Anda di halaman 1dari 19

TRANSLASI (GESERAN)

(Sifat-Sifat Dan Hasil Kali Geseran)

Oleh :
KELOMPOK IV

1. AZRA ANGGRAINI 0305162098


2. DYANA LATIFA SARI 0305162120
3. HANIFAH WIDYA AGUSTI H.K 0305161021

PMM-6/V

Dosen Pengampu : Ismaini Sitompul, M. Pd

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami karunia,
rahmat, dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Translasi (Geseran)”

Salawat dan salam kami berikan kepada junjungan Nabi besar


Muhammad SAW. yang telah memberikan petunjuk sehingga kita dapat
mengenal agama rahmatan lil-‘alamin yaitu agama Islam.

Dan kami juga banyak mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing mata kuliah Geometri Transformasi yaitu Ibu Ismaini Sitompul,
M.Pd yang telah memberikan pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna untuk
semua kalangan yang ingin mencari tahu tentang Translasi (Geseran)

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Medan, Oktober 2018

( Tim Penyusun)

2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................... i

Daftar isi................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................

A. Sifat – Sifat Translasi .................................................................. 2


B. Hasil Kali Translasi ..................................................................... 9

BAB III PENUTUP ...............................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geometri transformasi adalah pemetaan satu- satu, dengan menggunakan


hinpunan titik-titik sebagai input dan returning points sebagai output. Untuk
sederhananya, hinpunan-himpunan input dinamakan obyek dan outputnya yang
bersesuaian dinamakan image. Tergantung dari konteks, transformasi-
transformasi dapat dipandang sebagai diterapkan pada obyek-obyek geomeri yang
umum dikenal, misalnya garis, polygon, atau polihedra ataupun pada ruang
dimana obyek-obyek itu ada.
Geometri Transformasi menawarkan pandangan yang dalam terhadap hakekat
dari banyak topic tradisional, termasuk kongruensi, kesebangunan, dan simetri.
Secara aljabar transformasi ini di tulis T(x, y) = (x, -y) atau dalam bentuk matriks
𝑥 1 0 𝑥 𝑥
𝑇 (𝑦) = ( ) (𝑦) = (−𝑦).
0 −1
Di makalah ini kita akan membahas tentang translasi (geseran). Translasi atau
geseran adalah suatu transformasi yang dilakukan dengan cara menggeser setiap
titik dari suatu bangun dengan arah dan jarak yang sama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat-sifat dari translasi (pergeseran) dalam geometri
transformasi?
2. Apa saja hasil kali dari translasi (pergeseran) dalam geometri
transformasi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari translasi (pergeseran) dalam
geometri transformasi.
2. Untuk mengetahui apa saja hasil kali dari translasi (pergeseran) dalam
geometri transformasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sifat-sifat Translasi (Geseran)


Suatu pemetaan S disebut geseran/translasi, apabila terdapat suatu ruas garis
berarah AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P dalam bidang V berlaku S(P)
= P’ dengan PQ = AB. Selanjutnya geseran dengan vektor AB dinyatakan sebagai
SAB.1
Translasi atau pergeseran adalah suatu transformasi yang dilakukan dengan
cara menggeser setiap titik dari suatu bangun dengan arah dan jarak yang sama.2
Adapun sifat-sifat dari translasi atau geseran dapat dilihat pada teorema-
teorema berikut yaitu :
Teorema 10.1
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar. Apabila ada dua titik A dan B
maka ̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅ dengan 𝐴′′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝐴) dan 𝐵 ′′ = 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝐵)
𝐴𝐴′ = 𝐵𝐵′

Bukti:
Pilih sebuah sistem koordinat dengan g sebagai sumbu y dan sebuah garis
tegak lurus pada g, sebagai sumbu x

A A’’

N
B B”

B’

g h

1
https ://osf.io > inarxiv usvdh > download (diakses tanggal 3 Oktober 2018 pukul 20.00
WIB).
2
Pendidikan Matematika 4 (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek
Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan, 1993), h.257

5
Gambar 10.1

Misalkan :
𝐴 = (𝑎1 , 𝑎2 )
𝐵 = (𝑏1 , 𝑏2 )
Persamaan h adalah 𝑥 = 𝑘, 𝑘 ≠ 0
̅̅̅̅̅ maka harus
Pada gambar diatas diketahui jika N adalah titik tengah 𝐴"𝐵
dibuktikan N adalah titik tengah ̅̅̅̅̅̅
𝐴𝐵′′.
Apabila 𝑃(𝑥, 𝑦), 𝑝 ∉ ℎ
̅̅̅̅̅′ memotong h di sebuah titik Q. Karena h:x=k
Diperoleh 𝑃′ = 𝑀ℎ (𝑃) maka 𝑃𝑃
dan 𝑝(𝑥, 𝑦) maka titik potong 𝑄 = (𝑘, 𝑦) dengan Q adalah titik tengah ̅̅̅̅
𝑃𝑃.
Karena 𝑄(𝑘, 𝑦) 𝑑𝑎𝑛 𝑃(𝑥, 𝑦)𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑃′ = (𝑥1 , 𝑦2 ) maka diperoleh
𝑥1 + 𝑥 𝑦1 + 𝑦
𝑄=( , )
2 2
𝑥1 + 𝑥 𝑦1 + 𝑦
𝑘, 𝑦 = ( , )
2 2
Maka :
𝑥1 + 𝑥
=𝑘
2
𝑥1 = 2𝑘 − 𝑥
𝑦1 + 𝑥
=𝑦
2
𝑦1 = 𝑦
Jadi, 𝑀ℎ (𝑃) = 𝑃′ = (2𝑘 − 𝑥, 𝑦)
Karena garis sumbu koordinat y maka 𝑀ℎ (𝑃) = 𝑃′′ = (−𝑥, 𝑦)

Jadi 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝑝) = 𝑀ℎ (𝑀𝑔 (𝑝))

= 𝑀ℎ ((−𝑥, 𝑦))
= (2𝑘 − (−𝑥), 𝑦)
= (2𝑘 + 𝑥, 𝑦)

Jadi pula A” = MhMg (A) = (2x + a1, a2)

6
B” = MhMg (B) = (2x + b1, b2)
̅̅̅̅̅, maka:
Oleh karena N titik tengah 𝐴"𝐵
(2𝑘 + 𝑎1 ) + 𝑏1 𝑎2 + 𝑏2
𝑁=( , )
2 2
(2𝑘+𝑎1 )+𝑏1 𝑎2 +𝑏2
jika 𝑁 = ( , )dan 𝐴 = (𝑎1 , 𝑎2 )
2 2

2𝑘+𝑎1 +𝑏1 𝑎2 +𝑏2


Maka SN(A) = (2 [ ] − 𝑎1 . 2 [ ] − 𝑎2 )
2 2

Atau SN(A) = (2k + b1 + b2)


= 𝐵"
Dengan demikian maka ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴" = ̅̅̅̅̅
𝐵𝐵".

Definisi : Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada ruas garis
̅̅̅̅ sehingga setiap titik P pada bidang menjadi p’ dengan G(P) = P’ dan
berarah 𝐴𝐵
̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′ = ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 .3

Setiap ruas garis berarah menentukan sebuah translasi. Kalau ̅̅̅̅̅


𝐴𝐵 suatu
garis berarah maka dengan lambang GAB kita maksud sebuah geseran yang sesuai
dengan ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 : nanti akan dibuktikan bahwa suatu geseran adalah suatu
transformasi. Sebelumnya akan dibutikan teorema berikut:

Teorema 10.2
Apabila ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 = ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 maka GAB = GCD
Bukti: Jika x sebarang, maka harus dibuktikan GAB (X) = GCD (X)
Misalkan: GAB (X) = X1 dan GCD (X) = X2
𝑋𝑋1 = ̅̅̅̅
Maka ̅̅̅̅̅ 𝑋𝑋2 = ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅̅ 𝐶𝐷
̅̅̅̅ = 𝐶𝐷
Karena 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ maka 𝑋𝑋
̅̅̅̅̅1 = ̅̅̅̅̅
𝑋𝑋2
Ini berarti bahwa 𝑋1 = 𝑋2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa GAB = GCD .

3
R. Soejadi, dkk, Kurikulum dan Materi Matematika SMU (Jakarta : Universitas Terbuka,
2003), h.6.28

7
Contoh :4

Diberikan tiga titik A, B, dan P yang tak kolinear.

Lukislah :

a). Titik P’ sehingga GAB (P) = P dan

b). Titik P” sehingga GAB (P”) = P

PENYELESAIAN :

a) Karena GAB (P) = P’ maka ⃑⃑⃑⃑⃑⃑ ⃑⃑⃑⃑⃑ = ⃑⃑⃑⃑⃑⃑


⃑⃑⃑⃑⃑ atau 𝐴𝐵
𝑃𝑃′ = 𝐴𝐵 𝑃𝑃′ . Dengan pengetahuan
ruas garis berarah,anda dapat lukis titik P’ yang memenuhi syarat di atas.
⃑⃑⃑⃑⃑⃑⃑ = 𝐴𝐵
b) Karena P = GAB (P”) maka 𝑃"𝑃 ⃑⃑⃑⃑⃑ atau 𝐴𝐵 ⃑⃑⃑⃑⃑⃑⃑ juga dengan
⃑⃑⃑⃑⃑ = 𝑃"𝑃
pengetahuan anda mengenai ruas garis berarah anda dapat melukis titik P”
yang memenuhi syarat di atas.
A B

M N

P’’ B’
P

Teorema 10.3
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 sebuah garis berarah tegak lurus
pada g dengan C ∈ 𝑔 dan D ∈ h. Apabila ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 = 2 ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 maka GAB = MhMg.
Bukti:
Ambil titik P sebuah titik sebarang
Misal P’ = GAB (P) dan P” = MhMg (P),

4
https:fadlibae.files.wordpress.com download (diakses tanggal 4 Oktober 2018 pukul 19.00
WIB).

8
Akan dibuktikan bahwa P’ = P”.

B
D

P”
C

h
P g
A

̅̅̅̅̅ = 𝐴𝐵
Menurut ketentuan geseran, 𝑃𝑃′ ̅̅̅̅

̅̅̅̅ = 2 𝐶𝐷
Oleh karena 𝐴𝐵 ̅̅̅̅̅ = 2 𝐶𝐷
̅̅̅̅, maka 𝑃𝑃′ ̅̅̅̅ .

Berhubung C ∈ g, maka 𝑀ℎ 𝑀𝑔 (𝐶)

= 𝑀ℎ (𝑀𝑔 (𝑐))

= 𝑀ℎ (𝑐) = 𝐶"
̅̅̅̅̅ sehingga 𝐶𝐶"
Jadi D adalah titik tengah 𝐶𝐶" ̅̅̅̅̅ = 2 𝐶𝐷
̅̅̅̅ .
̅̅̅̅̅′
̅̅̅̅̅ = 𝑃𝑃′
Berdasarkan teorema 1 diperoleh𝐶𝐶"
̅̅̅̅̅′ = 2𝐶𝐷
Jadi 𝑃𝑃′ ̅̅̅̅ini berarti bahwa P’ = P”.

Jadi GAB (P) = MhMg (P).


Karena P sebarang, maka GAB = MhMg.
Catatan:
1. Dari teorema di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap geseran GAB dapat
ditulis sebagai hasil kali dua refleksi pada dua garis yang tegak lurus pada
1
⃡⃑⃑⃑⃑
𝐴𝐵 dan berjarak 2 𝐴𝐵.

⃡⃑⃑⃑⃑ sebuah garis dan M titik tengah 𝐴𝐵


2. Jika 𝐴𝐵 ⃡⃑⃑⃑⃑ sedangkan g, h dan n tiga
⃡⃑⃑⃑⃑ maka GAB =
garis masing-masing tegak lurus di A, di M dan di B pada 𝐴𝐵
MhMg.

9
g h
n

A B
H

3. Oleh karena setiap geseran dapat di tulis sebagai hasilkali dua refleksi,
sedangkan suatu refleksi adalah suatu transformasi maka satu geseran
adalah suatu transformasi yang merupakan isometri pula, oleh karena
suatu refleksi adalah suatu isometri. Lagi pula suatu geseran adalah suatu
isometri langsung sebab setiap refleksi adalah suatu isometri lawan.

Teorema 10.4
Jika GAB sebuah geseran maka (GAB)-1 = GBA.
Bukti
- Geseran adalah hasil kali dua refleksi (teorema 3)
- Refleksi adalah transformasi (teorema)
- Tiap transformasi memiliki balikan (teorema)
Maka setiap geseran memiliki b alikan
Perhatikan gambar berikut:
g h n

A B C
Dari uraian diatas
diperolehGAB= MhMg(A)

10
= Mh[Mg(A)]
= Mh(A)
=B
GAB= MnMh(A)
= Mn[Mh(A)]
= Mn(B)
=B
Jadi GAB(A) = MhMg(A) = MnMh(A) atau GAB = MhMg = MnMh
Sedangkan
GBA(B)= MhMn(B)
= Mh[Mn(B)]
= Mh(B)
=A
GBA(B)= MgMh(B)
= Mg[Mh(B)]
= Mg(A)
=A
Jadi GBA(B) = MhMg(B) = MnMh(B) atau GBA = MhMg = MnMh

Sehingga
(GAB)-1 = (MnMh)-1
= Mn-1Mh-1
= Mh Mn
= GBA

Jadi, (GAB)-1 = GBA

Contoh : 5

Jika A = (3,4) dan B = (-1,2).Tentukan :

5
https:fadlibae.files.wordpress.com download (diakses tanggal 4 Oktober 2018 pukul 19.00
WIB).

11
a. GAB(P) jika P = ( x,y)?
b. Koordinat titik D sehingga GAB (D) = (2,-2).
Jawab:
a. GAB (P) = GAB (x,y)
= { ( -1-3)+x , (2-4)+y }
= ( -4+x, -2 + y )
b. Titik D sehingga GAB (D) = (2,-2)
Karena GAB (P) = (-4+x,-2+y), jika P=(x,y).
Sehingga D = GAB(2.-2) = ( 4+x,2+y) = ( 4+2,2-2) = ( 6,0).
Jadi titik D = ( 6,0).

B. HASIL KALI TRANSLASI(GESERAN)


Dalam pasal terakhir anda ketahui bahwa setiap geseran dapat ditulis sebagai
hasilkali dan refleksi ( teorema 10.3 ).
Dalam pasal ini akan diperlihatkan bahwa setiap geseran dapat diuraikan
sebagai hasilkali dua setengah putaran.
Teorema 10.5 6
Jika GAB sebuah geseran sedangkan C dan D adalah dua titik sehingga AB = 2

CD maka : GAB = SDSC

Bukti : Andaikan g = CD . k ┴ g di C, m ┴ g di D ( gambar 10.5 )

6
Rawuh, Geometri Transformasi (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidika Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga
Kependidikan, 1994), h.100.

12
B
g

A
C

Gambar 10.5

maka CD ruas garis berarah dari k ke m. Oleh karena AB = 2 CD maka GAB =


Mm Mk sedangkan SD = MmMs dan SC = Ms

Jadi :

SD SC = (MmMs)( MsMk) = Mm (Ms Ms) Mk

Atau

SD SC = MmI Mk = Mm Mk

Dengan demikian maka

GAB = SDDC

Contoh : Jika A = (3 , -1), B = (1, 7) dan C = (4, 2) adalah titik –titik yang
diketahui, tentukan sebuah titik D sehingga GAB = SDSC

Jawaban : andaikan E sebuah titik sehingga CE  AB maka

E = (4+(1-3),2+[7-(-1)]) atau E = (2,10)

Apabila D titik tengah CE maka D = (3, 6), sehingga

CE  2CD

Jadi AB  2CD

13
Menurut teorema 10.5 diperoleh GAB = SDSC maka titik D yang dicari adalah (3,
6)

Teorema 10.6 : Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu
setengah putaran.

Bukti : Andaikan GAB suatu geseran dan C sebuah titik sebarang. Andaikan E

titik (yang tunggal) sehingga CE  AB . Andaikan D titik tengah CE maka

CE  2CD , menurut terorema 10.5

GAB = SDSC

Jadi GABSC = (SDSC)SC = SD(SCSC) = SD I = SD maka GABSC = SD’

Akibat : Andaikan SA’ SB dan Sc masing-masing setengah putaran, maka SCSBSA


= SD

Bukti : Kita peroleh berturut-turut : ScSB = GZBCSA’

A B

D C

Gambar 10.6

Andaikan GZBCSA = SX maka 2 BC  2 AX atauBC  AX

Jadi SCSBSA = SD sehingga BC  AD

Perhatikan dua geseran GAB dan GBC, maka GBC(A) = B dan GBC(B) = C, sehingga
dapat kita tulis bahwa GBCGAB(A) = C (gambar 10.7). Apabila E titik sebarang,
maka GAB (E) = E’ dengan EE '  AB sedangkan GBC(E’) = E’’ sehingga

E' E"  BC

14
B E’

A P R C E E’’

Gambar 10.7

Maka GBCGAB(E) = E” dengan EE"  AC sehingga

GEE” (E) = E” = GAC(E). Jadi GBCGAB = GAC’

Hal ini dapat juga dilihat sebagai berikut dengan menggunakan teorema 10.6 :

Andaikan P,Q dua titik sehingga 2 PQ  AB dan titik R sehingga 2 QR  BC maka

GAB = SQSP dan GBC = SRSQ

Sehingga

GBCGAB = (SRSQ)(SQSP) = SRSQ

Oleh, karena 2 PR = AC maka SkSr = GAC

Jadi

GBC GAB = GAC

Dengan demikian terbukti teorema berikut:

Teorema 10.7 :

Hasilkali dua translasi adalah sebuah translasi

Catatan: Apabila CD = BA maka GABGCD = G ABGBA = 1. Disini 1 adalah

transformasi identitas. Jadi : kalau CD = BA maka kalau 1 dianggap sebagai


translasi.

15
Teorema 10.8 :

Jika GDA sebuah translasi yang ditentukan oleh titik-titik O(0,0) dan A(a,b) dan T
transformasi yang didefenisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai T(P) = (x + a.y +
b) maka T = GOA'

Bukti : untuk P = (x,y), T(P) = (x + a.y + b). andaikan P' = GOA maka PP' = OA
sehingga P' = (x+a-o, y+b-o) = (x + a.y + b).

Jadi T (P) = GOA (P), ∀ P 𝜀 V. ini berarti GOA = T.

Untuk membuktikan dengan koordinat-koordinat teorema 10.7 perhatikan dua


translasi GEF dan GKH'. Andaikan A = (a,b) dan B = (c,d) dua titik sehingga OA =
EF dan OB = KH maka apabila P(x,y) titik sebarang, diperoleh GEF (P) = GOA
(P) = (x + a.y + b), dan GKH (P) = GOB (P) = (x+c,y+d) maka

GKH GEF (P) = GOB GOA (P) = GOB [(x + a.y + b)]

= ((x + a)+c, (y + b) + d) = (x + (a + c). y + (b + d))

Ini berarti bahwa GKH GEF adalah translasi yang membawa titik O (0,0) ke titik

(a + c, b + d)

Contoh 1 :

Andaikan GAB suatu translasi yang membawa titik A(2,3) ke titik B(4,1) dan GCD
suatu translasi yang membawa titik C(-3,4) ke titik D(0,3). Jika P(x,y) tentukan
GCD GAB (P).

Jawaban : Andaikan O' = GAB (0) dan O'' = GCD (O) maka OO ' = AB dan OO '' =
CD . Jadi O' = (0 + 4 – 2,0 +1 – 3) = (2, - 2)

Begitu pula O'' = (0+0+3,0+3 – 4) = (3, - 1).

Jadi GAB (P) = (x+2, y – 2) dan GCD (P) (x +3, y – 1) sehingga

GCD GAB (P) = GCD [(x+2, y – 2)] = (x +2 + 3, y – 2 – 1) = (x + 5, y – 3).

16
Contoh 2:

Diketahui tiga titik tak segaris A,B, dan C. Lukislah segitiga XYZ sehingga A, B,
C adallah titik tengah XY, YZ, dan ZX.

Jawaban: Andaikan P sebuah titik. Andaikan bahwa P ' ' ' = SC SB SA (P): menurut
akibat teorema 10,6 SC SB SA adalah setengah putaran mengelilingi sebuah titik X

sehingga P ' ' ' = SX (P) dengan X titik tengah PP' ' ', kemudian lukislah Y = SA

(X), Z = SB (Y). dan W = SC (z). jadi W = SC SB SA (X). jadi A titik tengah YX , B

titik tengah YZ , dan C titik tengah WZ . Oleh karena SC SB SA = Sx maka W =


SX(X) = X. ini berarti W = X.

Jadi ∆ XYZ adalah segitiga yang dicari (gambar 10.8).

P
B

P C
Z

Apakah ada segitiga lain yang dapat memenuhi persyaratan itu? Andaikan ∆RST
suatu jawaban, maka A titik tengah ̅̅
RS̅̅. B titik tengah ̅̅̅
ST. Jadi ScSBSA(R) = R. Ini
berarti R titiktetap Sx, tetapi satu-satunya titik tetap sebuah setengah putaran
̅̅̅̅. Begitu pula
adalah X. Jadi R = X sehingga S = Y. Oleh karena A titik tengah RS
T = Z. Jadi ∆ XYZ = ∆RST, maka satu-satunya jawaban adalah segitiga XYZ.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu pemetaan S disebut geseran/translasi, apabila terdapat suatu ruas garis
berarah AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P dalam bidang V berlaku S(P)
= P’ dengan PQ = AB. Selanjutnya geseran dengan vektor AB dinyatakan sebagai
SAB
Translasi atau pergeseran adalah suatu transformasi yang dilakukan dengan
cara menggeser setiap titik dari suatu bangun dengan arah dan jarak yang sama.
Translasi mempunyai sifat-sifat dan hasil kali yang dapat dibuktikan. Sifat-
sifat translasi (geseran) dapat dibuktikan dalam teorema 10.1, teorema 10.2,
teorema 10.3,dan teorema 10.4. Sedangkan untuk membuktikan hasil kali translasi
(geseran) dapat dibuktikan dalam teorema 10.5, teorema 10.6, teorema 10.7,dan
teorema 10.8.

B. Saran
Kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
terutama dalam pembelajaran transformasi geometri khususnya materi tentang
translasi (pergeseran). Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan masalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik ke depannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Rawuh. 1994.Geometri Transformasi, Jakarta : Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidika Tinggi Proyek Pembinaan dan
Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan.

Soewito. 1993. Pendidikan Matematika 4, Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan
Pendidikan Kependudukan.

Soejadi., Kurikulum dan Materi Matematika SMU, Jakarta : Universitas


Terbuka.

https ://osf.io > inarxiv usvdh > download

https:fadlibae.files.wordpress.com download

19

Anda mungkin juga menyukai