SUDUT
Rotasi
Apabila suatu garis lurus dirotasi terhadapmsatu titik, garis tersebut akan menyapu suatu
sudut yang dapat diukur dalam derajat atau radian. Menurut konversi suatu garis lurus yang
berotasi satu sudut penuh dan kembali ke posisi awalnya dikatakan telah dirotasi melalui
360° di mana setiap derajatnya dibagi menjadi 60 menit – 60’ – dan setiap menitnya dibagi
lagi menjadi 60 detik – 60”. Sudut lurus itu 180°, dan sudut siku separuh dari sudut lurus,
yakni 90°. Sembarang sudut yang kurang dari 90° disebut sudut lancip, sedangkan sudut
tumpul kebalikannya, yakni lebih besar dari 90°.
Contoh : konversikan!
° °
36 18
a. 45°36’18” = 45° + (60) + (60 𝑥 60) = (45 + 0,6 + 0,005)° = 45,605°
b. 53°29’7” =…
c. 18,478° = 18° + (0,478 𝑥 60)′ = 18° + 28,68′ = 18° + 28′ + (0,68𝑥60)
=18°+28' +40,8 = 18°28′41"
d. 236,986° =…
Radian
Satuan lain ukuran sudut ialah radian. Jika garis lurus yang
panjangnya r berotasi pada salah satu ujungnya sehingga ujung
lain membentuk busur yang panjangnya r , maka garis tersebut
dikatakan telah dirotasi melalui 1 radian (1 rad).
Jika 360° = 2𝜋 rad, 180° = 𝜋 rad, 90° = 𝜋⁄2 rad, 45° = 𝜋⁄4 rad
Maka 30°, 120°, dan 270° berapa rad?
Juga, 1 rad = 57,296°
Periksalah ekuivalen derajat untuk;
Segitiga
Semua segitiga memiliki bangun dan ukuran. Bangun segitiga ditentukan oleh ketiga
sudutnya dan ukuran dari panjang ketiga sisi segitiga tersebut. Dua segitiga dapat memiliki
bangun yang sama – memiliki sudut yang sama – tetatpi dengan ukuran yang berbeda. Kita
katakana bahwa kedua segitiga itu sebangun. Kesebangunan inilah yang memungkinkan
seorang pelukis menngambar pemandangan yang tampak menyerupai aslinya.
A’
𝛼
A
𝛼
B 𝛽 𝛾
C
𝛽 𝛾
B’ C’
Sifat penting pada bangun datar yang sebangun adalah panjang sisi-sisi yang bersesuaian
dalam rasio yang sama. Misalnya dalam segitiga sebangun ABC dan A’B’C’ pada gambar di
atas;
𝑨𝑩 𝑨𝑪 𝑩𝑪
= =
𝑨′𝑩′ 𝑨′𝑪′ 𝑩′𝑪′
Semua segitiga yang rasio panjang sisi koresponsnya sama akan memiliki bangun yang sama
– segitiga-segitiga itu sebagun karena sudut-sudut yang bersesuaiannya juga sama.
Akibatnya, walaupun panjang sisi-sisi segitiga menentukan ukran segitiganya, rasio panjang
sisi-sisinya akan menentukan sudut segitiga tersebut.
Karena kita perlu mengetahui sifat-sifat segitiga yang sebagun, kita akan mengaitkan rasio
panjang sisi ini dengan sudut-sudut tertentu dengan menggunakan segitiga siku-siku;
selanjutnya disebut dengan rasio trigonometri.
Jadi jika sebuah tangga yang panjangnya L bersandar pada dinding membentuk sudut 60°
terhadap bidang mendatar dengan ujung atas tangga 4,5 m di atas tanah, maka panjang
tangga tersebut adalah … (hingga 3 angka signifikan).
𝟏 𝟏 𝟏 𝐜𝐨𝐬 𝜽
Rasio kebalikan : 𝒄𝒐𝒔𝒆𝒄 𝜽 = 𝐬𝐢𝐧𝜽 , 𝐬𝐞𝐜𝜽 = 𝐜𝐨𝐬 𝜽
, 𝒅𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐭 𝜽 = 𝐭𝐚𝐧𝜽 = 𝐬𝐢𝐧 𝜽
IDENTITAS TRIGONOMETRI
Identitas Dasar
A
Diketahui segitiga siku-siku ABC,
𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2 , kedua ruas kita bagi dengan 𝑐 2
2 2
(𝑎) + (𝑏) = 1
𝑎 𝑏
karena 𝑐 = cos 𝜃 dan = sin 𝜃
c b 𝑐 𝑐 𝑐
B
𝛼
D E
x
𝛽
𝛼
A C F
Perhatikan bahwa dalam segitiga AXC dan BXE, ∠𝐶 = ∠𝐸 keduanya sudut siku-siku, dan
∠𝐴𝑋𝐶 = ∠𝐵𝑋𝐸 sebagai sudut yang sama dan berlawanan. Karenanya, sudut ketiga harus juga
sama sehinggan ∠𝐸𝐵𝑋 = ∠𝐶𝐴𝑋 = 𝛼 .
Dari sini, kita lihat bahwa:
𝐴𝐶
cos(𝛼 + 𝛽) = 𝐴𝐵 bersebelahan terhadap hipotenusa
𝐴𝐹 − 𝐶𝐹
=
𝐴𝐵
𝐴𝐹−𝐷𝐸
= , karena DE = CF
𝐴𝐵
𝐴𝐹 𝐷𝐸
= 𝐴𝐵 − 𝐴𝐵, memisahkan pecahannya
𝐴𝐹
Sekarang, cos 𝛼 = sehingga AF = AE cos 𝛼.
𝐴𝐸
𝐷𝐸
Sama seperti di atas, sin 𝛼 = 𝐵𝐸 sehingga DE = BE sin 𝛼
𝐴𝐹 𝐷𝐸
cos (𝛼 + 𝛽) = −
𝐴𝐵 𝐴𝐵
𝐴𝐸 cos 𝛼 𝐵𝐸 sin𝛼
= −
𝐴𝐵 𝐴𝐵
𝐴𝐸 𝐵𝐸
Selanjutnya = cos 𝛽 dan = sin 𝛽
𝐴𝐵 𝐴𝐵
1+√ 3
b. sin75° = 2√ 2
√ 3−1
c. tan75° =
√ 3+1
3. Buktikanlah identitas trigonometri berikut:
sin 𝜃 tan𝜃
a. 1 − = cos 𝜃
1 +sec 𝜃
𝛼+𝛽 𝛼−𝛽
b. sin𝛼 + sin 𝛽 = 2 𝑠𝑖𝑛 cos 2
2
D A
F
H
E O G X
Oleh
Dwi Purnomo
Trigonometri:Dwi Purnomo- 1
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul .............................................................................. i
Daftar Isi ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................ iv
Trigonometri:Dwi Purnomo- 2
Bab VII BILANGAN KOMPLEK
7.1 Definisi Bilangan Komplek ...................................................... 134
7.2 Operasi Bilangan Komplek ....................................................... 135
7.3 Konjugate Bilangan Komplek ................................................... 140
7.4 Penyajian Bilangan Komplek Secara Grafis ............................. 141
7.5 Bentuk Polar Bilangan Komplek .............................................. 143
7.6 Teorema de Moivre ................................................................. 144
7.7 Akar Bilangan Komplek ............................................................ 144
7.8 Rumus Euler ............................................................................. 145
7.9 Persamaan Pangkat Banyak .................................................... 145
7.10 Akar-akar dari n Unsur Satuan ............................................... 146
7.11 Interpretasi Vektor dari Bilangan Komplek ........................... 146
Trigonometri:Dwi Purnomo- 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan bahan ajar yang berjudul Trigonometri
(Ilmu Ukur Sudut) dapat diselesaikan sesuai dengan jadual yang telah direncanakan
sebelumnya. Namum demikian isinya belum sepenuhnya sesuai dengan harapan
pembaca terutama mahasiswa yang sedang mengikuti perkuliahan Trigonometri.
Bahan ajar ini berisikan konsep-konsep tentang Sistem Koordinat,
Perbandingan Goniometri Sudut Lancip, Dalil-dalil dalam Segitiga, Jumlah dan
Selisih Sudut, Grafik Fungsi Trigonometri, Persamaan Trigonometri, dan Bilangan
Komplek. Konsep-konsep tersebut selain membantu mahasiswa juga diharapkan
dapat memberikan bekal tambahan dalam mengikuti perkuliahan Trigonometri
Proses penulisan bahan ajar ini dari awal hingga akhir sangat dibantu oleh
teman-teman dan kolega, khususnya teman satu profesi di Program Studi Pendidikan
Matematika IKIP Budi Utomo Malang, lebih-lebih para mahasiswa yang menjadi
sumber inspirasi dan bantuan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan
bahan ajar ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada Prof.
Mustofa Usman dosen Universitas Lampung yang telah banyak memberikan bahan-
bahan tulisan dan sekaligus sebagai guru penulis. Semoga konsep teori, pembahasan
soal, dan soal-soal latihan yang disajikan dalam bahan ajar ini dapat berguna dan
membantu mahasiswa. Kekurangan dan kekhilafan disana sini Insya’allah diperbaiki
dikemudian hari.
Dwi Purnomo
Trigonometri:Dwi Purnomo- 4
Untuk yang tercinta
Pandu, Prisma, Caesar, dan Mamanya
Trigonometri:Dwi Purnomo- 5
BAB I
SISTEM KOORDINAT
Bab I buku ini membahas empat hal pokok yang berhubungan dengan sistem
koordinat, antara lain (1) sistem koordinat dalam bidang, (2) sistem koordinat ruang,
(3) sistem koordinat lainnya, dan (4) soal-soal.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa memahami
sistem koordinat dalam bidang dan ruang dan dapat menerapkannya pada masalah-
masalah praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
1) Mahasiswa dapat menjelaskan kembali tentang sistem koordinat.
2) Mahasiswa dapat membedakan letak suatu titik pada bidang dalam koordinat
kartesius dan koordinat kutub.
3) Mahasiswa dapat membedakan letak suatu titik pada ruang dalam koordinat
kartesius, koordinat tabung, dan koordinat bola.
4) Mahasiswa dapat menjelaskan kembali pengertian sistem koordinat ekliptika
heliosentrik, sistem koordinat ekliptika geosentrik, sistem koordinat ekuator
geosentrik, dan sistem koordinat horison.
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak
suatu titik pada bidang ( R 2 ) atau ruang ( R 3 ) . Beberapa macam sistem koordinat
yang kita kenal, antara lain sistem koordinat kartesius (Rene Descartes: 1596-1650),
sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada
bidang ( R 2 ), letak titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat kartesius dan
koordinat kutub. Sedangkan pada ruang ( R 3 ) letak suatu titik pada umumnya
dinyatakan dalam koordinat kartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
Trigonometri:Dwi Purnomo- 6
1.1 Sistem Koordinat dalam Bidang
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa letak suatu titik dalam bidang
dinyatakan dalam koordinat kartesius dan koordinat kutub. Masing-masing sistem
koordinat dalam bidang dijabarkan sebagai berikut:
Y
x0 x 0,
y0 y0
Kuadran II Kuadran I
X
Kuadran III Kuadran IV
x 0, x 0,
y0 y0
Gambar 1.1
Berdasarkan Gambar 1.1 di atas, terdapat 4 bidang simetris yang dibatasi
oleh sumbu-sumbu koordinat X dan Y , masing-masing bidang yang dibatasi oleh
sumbu-sumbu koordinat dinamakan kwadran. Pada gambar 1.1 di atas terdapat 4
kuadran, yaitu kuadran I dengan batas-batas ( x 0, y 0) , kuadran II dengan
batas-batas ( x 0, y 0) , kuadran III dengan batas-batas ( x 0, y 0), dan kuadran
IV dengan batas-batas ( x 0, y 0) . Dengan demikian dapat dibuat tabel
keberadaan kuadran sebagai berikut:
Kuadran Nilai x Nilai y
I >0 >0
II <0 >0
III <0 <0
IV >0 <0
Trigonometri:Dwi Purnomo- 7
Misalkan P ( x, y ) sebarang titik pada bidang XOY , maka letak titik P ( x, y )
tersebut sangat memungkinkan posisinya di kuadran I, kuadran II, kuadran III, atau
kuadran IV tergantung dari besaran x dan besaran y .
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 1.2
Pada gambar 1.2 di atas keempat kuadran sistem koordinat kartesius. Panah
yang ada pada sumbu berarti panjang sumbunya tak terhingga pada arah panah
tersebut. Pilihan huruf-huruf didasari oleh konvensi, yaitu huruf-huruf yang dekat
akhir (seperti x dan y ) digunakan untuk menandakan variabel dengan nilai yang tak
diketahui, sedangkan huruf-huruf yang lebih dekat awal digunakan untuk
menandakan nilai yang diketahui.
Misal P ( x1 , y1 ) dan terletak di kuadran I hal ini berarti x1 0 dan y1 0
Trigonometri:Dwi Purnomo- 8
Y
P ( x1 , y1 )
y1
X
O(0,0) x1 M ( x1 ,0)
Gambar 1.3
Berdasarkan gambar 1.3 di atas, tampak suatu segitiga yaitu OPM yang
salah satu sudutnya siku-siku dititik M . Menurut teorema Pythagoras
OP 2 OM 2 MP 2
OP 2 ( x1 0) 2 ( y1 0) 2
2 2
OP 2 x1 y1
OP x12 y12
Rumus di atas dinamakan rumus jarak dua titik yang menghubungkan titik O(0,0)
dengan titik P ( x1 , y1 )
Selanjutnya perhatikan gambar berikut.
Y
P ( x1 , y1 )
Q( x2 , y 2 )
R ( x3 , y 3 )
Gambar 1.4
Trigonometri:Dwi Purnomo- 9
Gambar 1.4 di atas menunjukkan PQR yang masing-masing titik sudutnya yaitu
1. PQ ( xQ x P ) 2 ( y Q y P ) 2
( x 2 x1 ) 2 ( y 2 y1 ) 2
2. PR ( x R x P ) 2 ( y R y P ) 2
( x3 x1 ) 2 ( y 3 y1 ) 2
3. QR ( x R xQ ) 2 ( y R y Q ) 2
( x3 x 2 ) 2 ( y 3 y1 ) 2
Selanjutnya, misal P( x1 , y1) dan Q( x2 , y2 ) terletak pada bidang, maka jarak dua titik
PQ ( x 2 x1 ) 2 ( y 2 y1 ) 2
Untuk membuktikan rumus tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teorema
Pythagoras.
Selanjutnya perhatikan gambar berikut ini!
Q ( x2 , y 2 )
n
M ( x, y )
Q' ( x2 , y)
m
P ( x1 , y1) S ( x2 , y1 )
M ' ( x, y1 )
Gambar 1.5
Trigonometri:Dwi Purnomo- 10
Berdasarkan gambar 1.5 di atas, pandang PSQ, dengan menggunakan
teorma Pythagoras
PQ 2 PS 2 QS 2
PQ ( x2 x1 ) 2 ( y2 y1 ) 2
PQ ( xQ x P ) 2 ( y Q y P ) 2
Selanjutnya
Pada gambar 1.5 di atas M adalah sebarang titik pada garis PQ dengan
PM m
perbandingan PM : MQ m : n atau
MQ n
Sehingga diperoleh
PM ': MQ' m : n dan MM ': QQ ' m : n
Selanjutnya akan dicari koordinat M .
Karena
PM ' m ( x x1 ) m
maka
MQ' n ( x2 x) n
n( x x1 ) m( x2 x)
(m n) x mx2 nx1
mx nx1 mx nxP
x ` 2 atau x Q
(m n) m n
Dengan cara yang sama
MM ' m ( y y1 ) m
maka
QQ ' n ( y2 y ) n
n( y y1 ) m( y2 y)
(m n) y my2 ny1
my2 ny1
y
(m n )
Trigonometri:Dwi Purnomo- 11
x1 x2 y y2
xM dan yM 1
2 2
Pembuktian rumus di atas ditinggalkan penulis sebagai latihan bagi pembaca buku
ini.
PQ ( xQ x p ) 2 ( y Q y P ) 2
= (1 3) 2 (6 5) 2
= (2) 2 (11) 2
= 4 121
=5 3
2) Tunjukkan bahwa titik-titik A(3,8), B ( 11,3), C ( 8, 2) adalah titik-titik sudut dari
segitiga sama kaki ABC .
Jawab
Dengan menggunakan rumus jarak dua titik, diperoleh AB 221
BC = 34 dan AC = 221
Karena panjang sisi AB sama dengan panjang sisi AC , maka dapat dikatakan
segitiga tersebut di atas adalah segitiga sama kaki.
3) Tunjukkan bahwa titik A( 3, 2), B (5,2), C (9,4) terletak pada satu garis lurus
Jawab
Terlebih dahulu dicari panjang AB, BC, AC
AC = 6 5 , sehingga hal ini berarti titik A, B, C terletak pada satu garis lurus
Trigonometri:Dwi Purnomo- 12
Gradien Garis Lurus
Q ( x2 , y 2 )
Y n
M ( x, y )
Q' ( x2 , y)
m
P ( x1 , y1) M ' ( x, y1 ) R ( x2 , y1 )
X
Gambar 1.6
yang mungkin dari kedua garis tersebut adalah l1 dan l2 sejajar, l1 dan l2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 13
Jika l1 dan l2 sejajar syarat yang harus dipenuhi adalah gradien l1 dan gradien l2
sama atau ml1 ml2 . Jika l1 dan l2 saling tegak lurus maka perhatikan gambar di
bawah ini
l1
l2
Y
2
1 X
Gambar 1.7
tan tan( 2 1 ) )
sin( 21 )
cos( 2 1)
Trigonometri:Dwi Purnomo- 14
Luas Poligon yang Titik Sudutnya Ditentukan
Misal P( x1 , y1) , Q( x2 , y 2 ) , dan R( x3 , y 3) . Adalah titik sudut segitiga yang terletak
pada bidang XOY seperti berikut.
Y
Q ( x3 , y 3 )
P ( x1 , y1 )
R( x2 , y 2 )
Gambar 1.8
Pada gambar 1.8 di atas, luas PQR adalah
(Luas trapesium PP ' Q ' Q + luas trapesium QQ ' R ' R ) - luas trapesium P’R’ P ' R ' RP
1 1 1
( y1 y3 )( x3 x1 ) ( y3 y2 )( x2 x3 ) ( y1 y3 )( x2 x1 )
2 2 2
1
( y1 y3 )( x3 x1 ) ( y3 y 2 )( x2 x3 ) ( y1 y3 )( x2 x1 )
2
1
y1 x3 y1 x1 y3 x3 y3 x1 y3 x 2 y3 x2 y3 x3 y 2 x3 y1 x2 y1 x1 y 2 x2 y 2 x1
2
1
y1 x3 y1 x1 y 3 x3 y3 x1 y 3 x 2 y 3 x 2 y3 x3 y 2 x3 y1 x2 y1 x1 y 2 x 2 y 2 x1
2
1
( y1 x3 y3 x2 y2 x1 ) ( y3 x1 y 2 x3 y1 x)
2
Bentuk di atas dapat dinyatakan dalam bentuk determinan matrik ordo 3 x 3
x1 y1 1
1
A x2 y2 1
2
x3 y3 1
Trigonometri:Dwi Purnomo- 15
Soal-soal
1. Buatlah ruas garis dan tentukan jarak antara pasangan titik yang diketahui berikut
ini:
a. P ( 4,5), Q( 1,3)
b. P (8,2), Q (3,1)
c. P ( 1,2), Q (3, 8)
d. P (5,3), Q ( 2, 5)
2. Gambarlah luas suatu poligon (segi banyak) yang titik-titik sudutnya adalah
a. ( 3.2), (1,5), (5,3), (1,2)
b. ( 5,0), ( 3,4), (3,3), (7, 2), (1,6)
3. Tunjukkan bahwa segitiga yang titik-titik sudutnya dibawah ini adalah sama sisi.
a. A( 2, 2), B ( 3,4), C (1,6)
b. K ( 2,2), L(6,6), M ( 2,2)
c. P (6,7), Q (8,1), R ( 2,7)
d. S ( 2,4), T (5,1),U (6,5)
4. Tunjukkan bahwa segitiga berikut adalah siku-siku dan tentukan luasnya dengan
menggunakan aturan yang ada.
a. A(0,9), B ( 4,1), C (3,2)
b. M (10,5), N (3,2), O( 6,5)
c. A(3, 2), B ( 2,3), C (0,4)
d. K ( 2,8), L( 6,1), M ( 0,4)
Trigonometri:Dwi Purnomo- 16
6. Tunjukkan bahwa titik-titik berikut terletak pada satu garis lurus dengan
menggunakan metode jarak.
a. (0,4), (3,2), ( 2,8)
b. ( 2,3), ( 6,1), ( 10,1)
c. (1,2), ( 3,10), ( 4,4)
d. (1,3), ( 2,3), (3,7)
Trigonometri:Dwi Purnomo- 17
a. ( 3,2), (1,5), (5,3), (1, 2)
b. ( 5,0), ( 3,4), (3,3), (7, 2), (1,6)
12. Tentukan koordinat titik-titik suatu segitiga, jika titik-titik tengah sisi-sisinya
adalah:
a. ( 2,1), (5,2), ( 2,3)
b. (3,2), ( 1,2), (5, 4)
3
13. Gradien dari garis lurus yang melalui titik A(3,2) adalah . Lukislah titik-titik
4
pada garis yang berjarak 5 satuan dari A.
14. Tentukan gradien suatu garis lurus yang membuat sudut 45 0 dengan titik
( 2 1), (5,3).
P(r, )
r
O
Gambar 1.9
Trigonometri:Dwi Purnomo- 18
Berbeda dengan sistem koordinat kartesius dalam koordinat kutub letak suatu
titik dapat dinyatakan dalam tak hingga banyak koordinat. Sebagai contoh, letak titik
P(3, 3) dapat digambarkan dengan cara terlebih dulu melukiskan sinar yang
memancar dari titik asal O dengan sudut sebesar radian terhadap sumbu mendatar
3
arah positif. Kemudian titik P terletak pada sinar tadi dan berjarak 3 satuan dari titik
asal O. Titik P dapat pula dinyatakan dalam koordinat 3, 3 2k , dengan k
3 3
3 2k
3
P(3, 4 3)
4 3
3
Gambar 1.10
P
Trigonometri:Dwi Purnomo- 19
Hubungan antara Sistem Koordinat Kartesius dan Sistem Koordinat Kutub
Suatu titik P berkoordinat ( x, y ) dalam sistem koordinat kartesius dan ( r , )
dalam sistem koordinat kutub. Apabila kutub dan titik asal diimpitkan, emikian pula
sumbu kutub dan sumbu-x positif juga diimpitkan, maka kedudukan titik dapat
digambarkan sebagai berikut:
P ( x, y ) ( r , )
r r
X
O r
Gambar 1.11
5 5
b. x 5 cos 2 y 5 sin 2.
4 2 4 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 20
5 5
Jadi, dalam system koordinat kartesius B 2 , 2.
2 2
5 3 5 3
c. x 3 cos 3 y 3 sin .
6 2 6 2
3 3
Jadi, C 2, .
2 2
a. r 4 2 (4) 2 4 2
4 3 7
arctan atau
4 4 4
Selanjutnya, karena letak titik P di kuadran IV, maka:
7
r 4 2 dengan , atau
4
3
r 4 2 dengan .
4
7 3
Jadi, P 4 2 , atau P 4 2 , .
4 4
Trigonometri:Dwi Purnomo- 21
b. r (4) 2 4 2 4 2
4 3 7
arctan atau
4 4 4
Selanjutnya, karena letak titik Q di kuadran II, maka:
3
r 4 2 dengan , atau
4
7
r 4 2 dengan .
4
3 7
Jadi, Q 4 2 , atau Q 4 2 , .
4 4
r 2 2a (r sin )
x 2 y 2 2ay
x 2 y 2 2ay 0,
r 2 cos 2 4r 2 sin 2 16
r 2 (1 3 sin 2 ) 16.
Trigonometri:Dwi Purnomo- 22
maka koordinat Kartesius 2 dimensi memiliki pusat di O dan 2 sumbu koordinat
yang saling tegaklurus, yaitu x dan y .
Selanjutnya koordinat kartesius 2 dimensi dapat diperluas menjadi koordinat
Kartesius 3 dimensi yang berpusat di O dan memiliki sumbu x, y, z . Pada Gambar
berikut menyatakan titik P dapat dinyatakan dalam x, y, z . OP adalah jarak titik P
ke pusat O .
Gambar 1.12
Z Z Z
P ( x, y, z ) P(r , , z ) P( , , )
X X X
Y
Y Gambar 1.13 Y
Trigonometri:Dwi Purnomo- 23
Koordinat dan koordinat tabung dihubungkan oleh persamaan:
x r cos
y r cos
zz
x2 y2 r 2
y
tan
x
Perhatikan contoh berikut:
1. (3,3,5) menyatakan letak titik P pada ruang dalam koordinat . Ubah dan
Nyatakan letak titik dalam koordinat tabung.
Jawab
Koordinat kartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan
y
x r cos , y r cos , z z , x 2 y 2 r 2 dan tan
x
sehingga:
r 3 2 32 18 3 2
3
tan 1 atau arctan 1
3 4
Jadi koordinat tabung dari (3,3,5) adalah 3 2 , ,5
4
2. 6, ,2 menyatakan letak titik Q pada ruang dalam koordinat tabung. Ubah
6
dan Nyatakan letak titik Q dalam koordinat .
Jawab
Koordinat kartesius dan koordinat tabung dinyatakan dalam hubungan
y
x r cos , y r cos , z z , x 2 y 2 r 2 dan tan
x
sehingga:
3
x 6 cos 6. 3 3
6 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 24
1
y 6 sin 6. 3
6 2
Jadi koordinat 6,
6
,2 adalah 3 3 ,3,2
2
3. 8, , menyatakan letak titik W dalam koordinat bola. Ubah dan nyatakan
3 3
letak titik W dalam koordinat dan koordinat tabung.
Jawab
Koordinat , koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan sebagai
berikut:
r sin atau r x 2 y 2
z cos
x sin cos
y sin sin
x2 y2 z2
2 2
sehingga dari titik 8, , diketahui 8, dan
3 3 3 3
dan diperoleh
2 3 1
x 8 sin cos 8. 2 3
2
3 3 2
2 3 3
y 8 sin sin 8.
2 6
3 3 2
2 1
z 8 cos 8 4
3 2
r sin
2
3
3
8
2
4 3 atau r x 2 y 2
2 3 6
2 2
48 4 3
Trigonometri:Dwi Purnomo- 25
2
Jadi koordinat 8, , 2
adalah 2 3 ,6, 4) , dan koordinat tabung 8, ,
3 3 3 3
adalah 4 3 , ,4 .
3
4. 4
3 ,4,6 menyatakan letak titik M dalam koordinat . Ubah dan nyatakan letak
titik M dalam koordinat tabung dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat kartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan
sebagai berikut:
r sin atau r x 2 y 2
z cos
x sin cos
y sin sin
z cos
x2 y2 z2
sehingga dari titik 4, 4 3 ,6 diketahui x 4, y 4 3 dan z 6
dan diperoleh
r x2 y2 42 ( 4 3 ) 2 64 8
y 4 1 3
tan
x 4 3 3
5
6
x 2 y 2 z 2 (4) 2 ( 4 3 ) 2 (6) 2 10
z cos 6 10 cos
6
arccos
10
Trigonometri:Dwi Purnomo- 26
Jadi koordinat tabung 4,4 3 ,6 5
adalah 8, ,6 , dan koordinat bola
6
4,4 5
3 ,6 adalah 10,
6
6
, ar cos .
10
4
5. 4, , 8 menyatakan letak titik T dalam koordinat tabung. Ubah dan
3
nyatakan letak titik T dalam koordinat dan koordinat bola.
Jawab
Koordinat , koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan sebagai
berikut:
r sin atau r x 2 y 2
z cos
x sin cos
y sin sin
z cos
x2 y2 z2
4 4
sehingga dari titik 4, , 8 diketahui r 4, , z 8 dan diperoleh
3 3
4
3
4
x r cos x 4 cos 2 3
3
4
y r sin y 4 sin 2
3
2 5
z cos 8 4 5 cos arccos
5
Trigonometri:Dwi Purnomo- 27
4
Jadi koordinat kartesius 4,
, 8 adalah 2 3, 2,8 , dan koordinat bola
3
4 4 2 5
4, , 8 adalah 4 5, , arccos .
3 3 5
Trigonometri:Dwi Purnomo- 28
bidang orbit bumi mengitari matahari (heliosentrik) yang juga sama dengan bidang
orbit matahari mengitari bumi (geosentrik).
Gambar 1.14
Trigonometri:Dwi Purnomo- 29
Sistem Koordinat Ekliptika Geosentrik (geocentric ecliptical coordinate)
Pada sistem koordinat ini, bumi menjadi pusat koordinat. Matahari dan
planet-planet lainnya nampak bergerak mengitari bumi. Bidang datar xy adalah
bidang ekliptika, sama seperti pada ekliptika heliosentrik.
Gambar 1.15
Trigonometri:Dwi Purnomo- 30
tidak sejajar dengan sumbu bidang ekliptika. Atau dengan kata lain, bidang ekuator
tidak sejajar dengan bidang ekliptika, tetapi membentuk sudut kemiringan (epsilon)
sebesar kira-kira 23,5 derajat. Sudut kemiringan ini sebenarnya tidak bernilai konstan
sepanjang waktu. Nilainya semakin lama semakin mengecil.
Gambar 1.16
Trigonometri:Dwi Purnomo- 31
Seringkali, Alpha (right ascension) dinyatakan dalam bentuk H (hour angle).
Hubungan antara Alpha dengan H adalah H = LST - Alpha.
Disini, LST adalah Local Sidereal Time, yang sudah penulis bahas sebelumnya pada
tulisan tentang Macam-Macam Waktu
Gambar 1.17
Trigonometri:Dwi Purnomo- 32
5. A (Azimuth) = Sudut antara arah Utara dengan proyeksi benda langit ke bidang
horison.
Jarak benda langit ke pengamat dalam sistem koordinat ini seringkali diabaikan,
karena telah dapat dihitung sebelumnya dalam sistem koordinat ekliptika.
Catatan penting: Dalam banyak buku referensi, azimuth seringkali diukur dari arah
selatan (South) yang memutar ke arah barat (West). Gambar 1.17 di atas juga
menunjukkan bahwa azimuth diukur dari arah Selatan. Namun demikian, dalam
pemahaman umum, orang biasanya menjadikan arah Utara sebagai titik referensi.
Karena itu dalam tulisan ini penulis menjadikan sudut azimuth diukur dari arah
Utara. Untuk membedakannya, lambang untuk azimuth dari arah selatan dinyatakan
sebagai As, sedangkan azimuth dari arah utara dinyatakan sebagai A saja. Hubungan
antara As dan A adalah A = As - 180 derajat. Jika As atau A negatif, tinggal
tambahkan 360 derajat.
Suatu sistem koordinat dengan sistem koordinat lainnya dapat dihubungkan
melalui transformasi koordinat. Misalnya, dari algoritma untuk menghitung posisi
bulan menurut sistem koordinat ekliptika geosentrik, kita dapat menentukan jarak
bulan dari pusat bumi, sudut lambda dan beta. Selanjutnya, sudut lambda dan beta
ditransformasi untuk mendapat sudut alpha dan delta dalam sistem koordinat ekuator
geosentrik. Dari alpha dan beta, serta memperhitungkan posisi pengamat (bujur dan
lintang) dan waktu saat pengamatan/penghitungan, maka sudut ketinggian (altitude)
dan azimuth bulan menurut sistem koordinat horison dapat diketahui dengan tepat.
Rumus-rumus transformasi koordinat yang membutuhkan pengetahuan trigonometri
1.4 Soal-soal
Untuk soal 1 – 8, nyatakan masing-masing dengan dua koordinat yang lain, satu
dengan r 0 dan yang lain dengan r 0 .
1. 6, 3 2. 3, 2 5 3. 5, 4 4. 5, 7 4
Trigonometri:Dwi Purnomo- 33
9. 6, 2 3 10. 4, 8 11. 5, 4 12. 6, 7 4
d r 2 R 2 2rR cos( )
34. Untuk latihan bagi pembaca ubah koordinat berikut dalam koordinat yang sesuai:
Koordinat
No
Kartesius Tabung Bola
1. 2 3 ,6,4
4 3 , , 4
2
8, ,
3 3 3
2. 2,2,3 ....
2 2 , ,3
4
3. 2,2 3 ,4 .... ....
Trigonometri:Dwi Purnomo- 34
4. 2, 2, 2 3 .... ....
5. .... ....
6, ,2
6
6. .... 2 ....
2, , 4
3
7. .... .....
2, ,1
3
8. .... .... 2
8, ,
3 6
9. .... .... 2
4, ,
3 3
10. ..... ....
4, ,0
3
11. .... ....
1, ,
4 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 35
BAB II
PERBANDINGAN GONIOMETRI SUDUT LANCIP
Bab II buku ini membahas tiga hal pokok yang berhubungan dengan
perbandingan goniometri sudut lancip, antara lain (1) perbandingan goniometri, (2)
hubungan perbandingan goniometri dalam sudut, dan (3) soal-soal.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami perbandingan goniometri sudut lancip dan dapat mengaplikasikannya
dalam pembuktian kesamaan trigonometri.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat membandingkan pengertian perbandingan goniometri sudut.
2. Mahasiswa dapat menentukan perbandingan goniometri yang lain jika diketahui
salah satu perbandingan goniometrinya.
3. Mahasiswa dapat membuktikan kesamaan trigonometri.
4. Mahasiswa dapat menentukan hubungan dalam perbandingan goniometri.
P
Q
A B
Gambar 2.1
Trigonometri:Dwi Purnomo- 36
Pada gambar 2.1 di atas, tampak bahwa ABC adalah segitiga yang salah
satu sudutnya siku-siku yaitu BAC , sudut lainnya dimisalkan dan . Pada
E
C
A B D
Gambar 2.2
Misal adalah suatu sudut lancip dengan titik sudut A, dan B adalah suatu titik
pada salah satu kaki sudut tersebut, maka kita dapat memproyeksikan AC pada kaki
yang lain dan diperoleh
AB : proyeksi
BC : garis yang memproyeksi (proyektor)
AC : garis yang diproyeksi (proyektum)
Ketiga garis AB, BC, dan AC disebut garis-garis goniometri .
Trigonometri:Dwi Purnomo- 37
Berdasarkan gambar 2.2 dapat dibuat definisi sebagai berikut:
1) Yang dimaksud dengan sinus suatu sudut adalah perbandingan antara garis yang
memproyeksi dengan garis yang diproyeksi. Dengan kata lain sinus adalah
perbandingan antara proyeksi dengan proyektum dalam suatu segitiga. Untuk
selanjutnya sinus suatu sudut dinotasikan dengan sin .
proyektor
Dengan demikian sin .
proyektum
Garis yang diproyeksi dapat diambil dengan sekehendak kita, makin panjang
garis yang diproyeksi, makin panjang pula proyeksi dan garis yang
memproyeksinya, Namun demikian perbadingan antara garis-garis tersebut tidak
berubah, hal ini dikarenakan bangun segitiga yang terbentuk sebangun. Seperti
BC DE
tampak pada gambar 2.2. Selanjutnya menurut gambar 2.2 sin .
AC AE
Jadi sinus suatu sudut adalah suatu konstanta, namun nilainya tidak lebih dari
satu dan tidak kurang dan -1.
2) Yang dimaksud dengan cosinus suatu sudut adalah perbandingan antara garis
proyeksi dengan garis yang diproyeksi. Dengan kata lain cosinus adalah
perbandingan antara proyeksi dengan proyektum dalam suatu segitiga. Untuk
selanjutnya cosinus suatu sudut dinotasikan dengan cos . .
proyeksi
Dengan demikian cos ..
proyektum
Cosinus suatu sudut adalah suatu konstanta, namun nilainya tidak lebih dari 1
satu dan tidak kurang dan -1.
3) Yang dimaksud dengan tangen suatu sudut adalah perbandingan antara garis
yang memproyeksi dengan garis proyeksi. Dengan kata lain tangen adalah
perbandingan antara proyektor dengan proyeksi. Untuk selanjutnya tangen suatu
sudut dinotasikan dengan tan . .
proyektor
Dengan demikian tan .
proyeksi
Trigonometri:Dwi Purnomo- 38
4) Yang dimaksud dengan cotangen suatu sudut adalah perbandingan antara
proyeksi dangan garis yang memproyeksi. Dengan kata lain cotangen sudut
adalah perbandingan antara proyeksi dengan proyektor dalam suatu segitiga.
Untuk selanjutnya cotengen suatu sudut dinotasikan dengan cot . .
proyeksi
Dengan demikian cot .
proyektor
5) Yang dimaksud dengan secan suatu sudut adalah perbandingan antara garis yang
diproyeksi dengan proyeksi. Dengan kata lain secan suatu sudut adalah
perbandingan antara proyektum dengan proyeksi dalam suatu segitiga. Untuk
selanjutnya secan suatu sudut dinotasikan dengan sec .
proyektum
Dengan demikian sec ..
proyeksi
6) Yang dimaksud dengan cosecan suatu sudut adalah perbandingan antara garis
yang di proyeksi dengan garis yang memproyeksi. Dengan kata lain cosecan
adalah perbandingan antara proyektum dengan proyektor. Untuk selanjutnya
cosecant suatu sudut dinotasikan dengan csc .
proyektum
Dengan demikian csc .
proyektor
Untuk selanjutnya sinus, cosinus, tangen, cotangen, secan, cosecant disebut
perbandingan goniometri sudut lancip atau perbandingan goniometri dalam
segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku. Berdasarkan perbandingan ginometri
yang telah didefinisikan di atas maka diperoleh hubungan
sin csc 1, cos sec 1, tan cot 1
Dalil
Jika suatu sudut penyikunya (komplemen) adalah maka sin cos .
Bukti
Trigonometri:Dwi Purnomo- 39
C B
0 A
Gambar 2.3
adalah titik pada kaki yang berimpit dari kedua sudut tersebut maka kita dapat
memproyeksikan OB pada kaki-kaki yang lain, yaitu OA dan OC . Karena OABC
adalah persegi panjang, maka OA BC dan OC AB sehingga:
AB OC
sin cos dan
OB OB
OA BC
cos sin
OB OB
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan bahwa
cot tan
csc sec
Trigonometri:Dwi Purnomo- 40
C C
30 0
A B
C 600
A B
450
A B
Gambar 2.4
Besarnya sudut dapat dinyatakan dalam derajat atau radian. Kedua ukuran sudut
tersebut mempunyai hubungan 360 2 radian atau 1
0 0
radian
180
Sehingga, untuk
30 0 30 radian.
180 6
Dengan cara sama, dapat dibuat tabel konversi mengubah ukuran sudut dari derajat
menjadi radian atau sebaliknya sebagai berikut:
Trigonometri:Dwi Purnomo- 41
13. 270 0 3 / 2 Sudut Tumpul
14. 300 0 5 / 3 Sudut Tumpul
15. 315 0 21 / 12 Sudut Tumpul
16. 330 0 11 / 6 Sudut Tumpul
17. 360 0 2 Sudut Tumpul
r
y
A 30 0
B
x
Gambar 2.5
x2 y2 r 2
2
y 3 y2 r2
4y2 r2
1 2
y2 r
4
1
y r
2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 42
C
r
1
r
2
A 30 0
B
1
r 3
2
Gambar 2.6
Dan
1
r 3
x 2 1
cos 30
0
3
r 2 2
1
r
y 2 1
sin 30
0
r r 2
1
r
y 2 1
tan 30 0 3
x 1 3
r 3
2
Perhatikan gambar berikut ini.
C
r
y
A 450
B
x
Gambar 2.7
Trigonometri:Dwi Purnomo- 43
Menurut teorma Pytagoras, berlaku hubungan x y r . Karena 45 maka
2 2 2 o
x2 y2 r 2
x2 x2 r 2
2x2 r 2
1
x r 2
2
1 1
Sehingga diperoleh hubungan x : y : r r 2 : r 2 :r
2 2
Dan
1
r 2
x 1
cos 45 0 2 2
r r 2
1
r 2
y 1
sin 45 0 2 2
r r 2
1
r 2
y
tan 45 0 2 1
x 1
r 2
2
Perhatikan gambar berikut ini.
r
y
60 0
A
x B
Gambar 2.8
Trigonometri:Dwi Purnomo- 44
Menurut teorma Pytagoras, berlaku hubungan x y r . Karena 60 maka
2 2 2 o
x2 y2 r 2
x2 x 3
2
r2
4x2 r 2
1
x r
2
1 1
Sehingga diperoleh hubungan x : y : r r: r 3:r
2 2
Dan
1
r
x 2 1
cos 60
0
r r 2
1
r 3
y 2 1
sin 60
0
3
r r 2
1
r 3
y 2
tan 60
0
3
x 1
r
2
Sinus suatu sudut hanya bergantung pada besarnya sudut, jika sudutnya bertambah
besar maka sinusnya akan berubah, sehingga boleh dikatakan bahwa suatu sinus
adalah fungsi sudut-sudutnya.
Trigonometri:Dwi Purnomo- 45
A4
A3
A2
B4
0 B3
A1
B2
B1
0 C3 C2 C1 X
Gambar 2.9
Berdasarkan gambar 2.9 di atas, kita dapat melihat bagaimana berubahnya suatu
sinus, jika sudutnya berubah. XOA kaki sudutnya OX tetap pada tempatnya,
sedangkan kaki OA berlawanan dengan jarum jam sehingga diperoleh
XOA1 , XOA2 , XOA3 , XOA4 dan seterusnya.
Jika OB1 OB2 OB3 OB4 dan masing-masing terletak pada maka berturut-turut
B1C1 , B2 C 2 , B3C 3 .
Kenyataan ini menunjukkan bahwa garis yang memproyeksi selalu lebih kecil
dari garis yang diproyeksi karena dalam tiap-tiap segitiga siku-siku, sisi sudut siku-
siku selalu lebih kecil dari sisi miring segitiga siku-siku dan garis yang memproyeksi
makin lama makin panjang jika sudutnya makin lama makin panjang. Jika kaki yang
berputar pada penghabisan OX maka garis yang memproyeksinya berimpit dengan
garis yang diproyeksi, sehingga disimpulkan:
1) Sinus tiap-tiap sudut lancip adalah lebih kecil dari 1, sinusnya makin lama makin
besar jika sudutnya menjadi semakin besar dan
Trigonometri:Dwi Purnomo- 46
sin 90 0 1 .
2) Cosinus tiap-tiap sudut lancip adalah lebih kecil dari 1, cosinusnya makin lama
makin kecil jika sudutnya menjadi semakin besar dan
cos 90 0 0 .
3) Tangen tiap-tiap sudut dapat berupa konstanta, tangent tiap-tiap sudut makin
lama makin besar jika sudutnya menjadi bertambah besar dan
sin 90 0 1
tan 90 0 tidak didefinisikan (mengapa ?).
cos 90 0 0
Hal yang demikian juga ditemukan dalam cotangent, secan dan cosecant yaitu
cos 0 0 1
cot 0 0 tidak didefinisikan
sin 0 0 0
1 1
sec 90 0 0
tidak didefinisikan
cos 90 0
1 1
csc 0 0 0
tidak didefinisikan
sin 0 0
.Dan besar sudutnya akan berubah sesuai dengan perioda fungsinya
00 0 0 1 0 1
30 0 /6 1 1 1 3 2 2
3 3 3
2 2 3 3
45 0 /4 1 1 1 1 2 2
2 2
2 2
60 0 /3 1 1 3 1 2 2
3 3 3
2 2 3 3
90 0 /2 1 0 0 1
120 0 2 / 3 + - - - - +
1350 3 / 4 + - - - - +
150 0 5 / 6 + - - - - +
180 0
Trigonometri:Dwi Purnomo- 47
210 0 7 / 6 - - + + - -
225 0 5 / 4 - - + + - -
240 0 4 / 3 - - + + - -
270 0 3 / 2
300 0 5 / 3 - + - - - +
315 0 21 / 12 - + - - - +
330 0 11 / 6 - + - - - +
360 0 2
r
y
A x B
Gambar 2.10
Pada gambar 2.10 di atas, garis yang memproyeksi adalah y , proyeksi adalah x dan
garis yang diproyeksi adalah r .
Karena AC BC maka menurut dalil Pythagoras diperoleh
x2 y2 r 2
2
Jika masing-masing ruas dibagi dengan r maka diperoleh
x2 y2 r 2
2 2 2
x y r
r r r
Trigonometri:Dwi Purnomo- 48
cos sin 1
2 2 2
cos 2 sin 2 1
2
Jika masing-masing ruas dibagi dengan y maka diperoleh
x2 y2 r 2
x2 y2 r 2
y2 y2 y2
2 2 2
x y r
y y y
cot 1 csc
2 2 2
cot 2 1 csc 2
2
Jika masing-masing ruas dibagi dengan x maka diperoleh
x2 y2 r 2
x2 y2 r 2
x2 x2 x2
2 2 2
x y r
x x x
1 tan sec
2 2 2
1 tan 2 sec 2
y x
Karena sin dan cos maka
r r
y
sin y
r tan .
cos x x
r
Dengan cara yang sama diperoleh
Trigonometri:Dwi Purnomo- 49
x
cos r x
cot .
sin y y
r
1 1 r
sec .
cos x x
r
1 1 r
csc .
sin y y
r
Contoh soal
1) Dalam suatu segitiga siku-siku diketahui tan p . Tentukan perbandingan
goniometri yang lain.
Jawab
Berdasarkan rumus identitas diperoleh
1 tan 2 sec 2
1 p 2 sec 2
sec 1 p 2 1
Sehingga dan cos
1 p2
1
sin 2 1
1 p
2
1
sin 2 1
1 p2
p2
sin 2
1 p2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 50
p
Sehingga sin
1 p2
1 p2
csc
p
cos 1 1 p2 1
cot .
sin 1 p 2 p p
2) Sederhanakanlah
a. tan . cos
Jawab
sin
tan . cos . cos sin
cos
Jawab
2
1 1 cos
csc (csc sin ) cot 2
sin
sin sin sin
2
1 cos
2 1
sin sin
1 sin 2 cos 2
sin 2
sin 2
1 (sin 2 cos 2 )
sin 2
11
2
sin
0
3) Buktikan bahwa:
Bukti
sin 2 sin 2 (1 cos 2 ) (1 cos 2 )
Trigonometri:Dwi Purnomo- 51
(1 cos 2 ) (1 cos 2 ) cos 2 cos 2 cos 2 cos 2
tan cot
b. sin 2 cos 2
tan cot
Bukti
sin cos
tan cot cos sin
tan cot sin cos
cos sin
sin cos sin 2 cos 2
cos sin cos sin
sin cos sin 2 cos 2
cos sin ` cos sin
sin 2 cos 2
sin 2 cos 2
sin 2 cos 2
sin 2 cos 2
1
2.3 Soal-soal
5
1) Dalam suatu segitiga siku-siku diketahui sin . Tentukan perbandingan
`13
goniometri yang lain.
3
2) Dalam suatu segitiga siku-siku diketahui cos . Tentukan perbandingan
4
goniometri yang lain.
3) Dalam suatu segitiga siku-siku diketahui sec 2 . Tentukan perbandingan
goniometri yang lain.
1
4) Dalam suatu segitiga siku-siku diketahui csc 2 . Tentukan perbandingan
4
goniometri yang lain.
m
5) Dalam suatu segitiga siku-siku diketahui tan . Tentukan perbandingan
n
goniometri yang lain.
Trigonometri:Dwi Purnomo- 52
6) Sederhanakanlah
cot sec
a.
csc
1 sin x 1 sin x
h.
cos 2 x cos 2 x
1 1
i.
1 cos y 1 cos y
csc
2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 53
7) Buktikan kesamaan berikut
1 sin y 1 sec y
d. . tan y
1 cos y 1 csc y
1 sin x
f. sec x tan x
1 sin x
8) Hitunglah x sehingga
cos x sin x p
cos x sin x q
Trigonometri:Dwi Purnomo- 54
BAB III
DALIL-DALIL DALAM SEGITIGA
Bab III buku ini membahas enam hal pokok yang berhubungan dengan dalil-
dalil dalam segitiga, antara lain (1) segitiga siku-siku, (2) dalil sinus, (3) dalil tangent
(4) dalil cosinus, (5) menghitung sudut segitiga yang sisinya diketahui, dan (6) soal-
soal.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami dalil-dalil yang berhubungan dengan segitiga, baik segitiga lancip atau
tumpul dan dapat mengaplikasikannya pada masalah-masalah praktis.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat menentukan unsur-unsur suatu segitiga siku-siku jika diketahui
unsur yang lain.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dalil sinus dalam segitiga.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dalil tangen dalam segitiga
4. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dalil cosinus dalam segitiga
B
c
a
b
A C
Gambar 3.1
Trigonometri:Dwi Purnomo- 55
Pada gambar 3.1 di atas. ABC adalah segitiga siku-siku yang masing-
masing sudutnya ditentukan oleh CAB , ABC , BCA . Selanjutnya
Trigonometri:Dwi Purnomo- 56
Sehingga dalam segitiga siku-siku dapat dihitung semua unsur-unsurnya jika
diketahui 2 unsur yang bebas sesamanya. Unsur-unsur yang diketahui tersebut
mungkin:
1) Sisi miring dan salah satu sudut lancip.
2) Satu sisi siku-siku dan satu sudut lancip
3) Sisi miring dan satu sisi siku-siku
4) Kedua sisi siku-sikunya.
Catatan
Jika ABC adalah segitiga sama kaki dengan CA CB maka dengan menarik garis
tinggi CD maka akan terbentuk dua segitiga siku-siku yaitu ACD, BCD. Dengan
menggunakan rumus yang telah dijelaskan di atas, selanjutnya dapat ditentukan
unsure-unsur segitiga sama kaki tersebut.
Contoh soal
1. Perhatikan gambar segitiga di bawah ini.
c
a
A b
C
Gambar 3.2
Pada gambar 3.2 di atas adalah segitiga siku-siku yang sisi miringnya adalah
sisi c dan ACB siku-siku. Hitunglah unsur-unsur yang lain jika diketahui panjang
c 12,93cm dan BAC 67 0 22'
Jawab
Berdasarkan data di atas dipeoleh ABC 90 0 67 0 22' 22 0 38'
Trigonometri:Dwi Purnomo- 57
Misal BAC maka
a
sin a c sin dan
c
b
cos b c sin
c
Karena a c sin maka
log a log(c sin )
log a log c log sin
log a log(12,93) log(sin 67 0 22, )
log a 1,1116 (9,652 10)
log a 1,0768
a 11,935cm
Dengan cara yang sama
Karena b c sin maka
log b log(c cos )
log b log c log cos
log b log(12,93) log(cos 67 0 22, )
log b 1,1116 (9,5853 10)
log b 0,6969
b 4,976cm
3. Berdasarkan gambar 3.2 di atas diketahui sisi miring c dan sisi siku-siku a
Tentukan unsur-unsur segitiga yang lainnya.
Trigonometri:Dwi Purnomo- 58
Jawab
a
Dalam hal ini dapat digunakan rumus sin , 90 0
c
Karena a 2 b 2 c 2 b c 2 a 2 (c a)(c a)
1
Sehingga log b log(c a ) log(c a)
2
4. Berdasarkan gambar 3.2 di atas diketahui sisi-sisi penyikunya yaitu a dan b
Tentukan unsur-unsur segitiga yang lainnya.
Jawab
a
Dalam hal ini dapat digunakan rumus tan , 90 0
b
Karena a 2 b 2 c 2 c a 2 b 2
C
b a
c
A D B
Gambar 3.3
Pada gambar 3.1 di atas
BAC , ABC , ACB
Selanjutnya AC b, AB c, dan BC a
Trigonometri:Dwi Purnomo- 59
Jika dan adalah sudut-sudut lancip maka CD sebagai garis tinggi akan
terlatak pada ABC.
Pandang ACD dan akan diperoleh
CD
sin sehingga CD b sin .......... (1)
b
Pandang BCD dan akan diperoleh
CD
sin sehingga CD a sin .......... ( 2)
a
Berdasarkan (1) dan (2) diperoleh b sin a sin ...........(3)
a sin
Bentuk (3) dapat disederhanakan menjadi
b sin
Cara II
C
b a
A c B D
Gambar 3.4
Pada gambar 3.2 di atas
BAC , ABC , ACB
Selanjutnya AB c, BC a, dan AC b
Jika adalah sudut-sudut tumpul maka CD sebagai garis tinggi akan terlatak di
luar ABC.
Pandang ACD dan akan diperoleh
CD
sin sehingga CD b sin .......... (4)
b
Pandang BCD dan akan diperoleh
Trigonometri:Dwi Purnomo- 60
CD
sin BCD sehingga CD a sin BCD......( 5)
a
Berdasarkan (5) BCD 180
Cara III
C
a b
B c A
Gambar 3.5
Selanjutnya AC b, BC a, dan AB c
Jika salah satu sudutnya siku-siku maka dengan aturan di atas diperoleh
a sin
b sin
a sin
b sin 90 0
a
sin
b
Hal ini adalah sesuai dengan ketentuan sinus suatu sudut.
Dalil sinus sebagaiman telah dijelaskan di atas, dapat dibuktikan dengan cara
lain
Trigonometri:Dwi Purnomo- 61
C
A B
Gambar 3.6
Pada gambar 3.6 di atas terdapat lingkaran luar ABC dan menarik garis tengah
yaitu CD 2R.
Misal BDC BAC .
Sehingga
BC
sin
CD
BC CD sin
a 2R sin
Dengan cara yang sama dapat dibuktikan pula bahwa b 2R sin dan c 2R sin
Karena a 2 R sin , b 2 R sin , c 2 R sin
Akhirnya diperoleh
a b c
2R
sin sin sin
Contoh soal
1) Perhatikan gambar berikut
Trigonometri:Dwi Purnomo- 62
C
b
a
A c B
Gambar 3.7.
Demikian pula
a sin
log c log
sin
log c loga sin log sin
log c log a log sin log sin
log a 1,9890, log sin 9,9652 10
Trigonometri:Dwi Purnomo- 63
Sehingga
a
log 2,0238
sin
log sin 9,9031 10
log b 1,9269 b 84,51cm
Demikian pula
a
log 2,0238
sin
log sin 9,9352 10
log c 1,9590 c 91cm
Bukti
Atau
1
tan ( )
sin sin 2
sin sin 1
tan ( )
2
Contoh Soal
1) Dari suatu segitiga seperti pada gambar 3.7 diketahui data sebagai berikut:
Trigonometri:Dwi Purnomo- 64
a 2,519dm b 1,199dm, 1310 24'
Hitunglah unsur-unsur yang lain dari segitiga tersebut.
Jawab
Menurut dalil tangent
1
ab
tan
2
ab 1
tan
2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 65
log(a b) 0,5703
____________________________
1
log tan 9, 2050 10
2
1
9 0 '
2
1
24 018'
2
____________________________
330 24'
15 012'
Bukti
Cara I
Trigonometri:Dwi Purnomo- 66
C
b a
A c D B
Gambar 3.8
BC 2 ( AB AD) 2 DC 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 67
BC 2 ( AB AD) 2 DC 2
a 2 (c b cos ) 2 (b sin ) 2
a 2 c 2 2bc cos b 2
a 2 b 2 c 2 2bc cos
AC 2 ( AB BD) 2 DC 2
b 2 (c a cos ) 2 (a sin ) 2
b 2 c 2 2ac cos a 2
a 2 a 2 c 2 2ac cos
Trigonometri:Dwi Purnomo- 68
Cara II
C
b
a
B c A D
Gambar 3.9
b2 c2 a2
cos
2ab
Cara III
Jika 90 o maka cos 0 sehingga persamaan a 2 b 2 c 2 2bc cos menjadi
a 2 b 2 c 2 yang merupakan dalil Pythagoras. Dengan cara yang sama akan dapat
ditunjukkan bahwa:
b 2 a 2 c 2 2bc cos
dan
c 2 b 2 c 2 2bc cos
Trigonometri:Dwi Purnomo- 69
3.5 Menghitung Sudut Segitiga yang Sisinya Diketahui.
Berdasarkan dalil cosinus
a 2 b 2 c 2 2bc cos
didapatkan persamaan yang lain yaitu
b2 c 2 a2
cos
2bc
Pembilang pecahan di atas tidak dapat digunakan untuk menghitung dengan
logaritma, sehingga untuk membuat pembilang menjadi bentuk logaritma maka harus
diubah rumus tersebut menjadi:
b2 c 2 a2
cos
2bc
b2 c2 a 2
1 cos 1
2bc
2bc b 2 c 2 a 2
1 cos
2bc
Menurut definisi penjumlahan dua sudut diperoleh
(b c a )(b c a)
2 cos 2
2 2bc
Misal
(b c a ) 2 s danb c a 2 s 2a 2( s a )
Sehingga
2s.2(s a)
2 cos 2
2 2bc
s( s a)
cos 2
2 bc
s( s a)
cos
2 bc
Dengan cara yang sama
s ( s b)
cos
2 ac
Dan
Trigonometri:Dwi Purnomo- 70
s( s c)
cos
2 ab
Selanjutnya
b2 c 2 a2
cos
2bc
b2 c2 a2
1 cos 1
2bc
2bc b 2 c 2 a 2
1 cos
2bc
a 2 2bc b 2 c 2
1 cos
2bc
a 2bc b c
2 2 2
2 sin 2
2 2bc
(a b c)(a b c )
2 sin 2
2 2bc
a b c 2s
Jika
( a b c) 2 s 2c ( a c b ) 2 s 2b
maka dan
Sehingga
( a b c)( a b c ) ( 2 s 2b)( 2s 2c ) 4( s b)( s c )
Akhirnya diperoleh
( s b)(s c)
sin 2
2 bc
( s b)( s c )
sin
2 bc
Dengan cara yang sama diperoleh
( s a )(s c )
sin
2 ac
( s a)( s b)
sin
2 ab
Trigonometri:Dwi Purnomo- 71
sin
2
tan
Karena 2 cos
2
Sehingga
( s b)( s c )
bc
tan
2 s( s a)
bc
( s b)( s c)
tan
2 s ( s a)
( s a)( s c )
tan
2 s ( s b)
( s a)( s b)
tan
2 s( s a)
Rumus di atas dapat juga dinyatakan dalam bentuk lain, sebagai berikut
C
E D
A B
F
Gambar 3.10
Trigonometri:Dwi Purnomo- 72
Berdasarkan gambar di atas, ABC dibuat garis bagi sudut , , yang
berpotong di M . dan merupakan pusat lingkaran dalam ABC . Lingkaran ini
menyinggung sisi-sisi AB, BC , CA dititik D, E , F
O
Selanjutnya AFM siku-siku dan AF s a dan MF r , sehingga
s
s (s a)( s b) s c
MF
s
O s(a )( s b)( s c )
MF r
s s
Sedangkan pada AFM terdapat pula
r 1 s( s a )(s b)( s c )
tan
2 sa ra s
Demikian pula
r 1 s( s a )(s b)(s c )
tan
2 s b s b s
r 1 s (s a)( s b)(s c)
tan
2 sc r c s
Sehingga dapat dimisalkan
1
A log( s a ) log( s b) log( s c) log s
2
maka
1
log tan A log( s a )
2
1
log tan A log( s b)
2
1
log tan A log( s c )
2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 73
A
C
B D
Gambar 3.11
Pada gambar 3,11 AD t dinamakan garis tinggi pada sisi BC . Selanjutnya dalam
segitiga siku-siku ACD berlaku
AD t
sin t AC sin b sin .
AC AC
Rumus di atas dapat diubah dengan menggunakan dalil sinus dan diperoleh:
a b
sin sin
a sin a sin
b
sin sin( )
Sehingga
a sin sin
t
sin( )
Rumus di atas untuk garis tinggi dapat juga ditulis hanya dengan sisi-sisi segitiga
tersebut, yaitu:
t b sin 2b sin cos
2 2
( s a )(s b) s ( s a)
2b
ab ab
2
s ( s a )(a b)( s c)
a
Trigonometri:Dwi Purnomo- 74
Contoh soal
1. Dari suatu segitiga seperti pada gambar 3.7 diketahui data sebagai berikut:
a 317,6cm, b 442,5cm, c 495,6cm
Hitunglah besar sudut masing-masing.
Jawab
Karena yang diketahui sisinya, maka besar sudutnya dapat ditentukan dengan
rumus tangen
r 1 s( s a )(s b)( s c)
tan
2 sa r a s
r 1 s( s a )(s b)(s c )
tan
2 s b s b s
r 1 s (s a)( s b)(s c)
tan
2 sc r c s
Berdasarkan data tersebut diperoleh
a 317,6cm, b 442,5cm, c 495,6cm,2 s 1256 s 628
Sehingga
log( s a ) 2,4919
log( s b) 2,2676
log( s c ) 2,1219
__________________
6,8814
log s 2,7980
__________________
2 A 4,0834 A 2,0417
A 2,0417
log( s a ) 2,4919
__________________________
1
log tan 9,5498 10
2
1
19 0 32'
2
39 0 4'
Trigonometri:Dwi Purnomo- 75
A 2,0417
log( s b) 2, 2676
__________________________
1
log tan 9,7741 10
2
1
30 0 44'
2
610 21'
A 2,0417
log( s c) 2,1219
__________________________
1
log tan 9,9198 10
2
1
39 0 44'
2
79 0 28'
Akhirnya
390 4'610 28'79 0 28' 180
3.6 Soal-soal
1) Hitunglah unsur-unsur segitiga siku-siku yang lain jika diketahui:
a. c 945 cm, 330 45'
Trigonometri:Dwi Purnomo- 76
2) Kaki-kaki segitiga sama kaki adalah 27,45 cm dan sudut puncaknya 134 0 29'.
, hitunglah panjang alas dan panjang garis tinggi yang dibuat memotong alas
tersebut.
3) Panjang alas suatu segitiga sama kaki adalah 21,24 cm dan panjang kaki-kakinya
adalah 27,45 cm. Hitunglah besarnya masing-masing sudut dan tinggi segitiga.
4) Suatu trapesium panjang sisi-sisi sejajarnya masing-masing 50,22 cm dan 10,10
cm. Sudut-sudut pada garis alas adalah 58 0 45'. .Hitunglah panjang sisi miringnya
dan tinggi.
5) Suatu segitiga ABC . sebarang seperti pada gambar 3.7, hitunglah unsur-unsur
yang lain jika diketahui:
a. a 65cm, 67 0 23' , 59 0 29'
Trigonometri:Dwi Purnomo- 77
BAB IV
JUMLAH DAN SELISIH DUA SUDUT
Bab IV buku ini membahas hal-hal pokok yang berhubungan dengan jumlah
dan selisih dua sudut, antara lain (1) jumlah dua sudut, (2) selisih dua sudut, (3)
rumus sudut kembar dan sudut pertengahan (4) perubahan jumlah atau selisih
menjadi hasil perkalian sudut, (5) menghitung dua sudut jika diketahui jumlah dan
perbandingan sinus sudutnya, (6) menghitung dua sudut jika diketahui jumlah dan
perbandingan tangen sudutnya, dan (7) soal-soal.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa memahami
dalil dan rumus dalam jumlah dan selisih sudut serta dapat mengaplikasikannya pada
masalah-masalah praktis.
Kompetensi Dasar
5. Mahasiswa dapat menggunakan rumus jumlah dua sudut.
6. Mahasiswa dapat menggunakan rumus selisih dua sudut.
7. Mahasiswa dapat menunjukkan kesamaan rumus sudut kembar.
8. Mahasiswa dapat mengubah rumus jumlah atau selisih menjadi perkalian.
9. Mahasiswa dapat menghitung dua sudut dengan menggunaka rumus jumlah dan
perbandingan sinus atau tangen.
y r
y
B x A
Gambar 4.1
Trigonometri:Dwi Purnomo- 78
Pada gambar 4,1 di atas, ABC adalah segitiga yang salah satu sudutnya
adalah dan sudut tersebut siku-siku. Karena CBA dan misal
AB x, BC y , dan AC r , sehingga berdasarkan ABC diperoleh enam
perbandingan panjang sisi suatu segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
Perbandingan dimaksud sesuai dengan gambar 4.1 adalah
BC AB BC AB AC AC
, , , , .
AC AC AB BC AB BC
Keenam perbandingan tersebut dinamakan perbandingan goniometri. Karena
AB x, BC y , AC r dan BAC maka perbandingan goniometri di atas
dapat dinyatakan dalam bentuk yang lain yaitu:
BC y
1. sin
AC r
AB x
2. cos
AC r
BC y
BC AC y sin
3. r tan
AB AB x x cos
AC r
AB x
AB AC x cos x
4. r cot
BC BC y y sin x
AC r
AC 1 1 r 1
5. sec
AB AB x x cos
AC r
AC 1 1 r 1
6. csc
BC BC y / r y sin
AC
Menurut teorema Pyathagoras jika suatu ABC salah satu sudutnya siku-siku, maka
berlaku:
AB 2 BC 2 AC 2
x2 y2 r 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 79
Selanjutnya secara berurutan persamaan x 2 y 2 r 2 dibagi x 2 , y 2 , r 2 diperoleh
persamaan baru
x2 y2 r 2
1.
r2 r2 r2
2 2
x y
1
r r
cos sin 1
2 2
x2 y2 r 2
2. 2 2 2
x x x
2 2
y r
1
x x
1 tan (sec ) 2
2
x2 y2 r 2
3.
y2 y2 y2
2 2
x r
12
y y
cot 1 (csc ) 2
2
Cara I
Perhatikan gambar berikut ini.
Trigonometri:Dwi Purnomo- 80
k
U
l
S T
m
O P Q
Gambar 4.2
Pada gambar 4.2 di atas terdapat 4 segitiga dan masing-masing adalah siku-
siku, yaitu QOT , TSU , OTU , dan OPU dan diketahui
QOT , TOU . QOT TSU sehingga SUT
Berdasarkan OPU diperoleh perbandingan panjang sisi
UP
sin POU dengan UP = PS + SU
OU
Karena QOT TSU maka SU = UT cos
Karena PS = QT dan karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos dan
QT = OT sin
Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos dan UT = OU sin
Karena POU
UP
sin POU
OU
UP
sin( )
OU
PS SU
OU
QT SU
OU
Trigonometri:Dwi Purnomo- 81
OT sin UT cos
OU
OU cos sin OU sin cos
.
OU
Sehingga diperoleh rumus sin( ) sin cos sin cos ............ (4)
Dengan cara yang sama diperoleh:
OP
cos POU , OP = OQ – PQ
OU
Karena QOT TSU maka SU = UT cos
Karena PQ = ST dan karena UST siku-siku di TSU maka ST = SU sin
Karena OTU siku-siku di OTU maka OT = OU cos dan UT = OU sin
Karena OQT siku-siku di TQU maka OQ = OT cos dan QT = OT sin
Karena POU
UP
cos POU
OU
OP
cos( )
OU
OQ PQ
OU
OQ ST
OU
OT cos UT sin
OU
OU cos cos OU sin sin
OU
Sehingga diperoleh rumus cos( ) cos cos sin sin ............ (5)
sin
Karena tan
cos
sin ( )
Maka tan ( )
cos( )
Trigonometri:Dwi Purnomo- 82
Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh
sin cos cos sin
cos cos cos cos
tan( )
cos cos sin sin
cos cos cos cos
sin sin
cos cos
sin cos
1
cos cos
tan tan
1 tan tan
tan tan
Sehingga tan( ) .................... (6)
1 tan tan
Cara II
B
Y
D
A
H F
E O G X
Gambar 4.3
Trigonometri:Dwi Purnomo- 83
DF
Pada DFO diperoleh sin sehingga DF p sin demikian pula
OD
OF
cos sehingga OF p cos
OD
Pandang FGO
FG
Pada FGO sin sehingga FG OF sin p cos sin
OF
OG
Demikian pula cos sehingga OG OF cos p cos cos
OF
Dengan cara yang sama pada DHF diperoleh
DH p sin cos dan FH p sin sin
DE DH FG p sin cos p cos sin
Sehingga sin( )
OD OD p
sin cos cos sin …………………….(7)
OE OG FH p cos cos p sin sin
cos( )
OD OD p
cos cos sin sin …………………….(8)
Trigonometri:Dwi Purnomo- 84
r
y
x
Y
P
r y
M'
y y
sin , sin( )
r r
Sehingga
sin( ) sin
Dengan cara yang sama
x x
cos , cos( )
r r
Sehingga
cos cos( )
Berdasarkan fakta ini dapat ditentukan rumus pengurangan dua sudut sebagai
berikut
sin( ) sin( ( ))
sin cos ( ) cos sin ( )
sin cos cos ( sin )
sin cos cos sin ...........(6)
cos( ) cos( ( ))
cos cos ( ) sin sin ( )
cos cos sin ( sin )
cos cos sin sin ...........(7)
Trigonometri:Dwi Purnomo- 85
sin ( )
tan ( )
cos( )
sin cos cos sin
cos cos sin sin
Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh:
sin cos cos sin
cos cos cos cos
cos cos sin sin
cos cos cos cos
sin sin
cos cos
sin cos
1
cos cos
tan tan
1 tan tan
tan tan
Sehingga tan( ) .................... (8)
1 tan tan
sin ( )
tan ( )
cos( )
sin cos cos sin
cos cos sin sin
Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh:
sin cos cos sin
cos cos cos cos
cos cos sin sin
cos cos cos cos
sin sin
cos cos
sin cos
1
cos cos
tan tan
1 tan tan
tan tan
Sehingga tan ( ) .................... (9)
1 tan tan
Trigonometri:Dwi Purnomo- 86
4.2 Selisih Dua Sudut
D G B
C
O E F X
Gambar 4.4
Trigonometri:Dwi Purnomo- 87
CG
cos atau CG cos
DC
Dengan demikian diperoleh
DG p sin sin
CG p cos sin
Sehingga
CF FG CG DE CD
sin BOX
OC OC OC
Atau
p sin cos p cos sin
sin( ) sin cos cos sin
p
OF OE EF OE DG
cos BOX
OC OC OC
Atau
p cos cos p sin sin
cos( ) cos cos sin sin
p
Berdasarkan kesamaan di atas, diperoleh
sin ( )
tan ( )
cos( )
sin cos cos sin
cos cos sin sin
Persamaan di atas dibagi dengan cos cos , diperoleh:
sin cos cos sin
cos cos cos cos
tan( )
cos cos sin sin
cos cos cos cos
sin sin
cos cos
sin cos
1
cos cos
tan tan
1 tan tan
Trigonometri:Dwi Purnomo- 88
tan tan
Sehingga tan ( ) ..................
1 tan tan
Contoh soal
1) Buktikan dengan menggunakan rumus yang sesuai
a) cos(90 0 ) sin
Bukti
Menurut rumus cosinus jumlah dua sudut diperoleh
cos( ) cos cos sin sin
Sehingga
cos(90 o ) cos 90 o cos sin 90 0 sin
0 cos 1. sin
sin
b) sin( 90 ) cos
Bukti
Menurut rumus sinus jumlah dua sudut diperoleh
sin( ) sin cos cos sin
Sehingga
sin( 90 o ) sin 90 o cos cos 90 0 sin
1. cos 0. sin
cos
2) 5 3
Diketahui dan adalah sudut lancip dengan cos , dan sin ,
12 5
Hitunglah sin( ) dan cos( )
Jawab
Menurut rumus sinus jumlah diperoleh
sin( ) sin cos cos sin
5
Karena cos , maka sin 2 1 cos 2
12
2
5 1
atau sin 1 cos 1
2
119
12 12
Trigonometri:Dwi Purnomo- 89
3
Demikian pula, karena sin ,
5
2
3 4
maka cos 1 sin 2 1
5 5
sehingga
sin( ) sin cos cos sin
1 4 5 3 1 1
sin( ) 119 119
12 5 12 5 15 4
Dengan cara yang sama diperoleh
cos( ) cos cos sin cos
sehingga
cos( ) cos cos sin sin
5 4 1 3 1 1
cos( ) 119 119
12 5 12 5 3 120
Latihan soal
1) Mudahkanlah dengan cara yang sesuai
a) sin( 90 o ) f ) sin(180 o ) k ) sin( 270 o )
3) 5 3
Diketahui dan adalah sudut lancip dengan cos , dan sin ,
12 5
Hitunglah
a) sin( )
b) cos( )
Trigonometri:Dwi Purnomo- 90
c) sin( )
d) cos( )
4) Buktikan
cot cot 1
1) cot( )
cot cot
sin( )
2) tan tan
cos cos
sin( )
3) cot cot
sin sin
b) cos( )
c) cos( )
d) sin ( )
Trigonometri:Dwi Purnomo- 91
4.3 Rumus Sudut Kembar dan Sudut Pertengahan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam rumus sinus jumlah dua sudut yang telah
dijelaskan dalam pasal 4.1
sin ( ) sin cos cos sin
Jika maka rumus di atas menjadi
sin ( ) sin 2 sin cos cos sin 2 sin cos
Selanjutnya menurut rumus cosinus jumlah dua sudut yang telah dijelaskan
Karena
cos 2 sin 2 1
Maka
cos 2 cos 2 1 cos 2 2 cos 2 1
Atau
cos 2 1 sin 2 sin 2 1 2 sin 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 92
3 3
cos 3 2 cos 2 1 atau cos 3 1 2 sin 2
2 2
cos 4 2 cos 2 2 1 atau cos 4 1 2 sin 2 2
dan seterusnya.
3 3 3
tan tan 2 tan
3 3 2 2 2
tan 3 tan
2 2 2 3 3
1 tan 1 tan 2
2 2
tan2 tan2
tan 4 tan2 2
1 tan 2 2
dan seterusnya
Trigonometri:Dwi Purnomo- 93
1 cos
sin 2
2 2
1 cos
sin
2 2
1 cos
cos
2 2
sec 1 tan 2
1
cos
1 tan 2
tan
sin
1 tan 2
2 tan
sin 2
1 tan 2
1 tan 2
cos 2
1 tan 2
Soal-soal
Diketahui
1)
1
cos 45 0 2
2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 94
2) Diketahui
tan p
2
Tentukan nilai dari
cos
Hitunglah
3)
cos
Jika diketahui tan 1 t
2
Hitunglah
4)
sin
Jika diketahui tan 1 t
2
Jawab
Menurut rumus identitas
1 tan 2 sec 2
Sehingga
1 tan 2 sec 2
2 2
1 1 t sec 2
2
2
1 1
cos 2 atau cos
2 1 1 2t t 2 2t t 2
2
2
Buktikan bahwa
5)
cos 2 cot tan
1 cos 2 2 cot
Jawab
Trigonometri:Dwi Purnomo- 95
cos 2 cot tan
1 cos 2 2 cot
cos 2 cos 2 sin 2
1 cos 2 1 cos 2 sin 2
cos 2 cos 2 sin 2
1 cos 2
sin 2 cos 2 cos 2 sin 2
cos 2 cos 2 sin 2
1 cos 2 2 cos 2
sin
cos sin
cos 2 cos
1 cos 2 2 cos
cos sin
cos 2 sin cos
1 cos 2 cos
2
sin
cos 2 cot tan
1 cos 2 2 cot
Buktikan bahwa
6)
sin 1 cos
tan
2 1 cos sin
Hitunglah
7) cos
Jika diketahui
tan 2p
2
Atau
Trigonometri:Dwi Purnomo- 96
1
cos x cos y cos( x y ) cos( x y )
2
Jika
1
( x y ) A dan ( x y ) B maka diperoleh x A B dan y 1 A B
2 2
sehingga diperoleh
1
cos A cos B 2 cos A B cos 1 A B
2 2
2) Menurut rumus cosinus jumlah dua sudut dan cosinus selisih sudut diperoleh:
cos( x y ) cos x cos y sin x sin y
cos( x y ) cos x cos y sin x sin y
-
cos( x y ) cos( x y ) 2 sin x sin y
Atau
1
sin x sin y cos( x y ) cos( x y )
2
Jika
1
( x y ) A dan ( x y ) B maka diperoleh x A B dan y 1 A B
2 2
sehingga diperoleh
1
cos A cos B 2 sin A B sin 1 A B
2 2
3) Menurut rumus sinus jumlah dua sudut dan cosinus selisih sudut diperoleh:
sin( x y ) sin x cos y cos x sin y
sin( x y ) sin x cos y cos x sin y
+
sin( x y ) sin( x y ) 2 sin x cos y
Atau
1
sin x cos y sin( x y ) sin( x y )
2
Jika
Trigonometri:Dwi Purnomo- 97
1
( x y ) A dan ( x y ) B maka diperoleh x A B dan y 1 A B
2 2
sehingga diperoleh
1
sin A sin B 2 sin A B cos 1 A B
2 2
4) Menurut rumus sinus jumlah dua sudut dan sinus selisih sudut diperoleh:
sin( x y ) sin x cos y cos x sin y
sin( x y ) sin x cos y cos x sin y
-
sin( x y ) sin( x y ) 2 cos x sin y
Atau
1
cos x sin y sin( x y ) sin( x y )
2
Jika
1
( x y ) A dan ( x y ) B maka diperoleh x A B dan y 1 A B
2 2
sehingga diperoleh
1
sin A sin B 2 cos A B sin 1 A B
2 2
Trigonometri:Dwi Purnomo- 98
Contoh
1) Hitunglah sudut-sudut x ( x 180 0 ) dan y ( y 180 0 ) ,jika x y 60 0 dan
sin x sin y 0, 2
Jawab
Berdasarkan soal diatas diketahui 60 0` dan sin x sin y 0, 2
Sehingga
2 sin x sin y cos( x y ) cos( x y ) cos( x y ) cos 2 p
Trigonometri:Dwi Purnomo- 99
Soal-soal
Ubahlah jumlah atau selisih berikut ini menjadi suatu perkalian dan jika
1)
mungkin mudahkan
sin 33 0 sin 230
cos 33 0 cos 23 0
cos 33 0 cos 23 0
4.5 Menghitung Dua Sudut, Jika Diketahui Jumlah dan Perbandingan Sinus
Sudutnya
Misal dalam suatu segitiga diketahui
sin x p
dan x y
sin y q
tan
1
x y p q tan 1 x y
2 pq 2
1 pq
tan ( x y ) tan x y
2 pq
Sehingga x y dapat dihitung jika x y diketahui, demikian pula x dan y dapat
diketahui.
Contoh soal
1) Hitunglah x dan y dengan ( x 180 0 , y 180 0 ) jika diketahui
a. x y 60 0 , sin x : sin y 1 : 2
Jawab
Berdasarkan soal tersebut di atas dapat diketahui x y 60 0
tan
1
x y p q tan
2 pq 2
0
tan
1
x y 1 2 tan 60
2 1 2 2
tan
1
x y 1 tan 30 0
2 3
x y tan 30
0
1
tan
2 3
1
1 1
tan x y 2
2 3 6
4.6 Menghitung Dua Sudut, Jika Diketahui Jumlah dan Perbandingan Tangen
Sudutnya.
Misal dalam suatu segitiga diketahui
tan x p
dan x y
tan y q
Dari persamaan di atas dapat dibuat persamaan baru
tan x p
1 1
tan y q
tan x p
1 1
tan y q
tan x tan y pq
tan y q
tan x tan y pq
tan y q
tan x tan y p q
tan x tan y p q
4.7 Menghitung Dua Sudut, Jika Diketahui Jumlah dan Perbandingan Cosinus
Sudutnya.
Misal dalam suatu segitiga diketahui
cos x p
dan x y
cos y q
Dari persamaan di atas dapat dibuat persamaan baru
cos x p
1 1
cos y q
cos x p
1 1
cos y q
cos x cos y pq
cos y q
cos x cos y pq
cos y q
cos x cos y p q
cos y cos y p q
1 1
2 cos ( x y ) cos ( x y )
2 2 pq
1 1 pq
2 sin ( x y ) sin ( x y )
2 2
1 1
cos ( x y ) cos ( x y )
2 2 pq
1 1 pq
sin ( x y ) sin ( x y )
2 2
1 1
cos ( x y ) cos ( x y )
2 2 pq
1 1 p q
sin ( x y ) sin ( x y )
2 2
Contoh
1) Hitunglah sudut-sudut x ( x 180 0 ) dan y ( y 180 0 ) ,jika x y 50 0 dan
tan x : tan y 5 : 11
Jawab
p 5
Berdasarkan soal diatas diketahui 50 0` dan
q 11
Sehingga
tan x tan y 5 11
tan x tan y 5 11
sin x cos y sin y cos y 16
sin x cos y sin y cos x 6
sin( x y ) sin 50 0 16
sin( x y ) sin( x y ) 6
16
sin( x y ) sin 50 0
6
( x y ) ....
4.7 Soal-soal
1) Buktikan kesamaan
a) sin cos( ) cos sin( ) sin .
1 csc 2 y 1
m) 2
csc y sec 2 t
Bab V buku ini membahas empat hal pokok yang berhubungan dengan grafik
fungsi trigonometri, antara lain (1) fungsi trigonometri (2) grafik fungsi trigonometri,
(3) fungsi cyclometri, dan (4) soal-soal.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami gambar grafik fungsi trigonometri dan pengembangannya serta
memahami bentuk-bentuk fungsi cyclometri.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat menggambarkan grafik fungsi trigonometri.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi cyclometri sebagai fungsi balikan.
3. Mahasiswa dapat membuktikan beberapa kesamaan dalam fungsi cyclometri.
Y
P
r
X
(1,0 ) O Q (1,0)
P'
Fungsi Sinus
Dengan membuat jari-jari r OP 1 sebagaimana pada gambar 5.1 dapat
PQ
dinyatakan sin PQ. PQ 0 pada saat 0 0 dan bertambah besar sampai
r
maksimum PQ 1 pada saat 90 0 . Selanjutnya PQ menurun lagi dan mencapai
lagi mencapai PQ 0. pada saat 360 0 . Setelah itu keadaan akan berulang dan
satu siklus (perioda) pada saat 720 0 . Kejadian yang demikian ini dan berulang-
ulang sampai tak berhingga banyaknya disebut satu perioda. Berdasarkan fakta ini
diperoleh
Fungsi Cosinus
Karena telah ditetapkan jari-jari r OP 1 sebagaimana pada gambar 5.1 maka
OQ
cos OQ. OQ 1 pada saat 0 0 dan dan mengecil jika membesar
r
sampai mencapai minimum OQ 0 pada saat 90 0 . Selanjutnya OQ meningkat
lagi tetapi negative dan mencapai OQ 1 pada waktu 180 0 Setelah itu OQ
mengecil dan tetap dan mencapai minimum OQ 0 pada saat 270 0 , kemudian
meningkat lagi mencapai OQ 1. pada saat 360 0 . Setelah itu keadaan akan
berulang dan satu siklus (perioda) pada saat 720 0 . Kejadian yang demikian ini
dan berulang-ulang sampai tak berhingga banyaknya disebut satu perioda.
Berdasarkan fakta ini diperoleh
cos 0 0 1
cos 90 0 0
cos180 0 1
cos 270 0 0
cos 360 o 1
Pada OPQ dan OP' Q yang salah satu sudutnya siku-siku sisi tegak selalu lebih
kecil dari sisi miring. Oleh karena itu nilai sin maupun cos selalu terletak dalam
1 sin 1 dan 1 cos 1 .
Fungsi Tangen
Berdasarkan gambar 5.1 diperoleh perbandingan
PQ P' Q PQ
tan dan tan( ) tan .
OQ OQ OQ
sin 0 0 0
tan 0 0 0
cos 0 0 1
sin 90 0 1
tan 90
0
tidak terdefinisi
cos 90 0 0
sin 180 0 0
tan 180 0 0
cos180 0
1
tan 270 0 tidak terdefinisi
tan 360 o 0
Fungsi Cotangen
Berdasarkan gambar 5.1 diperoleh perbandingan
OQ OQ OQ
cot dan cot( ) cot .
OP P' Q PQ
Nilai cot akan menuju jika menuju 0 0 . Karena PQ akan menuju 0
walaupun OQ menuju 0. Dalam hal lain cot 0 jika 90 0 hal ini dikarenakan
OQ 0. Sebaliknya nilai cot akan menuju jika menuju -0, cot 0 jika
cos 0 0 1
cot 0
0
tidak terdefinisi
sin 0 0 0
cos 90 0 0
cot 90 0 0
sin 90 0 1
cos180 0 1
cot 180
0
tidak terdefinisi
sin 180 0 0
cot 270 0 0
cot 360 o tidak terdefinisi
pada waktu 0 0 dan pada saat tersebut OQ r atau cos 1. Sementara itu
csc akan menuju jika , menuju 0. Karena sin 0 Berdasarkan fakta ini
diperoleh
1 1
sec 0 0 0
1
cos 0 1
1 1
sec 90 0 0
tidak terdefinisi
cos 90 0
1 1
sec 180 0 1
cos180 0
1
1 1
sec 270 0 0
tidak terdefinisi
sin 270 0
1 1
sec 360 o 0
1
cos 360 1
dan
1 1
csc 0 0 0
tidak terdefinisi
sin 0 0
1 1
csc 90 0 0
1
sin 90 1
1 1
csc 180 0 0
tidak terdefinisi
sin 180 0
1 1
csc 270 0 1
sin 270 0
1
1 1
csc 360 o 0
tidak terdefinisi
sin 360 0
Sehingga grafik untuk y sin x dalam interval 0 x 360 0 adalah sebagai berikut
Sehingga grafik untuk y cos x dalam interval 0 x 360 0 adalah sebagai berikut
Gambar 5.3
Gambar 5.5
Gambar 5.7
1
p
A B
1 p2
Gambar 5.8
1 p2
cos
1
p
tan
1 p2
1 p2
cot
p
2
3
A B
1
Gambar 5.9
1 1
Karena arccos maka cos
2 2
2
Sehingga 120 0 dengan demikian diperoleh
3
2 1
sin sin
3 2
2 1
cos cos 3
3 2
2
tan tan 3
3
2 1
cot cot 3
3 3
2
sec sec 2
3
2 2
csc csc 3
3 3
2) Hitunglah
a. cot(arcsin a )
Jawab
Misal arcsin a maka sin a
a)
b)
C
1
a
A B
1 a2
Gambar 5.10
1 a2
Sehinggga cot(arcsin a ) cot
a
b. sin(arctan b)
c) Jawab
Misal arctan b maka tan b
d)
1 b2
e)
f)
g)
A B
1
Gambar 5.11
b
Sehingga sin(arctan b) sin
1 b2
Seperti halnya pada fungsi trigonometri, dalam fungsi cyclometri juga terdapat
beberapa rumus dan aturan penjumlahan fungsi.
1. Rumus penjumlahan pada fungsi cyclometri
a. arcsin p arcsin( p ) 0
h)
Trigonometri:Dwi Purnomo- 120
b. arccos p arccos( p )
c. arc cot p arc cot( p)
d. arcsin p arccos p
2
e. arctan p arc cot p
2
a. arcsin p arcsin q arcsin p 1 q 2 q 1 p 2
b. arcsin p arcsin q arcsin pq 1 p 2 1 q 2
2
c. arccos p arccos q arccos p 1 q 2 q 1 p 2
2
d. arccos p arccos q arccos pq 1 p 2 1 q 2
pq
e. arctan p arctan q arctan
1 pq
pq 1
f. arctan p arctan q arctan
pq 2
pq 1
g. arc cot p arc cot q arctan
pq
pq
h. arc cot p arc cot q arctan
1 pq 2
1 p
t
A B
1 p2
Gambar 5.12
Sehingga
p
tan t
1 p2
Akibatnya
p
tan(arcsin p )
1 p2
1 p2
2) tan(arccos p )
p
Perhatikan gambar di bawah ini
1
1 p2
t
A p B
Gambar 5.13
Sehingga
1 p2
tan t
p
Akibatnya
1 p2
tan(arccos p )
p
3) Jikan diketahui
4
arctan
3:
Jawab
4 4
arctan t tan t
3 3
5
4
t
A B
3
Gambar 5.14
Sehingga
4 3 4 3 5 5
sin t , cos t tan t , cot t , sec t , csc t
5 5 3 4 3 4
1
4) sin arctan ....
2
5
1
A 2 B
Gambar 5.15
1 1
Misal arctan tan
2 2
Sehingga
1 1 1
sin arctan sin 5
2 5 5
4
1
A B
3
Gambar 5.16
1 1
Misal arcsin sin
4 4
Sehingga
1 3 1
cos arcsin cos 3
4 4 4
6) tanarc cot 2
A B
2
Gambar 5.17
5.4 Soal-soal
A. Hitunglah
1) Buatlah grafik fungsi trigonometri dalam doman 0 2
x
a. y 2 sin
2
1 x
b. y sin 2 x
2 2
c. y cos x
d. y cos x
e. y tan2 x
2
2) tan arcsin
3
1
3) csc arctan
4
3
4) sin arccos
2 p
1 2p
5) cos arc cot
5
4
6) cot arccos
7 p
p2 1
7) sec arcsin
p
D. Hitunglah
1 1
1) tan arctan arctan
2 3
1 1
2) cos arctan arctan
2 3
56 12
3) sin arcsin arccos
33 13
1 3
4) tan arctan arccos
2 4
1 1
5) cot arctan arctan
3 3
1 1
6) sin arccos arccos
2 2
1 1 1
7) arctan arctan 2 arctan
7 2 3
3 16 7
8) 2 arccos arc cot arccos
13 3 25
1
9) cos arcsin
3
E. Buktikan
1) cos(arcsin p) 1 p 2
2) sin(arccos p) 1 p 2
1
3) tan(arcsin p) 1 p2
p
Bab VI buku ini membahas tiga hal pokok yang berhubungan dengan
persamaan trigonometri, antara lain (1) persamaan trigonometri sederhana (2)
persamaan trigonometri tipe khusus, dan (3) soal-soal.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami cara menentukan selesaian persamaan dalam trigonometri. .
Kompetensi Dasar
10. Mahasiswa dapat menentukan selesaian persamaan trigonometri sederhana
11. Mahasiswa dapat menentukan selesaian persmaan trigonometri tipe khusus.
2) tan x cot x 2
Jawab
1
Dengan mengganti cot x
tan x
Maka persamaan
tan x cot x 2
1
tan x 2 0
tan x
tan 2 x 2 tan x 1 0
(tan x 1)(tan x 1) 0
Sehingga diperoleh
tan x 1
x arctan1
5 9
x , , , ,...
4 4 4
Secara umum selesaian persamaan tan x cot x 2 adalah
1
x n n
4 4
3) 3 sin 2 x 2 cos2 x 2
3 sin 2 x 2 cos2 x 2
3(2 sin x cos x) 2(1 sin 2 x) 2
6 sin x cos x 2 2 sin 2 x 2
6 sin x cos x 2 sin 2 x 0
sin x(3 cos x sin x) 0
Sehingga diperoleh
sin x 0
x arcsin 0
x 0, ,2 ,3 ,...
Atau
3 cos x sin x 0
3 tan x 0
tan x 3
x arctan 3
x 710 34' ,2510 31' ,.....
4) sin x 2 cos x 1
Jawab
sin x 2 cos x 1
sin x 1 2 cos x
Dengan mengkuadratkan masing-masing bagian, diperoleh
sin 2 x (1 2 cos x) 2
sin 2 x 1 4 cos x 4 cos2 x
(1 cos 2 x) 1 4 cos x 4 cos 2 x
5 cos2 x 4 cos x 0
cos x(5 cos x 4) 0
a b c
cos x sin x
a b
2 2
a b2 2
a b2
2
Sehingga
a b c
cos x sin x
a2 b2 a2 b2 a2 b2
c
sin cos x cos sin x
a b2
2
c
sin( x)
a2 b2
c
x arcsin
a b
2 2
Contoh
3 cos x 7 sin x 2
3 7 1
cos x sin x
4 4 2
Karena
3 7
sin , dan cos , 1310 25'
4 4
1
sin( x)
2
Sehingga
1
( x ) arcsin 30 0 ,150 0 ,390 0 ,...
2
1
( x)
2
Karena
1310 25'
Maka
x 18 0 35' ,258 0 35' ,....
Adalah
x 18 0 35' n(360 0 ) dan x 258 0 35' n(360 o )
Jawab
Dengan mengubah
cot 3x tan(90 0 3 x)
Persamaan
tan 2 x cot 3 x
tan 2 x tan(90 0 3 x)
0
Karena grafik fungsi tangen mempunyai periodik 180 maka diperoleh
2 x 90 0 3 x,2 x 270 0 3x,2 x 450 0 3 x,2 x 630 0 3x,2 x 810 0 3 x,.....
5 x 90 0 ,5 x 270 0 ,5 x 450 0 ,5 x 630 0 ,5 x 810 0 ,...
x 15 0 ,84 0 ,90 0 ,126 0 ,162 0 ,....
2. Tentukan selesaian persamaan
cos 4 x sin 5 x
Jawab
Dengan mengubah
sin( 90 0 4 x ) cos 4 x
Persamaan
12 sin x 5 cos x 13
sin( 90 0 4 x ) sin 5 x
6.3 Soal-soal
Soal-soal
A. Tentukan selesaian persamaa berikut ini.
1) cos 2 x cos 70 0
2) sin 2 x sin
3
3) tan 3x tan
4
1
4) cos 2 x
2
5) tan 2 x 3
1
6) sin 2 x
2
7) tan x cot x 2
8) 3 sin 2 x 2 cos 2 x 2
9) sin x 2 cos x 1
10) sin 5 x sin 3 x 0
11) sin 3 x sin x cos x
12) 2 cos 2 x 11cos x 6 0
13) 4 sin 2 x 3
14) tan 2 x 3
15) cot 2 x 1
16) sec 2 x 2
17) 2 cos 2 x 1
18) sin 3x 1
19) 4 cos 2 2 x 3
20) tan 5 x 1
1) sin x 3 cos x 2
2) 4 sin x 3 cos x 5
3) 12 sin x 5 cos x 13
4) 2 sin x 3 cos x 5
5) 3 sin x 4 cos x 2
6) 4 sin x 5 cos x 5
7) sin x 5 cos x 3
3x 5x
14) csc sec
5 8
Bab VII buku ini membahas hal-hal pokok yang berhubungan dengan
bilangan komplek, antara lain: (1) definisi bilangan komplek, (2) operasi bilangan
komplek, (3) konjugate bilangan komplek, (4) penyajian bilangan komplek secara
grafis, (5) bentuk polar bilangan komplek, (6) teorema De Moivre, (7) akar-akar
bilangan komplek, (8) rumus Euler, (9) persamaan pangkat banyak, (10) akar-akar
dari n unsur satuan, dan (11) interpretasi vektor dari bilangan komplek.
Standar Kompetensi
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat
memahami sistem bilangan komplek dan aplikasi dan pengembangannya dalam
masalah-masalah praktis.
Kompetensi Dasar
1. Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi bilnagn komplek. .
2. Mahasiswa dapat menyajikan bilangan komplek secara grafis.
3. Mahasiswa dapat mengubah bilangan komplek dalam bentuk polar.
4. Mahasiswa dapat menentukan akar-akar persamaan pangkat banyak dalam
bentuk variable bilangan komplek.
5. Mahasiswa dapat menggambarkan vektor dari bilangan komplek dan operasi
jumlah dan pengurangan.
6. Mahasiswa dapat mengaplikasikan rumus Euler dalam bilangan komplek.
7. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teorema De Moivre dalam bilangan komplek.
selanjutnya dalam bilangan komplek z a bi. a disebut bagian real dari dari z
dan b disebut bagian bilangan imajiner dari z , secara berturut-turut keduanya
dilambangkan dengan a Re{z} dan b Im{z} . Variable yang berlaku pada
bilangan komplek disebut sebagai variabel komplek.
Dua bilangan komplek z1 a1 b1i dan z 2 a 2 b2 i disebut sama jika dan
hanya jika a c dan Karena a, b dalam z a bi adalah bilangan real maka kita
dapat mengangap bahwa bilangan asli merupakan bagian dari bilangan komplek
dengan b = 0. Bilangan komplek 0 + 0i dan -3 +0i adalah contoh dari bilangan
bilangan asli 0 dan -3 berturut-turut. Jika a 0 pada z a bi maka bilangan
Contoh
1) Jika z1 (2 i), z 2 (8 3i ), z 3 (4 2i )
Maka
a. z1 z 2 (2 i ) (8 3i) 2 i 8 3i (2 8) (1 3)i 10 2i
b. z1 z 2 z 3 (2 i ) (8 3i ) (4 2i )
(2 8 4) (1 3 2)i 14 0i 14
c. z1 z 2 (2 i)(8 3i )
16 6i 8i 3i 2 16 14i 3(1)
16 3 14i 13 14i
d. z1 ( z 2 z 3 ) (2 i )(8 3i) (4 2i)
(2 i )12 i
(24 2i 12i i 2 )
24 2i 12i (1)
25 10i
Bukti
z1 z 2 (a bi ) (c di )
(a bi c di )
( a c ) (b d )i
(c a ) ( d b )i
(c di ) (a bi)
z 2 z1
b. z1 ( z 2 z 3 ) ( z1 z 2 ) z 3
Bukti
z1 ( z 2 z3 ) (a bi ) (c di ) ( p qi )
(a bi ) (c p) (d p)i
(a c p ) (b d p )i
(a c ) p (b d )i qi
(a c ) (b d i p qi
z1 z 2 z 3
Bukti
z1 ( z 2 z 3 ) (a bi )(c di )( p qi)
(a bi ) cp cqi dpi dqi 2
(a bi )cp cqi dpi dq (1)
(a bi )cp cqi dpi dq
acp acqi adpi adq bcpi 2 bcqi 2 bdqi
acp acqi adpi adq bcp (1) bcq (1) bdqi
acp acqi adpi adq bcp bcq bdqi
acp acqi adpi adqi 2 bcpi 2 bcqi 2 bdqi
(ac adi bci bd ( p qi )
(a bi )(c di ) ( p qi )
( z1 z 2 ) z 3
e. z1 ( z 2 z 3 ) ( z1 z 2 ) ( z1 z 3 )
Bukti
Bukti
z1 a bi
z2 c di
a bi c di
.
c di c di
ac bci adi bdi 2
c 2 d 2i 2
ac bci adi bd
c2 d 2
(ac bd ) (bc ad )i
(c 2 d 2 )
ac bc bc ad
2 2
2 2
i
c d c d
2 2
ac bc bc ad
2 2
2 2
c d c d
a2 b2
c2 d 2
(a bi)
(c di )
z1 z 2 (a bi)(c di)
(ac adi bci bdi 2 )
(ac adi bci bd (1)
(ac bd ) (ad bc)i
(ac bd ) ( ad bc)i
(a bi) (c di)
z1 z 2
bilangan komplek adalah menyatakan jarak antara titik asal O(0,0) dengan sebarang
titik dalam z.
Contoh:
1) 2 3i 2 3
1 5i 1 5i 1 5
2) i
4 4 4 4
3) (3 i )(2 2i) (6 6i 2i 2i 2 ) (6 6i 2i 2) 8 4i 8 4i
4) 2 3i 2 2 3 2 4 9 13
5) 4 5i (4) 2 (5) 2 16 25 41
2 2
1 1 1 1 1 1 1
6) i 13
2 3 2 3 4 9 6
z1 z
2) 1
z2 z2
Y
P( x, y )
r
y
X
x
Gambar 7.1
z1 z 2 x1 x 2 2 y1 y 2 2
Y Q ( x2 , y 2 )
P( x1 , y1 )
Gambar 7.2
Misal z1 x1 y1i dan z 2 x 2 y 2 i , maka jumlah keduanya dapat ditunjukkan
oleh grafik dalam bidang komplek berikut
( x1 x2 ) ( y1 y 2 )i
x1 y1i
x 2 y 2i
Gambar 7.3
Y
P(x,y)
r
y
X’ 0 x X
Y’
Gambar 7.4
Moivre kita dapat menunjukkan bahwa jika n adalah bilangan bulat positif,
z 1/ n {r (cos i sin )}1/ n
2k 2k
r 1/ n cos i sin k = 0,1,2, ........, n-1 (6)
n n
Berdasarkan hal tersebut harus dipenuhi syarat bahwa n adalah nilai yang berbeda
untuk z1/ n , yaitu n akar yang berbeda dari z asalkan z 0.
Moivre’s untuk e i
n
e in
a0 ( z z1 )( z z 2 )( z z 3 ) ... ( z z n ) 0 …… (10)
dan di sebut bentuk pemfaktoran dari persamaan pangkat banyak (polynomial),
sebaliknya jika kita dapat menulis (9) pada bentuk (10) kita dapat menentukan
determinan dan akar-akarnya dengan mudah.
2i
cos 2 k i sin 2
Misal jika e n
, dimana n akar-akar dari 1,
n n
, 2 ,......., n 1 . secara geometri menunjukkan bahwa n vertical dari sbuah
polygon teratur dimana di samping n di tuliskan pada sebuah lingkaran dari jarak
satudengan pusat yang sebenarnya. Lingkaran ini mempunyai persamaan z 1 dan
Y B
A
P ( x, y )
O X
Gambar 7.5
z2 B
A
z 1 z 2 z1
z1
z2 C
O X
Gambar 7.6
Berdasarkan gambar 7.6 di atas jumlah dari dua bilangan komplek z1 dan z 2 adalah
Martthen Kanginan dan Kustendi, T. 2001. Matematika untuk SMU Kelas 3 Jilid 2A.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Marvin Marcus and Henryk Minc. 1971. College Trigonometry. Boston, USA:
Houghton Miflin Company.
C.H Edwards, Jr and David Penney. 1982. Calculus and Analytic Geometry. New
Jersey, USA: Prentice-Hall Inc Englewood.
Purcel, E.J. dan D. Verberg. 1986. Kalkulus dan Geonetri Analitik I. terjemahan I
Nyoman Susila, Bana Kartasasmita dan Rawuh. Jakarta: Erlangga.
Sartono Wirodikromo. 2000. Matematika 2000 untuk SMU Jilid 7 Kelas 3. Jakarta:
PT Erlangga.
Mustofa Usman, 1988. Kumpulan Kuliah Trigonometri untuk Program Sarjana dan
Diploma Jurusan MIPA. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
C. {30 , 150 }
1
2. Nilai x yang memenuhi persamaan cos x = untuk 0 x 360 adalah · · · ·
2
A. {60 , 120 } D. {45 , 315 }
B. {30 , 300 } E. {60 , 300 }
C. {30 , 330 }
p
3. Himpunan penyelesaian persamaan 2 sin 3x = 1 untuk 0 x 180 adalah
····
C. {35 , 45 , 145 }
⇣ ⇡⌘ p
4. Himpunan penyelesaian persamaan 2 cos x = 3 untuk 0 x 2⇡
3
adalah · · · ·
n⇡ ⇡ o ⇢
A. , ⇡ 3⇡
6 2 D. ,
n⇡ ⇡ o 6 2
⇢
B. , ⇡ 3⇡
6 3 E. ,
n⇡ ⇡ o 3 2
C. ,
3 2
1p
5. Nilai x yang memenuhi persamaan tan 2x = 3 untuk 0 x 270 adalah
3
····
C. {15 , 45 , 75 }
C. {60 , 150 }
C. {30 , 60 , 150 }
1
8. Himpunan penyelesaian dari persamaan sin(2x + 110) + sin(2x 10) = untuk
2
0 x 360 adalah · · · ·
C. {15 , 45 , 75 , 135 }
3
11. Nilai tan x yang memenuhi persamaan cos 2x 5 cos x 2 = 0 di mana ⇡ < x < ⇡
2
adalah · · · ·
p
A. 3 1p 1p
C. 3 E. 3
3 3 2
B. 1
4 D.
2
12. Berikut
p ini yang bukan termasuk anggota himpunan penyelesaian persamaan
3 3 cos2 2x cos 4x = 2 untuk 0 < x < 2⇡ adalah · · · ·
A. 30 C. 90 E. 330
B. 60 D. 180
13. Jika diketahui sin( x + 5) = cos(25 3x) , maka himpunan penyelesaian untuk
nilai x pada interval 0 x 90 adalah · · · ·
2 sin x cos 2x
15. Jika x1 dan x2 adalah solusi dari persamaan 5 tan x + 5 = 0, maka
cos x sin 2x
tan(x1 + x2 ) = · · · ·
p
5 5 5
A. C. E.
7 7 3
p
5 5
B. D.
3 3
16. Banyaknya solusi yang memenuhi 2 tan x sec x 2 tan x + 5 sin x = 0 dengan
0 < x < ⇡ adalah · · · ·
A. 0 C. 2 E. 4
B. 1 D. 3
17. Jika x1 dan x2 memenuhi persamaan 2 sin x + sec x 2 tan x 1 = 0, maka nilai
sin x1 + cos x2 adalah · · · ·
4 4 E. 2
A. C.
5 3
3 3
B. D.
4 2
18. Jika x1 dan x2 adalah solusi dari 2(cot 2x)(cot x)+cot x = 1, maka (cot x1 )(cot x2 ) =
····
A. 2 C. 1 E. 3
B. 1 D. 2
⇡
19. Jika 2 sin x + 3 cot x 3 csc x = 0 dengan 0 < x < , maka sin x · cos x = · · · ·
2
p
A. 3 1p 1p
C. 3 E. 3
1p 3 5
B. 3 1p
2 D. 3
4
✓ ◆
2p
2
20. Diketahui persamaan sec ✓ sec ✓(sin ✓) + 3 sin ✓ = 1. Jika ✓1 dan ✓2 merupakan
3
solusi persamaan tersebut, maka nilai tan ✓1 · tan ✓2 = · · · ·
A. 1 C. 0 E. 1
B. 0, 5 D. 0, 5
21. Jika x1 dan x2 adalah solusi dari persamaan csc2 x + 3 csc x 10 = 0 dengan
⇡ ⇡ sin x1 + sin x2
< x < serta x 6= 0, maka = ····
2 2 sin x1 · sin x2
A. 1 C. 3 E. 5
B. 2 D. 4
22. Jika x1 dan x2 merupakan solusi dari cot2 x 6 cot x = 1 dengan cot x 6= 0, maka
nilai | sin x1 · sin x2 | = · · · ·
1 1 1
A. p C. p E. p
10 3 10 5 10
1 1
B. p D. p
2 10 4 10
23. Jika x1 dan x2 adalah solusi dari 2 cot x 2 tan x 4 sin x cos x = 0 untuk
⇡
0 < x < , maka sin2 x1 + sin2 x2 = · · · ·
2
1 3 5
A. C. E.
2 2 2
B. 1 D. 2
2
24. Nilai x yang memenuhi persamaan sin x + cos x + tan x + cot x = adalah
sin 2x
····
C. x = 120 + k · 180 , k 2 Z
⇣ ⇡⌘ p
25. Nilai x yang memenuhi persamaan sin x + = 3 sin x untuk 0 x 2⇡
6
adalah · · · ·
⇡ 2⇡ ⇡ 2⇡
A. dan D. dan
6 3 3 3
⇡ 5⇡ ⇡ 5⇡
B. dan E. dan
6 6 3 6
⇡ 7⇡
C. dan
6 6
⇡ ⇡ ⇡ ⇡ ⇡
A. ⇡ + k · C. +k· E. +k·
2 4 2 8 2
⇡ ⇡ ⇡ ⇡
B. +k· D. +k·
2 2 6 2