Oleh :
KELOMPOK IV
PMM-6/V
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami karunia,
rahmat, dan berkah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul
“Translasi (Geseran)”
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna untuk
semua kalangan yang ingin mencari tahu tentang Translasi (Geseran)
Wassalamu’alaikum wr.wb.
( Tim Penyusun)
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar ...................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................. ii
A. Kesimpulan ................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................ 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sifat-sifat dari translasi (pergeseran) dalam geometri
transformasi?
2. Apa saja hasil kali dari translasi (pergeseran) dalam geometri
transformasi?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat dari translasi (pergeseran) dalam
geometri transformasi.
2. Untuk mengetahui apa saja hasil kali dari translasi (pergeseran) dalam
geometri transformasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bukti:
Pilih sebuah sistem koordinat dengan g sebagai sumbu y dan sebuah garis
tegak lurus pada g, sebagai sumbu x
A A’’
N
B B”
B’
g h
1
https ://osf.io > inarxiv usvdh > download (diakses tanggal 3 Oktober 2018 pukul 20.00
WIB).
2
Pendidikan Matematika 4 (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek
Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan Pendidikan Kependudukan, 1993), h.257
5
Gambar 10.1
Misalkan :
𝐴 = (𝑎1 , 𝑎2 )
𝐵 = (𝑏1 , 𝑏2 )
Persamaan h adalah 𝑥 = 𝑘, 𝑘 ≠ 0
̅̅̅̅̅ maka harus
Pada gambar diatas diketahui jika N adalah titik tengah 𝐴"𝐵
dibuktikan N adalah titik tengah ̅̅̅̅̅̅
𝐴𝐵′′.
Apabila 𝑃(𝑥, 𝑦), 𝑝 ∉ ℎ
̅̅̅̅̅′ memotong h di sebuah titik Q. Karena h:x=k
Diperoleh 𝑃′ = 𝑀ℎ (𝑃) maka 𝑃𝑃
dan 𝑝(𝑥, 𝑦) maka titik potong 𝑄 = (𝑘, 𝑦) dengan Q adalah titik tengah ̅̅̅̅
𝑃𝑃.
Karena 𝑄(𝑘, 𝑦) 𝑑𝑎𝑛 𝑃(𝑥, 𝑦)𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑠𝑎𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑃′ = (𝑥1 , 𝑦2 ) maka diperoleh
𝑥1 + 𝑥 𝑦1 + 𝑦
𝑄=( , )
2 2
𝑥1 + 𝑥 𝑦1 + 𝑦
𝑘, 𝑦 = ( , )
2 2
Maka :
𝑥1 + 𝑥
=𝑘
2
𝑥1 = 2𝑘 − 𝑥
𝑦1 + 𝑥
=𝑦
2
𝑦1 = 𝑦
Jadi, 𝑀ℎ (𝑃) = 𝑃′ = (2𝑘 − 𝑥, 𝑦)
Karena garis sumbu koordinat y maka 𝑀ℎ (𝑃) = 𝑃′′ = (−𝑥, 𝑦)
= 𝑀ℎ ((−𝑥, 𝑦))
= (2𝑘 − (−𝑥), 𝑦)
= (2𝑘 + 𝑥, 𝑦)
6
B” = MhMg (B) = (2x + b1, b2)
̅̅̅̅̅, maka:
Oleh karena N titik tengah 𝐴"𝐵
(2𝑘 + 𝑎1 ) + 𝑏1 𝑎2 + 𝑏2
𝑁=( , )
2 2
(2𝑘+𝑎1 )+𝑏1 𝑎2 +𝑏2
jika 𝑁 = ( , )dan 𝐴 = (𝑎1 , 𝑎2 )
2 2
Definisi : Suatu padanan G dinamakan suatu geseran apabila ada ruas garis
̅̅̅̅ sehingga setiap titik P pada bidang menjadi p’ dengan G(P) = P’ dan
berarah 𝐴𝐵
̅̅̅̅̅
𝑃𝑃′ = ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 .3
Teorema 10.2
Apabila ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 = ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 maka GAB = GCD
Bukti: Jika x sebarang, maka harus dibuktikan GAB (X) = GCD (X)
Misalkan: GAB (X) = X1 dan GCD (X) = X2
𝑋𝑋1 = ̅̅̅̅
Maka ̅̅̅̅̅ 𝑋𝑋2 = ̅̅̅̅
𝐴𝐵 dan ̅̅̅̅̅ 𝐶𝐷
̅̅̅̅ = 𝐶𝐷
Karena 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ maka 𝑋𝑋
̅̅̅̅̅1 = ̅̅̅̅̅
𝑋𝑋2
Ini berarti bahwa 𝑋1 = 𝑋2
Jadi, dapat disimpulkan bahwa GAB = GCD .
3
R. Soejadi, dkk, Kurikulum dan Materi Matematika SMU (Jakarta : Universitas Terbuka,
2003), h.6.28
7
Contoh :4
Lukislah :
PENYELESAIAN :
M N
P’’ B’
P
Teorema 10.3
Andaikan g dan h dua garis yang sejajar dan ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 sebuah garis berarah tegak lurus
pada g dengan C ∈ 𝑔 dan D ∈ h. Apabila ̅̅̅̅̅
𝐴𝐵 = 2 ̅̅̅̅̅
𝐶𝐷 maka GAB = MhMg.
Bukti:
Ambil titik P sebuah titik sebarang
Misal P’ = GAB (P) dan P” = MhMg (P),
4
https:fadlibae.files.wordpress.com download (diakses tanggal 4 Oktober 2018 pukul 19.00
WIB).
8
Akan dibuktikan bahwa P’ = P”.
B
D
P”
C
h
P g
A
̅̅̅̅̅ = 𝐴𝐵
Menurut ketentuan geseran, 𝑃𝑃′ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ = 2 𝐶𝐷
Oleh karena 𝐴𝐵 ̅̅̅̅̅ = 2 𝐶𝐷
̅̅̅̅, maka 𝑃𝑃′ ̅̅̅̅ .
= 𝑀ℎ (𝑀𝑔 (𝑐))
= 𝑀ℎ (𝑐) = 𝐶"
̅̅̅̅̅ sehingga 𝐶𝐶"
Jadi D adalah titik tengah 𝐶𝐶" ̅̅̅̅̅ = 2 𝐶𝐷
̅̅̅̅ .
̅̅̅̅̅′
̅̅̅̅̅ = 𝑃𝑃′
Berdasarkan teorema 1 diperoleh𝐶𝐶"
̅̅̅̅̅′ = 2𝐶𝐷
Jadi 𝑃𝑃′ ̅̅̅̅ini berarti bahwa P’ = P”.
9
g h
n
A B
H
3. Oleh karena setiap geseran dapat di tulis sebagai hasilkali dua refleksi,
sedangkan suatu refleksi adalah suatu transformasi maka satu geseran
adalah suatu transformasi yang merupakan isometri pula, oleh karena
suatu refleksi adalah suatu isometri. Lagi pula suatu geseran adalah suatu
isometri langsung sebab setiap refleksi adalah suatu isometri lawan.
Teorema 10.4
Jika GAB sebuah geseran maka (GAB)-1 = GBA.
Bukti
- Geseran adalah hasil kali dua refleksi (teorema 3)
- Refleksi adalah transformasi (teorema)
- Tiap transformasi memiliki balikan (teorema)
Maka setiap geseran memiliki b alikan
Perhatikan gambar berikut:
g h n
A B C
Dari uraian diatas
diperolehGAB= MhMg(A)
10
= Mh[Mg(A)]
= Mh(A)
=B
GAB= MnMh(A)
= Mn[Mh(A)]
= Mn(B)
=B
Jadi GAB(A) = MhMg(A) = MnMh(A) atau GAB = MhMg = MnMh
Sedangkan
GBA(B)= MhMn(B)
= Mh[Mn(B)]
= Mh(B)
=A
GBA(B)= MgMh(B)
= Mg[Mh(B)]
= Mg(A)
=A
Jadi GBA(B) = MhMg(B) = MnMh(B) atau GBA = MhMg = MnMh
Sehingga
(GAB)-1 = (MnMh)-1
= Mn-1Mh-1
= Mh Mn
= GBA
Contoh : 5
5
https:fadlibae.files.wordpress.com download (diakses tanggal 4 Oktober 2018 pukul 19.00
WIB).
11
a. GAB(P) jika P = ( x,y)?
b. Koordinat titik D sehingga GAB (D) = (2,-2).
Jawab:
a. GAB (P) = GAB (x,y)
= { ( -1-3)+x , (2-4)+y }
= ( -4+x, -2 + y )
b. Titik D sehingga GAB (D) = (2,-2)
Karena GAB (P) = (-4+x,-2+y), jika P=(x,y).
Sehingga D = GAB(2.-2) = ( 4+x,2+y) = ( 4+2,2-2) = ( 6,0).
Jadi titik D = ( 6,0).
6
Rawuh, Geometri Transformasi (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidika Tinggi Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga
Kependidikan, 1994), h.100.
12
B
g
A
C
Gambar 10.5
Jadi :
Atau
SD SC = MmI Mk = Mm Mk
GAB = SDDC
Contoh : Jika A = (3 , -1), B = (1, 7) dan C = (4, 2) adalah titik –titik yang
diketahui, tentukan sebuah titik D sehingga GAB = SDSC
CE 2CD
Jadi AB 2CD
13
Menurut teorema 10.5 diperoleh GAB = SDSC maka titik D yang dicari adalah (3,
6)
Teorema 10.6 : Komposit suatu geseran dan suatu setengah putaran adalah suatu
setengah putaran.
Bukti : Andaikan GAB suatu geseran dan C sebuah titik sebarang. Andaikan E
GAB = SDSC
A B
D C
Gambar 10.6
Perhatikan dua geseran GAB dan GBC, maka GBC(A) = B dan GBC(B) = C, sehingga
dapat kita tulis bahwa GBCGAB(A) = C (gambar 10.7). Apabila E titik sebarang,
maka GAB (E) = E’ dengan EE ' AB sedangkan GBC(E’) = E’’ sehingga
E' E" BC
14
B E’
A P R C E E’’
Gambar 10.7
Hal ini dapat juga dilihat sebagai berikut dengan menggunakan teorema 10.6 :
Sehingga
Jadi
Teorema 10.7 :
15
Teorema 10.8 :
Jika GDA sebuah translasi yang ditentukan oleh titik-titik O(0,0) dan A(a,b) dan T
transformasi yang didefenisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai T(P) = (x + a.y +
b) maka T = GOA'
Bukti : untuk P = (x,y), T(P) = (x + a.y + b). andaikan P' = GOA maka PP' = OA
sehingga P' = (x+a-o, y+b-o) = (x + a.y + b).
GKH GEF (P) = GOB GOA (P) = GOB [(x + a.y + b)]
Ini berarti bahwa GKH GEF adalah translasi yang membawa titik O (0,0) ke titik
(a + c, b + d)
Contoh 1 :
Andaikan GAB suatu translasi yang membawa titik A(2,3) ke titik B(4,1) dan GCD
suatu translasi yang membawa titik C(-3,4) ke titik D(0,3). Jika P(x,y) tentukan
GCD GAB (P).
Jawaban : Andaikan O' = GAB (0) dan O'' = GCD (O) maka OO ' = AB dan OO '' =
CD . Jadi O' = (0 + 4 – 2,0 +1 – 3) = (2, - 2)
16
Contoh 2:
Diketahui tiga titik tak segaris A,B, dan C. Lukislah segitiga XYZ sehingga A, B,
C adallah titik tengah XY, YZ, dan ZX.
Jawaban: Andaikan P sebuah titik. Andaikan bahwa P ' ' ' = SC SB SA (P): menurut
akibat teorema 10,6 SC SB SA adalah setengah putaran mengelilingi sebuah titik X
sehingga P ' ' ' = SX (P) dengan X titik tengah PP' ' ', kemudian lukislah Y = SA
P
B
P C
Z
Apakah ada segitiga lain yang dapat memenuhi persyaratan itu? Andaikan ∆RST
suatu jawaban, maka A titik tengah ̅̅
RS̅̅. B titik tengah ̅̅̅
ST. Jadi ScSBSA(R) = R. Ini
berarti R titiktetap Sx, tetapi satu-satunya titik tetap sebuah setengah putaran
̅̅̅̅. Begitu pula
adalah X. Jadi R = X sehingga S = Y. Oleh karena A titik tengah RS
T = Z. Jadi ∆ XYZ = ∆RST, maka satu-satunya jawaban adalah segitiga XYZ.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suatu pemetaan S disebut geseran/translasi, apabila terdapat suatu ruas garis
berarah AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P dalam bidang V berlaku S(P)
= P’ dengan PQ = AB. Selanjutnya geseran dengan vektor AB dinyatakan sebagai
SAB
Translasi atau pergeseran adalah suatu transformasi yang dilakukan dengan
cara menggeser setiap titik dari suatu bangun dengan arah dan jarak yang sama.
Translasi mempunyai sifat-sifat dan hasil kali yang dapat dibuktikan. Sifat-
sifat translasi (geseran) dapat dibuktikan dalam teorema 10.1, teorema 10.2,
teorema 10.3,dan teorema 10.4. Sedangkan untuk membuktikan hasil kali translasi
(geseran) dapat dibuktikan dalam teorema 10.5, teorema 10.6, teorema 10.7,dan
teorema 10.8.
B. Saran
Kami berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
terutama dalam pembelajaran transformasi geometri khususnya materi tentang
translasi (pergeseran). Penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dalam penulisan masalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik ke depannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
https:fadlibae.files.wordpress.com download
19