidak
kongruen.
Kombinasi lain yang tidak dapat digunakan untuk membuktikan kongruen segitiga adalah
AAA. Lihat Gambar 3.10. Tiga pasang sudut yang kongruen dalam dua segitiga tidak
menjamin pasangan sisi yang kongruen!
Contoh 3
Diketahui :
̅̅̅̅
𝐴𝐶 ≅ ̅̅̅̅
𝐷𝐶
∠1 ≅ ∠2
Lihat gambar 3.11
Buktikan :
∆𝐴𝐶𝐸 ≅ ∆𝐷𝐶𝐵
BUKTI
Stetmen Alasan
̅̅̅̅ ≅ 𝐷𝐶
1. 𝐴𝐶 ̅̅̅̅ Diketahui
2. ∠1 ≅ ∠2 Diketahui
3. ∠C ≅ ∠C Identitas
4. ∆𝐴𝐶𝐸 ≅ ∆𝐷𝐶𝐵 ASA
Theorem 3.1.1
Jika dua sudut dan sisi yang tidak termasuk dari satu segitiga kongruen dengan dua sudut dan
sisi yang tidak termasuk dari segitiga kedua, maka segitiga tersebut kongruen (AAS).
Contoh 4
Diketahui :
∠T ≅ ∠K
∠S ≅ ∠J
̅̅̅̅
𝑆𝑅 ≅ ̅𝐻𝐽
̅̅̅
Lihat gambar 3.13
Buktikan :
∆𝑇𝑆𝑅 ≅ ∆𝐾𝐽𝐻
BUKTI
Stetmen Alasan
1. ∠T ≅ ∠K Diketahui
∠S ≅ ∠J
2. ∠R ≅ ∠H Jika 2 ∠s (sudut) dari ∆ (segitiga pertama) kongruen dengan
dua ∠s (sudut) dari ∆ (segitiga kedua), maka sudut ketiga ∠s
juga kongruen
̅̅̅̅ ≅ 𝐻𝐽
3. 𝑆𝑅 ̅̅̅̅ Diketahui
4. ∆𝑇𝑆𝑅 ≅ ∆𝐾𝐻𝐽 AAS
Soal 3.1
̅̅̅̅ ≅ 𝐵𝐷
1. Sebutkan sudut yang sama dan sisi yang sama untuk ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐴𝐵𝐷. Jika 𝐵𝐶 ̅̅̅̅ ,
dapatkah kamu menyimpulkan bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐴𝐵𝐷 adalah kongruen? Bisakah SSA
digunakan sebagai alasan untuk membuktikan segitiga kongruen?