Anda di halaman 1dari 13

MATEMATIKA I

MAKALA

PERNYATAAN BILANGAN KOMPLEKS


DAN
BENTUK KUTUB BILANGAN KOMPLEKS

2019

NURMEGAWATI QURNYAH DJUWARI


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “PERNYATAAN BILANGAN KOMPLEKS SECARA
GRAFIS DAN BENTUK KUTUB BILANGAN KOMPLEKS”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan


wawasan kita semua tentang bilangan Kompleks secara grafis dan bentuk Kutubnya.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini . Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami khususnya .

Ternate, 22 Oktober 2019

NURMEGAWATI QURNYAH DJUWARI


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

2. Rumusan Masalah .................................................................................... 1

3. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

1 Bentuk Kutub(Polar) Bilangan Kompleks .................................................... 2

2. Penjumlahan Bilangan Kompleks Secara Grafis ........................................... 6

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan ................................................................................................. 9

2. Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 10


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-


bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan-hubungannya diantara hal-hal
itu.

Bertitik tolak dari tujuan pembelajaran matematika yaitu menumbuhkan dan


mengembangkan keterampilan berhitung sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari,
maka matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang memberi tekanan pada penalaran
dan memberikan pengajaran perpangkatan dan akar bilangan dalam menerapkan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu konsep dasar matematika harus ditanamkan benar-benar dalam
diri pribadi setiap anak didik. Sebab kalau penguasaan mereka terhadap konsep
matematika.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskar beberapa masalah yaitu


diantaranya :

- jelaskan bilangan kompleks secara grafis dan bentuk kutub bilangan kompleks

3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah :

1. Menyelesaikan tugas mata kuliah

2. Menambah wawasan kita semua


BAB II

PEMBAHASAN

A. BENTUK KUTUB(POLAR) BILANGAN KOMPLEKS


Selain dinyatakan dalam bentuk z = x+iy = (x,y), bilangan kompleks z dapat
dinyatakan pula dalam bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r,).
Jika P(x,y) adalah suatu titik di bidang kompleks, maka secara geometri dinyatakan sebagai
berikut :
y

r = |z|

0,0 x x

x= r cos θ
y= r sin θ
dimana
|z| = r = √𝑥 2 + 𝑦 2
θ disebut amplitude atau argumen dari z
𝑦
karena θ = arc tan 𝑥 sehingga
𝑦
(arg z = arc tan 𝑥 dimana -𝜋 < θ ≤ 𝜋)
Hal ini mengakibatkan:
z= x + iy
z= r cos θ + r i sin θ

z= r cos θ + r i sin θ dinamakan bentuk kutub bilangan kompleks.

r dan θ dinamakan koordinat kutub.


Cis singkatan dari cos + i sin θ, maka
z = r cis θ
atau denagn rumus Euler, dapat dinyatakan z = 𝑟𝑒 θi

Contoh:
Nyatakan dalam bentuk polar:
1. 1 + i
Penyelesaian:
r = √1 + 12 = √2
1
θ = arc tan 1
𝜋
θ = 450 = 4
𝜋𝑖
𝜋 𝜋 𝜋
maka z = √2 (cos 4 + i sin 4 ) = √2 cis 4 = √2 𝑒 4

1. Operasi Perkalian , Pembagian dan Teorema De’Moivre

 Operasi Perkalian

Telah kita ketahui bahwa bilangan kompleks dalam bentuk kutub adalah
z = r(cos  + i sin ).
Jika z1 = r1(cos 1 + i sin 1) dan z2 = r2(cos 2 + i sin 2), maka kita peroleh hasil
perkalian keduanya sebagai berikut :

z1 z2 = [r1(cos 1 + i sin 1)][r2(cos 2 + i sin 2)]


z1 z2 = r1 r2 [(cos 1 cos 2 - sin1sin 2) + i (sin 1 cos 2 + cos 1sin 2)]
z1 z2 = r1 r2 [cos (1 + 2 ) + i sin (1 + 2)]
Dari hasil perkalian tersebut diperoleh:

Arg (z1 z2) = 1 + 2 = arg z1+ arg z2

Sedangkan untuk perkalian z1 z2 z3. . . . zn


Jika diketahui:
z1 = r1(cos 1 + i sin 1)
z2 = r2(cos 2 + i sin 2)
.
.
.
zn = rn(cos n + i sin n), untuk n asli,

maka secara induksi matematika, diperoleh rumus perkalian


z1 z2 … zn = r1 r2 …rn[cos (1 + 2+…+n) + i sin (1 + 2+…+n)] .
Akibatnya jika, z = r(cos  + i sin ) maka

zn = rn (cos n + i sin n )
 Operasi Pembagian

Sedangkan pembagian z1 dan z2 adalah sebagai berikut:


z1 r1 (cos 1  i sin 1 )

z2 r2 (cos  2  i sin  2 )

Setelah pembilang dan penyebut dikalikan dengan


sekawan penyebut, yaitu r2(cos 2 - i sin 2), maka
diperoleh :
𝑧1 𝑟
= 𝑟1 [cos (1 - 2 ) + i sin (1 - 2)]
𝑧2 2
Dari rumus di atas diperoleh:
𝑧
arg 𝑧1 = 1-2 = arg z1 – arg z2.
2

Akibat lain jika z = r(cos  + i sin ),


maka:
 cos(  )  i sin(  ) 
1 1
z r
1 1
 n
r cos n  i sin n 
untuk : n
z
Setelah pembilang dan penyebut dikalikan sekawan
penyebut, maka didapat :

 n cos( n )  i sin( n ) 


1 1
n
z r

 Teorema De’Moivre (Pangkat bilangan kompleks)

Khusus untuk r = 1 maka :


(cos  + i sin )n = cos n + i sin n, n ∈ bilangan positif.

 Akar Bilangan Kompleks

Bilangan kompleks z adalah akar pangkat n dari bilangan kompleks w, jika zn = w, dan
1
ditulis z = 𝑤 𝑛
Jika z = (cos +i sin) akar pangkat n dari bilangan kompleks w = r(cos+i sin), maka
dari zn = w
diperoleh: n(cosn +i sinn) = r(cos+i sin),
sehingga n = r dan n= +2k , k bulat.
1
  2 k
Akibatnya dan
 rn 
n
Jadi, akar pangkat n dari bilangan kompleks
w = r(cos+i sin) adalah:
1
θ+2kπ θ+2kπ
z = 𝑟 𝑛 [cos 𝑛 + i sin 𝑛 ]
untuk k = (1,2,3 ..... n-1)
dan untuk n = bilangan asli.

Kita tidak dapat menentukan nilai suatu bilangan kompleks selayaknya bilangan real, tetapi
bisa dipresentasikan secara grafis. Dala sistem penggambaran bilangan biasa (kartesius) angka
(3) disajikan oleh sebuah garis dari titik asal (0) ke titik 3 pada skalanya. Begitu pula untuk
merepresentasikan (-3) dibawa ke titik -3 pada skalanya. Kedua garis sama panjang hanya ditarik
pada arah masing-masing berlawanan. Maka dibuat tanda mata panah untuk membedakan
keduanya. Sebuah garis merepresentasikan arah dan besar (magnitudo) disebut sebagai vektor

Sekarang jika kita kalikan (+3) dengan faktor (-1) didapatkan (-3) sehingga faktor (-1)
memiliki pengaruh memutar vektornya sebesar 1800 Mengalikan dengan faktor (-1) ekivalen
dengan j2 Jika dikalikan dengan j saja maka akan memiliki pengaruh separuh saja yang berarti
akan memutar vektor 900 . Representasi Grafis Suat

Faktor j selalu memutar vektor sebesar 900 dalam arah positif pada pengukuran sudut
(berlawanan arah jarum jam).  Jika kita mengalikan j3 dengan faktor j lagi maka akan didapatkan
j23, berarti (-3) dan diagramnya akan menghasilkan:  Jika (-3) dikalikan j lagi, maka vektor
berputar 900 .  Coba dibuat sketsanya pada slide berikutnya:

Dinyatakan garis acuan dalam sumbu x dan sumbu y Maka dapat dilihat bahwa: 1. Skala
pada sumbu –X merepresentasikan bilangan real. Maka sumbu-X disebut sumbu real 2. Skala
pada sumbu-Y merepresentasikan bilangan imajiner. Oleh karena itu sumbu-Y disebut sumbu
imajiner.  Sekarang coba dibuat sketsa vektor untuk merepresentasikan: (a) 5; (b) -4; (c) j2; (d)
-j

Jika kita ingin menyatakan 3+2 sebagai jumlah dua buah vektor, kita harus menggambar
keduanya sebagai rantai, vektor kedua berawal dari ujung vektor pertama.

Jika kita ingin merepresentasikan bil kompleks ( 3 + j2), maka ditambahkan vektor yang
mewakili 3 dengan vektor yang mewakili j2. Representasi Grafis Su
Vektor tunggal ekuivalen yang merepresentasikan (3 + j2) adalah sebuah vektor yang
berpangkal pada pangkal dari vektor pertama (titik asal) dan berujung pada ujung vektor terakhir.
Representasi grafis ini menghasilkan Diagram Argand Sekarang dicoba menggambar diagram
Argand untuk merepresentasikan vektor: a. Z1 = 2 + j3 b. Z2 = -3 + j2 c. Z3 = 4 – j3 d. Z4 = -4 – j5
Represen

Bagian real berkorespon dengan sumbu-X Bagian imajiner berkorespon dengan sumbu-Y

Coba kita jumlahkan z1 = 5 + j2 dengan z2 = 2 + j3 dengan menggunakan diagram Argand.

Jika OP mewakili bilangan kompleks a + jb, berapakah nilai a dan b? a = 5 + 2 = 7 b = 2 + 3


= 5 Maka OP = z = 7 + j5

2. Penjumlahan Bilangan Kompleks


Secara Grafis
Marilah kita jumlahkan z1 = 5 + j2 dan z2 = 2 + j3 dengan
menggunakan diagram Argand. Jika kita menambahkan vektor-
vektor, vektor-vektor tersebut haruslah digambar seperti rantai.
Oleh sebab itu kita tari dari ujung z1,sebuah vektor AP yang
mewakili z2 dalam magnitudo dan arah, yakni AP = OB dan sejajar
dengannya. Oleh sebab itu, OAPB merupakan jajaran-genjang.
Dengan demikian jumlah z1 dan z2 diberikan oleh vektor yang
menghubungkan titik awal dengan ujung vektor terakhir, yaitu OP.
Bilangan kompleks z1 dan z2 dengan demikian dapat
dijumlahkan dengan cara menggambar diagonal dari jajaran-
genjang yang dibentuk oleh z1 dan z2.

Jika OP mewakili bilangan kompleks a + jb, berapakah nilai a


dan b dalam hal ini?

a = 5 + 2 = 7; b = 2 + 3 = 5

∴ OP=z=7 +j5
Anda dapat memeriksa hasil ini dengan menambahkan (5 + j2) dan
(2 + j3) secara aljabar.
Jadi jumlah dari kedua vektor itu pada diagram Argand diberikan
oleh diagonal dari jajaran-genjang vektor-vektor tersebut.

Bagaimana kita melakukan pengurangan dengan cara yang


sama? Kita melakukan pengurangan ini secara cerdik tanpa harus
mempelajari metode yang baru. Kiatnyamhanyamsepertimini:
z1 - z2 = z1 + (-z2)

Dengan kata lain, kita menggambar vektor yang


mempresentasikan z1 dan vektor negatif dari z2 serta menambahkan
keduanya seperti sebelumya. Vektor negatif z2 hanyalah berupa
vektor dengan magnitudo (atau panjang) yang
samadan dengan z2 tetapi dengan arah yang berlawanan.
Sebagaimcontoh,mmjika z1 =5+j2mmdan z2 =2+j3
vektormmOA= z1 =5+j2
OP= -z2 =-(2+j3)
MakaOQ= z1 +(-z2)= z1 - z2

Tentukanlah pada diagram Argand

(4+j2)+(-2+j3)-(-1 +j6)

OA= z1 = 4+j2
OB= z2 = -2+j3
OC= -z3 = 1- j6

MakakkkOP= z1 + z2
OQ = z1 + z2 - z3 = 3 - j.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Selain dinyatakan dalam bentuk z = x + iy = (x,y), bilangan kompleks z dapat dinyatakan pula
dalam bentuk koordinat kutub atau Polar, yaitu z = (r,). Jika P(x,y) adalah suatu titik di bidang
kompleks

Kita tidak dapat menentukan nilai suatu bilangan kompleks selayaknya bilangan real, tetapi
bisa dipresentasikan secara grafis. Dala sistem penggambaran bilangan biasa (kartesius)
angka (3) disajikan oleh sebuah garis dari titik asal (0) ke titik 3 pada skalanya. Begitu pula
untuk merepresentasikan (-3) dibawa ke titik -3 pada skalanya. Kedua garis sama panjang
hanya ditarik pada arah masing-masing berlawanan. Maka dibuat tanda mata panah untuk
membedakan keduanya. Sebuah garis merepresentasikan arah dan besar (magnitudo)
disebut sebagai vektor

2. Saran

Karena kita tidak ada ruginya dalam belajar Matematika dan juga untuk mendapatkan
nilai yang kita inginkan dan juga jika kita mau berlatih dan berusaha semua kata sulit
itu bisa di atasi, tingkatan prestasi dan belajar pelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/AhmadZamanHuri1/bilangan-kompleks-42942146

https://www.academia.edu/9428096/BENTUK_KUTUB_POLAR_BILANGAN_KOMPLEKS

https://www.academia.edu/15764763/Pertemuan_II_Matematika_teknik

Anda mungkin juga menyukai