Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trigonometri (dari bahasa Yunani trigono = tiga sudut dan metro =


mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan
sudut segitiga dan fungsi trigonometri seperti sinus, cosinus, dan tangen.
Dasar dari trigonometri adalah konsep kesebangunan segitiga siku-siku.
Pada abad ke-3 Masehi astronom pertama kali mencatat panjang sisi-sisi
dan sudut-sudut dari segitiga siku-siku antara masing-masing sisi yang
memiliki hubungan: ini dia, jika setidaknya salah satu panjang sisi dan salah
satu nilai sudut diketahui, lalu semua sudut dan panjang dapat ditentukan
secara algoritme. Penghitungan ini didefiniskan menjadi fungsi
trigonometrik dan saat ini menjadi bagian matematika murni dan terapan .
Contohnya untuk menganalisa metode dasar seperti transformasi
fourier atau gelombang persamaan, menggunakan trigonometri untuk
memahami fenomena hal yang berhubungan dengan lingkaran melalui banyak
penggunaan dibidang yang berbeda seperti fisika, teknik mesin dan listrik,
musik dan akustik, astronomi, dan biologi. Trigonometri juga memiliki
peranan dalam menemukan surveying.
Trigonometri mudah dikaitkan dalam bidang segitiga siku-siku (yang
setiap dua ukuran sudut sama dengan satu sudut 90 derajat). Peranan untuk
bukan segitiga siku-siku ada, tapi, sejak segitiga yang bukan siku-siku dapat
dibagi menjadi dua segitiga siku-siku, banyak masalah yang dapat diatasi
dengan penghitungan segitiga siku-siku.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar bekang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah apa yang dimaksud dengan aturan sinus, cosinus, dan luas segitiga?

1
C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pada makalah ini


adalah ingin mengetahui apa itu aturan sinus, cosinus, dan luas segitiga.

D. Manfaat

Adapun manfaat pada makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Penulis: ingin menyelesaikan makalah pada mata kuliah trigonometri
tentang aturan sinus, cosinus, dan luas segitiga.
2. Pembaca: menambah wawasan tentang mata kuliah trigonometri tentang
aturan sinus, cosinus, dan luas segitiga.
3. Lembaga: sebagai rujukan atau referensi untuk pembuatan karya ilmiah
atau makalah lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Aturan Sinus

Misalnya diberikan segitiga sembarang ABC dengan sudut-sudut A, B,


dan C dan sisi-sisi a, b, dan c. untuk memperoleh hubungan antara sisi-sisi
dan sudut-sudut tersebut, diperlukan garis penolong yang tegak lurus dengan
salah satu sisi atau perpanjangannya. Misalnya titik perpotongan garis
penolong dengan sisi atau perpanjangannya tersebut adalah D dengan panjang
h.
C

b a
h

A c B
D
Perhatikan bahwa:
𝐶𝐷 ℎ
sin 𝐴 = =
𝐴𝐶 𝑏

ℎ = 𝑏 sin 𝐴 . . . . . (1)
𝐶𝐷 ℎ
sin 𝐵 = =
𝐶𝐵 𝑎

ℎ = 𝑎 sin 𝐵 . . . . . (2)
Dari persamaan (1) dan (2), diperoleh:
𝑎 sin 𝐵 = 𝑏 sin 𝐴 . . . . . (3)
Dengan membagi persamaan (3) dengann sin A sin B, diperoleh:
𝑎 𝑏
= sin 𝐵
sin 𝐴

Dengan cara yang sama, maka dperoleh:

3
𝑎 𝑐 𝑏 𝑐
= 𝑑𝑎𝑛 =
sin 𝐴 sin 𝐶 sin 𝐵 sin 𝐶

Dari uraian diatas diperoleh suatu aturan yaitu aturan sinus sebagai
berikut:
𝑎 𝑏 𝑐
= =
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶

Aturan sinus tersebut dapat digunakan dalam aturan segitiga untuk kasus
berikut:
a. Dua sisi dan sudut dihadapan salah satu sisi tersebut diketahui.
b. Dua sudut sembarang sisi diketahui.

Contoh:

Tentukan unsur-unsur yang lain pada segitiga ABC, jika 𝐴 = 38°, 𝐵 =


67°, 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 43.
Jawab:
Pertama, kita tentukan sudut C.
𝐶 = 180° − (𝐴 + 𝐵)
𝐶 = 180° − (38° + 67°) Type equation here.
𝐶 = 180° − 105°
𝐶 = 75°
Kedua, mencari nilai a dan b menggunakan aturan sinus.
𝑎 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐴
𝑐
𝑎= sin 𝐴
sin 𝐶
43
𝑎 = sin 75° sin 38°
43 .0,6157
𝑎= 0,9659

𝑎 = 27,4098
𝑏 𝑐
= sin 𝐶
sin 𝐵
𝑐
𝑏 = sin 𝐶 sin 𝐵
43
𝑏 = sin 75° sin 67°

4
43 .0,9205
𝑏= 0,9659

𝑏 = 40,9789
B. Aturan Cosinus

Misalnya diberikan ΔABC berikut ini. Dari titik C, kita buat garis CD
tegak lurus AB sehingga terbentuk segitiga siku-siku ADC dan BDC. Pada
segitiga ADC, dari perbandingan trigonometri diperoleh:
C

A D B
c
𝐴𝐷
cos 𝐴 = 𝐴𝐶

𝐴𝐷 = 𝐴𝐶 𝑐𝑜𝑠𝐴
𝐴𝐷 = 𝑏 cos 𝐴
(𝐶𝐷)2 = (𝐴𝐶)2 − (𝐴𝐷)2
(𝐶𝐷)2 = 𝑏 2 − (𝑏 cos 𝐴)2
(𝐶𝐷)2 = 𝑏 2 − 𝑏 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝐴
Pada segitiga ABC, menurut Teorema Phytagoras berlaku:
(𝐵𝐶)2 = (𝐵𝐷)2 + (𝐶𝐷)2
(𝐵𝐶)2 = (𝐴𝐵 − 𝐴𝐷)2 + (𝑏 2 − 𝑏 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝐴)
(𝐵𝐶)2 = (𝑐 − 𝑏 𝑐𝑜𝑠𝐴)2 + (𝑏 2 − 𝑏 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝐴)
(𝐵𝐶)2 = 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 𝑐𝑜𝑠𝐴 + 𝑏 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝐴 + 𝑏 2 − 𝑏 2 𝑐𝑜𝑠 2 𝐴
(𝐵𝐶)2 = 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 𝑐𝑜𝑠𝐴 + 𝑏 2
𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
Dengan cara yang sama akan diperoleh:
𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 cos 𝐵
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑏 cos 𝐶

5
Secara umum, aturan kosinus dapat dinyatakan sebagai berikut.
Pada suatu segitiga ABC dengan sudut-sudutnya A, B, dan C serta sisi-sisi
dihadapkan sudut-sudut tersebut berturut-turut a, b, dan c berlaku:

𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 cos 𝐵
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑏 cos 𝐶

Contoh
1. Pada ΔABC panjang AC = 20 cm, AB = 25 cm, dan A = 65˚. Tentukan
panjang sisi BC!
2. Pada ΔPQR panjang PQ = 6 cm, QR = 8 cm, dan PR = 12 cm. Tentukan
besar sudut terkecil dan terbesar pada segitiga tersebut!
Jawab:
1. Diketahui:
𝐴𝐶 = 𝑏 = 20 𝑐𝑚
𝐴𝐵 = 𝑐 = 25 𝑐𝑚
𝐴 = 65°
Karena 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎𝑐 cos 𝐴
𝑎2 = 202 + 252 − 20 𝑥 25 cos 65°
𝑎2 = 400 + 625 − 423
𝑎2 = 602
𝑎 = 24,54
Jadi, diperoleh panjang sisi 𝐵𝐶 = 𝑎 = 24,54 𝑐𝑚.
2. Diketahui:
𝑃𝑄 = 𝑟 = 6 𝑐𝑚
𝑄𝑅 = 𝑝 = 8 𝑐𝑚
𝑃𝑅 = 𝑞 = 12 𝑐𝑚
𝑞 2 + 𝑟 2 − 𝑝2 122 + 62 − 82 116
cos 𝑃 = = = = 0,806
2𝑞𝑟 2 𝑥 12 𝑥 6 144

𝑃 = 36,29°
6
𝑝2 + 𝑟 2 − 𝑞 2 82 + 62 − 122 −44
cos 𝑄 = = = = −0,458
2𝑝𝑟 2𝑥8𝑥6 96

𝑄 = 117,26°
𝑅 = 180° − (𝑃 + 𝑄)
𝑅 = 180° − (36,29° + 117,27°)
𝑅 = 180° − 153,56°
𝑅 = 26,45°
Jadi, sudut terkecil adalah 𝑅 = 26,45° dan sudut terbesar adalah 𝑄 =
117,26°. Type equation here.

C. Luas Segitiga

b a
h

A c B
D
1
Luas ΔABC tersebut adalah 𝐿 = 2 𝑐ℎ.

Perhatikan ΔADC sin 𝐴 = ↔ ℎ = 𝑏 sin 𝐴 sehingga luas ΔABC adalah 𝐿 =
𝑏
1 1 1
𝑐ℎ atau 𝐿 = 𝑐𝑏 sin 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿 = 𝑏𝑐 sin 𝐴. Dengan cara yang sama, akan
2 2 2

memperoleh rumus untuk luas segitiga


sebagai berikut:
1 1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶 𝑑𝑎𝑛 𝐿 = 𝑎𝑐 sin 𝐵
2 2

Dari uraian tersebut diperoleh:


Luas segitiga sembarang ABC dengan sudut-sudutnya A, B, dan C serta
sisi-sisi dihadapan sudut tersebut berturut-turut a, b, dan c, sebagai berikut:

1 1 1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶; 𝐿 = 𝑎𝑐 sin 𝐵; 𝐿 = 𝑏𝑐 sin 𝐴
2 2 2

7
Jika diketahui satu sisi dan dua sudut, rumus untuk menentukan luas
segitiga adalah sebagai berikut:

𝑎2 sin 𝐵 sin 𝐶 𝑏 2 sin 𝐴 sin 𝐶 𝑐 2 sin 𝐴 sin 𝐶


𝐿= ;𝐿 = ;𝐿 =
2 sin 𝐴 2 sin 𝐵 2 sin 𝐶

Jika diketahui ketiga sisinya, rumus untuk menentukan luas segitiga adalah
sebagai berikut:

𝑎+𝑏+𝑐
𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠 =
2

Contoh:
1. Tentukan luas ΔABC, jika diketahui a=7, b=13, dan C=135˚.
2. Tentukan luas ΔABC, jika diketahui b=7, B=45˚, dan C=60˚.
3. Tentukan luas ΔABC, jika diketahui a=7, b=8, dan c=9.
Jawab:
1
1. Dari rumus 𝐿 = 𝑎𝑏 sin 𝐶 diperoleh:
2
1
𝐿= 7 .13 sin 135°
2

𝐿 = 32,17
Jadi, luas segitiga tersebu adalah 32,17 satuan luas.
2. Dengan aturan sinus diperoleh:
𝐴 = 180° − (𝐵 + 𝐶)
𝐴 = 180° − (45° + 60°)
𝐴 = 180° − 105°
𝐴 = 75°
𝑏 2 sin 𝐴 sin 𝐶
Gunakan rumus 𝐿 = 2 sin 𝐵
62 sin 75° sin 60°
𝐿= = 21,29
2 sin 45°

Jadi, luas segitiga tersebut adalah 21,29 satuan luas.


3. Gunakan rumus 𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)
𝑎+𝑏+𝑐 7+8+9
𝑠= = = 12
2 2
8
𝐿 = √12(12 − 7)(12 − 8)(12 − 9) = √12 .5 .4 .3 = √720 = 12√5
Jadi, luas segitiga tersebut adalah 12√5 satuan luas.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:


𝑎 𝑏 𝑐
1. sin 𝐴
= sin 𝐵 = sin 𝐶

Aturan sinus tersebut dapat digunakan dalam aturan segitiga untuk


kasus berikut: dua sisi dan sudut dihadapan salah satu sisi tersebut
diketahui dan dua sudut sembarang sisi diketahui.
2. Secara umum, aturan kosinus dapat dinyatakan sebagai berikut.
Pada suatu segitiga ABC dengan sudut-sudutnya A, B, dan C serta sisi-sisi
dihadapkan sudut-sudut tersebut berturut-turut a, b, dan c berlaku:
𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
𝑏 2 = 𝑎2 + 𝑐 2 − 2𝑎𝑐 cos 𝐵
𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 2𝑎𝑏 cos 𝐶
3. Luas segitiga sembarang ABC dengan sudut-sudutnya A, B, dan C serta
sisi-sisi dihadapan sudut tersebut berturut-turut a, b, dan c, sebagai
berikut:
1 1 1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶; 𝐿 = 𝑎𝑐 sin 𝐵; 𝐿 = 𝑏𝑐 sin 𝐴
2 2 2
Jika diketahui satu sisi dan dua sudut, rumus untuk menentukan luas
segitiga adalah sebagai berikut:
𝑎2 sin 𝐵 sin 𝐶 𝑏 2 sin 𝐴 sin 𝐶 𝑐 2 sin 𝐴 sin 𝐶
𝐿= ;𝐿 = ;𝐿 =
2 sin 𝐴 2 sin 𝐵 2 sin 𝐶
Jika diketahui ketiga sisinya, rumus untuk menentukan luas segitiga adalah
sebagai berikut:
𝑎+𝑏+𝑐
𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐) 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠 =
2

10
B. Saran

Penulis menyadari dalam penulisan karya ilmiah atau makalah ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, serta masih banyak data-data yang
kurang akurat, untuk itu penulis berharap kepada para pembaca dan dosen
pengampu dapat memberikan masukan yang mendukung sehingga menjadi
masukan yang positif dalam penulisan. Atas sarannya penulis mengucapkan
terima kasih.

Type equation here.

Type equation here.

11

Anda mungkin juga menyukai